KESADARAN BERAGAMA PADA LESBIAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lesbian sebagai salah satu fenomena dari homoseksual saat ini semakin banyak
berkembang walaupun secara terselubung. Lesbian jarang muncul di depan publik
akan tetapi perkembangan lesbian cukup pesat melalui dunia maya ataupun
komunitas-komunitas kecil lesbian. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya komunitaskomunitas lesbian di dunia maya, seperti sepocikopi, satu pelangi, serta group
lesbian di jejaring sosial yang tak terhitung lagi banyaknya. Matlin (2004)
menjelaskan lesbian sebagai wanita yang tertarik kepada sesama wanita secara
psikologis, emosional, dan seksual. Ada tiga karakter dalam lesbian: butch, femme,
dan andro. Sebutan ini sesuai dengan karakter mereka dalam berhubungan dengan
sesama jenis. Butch

biasanya berpenampilan seperti laki-laki, dengan rambut

pendek, kaos atau kemeja, dan celana tiga perempat. Femme berpenampilan seperti
layaknya perempuan biasa, berambut panjang dan girly, tidak ada yang membedakan
penampilannya dengan wanita pada umumnya. Sedangkan andro tidak merujuk pada
penampilan laki-laki dan wanita, karakter andro dalam lesbian bisa laki-laki dan juga
wanita.

Penyebab homoseksual dapat di lihat dari beberapa perspektif teori, secara
biologis, psikodinamika dan teori belajar sosial. Penelitian yang di lakukan pada
saudara kembar membuktikan secara empiris bahwa faktor biologis mengambil
peranan dalam menentukan orientasi seksual individu. Ketika salah satu pasangan
dari saudara kembar adalah gay, lesbian, atau biseksual, 20% dari pasangannya juga
homoseksual. Hasil penelitian terbaru pada genetik dan hormon juga mendukung
hasil penelitian sebelumnya dengan membuktikan bahwa tingkat hormon dapat
mempengaruhi perkembangan struktur otak sehingga mempengaruhi orientasi
seksual individu(Brannon, 2008).
Berdasarkan teori psikodinamika, homoseksual merupakan hasil dari konflik
bawah sadar dan perkembangan psikososial yang bermasalah. Anak perempuan yang
gagal mengidentifikasikan diri dengan ibu, hubungan yang tidak nyaman dengan ibu,
dan ketiadaan ibu dalam sebuah keluarga dapat menyebabkan lesbian. Peristiwa
1

2

traumatis di masa lalu dapat menjadi hal yang tidak terselesaikan (unfinished
bussiness) dan mengakibatkan efek psikologis jangka panjang. Lesbian juga dapat
berawal dari masturbasi dengan sesama jenis dan berlanjut dengan pergaulan dengan

lesbian yang lain. Lesbian sebagai hasil belajar juga berhubungan dengan adanya
dukungan atau hukuman di awal munculnya perilaku seksual individu mulai
mengarah pada orientasi seksualnya (Susilandari, 2009).
Orientasi seksual terbentuk dalam jangka waktu yang cukup lama dan dalam
beberapa periode mungkin akan menimbulkan konflik dalam diri individu. The
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) dalam jurnal
Adolescent Health Care menjelaskan bahwa seringkali wanita tidak yakin terhadap
orientasi seksualnya sebagai lesbian walaupun mereka menyadari ketertarikannya
pada sesama wanita. Lesbian sebagai hal yang tidak lumrah dan dianggap melanggar
agama menjadi kontroversi tersendiri dalam pandangan publik. Masyarakat
mempunyai persepsi tertentu tentang lesbian, khususnya di negara timur seperti
Indonesia yang masih memegang kuat kebudayaan dimana lesbian menjadi
hubungan yang tidak umum. Hubungan dengan sesama jenis di anggap melanggar
agama, norma masyarakat, dan nilai-nilai kepantasan yang berlaku di kalangan
masyarakat timur.
Anggapan masyarakat yang menolak hubungan sesama jenis tersebut
berdasarkan aturan agama yang dijelaskan dalam kitab suci. Al Quran sebagai
sumber utama hukum islam menyebutkan bahwa homoseksual adalah perbuatan
yang keji. Di surat An Nisa’:16, menjelaskan tentang pemberian hukuman untuk
perempuan lesbian. Al A’raf:80-82, menjelaskan tentang kaum Nabi Lut yang

