KESADARAN BERAGAMA PADA REMAJA LAKI-LAKI Kesadaran Beragama Pada Remaja Laki-Laki.

KESADARAN BERAGAMA PADA REMAJA LAKI-LAKI

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat
Sarjana S-1 Psikologi

Diajukan oleh :

Maulana Rizqi Wilananda
F 100070096

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

KESADARAN BERAGAMA PADA REMAJA LAKI-LAKI

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk memenuhi Sebagian dari Persyaratan

Guna Menempuh Derajat Sarjana S-1

Oleh

Maulana Rizqi Wilananda
F 100070096

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

KESADARAN BERAGAMA PADA REMAJA LAKI-LAKI
Maulana Rizqi Wilananda
Wiwien Dinar Pratisti
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAKSI
Sekarang ini, banyak sekali berita di televisi maupun di media massa yang
memberitakan tentang berbagai kenakalan remaja. Beberapa kasus diantaranya yaitu:
pancabulan anak di bawah umur, tawuran antar sekolah menengah atas, pencurian,
semakin maraknya komunitas anak punk dan masih banyak lagi kasus-kasus yang

lain. Berdasarkan hasil pengamatan, sebagian dari kenakalan itu dilakukan oleh
remaja laki-laki. Permasalahan inilah yang perlu dikhawatirkan. Bahkan dengan jelas
Islam melarang umatnya untuk melakukan hal tersebut. Perlu adanya usaha dari
setiap orang untuk membantu mengarahkan anak-anak dan remaja ke kegiatan yang
bermanfaat dan positif. Ketika nantinya telah dewasa, besar harapan remaja laki-laki
ini dapat tumbuh menjadi pemimpin keluarga atau bahkan pemimpin negara yang
menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Penelitian ini memiliki tujuan untuk dapat
memahami tentang kesadaran beragama pada remaja laki-laki. Pertanyaan penelitian
yang timbul yakni bagaimana kesadaran beragama pada remaja laki-laki itu? Siapa
yang berperan dalam menanamkan dan meningkatkan kesadaran beragama remaja
laki-laki? Gejala penelitian yang ingin diteliti yaitu kesadaran beragama pada remaja
laki-laki. Subjek yang digunakan remaja laki-laki yang sedang menempuh pendidikan
jenjang SMA, beragama Islam dan menetap di Eks-karesidenan Surakarta. Untuk
memperoleh data yang diperlukan secara efektif dan efisien maka digunakan metode
kuesioner terbuka dan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil
analisis data yang ada menunjukkan bahwa remaja laki-laki sudah meyakini bahwa
Allah itu benar-benar ada dan Al-Qur’an itu benar adanya walaupun belum bisa
menunjukkan salah satu ayat dalam Al-Qur’an sebagai buktinya, menilai kualitas
ibadah mereka masih belum bisa dikatakan baik, mampu menghayati pengalaman
spiritual yang mereka alami, pada dasarnya memiliki akhlak yang cukup baik dalam

berinteraksi di masyarakat, dan memiliki bekal pengetahuan agama yang bisa
dibilang cukup. Selain itu sosok yang memegang peranan penting dalam
menanamkan kesadaran beragama remaja laki-laki adalah orang tua.
Kata kunci: kesadaran beragama, remaja laki-laki.

masing

Latar Belakang
Anak

keluarga

merasa

keluarga

terikat dalam ikatan keluarga sebagai

tempat


kelompok, dan bila terjadi sesuatu

bercerita, tempat bertanya dan tempat

permasalahan dalam keluarga mampu

mengeluarkan

menyelesaikan

sebagai

menganggap

anggota

tumpuan

harapan,


keluhan-keluhan

bilamana anak sedang mengalami

dan

Sekarang ini, banyak sekali

2009)

berita di televisi maupun di media

mengisyaratkan keluarga merupakan

massa yang memberitakan tentang

salah satu dari sumber dukungan yang

berbagai kenakalan remaja. Beberapa


penting bagi anggota keluarga yang

kasus diantaranya yaitu: pancabulan

tengah

anak di bawah umur, perkelahian antar

Amalia

Na’imah,

positif

konstruktif.

