5.4 Kondisi Ruaya Migrasi dan Sebaran Distribusi Ikan Layang
5.4.1 Bulan Juli
Gambar 39 memperlihatkan, pada awal bulan Juli ikan layang berada di antara Pulau Lumu-lumu dan Pulau Lari-larian, kemudian melakukan ruaya
sepanjang Juli hingga perairan bagian utara Pulau Bawean. Pola ruaya diperkirakan mendekati Pulau Sambergelap, Sambergalang, Kalembu terus
melewati antara Pulau Keramian dan Pulau Masalembu dan berakhir di sebelah timur laut Pulau Bawean. Berarti selama bulan Juli ikan layang diperkirakan
melakukan pola ruaya yang cukup panjang. Posisi-posisi ruaya ikan layang berdasarkan hasil perhitungan diagram kontrol Sheewarth yang disarankan
sebagai posisi penangkapan disajikan pada Tabel 19 berikut ini: Tabel 19 Perkiraan posisi ruaya layang pada bulan Juli
Lintang Selatan LS Bujur Timur BT
2
O
50’ 171” 117
O
36’ 670” 5
O
20’ 205” 113
O
42’ 518”
5
O
17’ 230” 113
O
41’ 010”
Berdasarkan analisis klasifikasi posisi tangkapan ikan yang telah dikemukakan oleh Putro 2002 yaitu posisi pada kelas tangkapan tinggi yang
diduga sebagai posisi ruaya juga merupakan posisi schooling ikan, selanjutnya berdasarkan keterangan dari Asikin 1971 dan Saanin 1984 bahwa ikan layang
melakukan schooling bergerombol pada jarak sekitar 20-30 mil dari perairan lepas pantai serta dengan memanfaatkan fasilitas measure tools dari Arc-view
posisi yang terdapat pada Tabel 19 dapat diukur perkiraan jaraknya dari perairan lepas pantai pulau-pulau terdekat seperti hasil pada Tabel 20 berikut ini:
Tabel 20 Jarak posisi schooling berdasarkan pengukuran spasial dari perairan lepas pantai pada bulan Juli
No Posisi shoaling Jarak
mil = 1.6 km Titik ukur
1. 2
O
50’ 171” LS ∼ 117
O
36’ 670” BT 13,48 mil
17,52 mil Pulau Lumu-lumu
Pulau Lari-larian 2.
5
O
20’ 205” LS ∼ 113
O
42’ 518” BT 37,01 mil
Pulau Masalembu 3.
5
O
17’ 230” LS ∼ 113
O
41’ 010” BT 42,24 mil
Pulau Masalembu
Hasil dari Tabel 20 di atas menunjukkan hanya posisi nomor satu dan dua yang mendekati pernyataan dari Asikin 1971 dan Saanin 1984, dengan titik
ukur perairan lepas pantai Pulau Lari-larian dan Masalembu.
Gambar 40 memperlihatkan selama bulan Juli ikan layang menyebar dari perairan Pulau Lumu-lumu hingga perairan utara Pulau Bawean, sebaran layang
ini diperkirakan juga mendekati pantai Kalimantan Selatan, Pulau Sebuku, Pulau Laut, Pulau Marabatus, Pulau Natasiri Matasiri, Pulau Kalembu,
Pulau Keramian, Pulau Masalembu dan berakhir di timur Pulau Bawean. Posisi- posisi ikan layang berdasarkan hasil perhitungan diagram kontrol Sheewarth yang
disarankan sebagai posisi potensial penangkapan disajikan pada Tabel 21 berikut ini:
Tabel 21 Perkiraan posisi potensial penangkapan layang pada bulan Juli
Lintang Selatan LS Bujur Timur BT
5
O
15’ 709” 113
O
35’ 724” 5
O
18’ 400” 113
O
40’ 400” 5
O
19’ 102” 113
O
39’ 500” 5
O
19’ 300” 113
O
40’ 150” 5
O
18’ 900” 113
O
39’ 400” 5
O
26’ 600” 113
O
30’ 377”
Tabel 22 di bawah ini menunjukkan perbandingan kondisi oseanografi ikan layang hasil olahan spasial Tabel 16 atau Gambar 39 dengan teori-teori
sebelumnya dan hasil wawancara di lapang. Tabel 22 Perbandingan kondisi oseanografi ikan layang untuk parameter
SPL, konsentrasi klorofil-a, kecepatan arus dan salinitas antara teori dan hasil olahan spasial bulan Juli
No. Parameter
Teori Hasil olahan spasial
bulan Juli 1. SPL
20-30
O
C untuk kisaran suhu optimum penangkapan Leavastu dan Hela, 1970
27-30
O
C 2.
Konsentrasi klorofil-a 0,2 mgL Bond, 1979
0,01-1,5 mgL 3. Kecepatan
arus 2 knot untuk aktifitas penangkapan
Trimulyo H 12 Agustus 2006, komunikasi pribadi
1-2 knot 4.
Salinitas 32-34 ‰ salinitas yang disenangi layang
Djamali, 1995 32-33,75 ‰ untuk pergerakan layang
musim timur Asikin, 1971 32-32,5 ‰ salinitas optimum Lursinap,
1970 33-34 ‰
Perbandingan di atas menunjukkan hasil olahan spasial dapat dipakai sebagai informasi pendukung keberadaan atau sebaran ikan layang pada wilayah
operasi purse seine Bajomulyo untuk bulan Juli di Laut Jawa.
Gambar 39 Ruaya ikan layang Decapterus spp pada perkiraan bulan Juli.
Gambar 40 Sebaran ikan layang Decapterus spp pada perkiraan bulan Juli.
5.4.2 Bulan Agustus