FUNGSI TRADISI SLAMETAN CEMBENGAN DALAM MENCIPTAKAN KETERATURAN SOSIAL(Studi Deskriptif pada PT Pabrik Gula Krebet Baru Bululawang Malang)

FUNGSI TRADISI SLAMETAN CEMBENGAN DALAM
MENCIPTAKANKETERATURAN SOSIAL(Studi Deskriptif pada PT Pabrik
Gula Krebet Baru Bululawang Malang)
Oleh: PUJI WULANDARI ( 00240025 )
Sociology
Dibuat: 2009-08-14 , dengan 2 file(s).

Keywords: TRADISI, CEMBENGAN, KETERATURAN SOSIAL
ABSTRAK
Upacara tradisional merupakan salah satu bentuk tradisi masyarakat Indonesia yang sampai saat ini masih banyak
dilaksanakan oleh masyarakat pendukungnya. Upacara tradisional artinya kegiatan sosial yang melibatkan para
warga masyarakat dalam usaha mencapai tujuan tertentu. Sistem relegi dimasyarakat khususnya dalam sistem
keagaman masyarakat Jawa salah satunya disebut dengan slametan. Slametan dijadikan dalam bentuk berkumpul
bersama yaitu lebih dari dua orang untuk memohon doa. Doa yang dipanjatkan bertujuan agar meminta
keselamatan dan mengabulkan yang mereka inginkan slametan dipimpin oleh seorang pemuka masyarakat. Satu
hal yang tidak lepas dari slametan yaitu sesaji yang berupa makanan tradisional.
Seiring dengan arus industrialisasi dan globalisasi yang membawa konsekuensi bagi perubahan sosial, maka sistem
relegi yaitu slamelan juga mengalami pergeseran. Tetapi di antara masyarakat terdapat komunitas tertentu yang
masih mempertahankan sistem-sistem religi yang dilakukan secara tradisional dan memiliki kekuatan dan daya
tarik aslinya. Fenomena ini nampak pada sistem relegi yaitu tradisi slametan cembengan, yang berlangsung sejak
lama yang dilakukan diseluruh pabrik gula yang terdapat dipulau Jawa.

Dengan sejarah berdirinya pabrik yang cukup lama dari jaman sebelum kemerdekaan tersebut, maka pabrik gula
memiliki nilai-nilai sosial budaya yang telah menjadi tradisi dan selama ini dapat menjaga keteraturan sosial dalam
pabrik gula. Slametan cembengan yang semula merupakan upacara ritual yang dilakukan oleh para pekerja
dipabrik gula untuk meminta keselamatan dan hasil yang baik telah berubah menjadi pesta rakyat sekitar pabrik
Tradisi tersebut dilakukan secara turun temurun yang diyakini dapat menghindarkan manusia dari pengaruh buruk
yang merupakan akulturasi tradisi Cina.
Fakta yang terjadi di PT PG Krebet Baru menunjukkan bahwa hingga saat ini masih melaksanakan ritual tersebut
saat musim giling. Berdasarkan fakta tersebut dirumuskan pemasalahan ini yaitu bagaimana bentuk tradisi
cembengan tersebut saat ini dan bagaimana kontribusinya terhadap keteraturan sosial.
Penelitian ini mengambil lokasi di PT PG Krebet Baru Bululawang Malang. Populasi yang diambil adalah seluruh
karyawan yang bekerja di PG Krebet dengan jumlah sampel sebanyak 18 orang. Cara pengambilan sampling
dengan menggunakan teknik snow ball sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
interview/wawancana, observasi dan dokumentasi. Sedangkan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teori Tentang Tipe-Tipe Tindakan Sosial Menurut Max Weber, Auguste Comte dan Levi-Strauss menjelaskan bahwa
saling ketergantungan yang harmonis. Clifford Geertz mengenai agama, kebudayaan, dan upacara dan teorinya
Giddens tiba pada “teori strukturisasi”.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan berkaitan dengan peran tradisi cembengan dalam menciptakan
keteraturan sosial diperoleh suatu kesimpulan bahwa bentuk dan tradisi cembengan tersebut yaitu sebuah upacara
ritual yang dilakukan oleh para pekerja di dalam PG untuk meminta keselamatan dan hasil produksi yang baik,
yang disertai dengan arakan pengantin tebu, penanaman tujuh kepala kerbau, pasar malem, pementasan wayang

dan pasar malam.

ABSTRACT
Traditional ceremony is a one tradition of Indonesian community that until this time is still conducted by their
supporting community. Traditional ceremony means that social activity that involves community member in
attempt to achieve particular objective. Religion system in the community, especially in religion system of Java
community, among others, is called slametan. Slametan (ceremonial meal) is in the form of meeting together is
that more than two people to pray. The praying stated has an objective to ask for safety and grant what they want.
Slametan is led by a community figure. One thing that cannot be abandoned from slametan is that ritual offerings
(sesaji) that is in the form of traditional food.
Along with industrialization and globalization current that bring consequence for social change, so religion system is
that slametan also undergoes a shift. But, among the community, there is particular community that still maintains
religion systems conducted traditionally and has power and original appeal. This phenomenon appears in religion
system, is that slametan cembengan tradition that occurred in past period and conducted around sugar factory in
Java Island.
With the history of the factory which stand out in longer enough from period before freedom, sugar factory has
socio-cultural values that have been tradition and during this time it can keep social orderliness in sugar factory.
Slametan cembengan that is initially a ritual ceremony conducted by employee in the sugar factory to ask for
safety and better result have changed to be folk party around the factory. This tradition is conducted from a
generation to other, which it is believed that it can avoid people from bad effect that is Chinese tradition

acculturation.
A fact occurred in PT PG Krebet Barn suggests that during this time, the ritual is still conducted when milling
season arrived. Based on these fact, it can be formulated a problem is that how the form of cembengan tradition
for this time and how its contribution to social orderliness. This research obtains location in PT PG Krebet Barn
Bululawang Malang. Population taken is all employees working at PG Krebet with a number of samples of 18
people. A method of taking sample is by using snowball-sampling technique. Technique of collecting data used is
interview, observation, and documentation. Whereas a theory used in this research is the theory about Types of
Social Action according to Max Weber, Auguste Comte and Levi- Strauss explaining harmonious dependence.
Clifford Geertz concerns with religion, culture, and ceremony and Giddens’s theory of “structuralization theory”.
Based on result of the research conducted related with cembengan tradition role in creating social orderliness, it
can be concluded that the form of the cembengan tradition is that a ritual ceremony conducted by employees in PG
to ask for safety and good production output, accompanied by sugar cane procession, planting buffalo head, fair,
wayang stage, and bazaar.