permasalahan. Kondisi ini menurut
(dalam

secara


menghadapi

permasalahan,

terutama bagi anak.

sekolah menengah atas, pencurian,

Prof. Nick Stinnet dan Prof.

semakin maraknya komunitas anak

John De Frain (dalam Hawari, 1999)

punk dan masih banyak lagi kasus-

mengemukakan bahwa paling sedikit

kasus


harus

kenakalan itu dilakukan oleh remaja

ada

perwujudan
tangga

yang

enam

kriteria

bagi

suatu keluarga/rumah


lain.

Sebagian

dari

laki-laki.

dikategorikan

Fenomena lain yang sering

sebagai keluarga yang sehat dan

dijumpai yaitu pada saat waktu salat

bahagia,

telah


dan

dapat

yang

amat

penting

bagi

tiba

yang

tumbuh kembangnya seorang anak.

dikumandangkannya


Keenam

sekali

kriteria

itu

adalah

:

jama’ah

ditandai

dengan

adzan,

sedikit

yang

meluangkan

Kehidupan beragama dalam keluarga,

waktu untuk beribadah di masjid. Hal

mempunyai waktu untuk bersama,

ini berdasarkan hasil survei yang

mempunyai pola komunikasi yang

dilakukan di beberapa masjid di daerah

baik bagi sesama anggota keluarga

Surakarta dan sekitarnya. Dapat dilihat

(ayah-ibu-anak), saling menghargai

dari

satu dengan yang lainnya, masing-

beribadah di masjid hanya maksimal

jumlah

jama’ah

salat,

yang

setengahnya saja yang terisi. Dari

remaja sedang disibukkan mencari jati

jumlah yang ada itu, kebanyakan dari

diri sebenarnya. Masa remaja ini

jama’ah sholat didominasi oleh orang-

sering disebut sebagai masa storm dan

orang dewasa. Sedikit sekali remaja

stress karena ketidaksesuaian antara

laki-laki yang meluangkan waktunya

pertumbuhan

untuk salat di masjid tepat pada

matang yang belum bisa diimbangi

waktunya.

dengan

Hal

ini

tentunya

sangat

fisik

yang

perkembangan

semakin

psikososial

yang dimiliki.

bertentangan dengan ajaran agama

Berangkat

dari

Islam. Tidak ada satupun dalam Al-

tentang

Qur’an yang menganjurkan melakukan

kesadaran beragama bagi seorang anak

hal-hal tersebut di atas. Permasalahan

laki-laki, penulis menemukan tema

inilah

dikhawatirkan.

yang cukup menarik untuk di teliti,

Bahkan dengan jelas Islam melarang

bagaimanakah sebetulnya kesadaran

umatnya

beragama bagi remaja laki-laki. Dari

yang

tersebut.

perlu

untuk

melakukan

Seperti

yang

hal
telah

hubungan

gambaran

pertanyaan

tersebut

penulis

ingin

penelitian

yang

difirmankan Allah dalam Al-Qur’an

membuat

surat Al-Bayyinah ayat 5 yang artinya:

berjudul “Kesadaran Beragama pada

“Padahal mereka tidak disuruh
kecuali untuk menyembah Allah
dengan
memurnikan
ketaatan
kepadanya dalam menjalankan agama
dengan lurus dan supaya mendirikan
salat dan menunaikan zakat, dan yang
demikian itulah agama yang lurus.”

Remaja Laki-laki.”

