Ruang Warna HSV Pengolahan Citra Digital

berikutnya , setelah semuanya dihitung maka akan memperoleh hasil = [0 1 6 14 22 21]. Gambar 2.12. Perhitungan konvolusi secara matriks.

2.5.2. Konvolusi dengan Ekstensi Sinyal

Konvolusi biasa digunakan bila ada sinyal yang memiliki panjang terbatas, dan juga ujung-ujung sinyalnya diskontinu sehingga dapat menyebabkan distorsi pada ujung- ujung sinyal. Sehingga dapat dikatakan konvolusi adalah suatu proses untuk memperpanjang sinyal dengan cara pengulangan sinyal atau yang disebut periodisasi. Misalnya sinyal masukan uk = {u1, u2, … , uM} akan dikonvolusi dengan sinyal lain hk = {h1, h2, … , hN}, N adalah bilangan genap, dan M N, serta m adalah N2 . Sehingga pengulangan sinyal dengan periodisasi akan menghasilkan sinyal { } Konvolusi sinyal yang diperpanjang dengan sinyal akan menghasilkan Hasil konvolusi menghasilkan sinyal keluaran dimana panjang M + N-1 lebih besar dari pada panjang uk. Agar sinyal keluaran memiliki panjang yang sama dengan sinyal masukan, maka hanya bagian-bagian tertentu saja yang akan dipilih sebagai keluaran. Misalnya, keluaran konvolusi di atas adalah ={y1, y2, …, yL}, L = M + N-1 , maka akan dipilih bagian-bagian tertentu dari adalah [12]. { } 2.6

2.6. Template Matching

Template matching adalah salah satu teknik dalam pengolahan citra digital yang berfungsi untuk mencocokan tiap-tiap bagian dari suatu citra dengan citra yang menjadi template acuan. Teknik ini banyak digunakan dalam bidang industri sebagai bagian dari quality control . Metode template matching sering digunakan untuk mengindentifikasi citra karakter huruf, angka, sidik jari fingerprint dan aplikasi-aplikasi pencocokan citra lainnya. Prinsip metode ini adalah membandingkan antara image objek yang akan dikenali dengan image template yang ada. Image objek yang akan dikenali, diukur tingkat kemiripannya dengan masing-masing image template. Pengecekan kemiripan dapat dilakukan menggunakan fungsi jarak ataupun korelasi. Pengenalan dilakukan dengan melihat nilai tingkat kemiripan tertinggi dari image objek tersebut [5].

2.7. Distance Jarak

Jarak digunakan untuk menentukan tingkat kesamaan similarity degree atau ketidaksamaan dissimilarity degree dua vektor fitur. Tingkat kesamaan berupa suatu nilai dan berdasarkan nilai tersebut dua vektor fitur akan dikatakan mirip atau tidak. Dengan menggunakan metode jarak Euclidean dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemiripan dua buah vektor fitur.

2.7.1 Euclidean Distance

Euclidean Distance adalah metrika yang paling sering digunakan untuk menghitung kesamaan 2 vektor. Euclidean distance menghitung akar dari kuadrat perbedaan 2 vektor. Rumus dari Euclidean distance [5]: √∑ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI