Kehilangan Berat HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kehilangan Berat

Weight Loss Contoh Uji Kehilangan berat WL merupakan salah satu respon yang diamati karena berkurangnya berat contoh uji akibat aktifitas makan rayap tanah Coptotermes curvignathus Holmgren.. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan menggunakan metode JIS K 1571-2004 dengan masa pengumpanan selama 21 hari, diperoleh nilai rata-rata kehilangan berat kayu meranti merah dari hutan alam dan hutan tanaman yang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Persentase kehilangan berat contoh uji kayu meranti merah dari hutan alam dan hutan tanaman Dari data tersebut, dapat terlihat perbedaan persentase kehilangan berat kayu meranti merah dari hutan alam. Kayu teras bagian atas dan bawah berturut- turut sebesar 2,66 dan 2,24, sedangkan pada kayu gubal atas dan bawah berturut-turut sebesar 2,83 dan 2,76. Persentase kehilangan berat tertinggi baik pada kayu bagian atas maupun bagian bawah terdapat pada kayu gubal, hal ini dikarenakan kayu teras memiliki keawetan alami yang tinggi disebabkan adanya zat-zat yang bersifat toxic racun dalam zat ekstraktif Pandit Kurniawan 2008. Sedangkan persentase kehilangan berat pada posisi batang atas Asal Kayu Posisi Batang Bagian Kayu WL rata-rata Hutan Alam Atas Teras 2,66 Gubal 2,83 Bawah Teras 2,24 Gubal 2,76 Hutan Tanaman Atas Teras 2,72 Gubal 3,59 Bawah Teras 2,66 Gubal 3,42 memiliki nilai yang lebih tinggi daripada batang bawah. Brown 1952 menyatakan bahwa berat jenis kayu pada umumnya semakin menurun dari pangkal batang, pucuk dan cabang. Rayap biasanya menyerang bagian yang kurang padat, jadi bagian kayu awal dari riap tumbuh tahunan lebih disukai Darrel 1987. Semakin kecil persentase kehilangan berat contoh uji menunjukkan bahwa semakin sedikit bagian contoh uji yang dimakan oleh rayap tanah C. curvignathus. Hal ini mungkin dapat diakibatkan oleh adanya pengaruh kandungan zat ekstraktif dengan jumlah yang sesuai dengan kondisi yang tidak disukai oleh rayap sehingga contoh uji yang dimakan oleh rayap sangat sedikit. Kehilangan berat kayu meranti merah dari hutan tanaman dengan perbedaan nilai kehilangan berat pada kayu teras bagian atas dan bawah berturut- turut 2,72 dan 2,66, serta kayu gubal bagian atas dan bawah berturut-turut 3,59 dan 3,42. Persentase kehilangan berat tertinggi baik pada kayu bagian atas maupun bagian bawah terdapat pada kayu gubal, hal ini dikarenakan kayu teras memiliki keawetan alami yang tinggi. Sedangkan persentase kehilangan berat pada posisi batang atas memiliki nilai yang lebih tinggi daripada batang bawah. Hal tersebut juga terdapat pada hutan alam, dimana kayu teras memiliki keawetan yang lebih tinggi daripada kayu gubal. Keawetan kayu teras diperoleh dari unsur-unsur pokok zat ekstraktif yang berperan sebagai bahan-bahan pengawet alami Darrel 1987. Nandika et al. 1996 menyatakan bahwa keawetan alami kayu ditentukan oleh jenis dan banyaknya zat ekstraktif yang bersifat racun terhadap organisme perusak kayu yang jumlahnya bervariasi menurut jenis kayu, umur pohon, dan posisi dalam batang. Hal inilah yang menyebabkan keawetan alami setiap jenis kayu berbeda-beda bahkan pada jenis kayu yang sama dan pada batang kayu yang sama. Tabel 3 Perbandingan persentase kehilangan berat bagian kayu dari hutan alam dan hutan tanaman Asal Kayu Bagian Kayu WL rata-rata Hutan Alam Teras 2,45 Gubal 2,80 Hutan Tanaman Teras 2,69 Gubal 3,51 Berdasarkan data pada Tabel 3, dapat diketahui persentase kehilangan berat pada kayu hutan alam dan hutan tanaman untuk bagian kayu teras berturut- turut adalah 2,45 dan 2,69, sedangkan untuk bagian kayu gubalnya sebesar 2,80 dan 3,51. Kayu teras hutan alam memiliki nilai kehilangan berat yang lebih kecil daripada hutan tanaman dan kayu gubal hutan alam memiliki nilai kehilangan berat yang lebih kecil daripada hutan tanaman. Jadi, dapat diketahui bahwa kayu meranti merah hutan alam memiliki keawetan alami yang lebih tinggi dibandingkan kayu meranti merah dari hutan tanaman dengan diameter batang yang sama yaitu 30 cm. Kayu meranti merah dari hutan tanaman merupakan kayu meranti cepat tumbuh dengan adanya perlakuan silvikultur yang menyebabkan pertumbuhannya bertambah dalam waktu yang lebih singkat. Sedangkan pada hutan alam, kayu tumbuh dengan alami hanya dengan dukungan faktor alam sehingga pertumbuhan lebih lama untuk mencapai diameter tertentu, namun memiliki kematangan kayu yang lebih baik dari hutan tanaman. Wistara et al. 2002 menyatakan bahwa umumnya semakin tinggi kandungan ekstraktif dalam kayu, maka keawetan alami kayu cenderung meningkat dan umur kayu memiliki hubungan yang positif dengan keawetan kayu. Pengujian secara statistik juga dilakukan untuk mengetahui pengaruh asal kayu, posisi batang, bagian kayu, serta interaksi antar ketiganya terhadap kehilangan berat contoh uji. Tabel 4 Hasil analisis sidik ragam kehilangan berat contoh uji Keterangan : = nyata, = sangat nyata, tn = tidak nyata Faktor DB JK KT F Sig. Asal Kayu 1 1,357 1,357 6,611 0,021 Posisi Batang 1 0,190 0,190 0,927 0,350 tn Bagian Kayu 1 2,014 2,014 9,812 0,006 Asal Kayu x Posisi Batang 1 0,024 0,024 0,118 0,736 tn Asal Kayu x Bagian Kayu 1 0,338 0,338 1,645 0,218 tn Posisi Batang x Bagian Kayu 1 0,025 0,025 0,122 0,732 tn Asal Kayu x Posisi Batang x Bagian Kayu 1 0,078 0,078 0,382 0,545 tn Error 16 3,285 0,205 Hasil yang diperoleh menunjukkan faktor asal kayu dan bagian kayu masing-masing memberikan pengaruh nyata dan sangat nyata terhadap kehilangan berat. Hal ini menunjukan bahwa kayu meranti merah dari hutan alam dan bagian kayu teras masing-masing memiliki keawetan alami yang tinggi dibandingkan kayu dari hutan tanaman dan bagian kayu gubal. Namun posisi kayu tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kehilangan berat contoh uji. Hal ini diduga karena posisi kayu pada pohon memiliki komposisi kimia yang tidak begitu berbeda antara batang atas dan batang bawah dengan jarak potong yang berdekatan dan pengambilan contoh secara acak pada masing-masing posisi kayu sesuai bagian kayu. Jika dilihat dari hubungan antar faktor, tidak ada interaksi yang memberikan pengaruh nyata terhadap kehilangan berat contoh uji.

4.2 Mortalitas Rayap Tanah