HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN PERILAKU CYBERLOAFING PADA KARYAWAN ADMINISTRASI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka memenuhi tuntutan penggunaan teknologi kerja agar makin
efisien dan efektif dalam menghasilkan barang dan jasa perusahaan menerapkan
komputerisasi yang didukung dengan seperangkat teknologi informasi berbasis
internet. Penerapan ini pun juga dilakukan oleh beberapa perusahaan di kota
Batu, dan Malang. Perusahaan memfasilitasi tiap pekerjanya dengan satu orang
satu komputer. Keberadaan fasilitas komputer dan internet membantu karyawan
menyelesaikan tugasnya dengan cepat dan efisien, meningkatkan kreatifitas
karyawan, membangun karakter pelayanan kepada masyarakat dengan berbasis
teknologi modern sehingga menghemat waktu dan biaya anggaran perusahaan.
Namun, akses internet bagi karyawan seolah seperti pedang bermata dua.
Anandarajan (2000) berargumen bahwa selain menjadi alat bisnis yang efisien
internet juga menyediakan akses kepada karyawan ke taman bermain terbesar di
dunia. Efek dari penerapan komputerisasi dan internet ternyata juga telah
merevolusi kemalasan pegawai akan tugasnya. Harapan perusahaan dengan
dinaikkan secara kuantitas dan kualitas infrastruktur yang ada dapat
dipergunakan oleh karyawan se-efisien mungkin dalam rangka meningkatkan
kualitas dan kuantitas produksi justru disalah gunakan oleh para karyawannya.

Fakta dilapangan menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang disediakan oleh
perusahaan justru dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi oleh karyawan.
Contoh perilakunya adalah seperti penggunaan telepon kantor untuk keperluan
pribadi, penggunaan mobil dinas untuk kepentingan keluarga, dan bahkan
fenomena yang menarik selama satu dekade terakhir adalah cyberloafing.
Cyberloafing atau disebut juga cyberslacking merupakan salah satu perilaku
menyimpang di tempat kerja yang menggunakan ‘status karyawannya’ untuk
mengakses internet dan email selama jam kerja untuk tujuan yang tidak
berhubungan dengan pekerjaan (Lim, 2002). Sebuah berita pada Detik.net
menuliskan pegawai terpaksa didisiplinkan karena terlalu berlebihan dalam

1

mengakses Facebook di jam kantor. "Kebanyakan dari mereka login ke
Facebook, meminimalkan di layar dan menjalankannya sepanjang hari," ucap
juru bicara pemerintah kota Dallas, Frank Librio (Detik, 15 Juli 2010). Bagi
sebagian pengguna internet di perusahaan Amerika Serikat menganggap bahwa
kegiatan mencari skor sepakbola di internet, mengirim email pada teman hanya
mengambil beberapa detik yang tidak akan menimbulkan masalah besar bagi
perusahaan.

Sebuah survei dilakukan Greengard (2002), bahwa 56% karyawan pernah
menggunakan internet untuk alasan pribadi. Tahun 2003, 59% penggunaan
internet bertujuan untuk non-pekerjaan (Griffiths, 2003). Sedangkan pada tahun
2005, cyberloafing (menggunakan internet untuk kepentingan pribadi di tempat
kerja) menjadi hal yang paling umum dilakukan oleh karyawan dalam membuang
waktu di tempat kerja. Beberapa penelitian membuktikan bahwa jumlah waktu
yang mereka gunakan untuk cyberloafing kian menigkat, yakni 3 jam perminggu
(Greenfield dan Davis, 2002) menjadi 2,5 jam perhari (Mill, Hu, Belladona, Clay,
2001).
Fenomena di Indonesia, dengan semakin meningkatnya pengguna facebook
yang salah satunya adalah PNS membuat beberapa PNS di berbagai instansi di
wilayah Indonesia memiliki kecenderungan untuk lebih mengutamakan facebook
daripada tugas kerja. Menurut Azwar selaku Kabag Humas Setdakab Banjar,
Pemerintah Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan menerapkan
pembatasan waktu penggunaan situs jejaring sosial seperti facebook di
lingkungan mereka selama jam kerja sejak 4 Februari 2010. Selama rentang
waktu 08.00 hingga pukul 13.00 Wita akses ke situs pertemanan dunia maya
tidak bisa diakses karena sengaja diblokir (BBCIndonesia, 24 November 2011).
Salah satu jenis pekerjaan yang membutuhkan komputer dan akses internet
setiap waktu adalah administrator. Peterson (dalam Soetrisno dan Renaldi, 2006)

