Selain  dari  genus  Harpiosquilla,  di  perairan  Indonesia  juga  banyak ditemukan  jenis  udang  mantis  dari  genus  lain,  diantaranya  Areosquilla  indica,
Carinosquilla  carinata,  Oratosquillina  perpensa,  dan  O.  quinquedentata  di Kepualuan  Anambas,  Natuna  Ahyong    Moosa  2004;  Erdmann  and  Boyer
2003  menemukan  spesies  baru  udang  mantis,  yaitu  Lysiosquilloides  mapia  di perairan laut Sulawesi Utara; dan di perairan pesisir barat Aceh ditemukan udang
mantis jenis  Miyakea nepa  Latreille, 1828 dan  Erugosquilla woodmasoni Kemp, 1911 koresponden peneliti.
3.3.2. Distribusi Kelompok Ukuran Udang Mantis Harpiosquilla raphidea
Jumlah  udang  mantis  yang  terdata  selama  penelitian  adalah  2.109  ekor yang terdiri dari 1.294 ekor 549 ekor jantan dan 745 ekor betina yang tertangkap
di  daerah  subtidal  dan  815  ekor  331  ekor  jantan  dan  484  ekor  betina  yang tertangkap di daerah intertidal Gambar 8.
Nilai tengah kelas panjang mm
Gambar 8. Distribusi  kelompok  ukuran  udang  mantis  Harpiosquilla  raphidea
jantan dan betina Berdasarkan  Gambar  8  terlihat  terdapat  dua  sebaran  kelompok  ukuran
udang mantis  Harpiosquilla  raphidea dengan pola relatif sama, baik  pada jantan maupun  betina.  Dua  sebaran  kelompok  ukuran  tersebut  menunjukkan  perbedaan
sebaran  kelompok  ukuran  udang  mantis  yang  tertangkap  di  daerah  intertidal  dan subtidal.  Kelompok  ukuran  sebelah  kiri,  baik  pada  jantan  maupun  betina,
menunjukkan  kelompok  ukuran  udang  mantis  daerah  intertidal,  sedangkan kelompok  ukuran  sebelah  kanan  menunjukkan  kelompok  ukuran  udang  mantis
daerah  subtidal.  Gambaran  yang  menunjukkan  bahwa  dua  sebaran  kelompok ukuran tersebut  merupakan kelompok ukuran udang mantis daerah intertidal  dan
subtidal  akan  semakin  jelas  dengan  menampilkan  hasil  tangkapan  udang  mantis pada daerah intertidal dan subtidal pada grafik yang berbeda Gambar 9.
Nilai tengah kelas panjang mm
Gambar 9. Distribusi  kelompok  ukuran  udang  mantis  Harpiosquilla  raphidea
jantan dan betina pada daerah intertidal dan subtidal Berdasarkan Gambar  9 semakin terlihat  jelas adanya  perbedaan  distribusi
kelompok  ukuran  antara  udang  mantis  yang  tertangkap  di  daerah  intertidal  dan subtidal.  Pada  daerah  intertidal,  udang  mantis  yang  tertangkap  berada  pada
kisaran  panjang  25  mm  hingga  233  mm  dengan  didominasi  oleh  udang  mantis ukuran  79-96  mm,  baik  jantan  maupun  betina.  Sedangkan  di  daerah  subtidal,
udang  mantis  yang  tertangkap  berada  pada  kisaran  panjang  160  mm  hingga  366 mm yang didominasi oleh udang mantis ukuran 193-258 mm, baik jantan maupun
betina. Hasil  uji  t  pada  analisis  perbedaan  dua  regresi  Fowler    Cohen  1992
antara  regresi  sebaran  kelompok  ukuran  udang  mantis  daerah  intertidal  dengan daerah  subtidal  menunjukkan  adanya  perbedaan  nyata  pada  selang  kepercayaan
95  pada  kedua  regresi  tersebut  Lampiran  3.  Hasil  uji  t  ini  menunjukkan bahwa  kelompok  ukuran  populasi  udang  mantis  yang  ada  di  daerah  intertidal
berbeda  dengan  kelompok  ukuran  populasi  udang  mantis  yang  ada  di  daerah subtidal.  Artinya  bahwa  dalam  keadaan  normal,  kelompok  ukuran  udang  mantis
pada  daerah  intertidal  tidak  akan  ditemukan  pada  daerah  subtidal,  begitu  juga sebaliknya.