dimusnahkan karena perbuatan homoseksual. Asy Syu’ara’:165-166 dan Al
Ma’arij:31 menjelaskan tentang perbuatan homoseksual adalah termasuk perbuatan
yang melampaui batas. Islam menolak lesbian secara normatif seperti yang telah di
jelaskan dalam Al Quran tentang kisah kaum Lut yang di timpa azab karena
homoseksual. Homoseksual termasuk perbuatan keji dan mungkar, laki-laki dan
wanita di ciptakan untuk hidup berpasang-pasangan dan menghasilkan keturunan.
Berdasarkan penjelasan Bambang Suwono, konselor agama di Yayasan Marturia
Indonesia, dalam Kristen, Injil juga melarang homoseksual dan menganggap
homoseksual adalah sesuatu yang tidak lazim, laki-laki dan wanita di ciptakan

3

berpasangan untuk memuliakan Tuhan. Pelarangan terhadap homoseksual juga
berdasarkan ayat di dalam Injil yang tercantum dalam Roma 1: 18-32, yang
menyebutkan bahwa homoseksual adalah kesalahan manusia dan pantas untuk di
hukum mati. Kejadian 19: 1-29, yang menceritakan kisah kaum Sodom dan Gomorah
yang di binasakan dengan kerikil dan belerang karena homoseksual, Galatia 5 : 19-21
yang menjelaskan tentang bagaimana orang yang mengikuti hawa nafsunya tidak
akan pernah masuk dalam kerajaan Allah. Homoseksual adalah sesuatu yang berdosa
dan akan di hukum seperti kaum Sodom dan Gomorah, homoseksual termasuk

perbuatan yang tidak pantas, penuh dengan hawa nafsu, dan zina.
Namun, tidak demikian dengan Buddha yang menerima lesbian selama tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip yang dianut. Buddha tidak mencela ataupun
memuji homoseksual, akan tetapi melarang pelaku homoseks untuk menjadi bhikku
karena di perkirakan pelaku homoseks dapat mengganggu kehidupan bhikku lain di
vihara. Budhha merumuskankan 5 perilaku terpuji, salah satunya adalah berusaha
mematuhi ajaran dengan menjauhkan diri dari perilaku seksual yang tidak pantas.
Prinsip yang paling penting dari Buddha adalah “tidak melakukan kejahatan pada
orang lain dan diri sendiri”. Beberapa biksu menyimpulkan bahwa perilaku seksual
yang tidak pantas meliputi berzina, sodomi, incest, pemerkosaan, kekerasan seksual
dalam segala bentuk, dan pelecehan seksual. Akan tetapi, aktivitas seksual yang
melibatkan komitmen dari pasangan bukan merupakan perilaku yang tidak pantas
(baik yang dilakukan oleh pasangan heteroseksual maupun homoseksual).
Konsep homoseksual dalam pandangan agama berbeda-beda, agama mempunyai
prinsip-prinsip tersendiri dalam memandang perilaku homoseksual. Agama juga
berpengaruh dalam membentuk pandangan penganut agama tertentu terhadap
homoseksual, baik pelaku homoseksual maupun non homoseksual. Agama yang
menjadi panutan bagi pengikutnya memiliki makna tersendiri dalam kehidupan
manusia. Sebagian besar orang memandang agama sebagai tempat pencarian makna.
Dalam salah satu penelitian yang dilakukan Braden (1958), lebih dari 2000 orang di

tanya mengapa mereka beragama,

jawaban terbanyak adalah “karena agama

memberi arti pada kehidupan”. Glock & Stark menjelaskan pengertian agama yaitu
sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai, dan sistem perilaku yang

