5. Islam melarang menepuh usaha yang haram, seperti melalui kegiatan riba, perjudian, jual-beli barang yang dilarang atau haram, mencuri, merampok,
penggasaban, curang dalam takaran, melalui cara-cara yang batil dan merugikan, dan melalui suap-menyuap.
sumber: M. Syafi’i Antonio
B. Peran Dan Tanggung Jawab Negara dalam Pengembangan Usaha
Koperasi Syariah Ditinjau dari Perspektif Islam
Pemberdayan ekonomi rakyat akan terasa makin penting, jika kenyataan menunjukan bahwa ekonomi Indonesia sebenarnya berbasis ekonomi rakyat,
yakni kegiatan ekonomi yang didominasi unit usaha kecil, mikro dan menengah. Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, Usaha Kecil Menengah UKM
ISLA M C O M PREHENSIV E W A Y O F LIFE ISLA M
AQIDAH SYARIAH
AKHLAQ
IBA D A H M UA M A LA H
SPEC IA L PUBLIC RIG HTS
C RIM INA L C IVIL LA W S
INTERIO R EXTERIO R
INTERNTIO NA L RELA TIO N
C O NSTITUE EC O NO M Y
A DM INISTRA TIV FINA NC E
BA NKING M O RTA G A
INSURA NC E LEA SING
VENTURE
selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan penting, karena sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam
kegiatan usaha kecil baik di sektor tradisional maupun modern. UKM akan terasa semakin kokoh bilamana akan Lembaga Keuangan Mikro terlibat di dalamnya.
Terutama lembaga mikro yang berprinsip syariah. Lembaga syariah yang disebut- sebut dekat dengan usaha akar rumput ini adalah Koperasi Syariah. Karena
perannya sangat strategis, yakni menopang keberlangsungan usaha mikro yang posisinya juga sebagai badan usaha mikro itu sendiri yang diakui pemerintah.
Dengan demikian, peran dan Tanggung Jawab yang besar untuk memberdayakan perekonomian umat adalah bagian dari kewajiban negara yang harus
dilaksanakan.
“Hai Orang-orang yang beriman, taatilah Allah, dan taatilah rasul dan pemimpin diantara kamu...” An-Nisa’ : 59
Pemerintah sebagai penguasa yang telah diberi amanah oleh Allah SWT untuk memimpin bumi, bertanggung jawab terhadap rakyatnya baik secara materi
maupun non-materi. Pada umumnya campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi adalah dalam hal-hal yang berkaitan dengan pengurusan, penyusunan,
penerangan dan peraturan untuk mewujudkan kelancaran, keadilan dan kesimbangan dalam masyarakat.
Allah SWT mensifati orang-orang beriman yang diteguhkan kedudukannya dimuka bumi dengan firman-Nya:
☺ ☺
“yaitu orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat,
menyuruh berbuat makruf dan mencegah perbutan munkar” Al-Hajj: 41. Yang dimaksud dengan diteguhkan di bumi adalah bagi orang-orang yang
beriman yaitu kekuasan di tangan mereka. Pengaruh dari diteguhkan tampak pada ditegakkannya hak Allah yang paling menonjol, shalat, terpeliharanya hak
menusia terutama bagi fakir miskin yaitu hak mereka bagian dari zakat, tersebarnya kebaikan dan ditentangnya kebatilan dan kerusakan. Negara bertugas
menegakkan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap individu dan mencegah mereka dari segala perbuatan haram atau yang merugikan orang lain
maupun pribadi.
12
Tampaklah bahwa peran negara di lapangan ekonomi mantap dan kokoh dalam menjaga norma dan kewajiban, yaitu dalam semua bidang tanpa
kecuali. Rasulullah dan para Khalifah Rasyidin sebagai seorang kepala negara sekaligus agama adalah contoh nyata.
Ibnu Taimiyah menyatakan pemerintahan merupakan institusi yang sangat dibutuhkan. Dia memberi alasan dalam menetapkan negara dan kepemimpinan
12
Qardhawi, Norma dan Etika Eknomi Islam, h. 378
negara itu sebagai kewajiban agama. Sabda Rasulullah SAW: “Jika tiga orang melakukan perjalanan bersama, mereka harus mengangkat seorang diantara
mereka sebagai pemimpin.” Ketika mengutip hadits tersebut, dia menjelaskan:
“Jika seorang pemimpin dibutuhkan dalam perjalanan ⎯ yang
secara temporer yang dilakukan dan hanya terdiri beberapa orang ⎯
sungguh merupakan perintah untuk memiliki seorang pemimpin pula untuk mengatur sebuah asosiasi banyak orang yang sangat besar”
13
Dia lebih jauh menyatakan bahwa kewajiban bagi setiap bagi setiap muslim untuk mengajak berbuat baik dan mencegah perbuatan jahat. Tugas itu
tidak bisa disempurnakan pelaksanaannya tanpa kekuatan dan otoritas kepemimpinan. melaksanakan kewajiban agama, menegakkan keadilan,
memberantas kemiskianan, memerangi kemungkaran dan menjamin adanya supremasi hukum bagi seluruh warga negara. Semua tugas tersebut tak mungkin
ditangani dengan baik tanpa adanya pemerintahan dan kekuasaan.
14
Campur tangan pemerintah terhadap pengembangan usaha kecil dan menengah erat kaitannya dengan pemberantasan kemiskinan, dan menjadi
kewajiban sebuah negara untuk membantu penduduk mampu mencapai kondisi finansial yang lebih baik. Hal demikian sudah menjadi konsensus umum bahwa
siapapun yang tak mampu memperoleh penghasilan yang mencukupi harus dibantu dengan sejumlah uang agar mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.
Tidak menjadi persoalan apakah mereka itu para peminta-minta atau tentara, pedagang, tukang ataupun petani. Misalnya seorang pedagang kecil yang hasil
13
Ibnu Taimiyah, “Al-Siyasah al-Syar’iyyah,” Kairo: Dar Al-Shab, 1971, h.184
14
Abdul Azim Islahi, The Economic Concept of Ibn Taimiyah, UK: The Islamic Foundation, 1982 h. 173
dagangannya tak mencukupi untuk memenuhi kebutuhannya, atau petani yang keterbatasan modal untuk melakukan produksi. Maka semuanya berhak atas
bantuan sedekah yang sumbernya dari anggaran negara.
15
Negara juga harus berupaya agar penduduk mampu memliki standar hidup lebih baik dan membantu
penduduknya agar bisa hidup mandiri. Selama para pedagang atau usahawan kecil mengalami kesulitan untuk
mengembangkan usahanya maka peranan pemerintah sangat diperlukan yang wujudnya bisa dalam bentuk investasi, pembinaan, dan pengawasan. Jika peranan
ini dilaksanakan dengan baik, maka kemiskinan dapat segera diatasi karena peranan jenis sangat ampuh mendidik masyarakat untuk mandiri dan produktif.
C. Prinsip-prinsip Pengembangan Ekonomi yang Digariskan Islam