Berdasarkan  perbedaan  jenis  kelamin,  jumlah  udang  mantis  betina  yang tertangkap  di  lokasi  penelitian,  baik  di  daerah  intertidal  maupun  subtidal,  lebih
tinggi dari udang mantis jantan. Kondisi ini sejalan dengan hasil penelitian Abello and  Martin  1993  dan  Hamano  et  al.  1987  pada  udang  mantis  jenis  Squilla
mantis  yang  juga  menunjukkan  jumlah  udang  mantis  betina  yang  tertangkap selama penelitian lebih tinggi dari udang mantis jantan.
Secara  umum  terlihat  bahwa  ukuran  panjang  udang  mantis  di  lokasi penelitian  sangat  beragam  dan  mempunyai  kisaran  panjang  yang  cukup  lebar
antara 25 mm hingga 366 mm. Hal tersebut dapat mencerminkan bahwa perairan pesisir  Kuala  Tungkal  Jambi  merupakan  habitat  yang  sangat  cocok  dan  disukai
udang  mantis,  khususnya  jenis  Harpiosquilla  raphidea.  Kesimpulan  tersebut diperkuat dengan fakta yang menunjukkan bahwa udang mantis jenis H. raphidea
sudah  dieksploitasi  lebih  dari  30  tahun  di  Kuala  Tungkal  dan  hingga  saat  ini, secara  kuantitatif,  hasil  tangkapan  udang  mantis  masih  cukup  tinggi,  antara  1,8
juta  hingga  2,4  juta  ekor  per  tahun  dalam  tujuh  tahun  terakhir  DPK  Kabupaten Tanjabar 2010.
Selanjutnya,  panjang  maksimum  udang  mantis  yang  tertangkap  selama penelitian,  yaitu  366  mm  di  daerah  subtidal,  merupakan  udang  mantis  paling
panjang  yang  pernah  ditemukan.  Udang  mantis  tersebut  mempunyai  ukuran panjang maksimum yang lebih besar dari udang mantis H. raphidea yang pernah
dilaporkan  oleh  Manning  1969,  sebesar  335  mm  dan  Moosa  1991,  2000 sebesar 266 mm dan 335 mm, Halomoan 1999 sebesar 245 mm untuk H. harpax.
dan  Ahyong  2001  sebesar  262  mm  untuk  H.  harpax  dan  257  mm  untuk  H. japonica.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa udang mantis jenis H.  raphidea  mempunyai  sebaran  cukup  luas,  mulai  dari  daerah  intertidal  hingga
daerah subtidal. Hal tersebut makin memperkuat hasil penelitian Manning 1969 dan  Moosa  1991;  2000  bahwa  udang  mantis  terutama  genus  Harpiosquilla
mempunyai sebaran cukup luas dari mulai kedalaman 2 meter hingga kedalaman 43 meter, bahkan beberapa spesies dapat mencapai kedalaman 92 meter.
Hasil penelitian ini juga dapat menjadi informasi awal dalam upaya untuk mengetahui daur hidup udang mantis, khususnya jenis H. raphidea, bahwa daerah
intertidal  merupakan  habitat  bagi  udang  mantis  muda.  Kondisi  ini  dapat dimengerti  karena  di  daerah  intertidal  cukup  banyak  tersedia  sumber  makanan
yang  sangat  dibutuhkan  pada  masa  pertumbuhannya.  Dengan  demikian  daerah intertidal  dapat  dikatakan  sebagai  daerah  asuhan  nursery  ground  bagi  udang
mantis.  Ketika  menjelang  dewasa,  udang  mantis  bermigrasi  ke  daerah  subtidal untuk  melakukan  proses  perkawinan  hingga  pemijahan,  kemudian  udang  mantis
muda bermigrasi ke daerah intertidal untuk melanjutkan proses pertumbuhannya, demikian  seterusnya.  Tingkah  laku  udang  mantis  tersebut  sama  sebagaimana
tingkah  laku  kelompok  udang  secara  umum,  dimana  ketika  masih  ukuran  muda, mereka berada di daerah intertidal, kemudian ketika menjelang dewasa bermigrasi
ke  perairan  laut  lebih  dalam  untuk  melakukan  perkawinan  dan  pemijahan Anggraeni 2001.
3.4. Pertumbuhan 3.4.1. Hubungan Panjang dan Berat