Tujuan Penelitian
Tujuan

mengatakan

bahwa

dalam

perkembangannya, remaja mengalami
krisis aspek psikososial yaitu saat

yang ingin

dicapai

dalam penelitian ini untuk memahami
tentang

Erikson (dalam Amelia, 2009)

sebuah

pentingnya

kesadaran

remaja laki-laki.

beragama pada

keagamaan, yang terorganisasi dalam

Manfaat Penelitian
Hasil

dari

penelitian

ini

sistem mental dari kepribadian.

diharapkan dapat memberi manfaat,

Jalaludin (2007) menyatakan

yaitu :

bahwa

1.

Anak laki-laki, sebagai bahan

beragama

merupakan

kemantapan

untuk lebih memahami pentingnya

seseorang

dalam

memberikan

kesadaran beragama.

gambaran tentang bagaimana sikap

Orang tua atau keluarga, sebagai

keberagamaannya sendiri.

2.

bahan untuk lebih memahami
pentingnya

3.

4.

menanamkan

kesadaran

Ahyadi
menjelaskan

orang

dalam

(1991)
ciri-ciri

yang
kesadaran

kesadaran beragama pada seorang

beragama yang menonjol pada masa

remaja laki-laki yang nantinya

remaja

meliputi:

akan menjadi pemimpin dalam

ketuhanan

yang

keluarga.

individualis, keimanan yang semakin

Masyarakat secara umum, sebagai

menuju ke realitas yang sebenarnya

gambaran pentingnya kesadaran

dan pelaksanaan peribadatan yang

beragama pada seorang remaja

mulai disertai dengan penghayatan

laki-laki.

yang lebih tulus.

Menambah
penelitian

khazanah
psikologi

dalam

khususnya

Pengalaman

semakin

Aspek-aspek

bersifat

kesadaran

beragama dapat dilihat pada aspek-

dalam bidang psikologi keluarga

aspek

dan psikologi agama.

religiusitas dalam Islam yang menurut

yang

membangun

konsep

Ancok (2001), terdiri atas:
a.

Landasan Teori

Aspek ini melihat pada

Kesadaran Beragama
Kesadaran beragama menurut
Ahyadi

(1991)

meliputi

tingkat seberapa yakin seorang

perasaan

remaja terhadap kebenaran ajaran-

keagamaan, pengalaman ke-Tuhanan,
keimanan, sikap dan tingkah laku

Aspek keyakinan atau akidah

ajaran agama yang dianut.
b.

Aspek peribadatan atau syariah

c.

Aspek ini menunjuk pada

beberapa proses, yakni pengenalan,

tingkat kepatuhan remaja dalam

pemahaman dan kesadaran seseorang

mengerjakan ibadah sebagaimana

terhadap ajaran agama. Proses ini

yang

terbentuk karena dipengaruhi oleh dua

telah

diperintahkan

dan

dianjurkan oleh agamanya.

faktor, yaitu faktor internal (fitrah dan

Aspek penghayatan

potensi

Aspek ini nampak pada
seberapa

jauh

merasakan

d.

remaja

mampu

eksternal
eksternal

dan

faktor

(lingkungan).
terdiri

dari:

Faktor
Keluarga,

dan

menghayati

sekolah, dan masyarakat. Hurlock

perasaan-perasaan

dan

(1999) berpendapat bahwa keluarga

pengalaman-pengalaman religius.

merupakan

Aspek ahklak atau pengamalan

penanaman nilai-nilai. Pendapat ini

Aspek ini menunjuk pada

e.

beragama)

training

menunjukkan

center

bahwa

bagi

keluarga

perilaku remaja yang termotivasi

berperan sebagai pusat penanaman

karena semata-mata menjalankan

nilai-nilai dalam kehidupan, salah

ajaran-ajaran

yaitu

satunya yakni nilai agama. Menurut

bagaimana individu menempatkan

Hurlock (1999) lagi, sekolah memiliki

diri hidup di lingkunya terutama

pengaruh yang cukup besar dalam

dengan manusia lain.

perkembangan kepribadian anak. Hal

Aspek ilmu atau pengetahuan

ini

agamanya,

karena

sekolah

merupakan

Aspek ini menunjuk pada

lingkungan pengganti keluarga dan

seberapa besar pengetahuan dan

guru bertugas menggantikan peran

pemahaman

dari orang tua di sekolah.

muslim

ajaran-ajaran

terhadap
agamanya,

sebagaimana yang terdapat dalam
kitab suci.

