Perancangan Kampanye Bahaya Emisi Gas Buang Pada Kegiatan Car Free Day Kota Bandung

(1)

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir

PERANCANGAN KAMPANYE BAHAYA EMISI GAS

BUANG PADA KEGIATAN CAR FREE DAY KOTA

BANDUNG

DK 38315/TUGAS AKHIR Semester II 2010/2011

Oleh :

Afrizal Hilmiawan 51907106

Program Studi

Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas kekuatan, semangat dan perlindungan yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir, yang disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Tugas Akhir.

Laporan Tugas Akhir ini dapat disusun melalui suatu proses yang cukup panjang serta mengalami berbagai rintangan, tantangan dan hambatan-hambatan namun penulis dapat menyelesaikannya. Itu semua dapat dilakukan berkat bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak.

Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan. Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat memenuhi harapan dan bermanfaat bagi kepentingan semua.

Bandung, Agustus 2011


(3)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Semakin terasanya dampak dari perubahan iklim akibat perusakan lingkungan, yang diakibatkan salah satunya oleh polusi udara. Kendaraan bermotor saat ini maupun dikemudian hari akan terus menjadi sumber yang dominan dari pencemaran udara di perkotaan.

Di banyak kota besar, gas buang kendaraan bermotor menyebabkan ketidaknyamanan pada orang yang berada di tepi jalan yang dapat membahayakan kesehatan dan menyebabkan masalah pencemaran udara. Kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara di kota-kota besar mencapai 70%.

Kualitas udara kota Bandung semakin hari semakin menurun. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan BPLH Kota Bandung kualitas udara kota Bandung sudah masuk tahap sedang. “Sedang maksudnya, ya ada yang sedang ada yang baik. Tapi secara umum

kualitas udara kota Bandung menurun” kata Irene Irma Kepala BPLH

kota Bandung dalam wawancara di kantor BPLH kota Bandung (25/05/2011).


(4)

2 Untuk menimalisir emisi gas buang kendaraan bermotor di kota-kota besar, akhir-akhir ini program Car Free Day mengalami

booming, termasuk di kota Bandung. Hingga hari ini respon positif banyak di terima akibat pelaksanaan Car Free Day, karena efeknya yang walau sedikit telah dapat mengurangi kadar polusi di beberapa kota besar.

Car Free Day atau dalam bahasa Indonesia berarti Hari Bebas Kendaraan Bermotor. Bertujuan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat untuk menurunkan ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan bermotor. Tujuan kegiatan Car Free Day ini tidak lain memperbaiki kualitas udara akibat polusi udara yang disebabkan pembakaran tidak sempurna kendaraan bermotor.

Kegiatan utama Car Free Day adalah penutupan jalan selama beberapa waktu dari arus lalu lintas kendaraan. Untuk memanfaatkan ruang jalan yang ditutup maka dilakukan berbagai kegiatan seperti pertunjukan kesenian, hiburan, permainan anak-anak, olahraga, lomba-lomba, parade sepeda dan kegiatan festival jalanan lainnya. Kegiatan tersebut ditujukan untuk memberikan suasana yang berbeda pada kota tersebut.


(5)

3 1.2 Identifikasi Masalah

Kualitas udara kota Bandung kian hari kian memburuk akibat polusi udara. Masalah polusi udara bahkan sudah sampai pada titik di mana penanganan yang benar-benar serius sangat dibutuhkan dari berbagai elemen masyarakat di kota Bandung. Mulai berkembangnya sektor industri dan tidak terkendalinya sektor transportasi menjadi penyumbang terbesar bagi pencemaran udara.

Program kegiatan Car Free Day yang semula diharapkan dapat mengurangi polusi udara serta menyadarkan masyarakat akan nyamannya udara dengan tidak tercemarnya emisi gas buang, belum dapat menurunkan angka Index Standar Pencemaran Udara kota Bandung dari sedang menjadi sehat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Irene Irmamuti (25/05/2011), Kepala Peneliti BPLH kota Bandung tentang pencemaran udara dan program Car Free Day, maka identifikasi masalah yang didapat adalah :

 Kualitas udara kota Bandung semakin hari semakin menurun.

 Emisi gas buang kendaraan bermotor merupakan penyumbang terbesar dari polusi udara kota Bandung.

 Kondisi kualitas udara kota Bandung yang dalam kategori Sedang memang belum berpengaruh secara


(6)

4 langsung pada manusia, namun berpengaruh besar pada tanaman.

 Walaupun kondisi udara kota Bandung dalam kategori Sedang, tetap saja berbahaya.

 Perlunya kesadaran masyarakat akan bahayanya emisi gas buang kendaraan bermotor.

Car Free Day efektif menurunkan tingkat polusi udara hanya dalam area kegiatan.

 Kurangnya peran aktif masyarakat di luar kegiatan Car Free Day dalam upaya meminimalisir emisi gas buang kendaraan bermotor.