mengemukakan bahwa setiap jenis pekerjaan yang memerlukan kertas, tentu
akan membutuhkan karyawan admisnitrsi dalam penyelenggaraan sehari-harinya.
Katalog Jabatan Indonesia (KJI) menyebutkan bahwa tugas karyawan di bidang
administrasi adalah melaksanakan kegiatan kesekretariatan, merencanakan rapat,

2

pelayanan administrasi seperti surat menyurat, notulensi, pengarsipan dan lain
sebagainya.
Soetrisno dan Renaldi (2006) menyebutkan bahwa secara garis besar bidang
administrasi mempunyai tiga peranan pokok yakni melayani pelaksanaan
pekerjaan operasional

untuk mencapai

tujuan organisasi, menyediakan

keterangan-keterangan bagi pucuk pimpinan organisasi untuk membuat
keputusan atau melakukan tindakan yang tepat dalam menyelesaikan masalah,
dan membantu kelancaran perkembangan organisasi sebagai suatu keseluruhan.

Secara teknis Litlefild dan Rachel (dalam Soetrisno dan Renaldi, 2006)
menggambarkan pekerjaan administrasi memerlukan mental yang lebih besar
karena banyak tugas tak terukur , seringkali terjadi perubahan variasi atau corak
yang lebih besar dalam pekerjaan. Banyak sekali tugas-tugas dalam volume kecil
seperti pengarsipan surat masuk dan menjawabnya tidak memiliki ukuran yang
baku sehingga berimbas pada ketidakteraturan kerja. Ketidakteraturan dari sisi
lingkungan pekerjaan ini sedikit banyak membawa stres pada pekerjanya. Ritme
pekerjaan yang tidak berubah akan tugasnya dalam mengarsipkan dan menulis
surat membuat karyawan administrasi merasa bosan terus menerus berada depan
komputer, ditambah dengan lingkungan kerja yang tidak berubah membuat
beberapa

karyawan

administrasi

seringkali

merasakan


rutinitas

yag

membosankan.
Mondy (2008) mengemukakan bahwa pekerja administrator termasuk
pekerjaan yang di persepsikan dengan pekerjaan yang dipenuhi stres bersama 11
jenis pekerjaan dari pemeringkatan atas 130 pekerjaan oleh National Institute for
Occupational Safety and Health. Beberapa hal penyebab seorang administrator
menjadi stres karena kurangnya kendali karyawan administrasi atas tugasnya.
Para karyawan pada pekerjaan tersebut merasa telah terjebak, diperlakukan lebih
seperti mesin ketimbang manusia. Karyawan administrasi selalu di tuntut untuk
dapat menyelesaikan tugasnya tepat waktu, ketat secara administratif bagi siapa
pun, siap setiap saat bila atasannya membutuhkan karena data dan informasi yang
disimpan oleh seorang administrator berpengaruh dalam setiap pengambilan
keputusan organisasi (perusahaan). Beberapa fenomena terjadi pada karyawan

3

mengidentifikasikan bahwa karyawan tersebut mengalami stres adalah terlambat

ke tempat kerja, jenuh bekerja, sering keluar kantor pada saat jam kerja.
Pada dasarnya sejumlah faktor yang berhubungan dengan pekerjaan yang
dijalankan seseorang bisa menyebabkan stres di tempat kerja. Stres secara ilmiah
tidak selalu berarti negatif, yang mengarah pada timbulnya penyakit fisik, mental,
maupun perilaku yang tidak wajar. Stres kerja juga merupakan kekuatan positif
yang diperlukan karyawan untuk menghasilkan prestasi yang tinggi, sebagai
contoh: bekerja dengan tekanan batas waktu dapat merupakan proses kreatif yang
merangsang, keterkaitannya dengan pekerjaan menjadi semakin tinggi serta
mampu mengendalikan situasi yang dirasakan sebagai tantangan. Namun jika
seseorang terlalu ambisius, semangat kerja menjadi menurun kembali, stres
terlalu menguras kekuatannya dan situasi berubah menjadi ancaman yang
mencemaskan (Munandar, 2006).
Ketika banyak karyawan mengalami stres di tempat kerja dan beragam cara
yang digunakan oleh karyawan dalam rangka mengatasi ataupun mengurangi
stres di tempat kerja. Lazarus dan Folkman (1984) menyebut metode untuk
mengelola segala tuntutan yang dianggap membebani atau melebihi kemampuan
sesorang (stres) ini dengan coping (seperti yang disebutkan Taylor, Peplau, Sears,
2009). Hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh Henle dan Blanchard (2008)
perilaku cyberloafing disebut sebagai salah satu varian perilaku coping stres
karyawan di tempat kerja. Hal ini dikarenakan perilaku cyberloafing