Di dalam kamus besar bahasa

Imaduddin (2010) menyatakan
bahwa

keyakinan

seseorang

kepada

Remaja Laki-laki

dan
Tuhan

Indonesia (2001), kata remaja berarti

keimanan

mulai dewasa. Selain itu kata remaja

melalui

dapat diartikan pula sudah sampai

umur untuk kawin. Hurlock (1999)

dirinya sendiri, dan anak laki-laki

menjelaskan

melihat

bahwa

masa

remaja

merupakan suatu periode peralihan,

kepada

ayahnya

sebagai

cermin masa depannya sendiri.

sebagai usia bermasalah, masa mencari

W. Starbuck (dalam Jalaluddin,

identitas, masa yang tidak sesuai

2001) bahwa remaja menggunakan

dengan realitas yang sebenarnya serta

ibadah

sebagai ambang menuju ke masa

berkomunikasi dengan Tuhan dan

depan.

merupakan media untuk bermeditasi
Hurlock (1999) bahwa remaja

sebagai

sarana

untuk

serta introspeksi diri.

lebih banyak menghabiskan waktunya
berada

di

luar

rumah

untuk

berinteraksi dengan teman sebayanya

Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana kesadaran beragama

sebagai kelompok. Santrock (2003)
juga menjelaskan bahwa teman sebaya
merupakan

sumber

pada remaja laki-laki itu?
2. Siapa

yang

berperan

dalam

status,

menanamkan dan meningkatkan

persahabatan dan rasa saling memiliki

kesadaran beragama remaja laki-

yang penting dalam situasi apapun.

laki?

Dalam kaitan antara anak laki-

Metode Penelitian

laki dengan orang tua, White (dalam

Gejala penelitian yang hendak

Siahaan, 1991) menyatakan bahwa

diteliti dalam penelitian ini adalah

seorang

kesadaran beragama pada remaja laki-

bapak

seharusnya

jangan

sampai terlalu sibuk dalam pekerjaan
dan

kesibukan

yang

Informan dalam penelitian ini

mengakibatkan tidak memiliki waktu

memiliki karakteristik antara lain:

untuk

Remaja

berinteraksi

anaknya.

kantor

laki.

dengan

Kierkegaard

anak-

laki-laki

yang

sedang

(dalam

menempuh pendidikan jenjang SMA,

Shulman, 1997) mengatakan bahwa

beragama Islam, dan menetap di Eks-

anak laki-laki adalah seperti sebuah

karesidenan Surakarta.

cermin di mana seorang ayah melihat

Penelitian
penelitian

ini

merupakan

Sebanyak 87.4% responden meyakini

dengan

kebenaran isi Al-Qur’an. Hal ini juga

kualitatif

menggunakan metode pengumpulan

membuktikan

data

terbuka.

sebagian responden atau remaja laki-

Menurut Muslimin (2002) Kuesioner

laki sudah mempelajari isi Al-Qur’an

terbuka

walapun belum sempurna. Seperti apa

berupa

adalah

pertanyaan

kuesioner

serangkaian daftar
yang

memberikan

keterkaitan

bahwa

yang diungkapkan W. Starbuck (dalam

kebebasan kepada responden untuk

Jalaluddin,

2001)

memberikan jawaban secara bebas

menggunakan ibadah sebagai sarana

menurut pandanganya, istilah atau

untuk berkomunikasi dengan Tuhan

gaya bahasanya sendiri. Kemungkinan

dan

jawaban tidak ditentukan sebelumnya.