1.3 Fokus Masalah

Masalah difokuskan pada kesadaran akan bahaya emisi gas buang kendaraan bermotor.

1.4 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan ini yaitu mengkampanyekan sekaligus memberi informasi kepada masyarakat yang mengikuti kegiatan Car Free Day tentang bahaya emisi gas buang di luar area kegiatan Car Free Day.


(7)

5 BAB II

BAHAYA EMISI GAS BUANG TERHADAP KESEHATAN

2.1 Pencemaran Udara

Pencemaran udara menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.

Menurut Slamet Arifin (1987) dalam Rimantho (2010), bentuk emisi dari unsur atau senyawa pencemar udara dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

a. Pencemar udara Primer (Primary Air Pollution)

Yaitu semua pencemar yang berbeda di udara dalam bentuk yang hampir tidak berubah. Sama seperti ia dibebaskan dari sumbernya semula sebagai hasil dari suatu proses tertentu. b. Pencemar udara Sekunder (Secondary Air Pollution)

Semua pencemar di udara yang sudah berubah karena hasil reaksi tertentu antara dua atau lebih kontaminan atau polutan.


(8)

6

Umumnya pencemar sekunder merupakan hasil antara pencemar primer dengan kontaminan atau polutan lain yang ada di udara.

2.2 Sumber Pencemaran Udara

Pencemaran udara terjadi akibat dilepaskannya zat pencemar dari berbagai sumber ke udara. Sumber-sumber pencemar udara dapat bersifat alami maupun akibat aktivitas manusia. Pencemaran udara dapat didefinisikan sebagai hadirnya substansi di udara dalam konsentrasi yang cukup untuk menyebabkan gangguan pada manusia, hewan, tanaman maupun material. Substansi ini bisa berupa gas, cair maupun partikel padat. Ada lima jenis polutan di udara, yaitu partikulat dengan diameter kurang dari 10 µm (PM10), sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), karbon monoksida (CO) dan timbal.

Dalam peraturan mengenai pengelolaan udara yang saat ini berlaku di Indonesia yaitu PP No. 41/1999 mendefinisikan sumber pencemar sebagai setiap usaha dan/atau kegiatan yang mengeluarkan bahan pencemar ke udara yang menyebabkan udara tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Menurut PP No. 41/1999, emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkannya kedalam udara ambien yang mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur pencemar. Sedang


(9)

7

gas buang merupakan gas/zat sisa hasil proses pembakaran bahan bakar fosil pada mesin kendaraan bermotor.

PP ini kemudian menggolongkan sumber pencemar atas lima kelompok, yaitu:

 Sumber bergerak: sumber emisi yang bergerak atau tidak tetap pada suatu tempat yang berasal dari kendaraan bermotor.  Sumber bergerak spesifik: serupa dengan sumber bergerak

namun berasal dari kereta api, pesawat terbang, kapal laut dan kendaraan berat lainnya.

 Sumber tidak bergerak: sumber emisi yang tetap pada suatu tempat.

 Sumber tidak bergerak spesifik: serupa dengan sumber tidak bergerak namun berasal dari kebakaran hutan dan pembakaran sampah.

 Sumber gangguan: sumber pencemar yang menggunakan media udara atau padat untuk penyebarannya. Sumber ini terdiri dari kebisingan, getaran, kebauan dan gangguan lain.

2.3 Sumber Pencemaran Udara Dari Sektor Transportasi

Dari berbagai sektor yang potensial dalam mencemari udara, pada umumnya sektor transportasi memegang peran yang sangat besar dibandingkan dengan sektor lainnya. Di kota-kota besar, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi


(10)

8

udara mencapai 60-70%. Sedangkan kontribusi gas buang dari cerobong asap industri hanya berkisar 10-15%, sisanya berasal dari sumber pembakaran lain, misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan, dan lain-lain.

Kendaraan bermotor yang menjadi alat transportasi, dalam konteks pencemaran udara dikelompokkan sebagai sumber yang bergerak. Dengan karakteristik yang demikian, penyebaran pencemar yang diemisikan dari sumber-sumber kendaraan bermotor ini akan mempunyai suatu pola penyebaran spasial yang meluas. Faktor perencanaan sistem transportasi akan sangat mempengaruhi penyebaran pencemaran yang diemisikan, mengikuti jalur-jalur transportasi yang direncanakan (BPLHD Jabar, 2009).

2.4 Dampak Pencemaran Udara

Gas buang kendaraan bermotor sebenarnya terutama terdiri dari senyawa yang tidak berbahaya seperti nitrogen, karbon dioksida dan uap air, tetapi didalamnya terkandung juga senyawa lain dengan jumlah yang cukup besar yang dapat membahayakan kesehatan maupun lingkungan. Bahan pencemar yang terutama terdapat didalam gas buang kendaraan bermotor adalah karbon monoksida (CO), berbagai senyawa hidrokarbon, berbagai oksida nitrogen (NOx) dan sulfur (SOx), dan partikulat debu termasuk timbel (PB). Bahan bakar tertentu seperti hidrokarbon dan timbel organik, dilepaskan


(11)

9

keudara karena adanya penguapan dari sistem bahan bakar. (Tugaswati, 2000).