memungkinkan karyawan untuk melarikan diri dari stres kerja sejenak dengan
demikian dapat mengurangi emosi negatif karyawan.
Meskipun cyberloafing dapat memiliki efek positif (misalnya meningkatkan
kreatifitas karyawan, Block, 2001) cyberloafing memiliki konsekuensi yang
mahal bagi perusahaan yang membiarkan perilaku ini tetap dilakukan oleh
karyawannya. Layaknya perilaku melalaikan pekerjaan lainnya, cyberloafing
dapat mengurangi produktivitas sebanyak 30-40 persen dan dapat merugikan
perusahaan sebesar 5 milyar dolar AS pertahunnya (Conlin, 2000). Tidak seperti
perilaku melalaikan pekerjaan lainnya, cyberloafing dapat menyebabkan
komputer menjadi banjir akan sumber daya komputasi dengan penggunaan

4

internet untuk kepentingan pribadi, dan selanjutnya akan menyebabkan degradasi
sistem komputer.
Cyberloafing juga menyebabkan perusahaan bertanggung jawab hukum akan
perilaku karyawannya seperti pelecehan, pelanggaran hak cipta, fitnah, pekerjaan
yang ditinggalkan. Hasil studi empiris mengenai perilaku cyberloafing
menyebutkan bahwa perilaku cyberloafing memiliki prevalensi dan konsekuensi
yang merusak di tempat pekerja. Bagi para pemberi kerja cyberloafing dapat

memunculkan konsekuensi yang negatif karena penyimpangan produksi yang
diakibatkan cyberloafers merugikan organisasi (perusahaan). Sebuah survey yang
dilakukan Malachowski (2005) menemukan bahwa perilaku cyberloafing
menjadi gangguan paling umum di tempat kerja.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa meskipun perilaku
cyberloafing memiliki efek positif seperti kreativitas yang meningkat, namun
cyberloafing lebih banyak memiliki konsekuensi yang mahal bagi para pemberi
kerja yang tetap membiarkannya terjadi pada organisasi atau perusahaan mereka.
Sekalipun karyawan berasumsi bahwa cyberloafing dilakukan untuk mengurangi
emosi negatif yang diakibatkan oleh stres di tempat kerja, tetap saja karyawan
tidak dibenarkan untuk melakukan cyberlofing di tempat kerja. Hal ini
dikarenakan perusahaan membayar mahal karyawan guna mendapatkan
produktivitas yang didapatkan, sehingga karyawan dengan perilaku cyberloafing
bisa disebut mangkir dari tugas yang seharusnya dilakukannya.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin membuktikan apakah benar
ada hubungan antara stres kerja dengan perilaku cyberloafing pada karyawan
administrasi. Maka peneliti mengambil judul hubungan antara stres kerja dengan
perilaku cyberloafing pada karyawan administrasi.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah yang
diangkat oleh peneliti yaitu apakah ada hubungan antara stres kerja dengan
perilaku cyberloafing pada karyawan administrasi?.

5

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara stres kerja dengan perilaku cyberloafing pada karyawan administrasi.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara teoritis
Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan khasanah keilmuan
psikologi, khususnya psikologi industri dan organisasi terlebih mengenai
Psikologi Sumber Daya Manusia yang berhubungan dengan stres kerja
dengan perilaku cyberloafing pada karyawan administrasi.
2. Manfaat secara praktis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada HRD
(Human Resource Development), subyek penelitian dalam hal ini adalah
karyawan administrasi dan juga ilmuwan psikologi mengenai gambaran

seberapa besar keterkaitan antara stres di tempat kerja dengan perilaku
cyberloafing pada karyawan administrasi.