4

terlembagakan, yang semuanya itu berpusat pada persoalan-persoalan yang di hayati
sebagai yang paling maknawi (ultimate meaning) (Ancok & Nashori, 2004).
Agama terbentuk dalam diri seseorang melalui proses sehingga menjadi suatu
sistem yang terbentuk pada dirinya dan berdampak pada keputusan, sikap, maupun
perilakunya. Proses beragama mengikuti motivasi beragama dan kesadaran beragama
yang turut membentuk perilaku beragama dan konsep beragama dalam diri individu.
Pengertian kesadaran beragama dalam (Ahyadi, 1995) meliputi rasa keagamaan,
pengalaman ke Tuhanan, keimanan, sikap, dan perilaku beragama yang terorganisir
dalam suatu sistem mental dari kepribadian. Kesadaran beragama di awali dengan
pengetahuan atau pengalaman ke Tuhanan yang diikuti oleh proses pikir.
Pemahaman akan menghasilkan keyakinan walaupun keyakinan belum tentu

menghasilkan ritual sebagai perilaku beragama. Individu dengan kesadaran beragama
yang matang tentunya akan memiliki pemahaman tentang beragama dan berperilaku
selaras dengan pemahamannya terhadap ajaran agama yang dianutnya.
Kesadaran beragama pada homoseksual yaitu lesbian menjadi hal yang menarik
untuk dibahas karena pada dasarnya mereka sadar bahwa perbuatannya melanggar
ajaran agama. Dari penelitian yang dilakukan oleh Susilandari (2009), beberapa
lesbian yang beragama Islam mengetahui tentang ajaran agama Islam. Mereka juga
memiliki beberapa koleksi buku tentang agama, beberapa dari mereka bersekolah di
sekolah Islam, dari sekolah dasar sampai universitas. Walaupun mereka mengetahui
ajaran Islam dengan baik, bukan hal yang mudah bagi mereka untuk lari dari lesbian.
Sebagian lesbian sadar sepenuhnya bahwa lesbian melanggar ajaran agama. Akan
tetapi, di lain hal, tidak ada keberanian pada lesbian untuk mengakui bahwa ada yang
menyimpang pada mereka dan lari dari ketertarikannya pada sesama jenis walaupun
mereka di tolak secara sosial.
Dalam suatu majalah online untuk komunitas lesbian, www.sepocikopi.com
membahas tentang spiritualitas lesbian yang menceritakan bagaimana pengalaman
keagamaan pada lesbian, mereka juga melakukan ibadah sesuai dengan ajaran agama
yang dianutnya. Melaksanakan shalat bagi yang muslim dan juga pergi ke gereja
untuk umat Kristiani. Dalam diri lesbian terjadi konflik panjang yang
memperdebatkan antara agama dan identitas orientasi seksual. Pilihan mereka yang

jatuh pada orientasi seksualnya menarik untuk dikaji lebih dalam, yaitu tentang

5

kesadaran beragama pada lesbian. Apakah perbuatan lesbian membuat mereka tak
peduli lagi dengan keagaamannya ataukah lesbian masih mempunyai kesadaran
beragama menurut versi lesbian sendiri?

B. Rumusan Masalah
Uraian yang telah di sampaikan pada latar belakang telah menjelaskan bagian
dari kesadaran beragama lesbian, dan dari penjelasan tersebut dapat di formulasikan
rumusan masalah: Bagaimana kesadaran beragama pada lesbian ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk menjelaskan konsep

kesadaran

beragama pada lesbian.


D. Manfaat penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk memberikan pandangan kepada
masyarakat tentang kesadaran beragama pada lesbian agar dapat menanamkan nilainilai agama pada anak maupun remaja supaya terhindar dari hal tersebut serta
menjelaskan implementasi lesbian terhadap nilai-nilai agama. Selain itu, penelitian
ini sebagai usaha untuk memahami obyek dakwah khususnya kelompok yang
mungkin awam tentang agama.
2.