2.4.1 Dampak pada kesehatan

Senyawa-senyawa di dalam gas buang terbentuk selama energi diproduksi untuk mejalankan kendaraan bermotor. Beberapa senyawa yang dinyatakan dapat membahayakan kesehatan adalah berbagai oksida sulfur, oksida nitrogen, dan oksida karbon, hidrokarbon, logam berat tertentu dan partikulat. Gas buang tersebut terjadi selama pembakaran bahan bakar fosil-bensin dan solar didalam mesin.

Misalnya dampak keracunan gas CO, keracunan gas CO dalam jumlah banyak akan membuat kita mengalami berbagai hal mengerikan hanya dalam hitungan menit. Mulai dari hilang kesadaran hingga mati lemas. Selain merasakan sesak nafas, hal yang biasa dialami saat keracunan CO yakni sakit kepala, rasa lelah yang amat sangat, pusing, serta mual-mual. Sakit dada mendadak juga dapat muncul pada orang yang menderita angina pectoris (nyeri dada). Dampak keracunan CO ini dapat semakin memburuk. Penderita akan meng-alami muntah-muntah, kebingungan, kehilangan kesadaran, serta otot-otot menjadi lemah.


(12)

10

Gangguan kesehatan lain diantara kedua pengaruh yang ekstrim ini, misalnya kanker pada paru-paru atau organ tubuh lainnya, penyakit pada saluran tenggorokan yang bersifat akut maupun khronis, dan kondisi yang diakibatkan karena pengaruh bahan pencemar terhadap organ lain seperti paru, misalnya sistem syaraf. Karena setiap individu akan terpajan oleh banyak senyawa secara bersamaan, sering kali sangat sulit untuk menentukan senyawa mana atau kombinasi senyawa yang mana yang paling berperan memberikan pengaruh membahayakan terhadap kesehatan (Depkes, 2004). Berdasarkan sifat kimia dan perilakunya di lingkungan, dampak bahan pencemar yang terkandung di dalam gas buang kedaraan bermotor digolongkan sebagai berikut :

1. Bahan-bahan pencemar yang terutama mengganggu saluran pernafasan. Yang termasuk dalam golongan ini adalah oksida sulfur, partikulat,oksida nitrogen, ozon dan oksida lainnya.

2. Bahan-bahan pencemar yang menimbulkan pengaruh racun sistemik, seperti hidrokarbon monoksida dan timbel/timah hitam.

3. Bahan-bahan pencemar yang dicurigai menimbulkan kanker seperti hidrokarbon.


(13)

11

4. Kondisi yang mengganggu kenyamanan seperti kebisingan, debu jalanan, dll (Tugaswati, 2000).

Pencemar Dampak

Partikulat (timbel, nikel, arsen, karbon) terutama yang berukuran 10 mikron ke bawah.

Meningkatkan risiko gangguan dan penyakit sistem pernafasan.

CO Mengganggu konsentrasi dan refleksi tubuh, menyebabkan kantuk, dan dapat memperparah penyakit kardiovaskular akibat defisiensi oksigen. CO mengikat hemoglobin sehingga jumlah oksigen dalam darah berkurang.

SO2 Meningkatkan risiko penyakit paru-paru dan menimbulkan batuk pada pemajanan singkat dengan konsentrasi tinggi.

Nox Meningkatkan total mortalitas, penyakit kardiovaskular, mortalitas pada bayi, serangan asma, dan penyakit paru-paru kronis.

Ozon Menimbulkan iritasi mata, meningkatkan gangguan pernapasan dan serangan asma, dan menurunkan daya tahan tubuh terhadap flu dan pneumonia.

Senyawa organik yang mudah menguap

Menyebabkan iritasi mata, hidung, dan tenggorokan; pada beberapa kasus menimbulkan pusing, mual, dan kehilangan


(14)

12 koordinasi; bersifat karsinogen terutama zat polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH), benzena, dan 1,3-butadiena.

Timbel Menyebabkan gangguan sistem syaraf, pencernaan, hipertensi, dan menurunkan IQ pada anak-anak. Peningkatan kadar timbeldarah sebesar 10 – 20 μg/dl dapat menurunkan IQ hingga 2 poin.