6

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN PERILAKU CYBERLOAFING
PADA KARYAWAN ADMINISTRASI

SKRIPSI

Oleh :
SRI HAPPY NISAURRAHMADANI
NIM : 06810220

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

LEMBAR PENGESAHAN


Skripsi ini telah diuji dan dipertahankan dihadapan dewan penguji
pada sidang ujian skripsi pada tanggal 13 April 2012

Dewan Penguji

Ketua Penguji

: Dra. Djudiah,M.Si

Anggota Penguji

: 1. Hudaniah,S.Psi.,M.Si

2. Yuni Nurhamida, S.Psi., M.Si

3. Ni’matuzahroh, S.Psi.,M.Si

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang

Dra. Cahyaning Suryaningrum,M.Si

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Sang Raja Pemberi Karunia, atas
limpahan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Shalawat serta
salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad
SAW, keluarga, sahabat, dan orang-orang yang senantiasa berada di jalan-Nya
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini memperoleh
banyak bantuan, dukungan serta dorongan semangat dari berbagai pihak. Maka patut
kiranya kali penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada:
1. Ayah dan ibuku yang tak pernah berhenti untuk berdo’a dan memotivasi penulis
dalam segala hal, tetaplah menjadi insipirasi dalam menjalani hidupku.
2. Seluruh keluarga besar penulis, kedua adik ku, Emak, tante, om, bude. Terima
kasih telah selalu menanyakan, “kapan wisuda?”.
3. Mr.Nuzri Nissandaru, terima kasih untuk LDR yang menyenangkan. Tetaplah
bersemangat untuk mewujudkan mimpi yang lebih indah.
4. Ibu Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang.
5. Ibu Djudiyah, M.Si selaku Dosen Pembimbing I. Terima kasih atas kesempatan,
kritik dan motivasi yang yang telah diberikan kepada penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
6. Ibu Hudaniah, S.Psi, M.Si selaku Dosen Pembimbing II. Terimakasih atas
motivasi dan masukannya bagi penulis.
7. Ibu Diana Savitri H., M.Psi selaku dosen wali yang selalu mengingatkan kepada
penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Keluarga kedua ku, Kanda, Yunda, Adinda, dan teristimewa untuk anggota
“Genk Imut” HMI Komisariat Psikologi UMM (Dyah, Lilik, Didin, Atul, Luluk),
ku tunggu pertemuan kita selanjutnya di warkop ‘SUKSES’. Untuk adinda Ifah,
Fatwa, Ria, Yeni, Ika, jangan pernah menyerah dan lelah dalam berjuang.
9. Persaudaraan perempuan penulis di KOHATI-HMI Cabang Malang, Suhay,
Merry, Anis, Riris, Endah, Devi, Hesti, Ike, Eva, Lia, Oda, Leni, Rini. Tetaplah

bersemangat kawan untuk memperjuangkan kesejahteraan kaum kita. Maaf saya
wisuda terlebih dahulu.
10. Seluruh keluarga besar TK IT Thoybah Batu, terima kasih banyak untuk
dukungan dan motivasi untuk menyelesaikan karya tulis ini.
11. Ibu Dodok, Ibu Suci, selaku Karyawan PT. PLN APJ Malang, Oky yang telah
bersedia menolong penulis di lapangan. Terima kasih untuk waktunya.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, tanpa bermaksud
mengabaikan bantuan anda bagi penulis.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas bantuan
yang diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penulisan karya tulis ini, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
yang solutif untuk menyempurnakan karya tulis ini.
Akhirnya penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan pada pembaca pada umumnya.

Malang, 6 April 2012
Penulis

Sri Happy Nisaurrahmadani

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................

i

INTISARI ..................................................................................................

iii

ABSTRACT ..............................................................................................

iv

DAFTAR ISI .............................................................................................

v

DAFTAR TABEL .....................................................................................

vii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................

1

B. Rumusan Masalah .....................................................................

5

C. Tujuan Penelitian .......................................................................

6

D. Manfaat Penelitian .....................................................................

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Cyberloafing
1. Pengertian Cyberloafing ......................................................