Manfaat teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk memahami asesmen lesbian dari

segi kesadaran beragama, untuk memahami konseling lesbian dalam seting klinis dan
psikologi agama serta dapat menjadi sumber rujukan untuk intervensi kelompok,
khususnya klien homoseksual.

KESADARAN BERAGAMA PADA LESBIAN

SKRIPSI


Oleh :
Imraatul Mudzakkirah
07810027

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

ii

KESADARAN BERAGAMA PADA LESBIAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Imraatul Mudzakkirah
07810027

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

i

ii

iii

iv

KATA PENGANTAR

Hamdan wa syukron lillah yang senantiasa memberi kekuatan, kesabaran,
dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Kesadaran Beragama pada Lesbian” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan banyak dorongan,
dukungan dan bimbingan dari banyak pihak. Untuk mengantarkan pembukuan
skripsi ini, patut kiranya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1.

Drs. Tulus Winarsunu, M. Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang

2. Dr. Latipun, M.Kes dan Zainul Anwar, M.Psi selaku Dosen Pembimbing I dan
Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan motivasi
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si selaku dosen wali yang telah banyak
mengingatkan penulis untuk menyelesaikan tugas akhir.
4. M. Salis Yuniardi, M.Psi yang telah banyak memberikan motivasi dan
bimbingan kepada penulis untuk terus berkarya di akademik dan non-akademik.
5. Hudaniah, M.Si selaku kepala Pusat Bimbingan dan Konseling Universitas
Muhammadiyah Malang yang telah banyak mengingatkan dan membimbing
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Trian, Rika, Ika dan B yang telah bersedia untuk membantu penulis dalam
melaksanakan penelitian, terima kasih atas waktu dan kesediannya.
7. Bapak, ibu, dek Nurul dan dek Jalil yang telah memberikan dukungan dan
menyelipkan doanya untuk penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Sahabat-sahabat hati di kelas F tercinta, Titin, Balqis, Likita, Udet, Santi, Petruk,
Mufi, Anie, Zaki, Mintul, Awan, Ali, Rahma, Hendra, Dian, terima kasih atas
perhatian, cinta, dan semua kisah kita.

v

9. Sahabat-sahabat lamaku yang tak pernah usang dimakan waktu, Mus-mus,
Nunu’, De’Fa, Kak Muhib, Chemir, Ripa’i, Kak Wilda yang tak pernah bosan
untuk memperhatikanku walau dari kejauhan. Wallahi ahin.
10. Kakanda, ayunda, dan adik-adikku di IMM Psikologi yang telah memberikan
banyak sekali pelajaran hidup pada penulis, terima kasih, kalian benar-benar
mewarnaiku.
11. Para pendamping P2KK 2010 dan adik-adikku P2KK 2010, terimakasih atas
semua senyum, tawa, keluguan, kenakalan, dan keonaran kalian. It’s really make
me still alive.
12. Ibu Sulami dan adik-adikku di Islamic College Siti ‘Aisyah, Shofi, Ika, Neila,
Yesi, Lina, Tata, Anita, Intan, Ifa, Yani, Mau yang telah memberikan tawa,
perhatian, dan dorongan pada penulis. Salam kompak sholat jama’ah ! Musholla
terapung selalu menjadi kenangan.
13. Team BK yang selalu bersemangat, mbak Seli, Tisa, Wibi, mbak Nisa, mbak
Indah, mbak Inay, mas Dodi, Agung, Nandar, Dewi, Dian, Ellan, Mia, Ika,
pertemuan kita di BK memang bukan kebetulan.
14. Adik-adikku di Psikologi yang selalu memberikan semangat, Nini, Sinta, Tiwi
(terimakasih untuk Enhyuk), Ririn, Bambang, jangan pernah bosan buat terus
semangat.
Semoga Allah membalas dengan memberikan kekuatan, kesabaran, barokah dan
petunjukNya. Manusia tak pernah sempurna, begitupun dengan penulis yang masih
belajar dan hijau dalam penulisan skripsi ini. Dengan tangan dan hati yang terbuka,
penulis menerima segala saran dan kritik dalam penyusunan skripsi ini agar dapat
bermanfaat bagi peneliti dan pembaca pada umumnya.