bermeditasi serta introspeksi diri.

merupakan

bahwa

remaja

media

untuk

Dilihat dari sisi ibadah, hampir
Hasil dan Pembahasan

semua

Berdasarkan data yang telah

menyadari bahwa beribadah kepada

dilakukan analisis terhadap 60 remaja

Allah adalah suatu kewajiban yang

laki-laki, dapat diketahui bahwa setiap

harus dilaksanakan. Sebanyak 40%

remaja laki-laki memiliki karakteristik

responden

masing-masing dalam hal kesadaran

adalah

beragama yang dimiliki. Dalam hal

manusia diciptakan oleh Allah di muka

keyakinan yang dimiliki, dari 60

bumi ini. Pandangan responden ini

responden yang ada hanya satu orang

sejalan dengan firman Allah dalam Al

saja yang tidak memberi pandangan.

Qur’an surat Adz-Dzariyat ayat 56

Sebanyak 81.7% responden meyakini

yang artinya sebagai berikut:

keberadaan

“Tidaklah Aku ciptakan jin dan
manusia
kecuali
untuk
mengabdi/beribadah kepadaku.”

Allah

melalui

semua

kebesaran yang sudah Allah ciptakan

remaja

laki-laki

berpandangan

merupakan

tugas

telah

ibadah
utama

di dunia ini. Demikian halnya dengan
keyakinan yang dimiliki responden

Akan tetapi di sisi lain, 75% responden

terhadap kebenaran isi Al-Qur’an.

yang ada mengakui jika masih sering

meninggalkan sholat 5 waktu. Diantara

lebih

5 waktu sholat yang ada, ibadah sholat

pemberian tiket dari teman dan lebih

yang paling sering ditinggalkan adalah

memilih untuk menunaikan sholat.

sholat subuh, disusul sholat ashar, isya,

Apa yang dilakukan responden ini

dhuhur dan yang terakhir mahrib. Oleh

mencerminkan

karena itulah pada ahirnya lebih dari

(1991)

setengah responden masih merasa

kesadaran beragama yang menonjol

kualitas ibadahnya tidak baik, yakni

pada

38.3% kurang baik dan 28.3% rendah

Pengalaman ketuhanan yang semakin

atau menurun. Responden menyadari

bersifat individualis, keimanan yang

walaupun ibadah itu wajib hukumnya,

semakin menuju ke realitas yang

tetapi

sebenarnya

masih

sering meninggalkan

ibadah wajib sholat

lima waktu.

Responden juga menyadari bahwa

memilih

yang

masa

untuk

teori

menolak

dari

Ahyadi

menjelaskan

ciri-ciri

remaja

dan

meliputi:

pelaksanaan

peribadatan yang mulai disertai dengan
penghayatan yang lebih tulus.

mereka masih kurang khusyuk dalam

Di lain pihak sebanyak 23.3%

beribadah, sering melakukan dosa baik

responden yang lain menerima ajakan

disengaja ataupun tidak, dan berkata

teman untuk langsung menonton film

jorok. Beberapa alasan inilah yang

dan menomorduakan ibadah sholat

mendasari setengah dari keseluruhan

dhuhur. Sesuai dengan teori tang

responden menyadari bahwa kualitas

dikemukakan Hurlock (1999) bahwa

ibadah yang dimiliki masih belum

remaja lebih banyak menghabiskan

dapat masuk kategori baik.

waktunya berada di luar rumah untuk

Sebanyak

memilih

berinteraksi dengan teman sebayanya

untuk mengambil tiket nonton film

sebagai kelompok. Oleh karena itu

dengan

mendahulukan

pengaruh teman-teman sebaya pada

menunaikan ibadah sholat dhuhur

sikap, pembicaraan, minat, penampilan

untuk

terlambat

dan perilaku itu kuat. Santrock (2003)

menyusul teman-temanya menonton

juga menjelaskan bahwa teman sebaya

bioskop. Sedangkan 16.7% responden

merupakan

tetap

kemudian

46.7%

rela

sumber

status,

persahabatan dan rasa saling memiliki

menyatakan bahwa kesadaran orang

yang penting dalam situasi apapun.