Tabel 1. Pencemaran Udara dan Dampak pada Kesehatan (Sumber : Laporan WHO-Europe 2004 dalam Rimantho 2010)

2.4.2 Dampak terhadap lingkungan

Tidak semua senyawa yang terkandung di dalam gas buang kendaraan bermotor diketahui dampaknya terhadap lingkungan selain manusia. Beberapa senyawa yang dihasilkan dari pembakaran sempurna seperti CO2 yang tidak beracun, belakangan ini menjadi perhatian orang. Senyawa CO2 sebenarnya merupakan komponen yang secara alamiah banyak terdapat di udara. Oleh karena itu CO2 dahulunya tidak menepati urutan pencemaran udara yang menjadi perhatian lebih dari normalnya akibat penggunaan bahan bakar yang berlebihan setiap tahunnya. Pengaruh CO2 disebut efek rumah


(15)

13

kaca dimana CO2 diatmosfer dapat menyerap energi panas dan menghalangi jalannya energi panas tersebut dari atmosfer ke permukaan yang lebih tinggi. Keadaan ini menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata di permukaan bumi dan dapat mengakibatkan meningginya permukaan air laut akibat melelehnya gunung- gunung es, yang pada akhirnya akan mengubah berbagai sirklus alamiah. Pengaruh pencemaran SO2 terhadap lingkungan telah banyak diketahui. Pada tumbuhan, daun adalah bagian yang paling peka terhadap pencemaran SO2, dimana akan terdapat bercak atau noda putih atau coklat merah pada permukaan daun. Dalam beberapa hal, kerusakan pada tumbuhan dan bangunan disebabkan karena SO2 dan SO3 di udara, yang masing-masing membentuk asam sulfit dan asam sulfat (Rimantho, 2010).

2.5 Jumlah Kendaraan Pribadi di Kota Bandung

Bandung merupakan kota wisata juga tempat hunian yang nyaman, sehingga banyak orang yang singgah dan menetap di Bandung. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, meningkat pula jumlah kendaraan pribadi dari tahun ke tahun.

Menurut data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik kota Bandung, diperoleh data kendaraan Pribadi Kota Bandung sebagai berikut.


(16)

14

Sedan/

Sejenisnya

Jeep/

Sejenisnya

Minibus/

Sejenisnya

Roda empat lainnya

Sepeda Motor

Jumlah kendaraan

69.677 31.041 137.656 337.261 784.726

Tabel 2. Jumlah Kendaraan Pribadi kota Bandung 2010 (Sumber : Bandung Dalam Angka 2010)

Dengan jumlah kendaraan pribadi yang begitu banyak jumlahnya, belum ditambah dengan kendaraan umum yang ada. Otomatis kota Bandung akan terjebak dengan polusi udara yang sekian parahnya mengingat keadaan geografis kota Bandung yang berada di cekungan, menyebabkan lambatnya pertukaran masa udara, baik vertikal maupun horizontal.

2.6 Hirarki Pengguna Jalan

Ditinjau dari sisi keekonomisan, kesetaraan sosial dan dampak lingkungan yang ditimbulkan, maka disepakati sebuah hirarki pengguna jalan seperti pada gambar.


(17)

15

Gambar 1. Hirarki pengguna jalan. (Sumber : http://campaign.pelangi.or.id/)

Pejalan kaki sudah seharusnya mendapatkan prioritas utama dalam menggunakan jalan. Ini dikarenakan berjalan kaki merupakan jenis transportasi paling hemat, bebas polusi dan bisa dilakukan oleh siapa saja.

Pengguna mobil dan motor berada di urutan terbawah di dalam hirarki. Alasannya mobil atau motor menggunakan bahan bakar yang disubsidi, menimbulkan polusi udara serta digunakan hanya untuk kepentingan pribadi (Meviana, 2007).


(18)

16 2.7 Car Free Day

Car Free Day adalah kegiatan kampanye mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Kegiatan ini juga menjadi ajang promosi sarana transportasi alternatif selain kendaraan pribadi dan promosi upaya-upaya perbaikan dan peningkatan kualitas sarana– sarana alternatif tersebut. Sehingga melalui pelaksanaan Car Free Day akan dapat mengurangi pencemaran udara di lokasi pelaksanaan dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya membatasi penggunaan kendaraan pribadi.

2.8 Awal Mula Car Free Day

Kegiatan Car Free Day telah dimulai sejak jaman krisis minyak di tahun 70an di Amerika dan dilaksanakan di beberapa kota Eropa pada awal 90an. Awal mula tercetusnya ide Car Free Day adalah dari Menteri Lingkungan Hidup Prancis pada 22 September 1998. Acara

Car Free Day Internasional mulai diselenggarakan di kota-kota Eropa pada tahun 1999 yang merupakan proyek percontohan kampanye Uni

Eropa “ Kota tanpa Mobil” ("In Town Without My Car"). Kampanye ini

terus berlanjut hingga kini dalam bentuk Minggu Mobilitas Eropa (European Mobility Week). Dan sejak itu telah diadaptasi oleh banyak kota di berbagai negara dengan sebutan yang berbeda-beda, bukan hanya "Car Free Day", misalnya "Carless Day", atau "In town, without


(19)

17 My Car", bahkan ada yang lebih unik yaitu "Car Using-Diet" (Meviana, 2007).

2.9 Kegiatan Car Free Day

Kegiatan utama Car Free Day adalah penutupan jalan selama beberapa waktu dari arus lalu lintas kendaraan. Untuk memanfaatkan ruang jalan yang ditutup maka masyarakat sekitar melakukan berbagai kegiatan seperti pertunjukan kesenian, hiburan, permainan anak-anak, olahraga, lomba-lomba, parade sepeda dan kegiatan festival jalanan lainnya. Kegiatan tersebut ditujukan untuk memberikan suasana yang berbeda pada kota tersebut.