Malang, 28 Januari 2012
Penulis

Imraatul Mudakkirah

vi

INTISARI

Mudzakkirah, Imraatul. (2012). Kesadaran Beragama pada Lesbian. Fakultas
Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing (1) Dr. Latipun, M.Kes
(2) Zainul Anwar, M.Psi

Kata Kunci : kesadaran beragama, lesbian

Lesbian sebagai bagian dari kaum homoseksual memiliki gerakan yang
tertutup di kalangan publik. Salah satunya karena lesbian masih menjadi suatu
kontroversial di masyarakat umum. Disamping itu, lesbian mempunyai konflik
tersendiri dalam dirinya, yaitu antara identitas seksual dan larangan dalam agama.
Akan tetapi, pilihan untuk menyukai sesama jenis tetap dilakukan walaupun hal ini
bertentangan dengan aturan agama yang dianutnya. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui kesadaran beragama pada lesbian.
Penelitian ini dirancang dengan penelitian kualitatif deskriptif. Batasan istilah
kesadaran beragama adalah aspek mental yang berupa aktivitas kognitif dalam
kehidupan beragama. Subyek dalam penelitian ini adalah lesbian sebanyak 2 orang.
Jenis data yaitu data primer dari subyek penelitian dan data sekunder yang diambil
dari informan penelitian. Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian. Prosedur penelitian terdiri dari tahap persiapan dan
pelaksanaan penelitian di lapangan. Teknik analisa data menggunakan analisa data
kualitatif secara deskriptif. Pengujian keabsahan data penelitian dilakukan dengan
triangulasi sumber.
Konsep kesadaran beragama pada lesbian mempunyai penghayatan yang
kurang mendalam pada agama yang dianut, menerima pengetahuan agama yang
didapat tanpa pengolahan, dan inkonsistensi dalam melaksanakan ajaran agama. Hal
ini didapatkan dari proses kesadaran beragama yang diawali oleh konflik antara
identitas seksual dan larangan dalam agama. Konflik yang terjadi tidak terselesaikan,
akan tetapi dihilangkan dari kesadarannya. Hal ini berdampak pada sikap dan
perilaku yang diambil lesbian dalam perilaku beragama. Konflik yang dihindari
membuat lesbian tidak tertarik untuk mendalami agama walaupun pemahamannya
tentang agama dangkal. Pemahaman yang tidak mendalam menyebabkan
pandangannya pada hal-hal keagamaan menjadi sempit dan kaku. Peribadatan yang
dilakukan merupakan hasil dari pembiasaan di masa kecil yang tidak berkembang
untuk dihayati sesuai dengan tahap perkembangannya. Kurangnya penghayatan
dalam perilaku beragama menyebabkan lesbian tidak konsisten dalam
pelaksanaannya.

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………....……………………...

i

LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………..…....

ii

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………..…......

iii

SURAT PERNYATAAN……………………………………………….….….

iv

KATA PENGANTAR……………………………………………………....…

v

INTISARI…………………………………………………………………........

vii

DAFTAR ISI……………………………………………………………...…....

vi

DAFTAR TABEL………………………………………………………..........

x

DAFTAR BAGAN...…………………………………………………….....….

xi

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………......

xii

BAB I: PENDAHULUAN.……………………………………………….....…

1

A. Latar Belakang …………………………………………….....…….....

1

B. Rumusan Masalah……………………………………………....…..…

5

C. Tujuan Penelitian…………………………………………….....….….

5

D. Manfaat Penelitian……………………………………………....…....

5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA …………………………………….......…

6

A. Kesadaran Beragama…………...……………………………....….….

6

1. Pengertian kesadaran beragama …….……………………......…..

6

2. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan
keagamaan.............................................................…………….….