7

2. Aspek-aspek Cyberloafing ...................................................

8

3. Jenis-jenis Cyberloafing .......................................................

9

4. Dampak Cyberloafing ..........................................................

9

B. Stres Kerja
1. Pengertian stres kerja ............................................................

10

2. Sumber-sumber stres kerja ...................................................

12

3. Aspek-aspek stres kerja ........................................................

15

4. Tingkatan stes kerja ..............................................................

16

5. Dampak stres kerja ...............................................................

17

C. Karyawan Administrasi ..............................................................

18

D. Hubungan stres kerja dengan perilaku cyberloafing ...................

19

E. Kerangka berpikir .......................................................................

23

F. Hipotesis ......................................................................................

25

BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ....................................................................

26

B. Variabel Penelitian
1. Identifikasi variabel Penelitian ................................................

26

2. Definisi operasional variabel penelitian ..................................

27

C. Populasi dan Sampel .....................................................................

28

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data
1. Jenis data ..................................................................................

29

2. Metode pengumpulan data .......................................................

30

3. Validitas dan Reliabilitas
a. Validitas .............................................................................

37

b. Reliabilitas ..........................................................................

40

E. Prosedur Penelitian .........................................................................

42

F. Teknik Analisa Data .......................................................................

43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ................................................................................

44

B. Analisa Data ...................................................................................

46

C. Pembahasan ....................................................................................

47

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................

51

B. Saran-saran ......................................................................................

52

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

53

LAMPIRAN .....................................................................................................

57

DAFTAR TABEL

Tabel 1

Skor untuk jawaban pernyataan pada Skala Likert .....................

31

Tabel 2

Blue Print Skala Stres Kerja ........................................................

34

Tabel 3

Skor jawaban pernyataan pada Skala Perilaku Cyberloafing ......

35

Tabel 4

Uji Validitas Skala Stres Kerja ....................................................

39

Tabel 5

Uji Validitas Skala Perlaku Cyberloafing ....................................

39

Tabel 6

Rangkuman Reliabilitas Skala Stres Kerja ..................................

41

Tabel 7

Rangkuman Reliabilitas Skala Perilaku Cyberloafing .................

41

Tabel 8

Rangkuman Reliabilitas Keseluruhan ..........................................

41

Tabel 9

Rancangan Analisa Data ..............................................................

43

Tabel 10

Sebaran T-Score Stres Kerja ........................................................

45

Tabel 11

Sebaran T-Score Perilaku Cyberloafing .......................................

45

Tabel 12

Sebaran T-Score Perilaku Cyberloafing Berdasarkan Usia .........

45

Tabel 13

Sebaran T-Score Perilaku Cyberloafing Berdasarkan Pendidikan

45

Tabel 14

Rangkuman Korelasi Product Moment .........................................

46

DAFTAR PUSTAKA

Anandarajan, M., Simmers, C., & Igabaria, M. (2000). An exploratory investigation og the
antecedents and impact of internet usage: an individual perspective. Behavior &
Information Technology, 19, 69-85.
Anoraga, P. (1992). Psikologi kerja. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Azwar, S. (2007). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
_______. (2004). Metode penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
_______. (2008). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Beehr, T.A. & Newman, J.E. (1988). Psychological stress in the workplace. London :
Routledge.
Blanchard, A.L. & Henle, C.A. (2007). Correlates of different forms of cyberloafing: The
role of norms and external locus of control. Computers in human behavior, 24, 10671084.
Block, W. (2001). Cyberslacking, business ethics and managerial economics. Journal of
Bussiness Ethics, 33, 225-231.
Conlin, M. (2000). Workers, Surf at Your Own Risk. Bussiness Week, 3685 (June 12), 105106.
Fraser, T.M. (1992). Stres dan kepuasan kerja. Jakarta : PT Pustaka Binaman Pressindo.
Greenfield, D.N., & Davis, R.A. (2002). Lost in cyberspace:The web at work.
CyberPsychology and Behavior, 5, 347-353.
Gibson, J.L., Ivancevich, J.M., Donnely, J.H. (1996). Organisasi : Perilaku, Struktur dan
Proses. Jakarta : PT Binarupa Aksara.
Greengard, S. (2002). The high cost of cyberslacking. Workforce, 12 (December), 22-24.
Griffiths, M. (2003) Internet abuse in the workplace: Issues and concerns for employers and
employment counselors. Journal of Employment Counseling, 40, 87-96.
Hawari, D. (2006). Manajemen stres, cemas dan depresi. Jakarta : Gaya Baru.
Henle, C.A., & Blanchard, A. L. (2008). The interaction of workstressor and organizational
sanction on cyberloafing. Journal of Managerial Issues, 20, 383-400.

Ivancevich, J.M., Konopaske, R., & Mattenson, M.T., (2006). Perilaku dan manajemen
organisasi. Jakarta : Erlangga.
Kerlinger, N.F. (2004) Azas-azas penelitian behavioural. Yogyakarta : UGM.
Lazarus, R.S & Folkman, S. (1984). Stres, appraisal and coping. New York : Springer
Lim, V.K.G. (2002). The IT Way of loafing on the job: cyberloafing, neutralizing, and
organizational justice. Journal of Organizational Behavior, 23, 675-694.
___ & T. S. H. Teo. 2005. "Prevalence, Perceived Seriousness, Justification and Regulation
of Cyberloafing in Singapore: An Exploratory Study." Information & Management
42: 1081-1093.
Luthans, F. (2006). Perilaku organisasi. Yogyakarta : Andi.
Malachowski, D. (2005). Wasted time at work costing companies billions. Diakses pada 25
September 2011 dari http://www.salary.com.careers/
Mills, J.E., Hu, B., Beldona, S., & Clay, J. (2001) Cyberslacking: A liability issue for wired
workplaces. Cornell Hotel and Restaurant Administration Quarterly, 42, 34-47.
Mondy, R.W. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Erlangga
Munandar. (2006). Psikologi industri dan organisasi. Jakarta : UI Press
Nasrudin, E. (2010). Psikologi manajemen. Bandung : Pustaka Setia.
Rizzo, J., House, R., Lirtzman S. (1970). Role conflict and role ambiguity in complex
organizations. Administrative Science Quarterly, 15, 150-163.
Robbins, S.P. & Judge, T.A. (2008). Perilaku organisasi Jilid 1. Jakarta : Salemba Empat.
Robbins, S.P. & Judge, T.A. (2008). Perilaku organisasi Jilid 2. Jakarta : Salemba Empat.
Sharma, S. K. and J. N. D. Gupta. 2003/2004. Improving Workers' Productivity and
Reducing Internet Abuse. The Journal of Computer Information Systems 44: 74-78.
Sipior, J.C. & Ward, B.T. (2002) A strategic response to the broad spectrum of internet
abuse. Information Systems Management, 19, 71-79.
Soetrisno & Renaldi, B. (2006). Manajemen Perkantoran Modern. Jakartan : Lembaga
Administrasi Negara.
Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif R&D. Bandung : Alfabeta.

Supardi. (2007). Analisa stres kerja pada kondisi dan beban kerja perawat dalam klasifikasi
pasien di ruang rawat inap rumkit TK II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan (Tesis,
Magister Kesehatan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra
Utara, Medan)
Suprihanto, S., Harsiwi, T.A., Hadi, P. (2003). Perilaku organisasional Jilid I. Yogyakarta :
Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPKN.
Suryabrata, S. (2005). Pengembangan alat ukur psikologis. Yogyakarta : Andi.
Taylor, S.E., Peplau, L.A., Sears, D.O., (2009). Psikologi sosial. Jakarta : Kencana Prenada
Media Goup.
Winarsunu, T. (2010). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Malang : UMM
Press.
___________. (2010). Sibuk Facebook-an di Kantor, PNS Didisiplinkan. Diakses pada 15
Juli 2010) dari http://us.detikinet.com/read.
___________. (2011). Larangan facebook untuk PNS. Diakses pada 24 November 2011)
dari http://www.bbc.co.uk/indonesia/
___________. (2011). 10 Jenis pekerjaan yang menyebabkan stres tingkat tinggi. Diakses
pada 10 Desember 2011 dari http://www.sidomi.com/14326/10-jenis-pekerjaanyang-menyebabkan-stres-tingkat-tinggi/
___________. (2011). Pengertian cyberloafing. Diakses pada 10 Desember 2011 dari
http://www.webopedia.com/TERM/C/cyberloafing.html