Masyarakat dapat merasakan dan melihat secara langsung suasana kota saat jumlah kendaraaan pribadi dibatasi dan apa saja alternatif yang bisa dipakai selain kendaraan pribadi. Kegiatan ini dapat menyadarkan masyarakat betapa seriusnya dampak penggunaan kendaraaan pribadi terhadap penurunan kualitas udara sehingga penggunaan kendaraan pribadi perlu dibatasi. Faktanya, kegiatan Car Free Day tidak hanya merupakan solusi bagi parahnya pencemaraan polusi udara dari kendaraan bermotor tetapi juga meningkatkan kualitas hidup di wilayah perkotaan (Meviana, 2007).


(20)

18 2.10 Tujuan dan Manfaat kegiatan Car Free Day

Dalam artikelnya Meviana (2007) menuliskan tujuan dan manfaat kegiatan Car Free Day sebagai berikut :

 Mengurangi pencemaran udara dari kendaraan bermotor di lokasi pelaksanaan

 Mendorong penggunaan alat transportasi alternatif selain kendaraan pribadi seperti angkutan umum, sepeda dan fasilitas pejalan kaki

 Meningkatkan kesadaran dan menginformasikan kepada warga kota bahaya tidak terkendalinya penggunaan kendaraan pribadi baik dari sisi kelancaran pergerakan dan kualitas udara kota.

 Mensimulasikan suasana dan kondisi kota saat jumlah kendaraan dibatasi.

 Jalan yang ditutup menjadi ruang publik dimana masyarakat dapat melakukan kegiatan secara bersama-sama sehingga dapat menjalin dan mempererat hubungan masyarakat.

2.11 Awal Mula Car Free Day di Indonesia

Surabaya adalah kota pertama kali di Indonesia yang menyelenggarakan Car Free Day pada tahun 2000. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari kampanye peningkatan kualitas udara kota


(21)

19

mengadakan kegiatan Car Free Day pada tahun 2002, menyusul kota-kota besar di Indonesia lainnya (Meviana, 2007).

2.12 Car Free Day Bandung

Sedang kota Bandung baru mulai menguji coba konsep Car Free Day pada tanggal 25 April 2010 dan meresmikannya pada 9 Mei 2010. Kawasan yang dijadikan kegiatan Car Free Day bertempat di jalan Dago hingga Cikapayang, kegiatan ini berlangsung dari pukul enam hingga sepuluh pagi.

Gambar 2. Suasana kegiatan Car Free Day Bandung

(Dokumen Pribadi : 2010)

Sebagai kota yang baru menerapkan konsep Car Free Day, kota Bandung bisa dibilang sukses dalam menarik antusias warga


(22)

20

untuk mengikuti kegiatan Car Free Day. Terbukti setiap minggunya warga Bandung memadati jalan Dago hingga Cikapayang. Dengan mengadaptasi konsep Car Free Day dari kota-kota sebelumnya diharapkan dapat mengurangi angka polusi yang disebabkan oleh gas buangan kendaraan bermotor yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya populasi kendaraan bermotor di Kota Bandung.

Semakin menurunnya kualitas udara Kota Bandung menjadikan Kota Kembang ini sebagai kota berdebu kedua setelah Jakarta (Disinkom: 2006). Akibat kondisi tersebut, kota yang dijuluki

“Paris Van Java” dan “Kota Kembang” yang memiliki udara segar,

lambat laun menjadi wilayah hunian yang suhunya meningkat serta debu dan asap yang makin pekat.

2.13 Kebutuhan Ruang Publik

Pada umumnya ruang publik adalah ruang terbuka yang mampu menampung kebutuhan akan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara terbuka. Ruang ini memungkinkan terjadinya pertemuan antar manusia untuk saling berinteraksi.

Karena banyak ruang publik di Bandung kurang terawat dan salah tujuan, masyarakat Bandung merasa adanya ruang publik seperti area Car Free Day merupakan lahan lain untuk berinteraksi dengan sesamanya yang nyaman.