dalam

Melihat dari situasi yang ada jelas

kemantapan

seseorang

dalam

terlihat bahwa faktor lingkungan atau

memberikan

gambaran

tentang

teman sebaya juga sangat berpangaruh

bagaimana

pada kesadaran beragama seorang

sendiri, maka menunjukkan bahwa

remaja laki-laki.

sudah muncul kemampuan remaja

Alasan paling besar menurut
pandangan

responden

yang

individu

masih

menyebabkan

beragama

sikap

merupakan

keberagamaannya

laki-laki itu mampu mengukur dan
menilai kualitasnya sendiri dalam hal
agama.

melakukan dosa padahal sudah jelas-

Sikap remaja laki-laki dalam

jelas dilarang di dalam Al-Qur’an ialah

menanggapi pelecehan yang ditujukan

manusia lebih mengutamakan hawa

kepada

nafsunya demi mengikuti kesenangan

Sebagian besar responden yang ada

hidup di dunia dan remaja laki-laki

berpendapat

belum memiliki pemahaman yang

mengutamakan

sempurna akan isi Al-Qur’an sehingga

kontak

banyak melakukan perbuatan dosa

menasehati dan mengingatkan dengan

baik disengaja maupun tidak. Senada

cara sopan. Hal ini menunjukkan

dengan hal tersebut, sebanyak 90%

adanya etikat baik dan inisiatif yang

responden sepakat bahwa responden

muncul dari remaja laki-laki yang

sendiri belum merasa pantas masuk

menunjukkan akhlak yang baik dari

surga

seorang muslim.

apabila

meninggal

tiba-tiba

dunia

sekarang

harus
juga.

agamanya

fisik

juga

beragam.

bahwa

lebih

jalan

damai

tanpa

yakni

dengan

jalan

Salah satu faktor yang sangat

Kebaikan dan pahala yang responden

mempengaruhi

miliki saat ini belum cukup untuk

kesadaran beragama pada remaja laki-

membuat responden masuk ke dalam

laki ialah peran orang tua. Hal ini

surga.

dengan

ditunjukkan dengan lebih dari setengah

yang

responden yang semuanya remaja laki-

Apabila

pendapat

dikaitkan

Jalaludin

(2007)

perkembangan

laki, sebanyak 58.7% berpandangan

selalu menjaga ibadah kepada Allah.

bahwa orang tua merupakan sosok

Sebagaimana

penting

dalam Al-qur’an surah At-Tahrim: 6

dalam

perkembangan

firman

Allah

SWT

kesadaran beragama remaja laki-laki.

yang artinya:

Pandangan ini sejalan dengan Hurlock

“Hai
orang-orang
yang
beriman,
jagalah
dirimu
dan
keluargamu dari siksa api neraka...”

(1999)

yang

berpendapat

bahwa

keluarga merupakan training center

Sebagaimana

bagi penanaman nilai-nilai. Pendapat
ini

menunjukkan

bahwa

keluarga

sabda

Nabi

Muhammad yang diriwayatkan oleh

berperan sebagai pusat penanaman

Bukhari dan Muslim:

nilai-nilai dalam kehidupan, salah

“Perintahkanlah anak-anakmu
menegerjakan sholat bila dia sudah
berumur tujuh tahun dan pukullah dia
bila tidak mengerjakan sembahyang
bila telah berumur sepuluh tahun, dan
pisahkkanlah ranjangnya.”

satunya yakni nilai agama.
Hasil

data

menunjukkan

yang

81.7%

ada

responden

sepakat dengan pandangan bahwa ayah
merupakan

sosok

penting

dalam

Hal ini sesuai dengan White (dalam

kehidupan bergama remaja laki-laki.