6

3. Kematangan kesadaran beragama.…………………..……….……

8

4. Dimensi-dimensi keagamaan.............………………......….……...

8

5. Ciri-ciri kesadaran beragama......................................…….............

11

B. Lesbian..................................................................................................

15

1. Pengertian Lesbian ……….....................……………….......…….

15

2. Perspektif teori penyebab lesbian……......…………………..……

15

3. Dinamika keberagamaan lesbian………...…………………..……

17

viii

BAB III : METODE PENELITIAN……………………………...…………..

20

A. Rancangan Penelitian…………………………..……….....…………..

20

B. Batasan Istilah…………………………………………....…………...

20

C. Subyek Penelitian..................................................................................

20

D. Konteks Penelitian ………………………………………...................

21

E. Jenis Data, Instrumen Penelitian dan Metode Pengumpulan Data…...

21

F. Prosedur Penelitian..…………………………………………....…….

22

G. Teknik Analisa Data………………………………………….............

24

H. Keabsahan Data....................................................................................

25

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………..……

27

A. Hasil Penelitian……………………………………….........................

27

1. Identitas subyek dan informan penelitian......................................

27

2. Deskripsi data................................................................................

27

3. Analisis data...................................................................................

28

B. Pembahasan.....................……..…………………….....….………….

30

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN……………………....……………

33

A. Kesimpulan…………………………………………………….....…..

33

B. Saran-saran…...………………………………………………….....…

33

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...

35

LAMPIRAN.......................................................................................................

37

ix

DAFTAR TABEL
Tabel 1

: Identitas subjek penelitian …………………………….....…..

Tabel 2

: Kesadaran beragama pada lesbian............................................ 30

x

27

DAFTAR BAGAN
Bagan 1

: Proses kesadaran beragama pada lesbian......……………….

xi

32

DAFTAR LAMPIRAN
Pedoman Wawancara..........................................................................................

37

Agenda Penelitian...............................................................................................

40

Verbatim Subyek T.............................................................................................

41

Verbatim Informan Subyek T.............................................................................

93

Verbatim Subyek B.............................................................................................

99

Verbatim Informan Subyek B.............................................................................

121

Surat Kesepakatan..............................................................................................

12

xii

DAFTAR PUSTAKA
Ahyadi, A. A. (1995). Psikologi agama : kepribadian muslim pancasila. Bandung:
Sinar Baru.
Al quranul-karim
Ancok, D., & Nashori, F. (2004). Psikologi islami. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Barret, B., & Logan, C. (2002). Counseling gay men and lesbian. Canada:
Wadsworth Group.
Brannon, L. (2008). Gender psychological perspective. United States of America:
Pearson.
Gynecologists, T. A. (2010). Lesbian teens. Fact Sheet : Tool Kit for Teen Care , 12.
Heermann, M., Wiggins, M. I., & Rutter, P. A. (2007). Creating a space for spiritual
practice : Pastoral possibilities with sexual minorities. Pastoral Psychol , 711721.
Herdiansyah, H. (2010). Metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial.
Jakarta: Salemba Humanika.
Injil perjanjian lama
Jalaluddin. (2008). Psikologi agama. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Koenig, H. G. (1992). Religion and mental health in later life. Dalam J. F.
Schumaker, Religion and mental health (hal. 177-185). New York: Oxford
University Press.
Matlin, M. W. (2004). The psychology of women. Canada: Thomson Wadsworth.
Moleong, & Lexy, J. (1990). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Satori, D., & Komariah, A. (2009). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
Sperry, L. (2001). Spirituality in clinical practice : incorporating the spiritual
dimension in psychotherapy and counseling. Philadelphia: Brunner-Routledge.
Stark, R., & Glock, C. Y. (1992). Dimensi-dimensi keberagamaan. Dalam R.
Robertson, Agama dalam analisa dan interpretasi sosiologis (hal. 291-302).
Jakarta: CV. Rajawali.

xiii

Sugiyono. (2008). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Susilandari, E. (2009). Living as lesbian in Indonesia. Yogyakarta: Graduate School
Gajah Mada University.
Thouless, R. H. (1995). Pengantar psikologi agama. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.

xiv