(23)

21

Kebutuhan manusia untuk berinteraksi dengan sesamanya merupakan fitrah manusia mengingat manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat berdiri sendiri melainkan selalu bergantung kepada orang lain, semangat berkumpul adalah salah satu yang mendorong interaksi ini tetap terjaga, ruang publik sebagai salah satu sarana yang mengakomodasi kegiatan tersebut perlu intervensi desain yang tepat guna menciptakan atmosfer yang nyaman (Subangkit, 2010).

2.14 Kampanye

Menurut Rogers dan Storey (1987) dalam Venus (2004:7), mendefinisikan kampanye sebagai “serangkaian tindakan komunikasi

yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada

kurun waktu tertentu”. Apapun ragam dan tujuannya, upaya perubahan yang dilakukan kampanye selalu terkait dengan aspek pengetahuan, sikap dan perilaku.

Ostergaard dalam Venus (2004:10), menyebut ketiga aspek

tersebut dengan istilah ”3A” yaitu awarness, attitude dan action. Ketiga aspek ini bersifat saling terkait dan merupakan sasaran pengaruh yang harus dicapai secara bertahap agar satu kondisi perubahan dapat tercipta.


(24)

22 Awarness dalam aspek pertama oleh Ostergaad berarti menggugah kesadaran, menarik perhatian dan memberi informasi tentang produk atau gagasan yang dikampanyekan. Dalam hal ini, konsep ajakan dalam kampanye bahaya emisi gas buang pada kegiatan Car Free Day harus dapat menarik perhatian masyarakat akan ide baru yang ditawarkan.

Aspek berikutnya diarahkan pada perubahan dalam ranah sikap atau attitude. Dalam hal ini, kampanye bahaya emisi gas buang pada kegiatan Car Free Day harus memunculkan kepedulian atau keberpihakan masyarakat pada isu-isu yang menjadi tema kampanye.

Sementara pada aspek terakhir kegiatan kampanye bahaya emisi gas buang pada kegiatan Car Free Day ditujukan untuk mengubah perilaku (action) masyarakat secara konkret dan terukur. Tahap ini menghendaki adanya tindakan tertentu yang dilakukan oleh

masyarakat. Tindakan tersebut dapat bersifat ”sekali saja” atau ”berkelanjutan”.

2.14.1 Jenis – jenis Kampanye

Jenis-jenis kampanye pada prinsipnya adalah membicarakan motivasi yang melatar belakangi diselenggarakanya sebuah program kampanye. Motivasi tersebut pada gilirannya akan menentukan kearah mana kampanye akan digerakan dan apa tujuan yang akan dicapai.


(25)

23

Menurut Charles U. Larson (1992) dalam Venus (2004:11), membagi jenis kampanye dalam tiga katagori yakni: product oriented campaigns, candidate oriented campaigns dan ideologically or cause oriented campaigns.

Product-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada produk umumnya terjadi dilingkungan bisnis. Istilah lain yang sering dipertukarkan dengan kampanye jenis ini adalah commercial campaigns atau corporate campaign. Motivasi yang mendasarinya adalah memperoleh keuntungan finansial.

Candidate-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada kandidat umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk meraih kekuasaan politik. Karena itu jenis kampanye ini dapat pula disebut sebagai political campaigns (kampanye politik).

Kampanye Car Free Day termasuk dalam jenis Kampanye Ideolagically or cause oriented campaigns. Adalah jenis kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan seringkali berdimensi perubahan sosial. Karena itu kampanye jenis ini sering disebut sebagai social change campaigns, yakni kampanye yang ditujukan untuk menangani masalah-masalah sosial melalui perubahan sikap dan prilaku publik yang terkait.


(26)

24 2.14.2 Elemen Penting Kampanye

Menurut Nowak dan Warneryd dalam Venus (2004:23) ada delapan elemen kampanye yang saling berkaitan dan harus diperhatikan. Kedelapan elemen tersebut adalah :

1. Intended effect (efek yang diharapkan). Efek yang hendak dicapai harus dirumuskan dengan jelas. Dengan demikian, penentuan elemen-elemen lainnya akan lebih mudah dilakukan.

2. Competiting communication (persaingan komunikasi) agar suatu kampanye menjadi efektif, maka perlu diperhitungkan potensi penggunaan dari kampanye yang bertolak belakang (counter campaign).

3. Communication object (objek komunikasi). Objek kampanye biasanya dipusatkan pada satu hal saja, karena untuk objek yang berbeda menghendaki metode komunikasi yang berbeda. 4. Target population & receiving group (populasi

target dan kelompok penerima). Kelompok penerima adalah bagian dari populasi target. Agar penyebaran pesan lebih mudah dilakukan maka penyebaran pesan lebih baik ditujukan kepada


(27)

25

5. The Channel (saluran). Saluran yang digunakan dapat bermacam-macam tergantung karakteristik kelompok penerima dan jenis pesan kampanye. Media dapat menjangkau hampir seluruh kelompok, namun bila tujuannya adalah mempengaruhi preilaku maka akan lebih efektif bila dilakukan antar peribadi.