Siahaan,

Kenyataan ini sesuai dengan apa yang

bahwa

diungkapkan oleh Kierkegaard (dalam

jangan sampai terlalu sibuk dalam

Shulman, 1997) mengatakan bahwa

pekerjaan dan kesibukan kantor yang

anak laki-laki adalah seperti sebuah

mengakibatkan tidak memiliki waktu

cermin di mana seorang ayah melihat

untuk

dirinya sendiri, dan anak laki-laki

anaknya. Seorang ayah harus berupaya

melihat

dalam mencari cara yang lebih praktis,

kepada

ayahnya

sebagai

1991)
seorang

yang

menyatakan

bapak

seharusnya

berinteraksi

sehingga

ayah

harus

dalam pekerjaan yang berguna sesuai

memperhatikan sisi keagamaan dari

dengan tingkah laku yang beraneka

anak laki-laki yang dimiliki. Walaupun

ragam.

benar

hanya sekedar mengingatkan untuk

bisa

anak-

cermin masa depannya sendiri. Berarti
memang

anak-anak

dengan

diawasi

Di sisi lain, sekolah juga

walaupun belum memahami

memiliki peran yang cukup signifikan

dan

bagi penanaman kesadaran beragama

agama

pada remaja laki-laki. Sekolah bisa

keseluruhan.

jadi merupakan rumah kedua bagi

mengamalkan
Islam

ajaran
secara

b. Memandang kualitas

ibadah

remaja laki-laki. Apa yang didapatkan

yang

seorang remaja laki-laki ketika hampir

belum bisa dikatakan baik.

selama 7 jam dalam sehari di sekolah

Remaja

berpengaruh terhadap perkembangan

menyadari bahwa mereka harus

kehidupan

Menurut

mengutamakan ibadah kepada

memiliki

Allah dibandingkan aktivitas

pengaruh yang cukup besar dalam

yang lainnya. Akan tetapi pada

perkembangan kepribadian anak. Hal

kenyataannya, remaja laki-laki

ini

masih

Hurlock

beragama.
(1999)

karena

sekolah

sekolah

merupakan

mereka

miliki

laki-laki

belum

masih

juga

tertib

dalam

ibadah

wajib,

lingkungan pengganti keluarga dan

menunaikan

guru bertugas menggantikan peran dari

khususnya ibadah sholat lima

orang tua di sekolah.

waktu.
c. Mampu

menghayati

pengalaman

Kesimpulan
Terdapat beberapa kesimpulan

mereka

spiritual

alami.

yang

Pengalaman

yang dapat diambil dari hasil analisis

spiritual yang dialami remaja

dan pembahasan penelitian ini, yaitu

laki-laki

sebagai berikut:

merasa makin dekat dengan

1. Kesadaran

beragama

yang

Allah

membuat

dan

ada

pula

mereka

yang

tercermin pada sikap remaja laki-

membuat mereka merasa jauh

laki antara lain:

dari Allah.

a. Sudah
keberadaan
kebenaran

meyakini

akan

Allah
isi

dan

Al-Qur’an

d. Pada dasarnya memiliki akhlak
yang

cukup

baik

dalam

berinteraksi di masyarakat. Hal

ini ditunjukkan dengan perilaku

dengan cara beribadah di Masjid

remaja laki-laki yang lebih

secara teratur atau dengan jalan

mengutamakan

jalan

damai

sholat di awal waktu. Selain itu

tanpa

fisik

sebagai

remaja laki-laki juga perlu lebih

kontak

langkah

pertama

menyikapi

yang

ditujukan

pelecehan

kepada agama Islam.

waspada

dan

selektif

dalam

memilih sahabat yang baik dan
benar yang bisa menuntun untuk

e. Memiliki bekal pengetahuan

selalu bertingkah laku yang benar

agama yang cukup. Bekal ilmu

dan baik sesuai dengan norma

ini

agama.

diperoleh

di

sekolah

walaupun kapasitasnya masingmasing berbeda di tiap sekolah.
Sekolah

swasta

Islam

lebih

banyak

memberikan
perbendaharaan

materi

pelajaran dibandingkan dengan
sekolah negeri pada umumnya.
2. Sosok yang paling penting dalam
penanaman

kesadaran

beragama

pada remaja laki-laki adalah orang
tua. Sosok ayah lebih berperan
penting dibandingkan sosok ibu
dakam

menanamkan

kesadaran

2. Orang tua tidak hanya sekedar
mengingatkan

saja,

tetapi

diutamakan memberi contoh nyata
dengan selalu mengajak anak lakilaki untuk sholat berjamaah di
Masjid

dan

sholat

di

awal

waktu.Selain itu hal yang bisa
dilakukan

ialah

dengan

cara

memberi contoh dan mengajak
untuk

melakukan

ibadah

lain

bersama-sama, seperti: tadarus AlQur’an, pengajian, puasa, sedekah
dan lain sebagainya.

beragama remaja laki-laki dengan
perbedaan prosentase yang kecil.

3. Bagi Guru disarankan untuk untuk
bisa memberi teladan, pengawasan

Saran
1. Bagi remaja laki-laki disarankan
agar meningkatkan kualitas ibadah

dan

hukuman

yang

bersifat

mendidik kepada remaja laki-laki.
Teladan sangat penting diberikan

agar remaja laki-laki mendapatkan
contoh yang nyata pengamalan
kehidupan agama apabila mereka
tidak mendapatkannya di rumah.

Daftar Pustaka
Ahyadi, A.A. 1991. Psikologi Agama
Kepribadian
Pancasila .
Bandung: Sinar Baru
Amelia, A. 2009. Gambaran Perilaku
Merokok pada Remaja Lakilaki.
Skripsi
(Tidak
diterbitkan).
Fakultas
Psikologi.
Universitas
Sumatera Utara.
Ancok, D. 2001. Psikologi Islami.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hawari, D. 1999. Al Qur’an Ilmu
Kedokteran
Jiwa
dan
Kesehatan Jiwa. Yogyakarta:
PT. Dana Bhakti Prima Yasa
Hurlock, B.E. 1999. Psikologi
Perkembangan:
Suatu
Perkembangan
Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta:
Erlangga Davidoff, L. L. 1991.
Psikologi Suatu Pengantar,
Jilid 2. Edisi Kedua. Alih
Bahasa: Mari Juniati. Jakarta:
Erlangga.
Imaduddin,
S.
2010.
Program
Bimbingan dan Konseling
untuk
Mengembangkan
Kesadaran Beragama Siswa.
Skripsi (Tidak diterbitkan).

Fakultas Psikologi. Universitas
Pendidikan Indonesia
Jalaluddin. 2001. Psikologi Agama
(Edisi Revisi). Jakarta: pt. Raja
Grafindo Persada Santrock,
John. W. 2003. Adolescence
Perkembangan
Manusia.
Jakarta: Erlangga
Muslimin. 2002. Metode Bidang
Penelitian Sosial. Malang:
Universitas
Muhammdiyah
Malang Press
Na’imah, K. 2009. Coparenting pada
Keluarga Muslim. Indigenous,
Jurnal
Ilmiah
Berkala
Psikologi. Vol. 11, No. 1, 88100
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional. 2001. Kamus Besar
Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka.
Santrock, J.W. 2003. Adolescence
Perkembangan
Manusia.
Jakarta: Erlangga
Shulman, S. 1997.
Adolescents.
Routledge

Fathers and
London:

Siahaan, H.N. 1991. Peranan Ibu
Bapak
Mendidik
Anak.
Bandung: Angkasa