6. The Message (pesan). Pesan dapat dibentuk sesuai dengan karakteristik kelompok yang menerimanya. Pesan juga dapat dibagi kedalam tiga fungsi yakni :

 menumbuhkan kesadaran,

 mempengaruhi,

 serta mempertegas dan meyakinkan penerima pesan bahwa pilihan atau tindakan mereka adalah benar.

7. The communicator / sender (komunikator / pengirim pesan). Komunikator dapat dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu, misalnya seorang yang ahli atau seorang yang dipercaya khalayak, atau malah memiliki kedua sifat tersebut. Komunikator harus memiliki kredibilitas dimata penerima pesan.


(28)

26 2.14.3 Tujuan Kampanye

The obtained effect atau efek yang ingin dicapai dalam sebuah kampanye menurut Nowak dan Warneryd adalah sebagai berikut

 kognitif (perhatian, peningkatan pengetahuan dan kesadaran,

 afektif (berhubungan dengan perasaan, mood dan sikap), dan

 konatif ( keputusan bertindak dan sikap)

2.15 Definisi Komunikasi

Pada dasarnya kita berkomunikasi untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang di sekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berfikir, atau berprilaku seperti yang kita inginkan.

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti sama, communico,

communication, atau communicare yang berarti membuat sama. Istilah communis adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip (Mulyana, 2007: 46).


(29)

27 2.15.1 Komunikasi Visual

Komunikasi visual, sesuai namanya, adalah komunikasi melalui penglihatan. Komunikasi visual merupakan sebuah rangkaian proses penyampaian kehendak atau maksud tertentu kepada pihak lain dengan penggunaan media penggambaran yang hanya terbaca oleh indera penglihatan. Komunikasi visual menkombinasikan seni, lambang, Huruf, gambar, desain grafis, ilustrasi, dan warna dalam penyampaiannya. (Wikipedia, 2011)

2.15.2 Desain Komunikasi Visual

Desain Komunikasi Visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan kreatif, teknik dan media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual, termasuk audio dengan mengolah elemen desain grafis berupa bentuk gambar, huruf dan warna, serta tata letaknya, sehingga pesan dan gagasan dapat diterima oleh sasarannya (Purwosuwito, 2005).

2.15.3 Tujuan Komunikasi

Hewitt (1981) dalam Monica (2005:175), menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik sebagai berikut:


(30)

28

2. Mempengaruhi perilaku seseorang 3. Mengungkapkan perasaan

4. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain 5. Berhubungan dengan orang lain

6. Menyelesaian sebuah masalah 7. Mencapai sebuah tujuan

8. Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik 9. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain

2.16 Definisi Strategi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia strategi adalah rencana yg cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.

Jauch dan Glueck (1989:11-12) menyatakan bahwa strategi merupakan perencanaan mengikat, komprehensif dan terpadu yang menghubungkan keuntungan strategis organisasi terhadap tantangan lingkungan. Strategi didisain untuk memastikan bahwa tujuan organisasi dapat dicapai melalui tindakan yang tepat.


(31)

29 2.17 Strategi Komunikasi

Kemampuan pengirim pesan dalam mengirimkan pesan atau informasi dengan baik, kemampuan menjadi pendengar yang baik, kemampuan atau ketrampilan menggunakan berbagai media atau alat audio visual merupakan bagian penting dalam melaksanakan komunikasi.

Menurut Effendi (1981:84) menyatakan bahwa : “.... strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari

situasi dan kondisi”.

Selanjutnya menurut Effendi (1981:67) bahwa strategi komunikasi terdiri dari dua aspek, yaitu :

 Secara makro (Planned multi-media strategy)

 Secara mikro (Single communication medium strategy)

Kedua aspek tersebut mempunyai fungsi ganda, yaitu : Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal. Menjembatani “cultural gap”, misalnya suatu


(32)

30

program yang berasal dari suatu produk kebudayaan lain yang dianggap baik untuk diterapkan dan dijadikan milik kebudayaan sendiri sangat tergantung bagaimana strategi mengemas informasi itu dalam dikomunikasikannya.

2.18 Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran dalam kampanye bahaya emisi gas buang pada kegiatan Car Free Day lebih ditekankan kepada masyarakat yang berumur 17 tahun ke atas yang dimana umur tersebut umumnya telah mempunyai surat ijin mengemudi dan kehidupan ekonominya dari level menangah ke atas karena pada umumnya masyarakat level ini mempunyai kendaraan pribadi.

Demografis

Usia : 17 – 25 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan

Pekerjaan : Pelajar, mahasiswa, karyawan, pegawai

kantor

Pendidikan : SMA, Perguruan Tinggi Kelas sosial : Menengah ke atas


(33)

31 Psikografis

Gaya Hidup : Modern dan mobile

Kebiasaan : Menyukai jalan-jalan, olahraga, berkumpul pada ruang publik, bergerombol, memakai kendaraan bermotor pribadi.

Geografis

Wilayah : Bandung, jawa barat


(34)

32 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

3.1 Strategi Perancangan

Strategi perancangan yang akan dibuat mengenai kampanye kegiatan Car Free Day berdasarkan masalah adalah merancang sebuah media kampanye yang menyadarkan masyarakat akan bahayanya emisi gas buang kendaraan.

3.2 Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi dalam pembuatan konsep perancangan kampanye kegiatan Car Free Day ini, digunakan agar pesan yang ingin disampaikan ke khalayak dapat dimengerti dan diterima dengan baik.

Bentuk penyampaian pesan yang digunakan adalah menyadarkan masyarakat akan bahayanya emisi gas buang kendaraan bermotor melalui pendekatan visual yang baik.

3.2.1 Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi dalam perancangan kampanye kegiatan Car Free Day adalah menyadarkan


(35)

33

masyarakat akan bahayanya emisi gas buang kendaraan bermotor pada kesehatan.

3.2.2 Pesan Utama Komunikasi

Pesan yang ingin disampaikan yaitu; “Bahaya dari

emisi gas buang kendaraan bermotor bagi kesehatan”. 3.2.3 Pendekatan Bahasa

Penggunaan bahasa dalam kampanye ini memakai bahasa Indonesia yang sederhana dan ringan agar mudah dipahami dan menarik perhatian. Penggunaan bahasa ini disesuaikan dengan khalayak sasaran dari kampanye.

Untuk mencari keyword dalam perancangan kampanye kegiatan Car Free Day ini, maka penulis memilih salah satu original statement yang paling cocok untuk dijadikan sebuah keyword dengan pertimbangan persepsi yang berkembang di masyarakat dengan isu yang akan dikampanyekan yaitu “Bahaya Emisi Gas Buang Kendaraan di Kota Bandung” lalu ditemukan kata “Cintai Kotanya. Musuhi Polusinya”.


(36)

34 3.2.4 Positioning

Menempatkan pesan kampanye dalam pikiran khalayak luas khususnya masyarakat yang mengikuti kegiatan Car Free Day merupakan suatu hal yang penting. Ini dikarenakan akan membawa sasaran mengikuti apa yang dinginkan dari program kampanye, yang pada akhirnya akan sampai pada pencapaian tujuan kampanye. Dalam kasus ini yang ingin ditekankan oleh penulis adalah bahayanya emisi gas buang kendaraan bermotor serta turut menjaga kualitas udara dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan menggunakan sarana transportasi alternatif.

3.3 Strategi Kreatif

Agar kampanye mencapai tujuan yang diharapkan maka kampanye yang dilakukan harus efektif dan kampanye yang efektif adalah kampanye yang kreatif yakni kampanye tersebut berbeda dengan kampanye yang lainnya. Hal ini perlu dilakukan karena jika kampanye yang dilakukan kurang kreatif maka kampanye tersebut dikhawatirkan tidak dapat menarik perhatian orang banyak sehingga tujuan yang awalnya untuk mendorong masyarakat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi menjadi tidak efektif.


(37)

35

3.3.1 Pendekatan Verbal

Pendekatan verbal yaitu ungkapan secara lisan maupun visual yang digunakan dalam memperkenalkan kampanye ini meliputi pembuatan tagline visual, dan pencarian gagasan visual, yaitu :

1. Pembuatan Tagline Visual

Konsep pendekatan kreatif dalam pembuatan tagline visual mulai dari pembuatan beberapa original statement

positioning sehingga mendapatkan original statement, kemudian dipilihlah salah satu

original statement untuk dijadikan Tagline visual dengan pertimbangan maka menghasilkan kata Cintai Kotanya. Musuhi Polusinya.

2. Gagasan Visual

Dalam pencarian gagasan visual semua berawal dari pemahaman tagline dan pesan utama yang akan disampaikan pada sasaran. Selanjutnya mencari gaya bahasa dan visual yang disesuaikan dengan target


(38)

36

sasaran kampanye lalu ditemukan beberapa gagasan visual berikut :

 Gambar potrait tubuh yang terbelah dadanya membentuk paru serta terlihat paru yang rusak.

 Gambar potrait orang sedang menutupi mulut dan hidungnya dengan dua tangan, dan terdapat dua tangan lagi mencekik leher.

3.3.2 Pendekatan Visual

Pemilihan visual yang secara hiperbola dipilih agar menarik perhatian dan menyentuh emosi khalayak sasaran. Pendekatan ini dipakai agar orang yang melihat dapat langsung mengerti bahayanya emisi gas buang kendaraan bermotor.

3.4 Tahapan Kampanye

Dalam perencanaan penyampaian pesan kampanye ini memiliki tiga tahapan yang disusun sebagai berikut :


(39)

37

Tahap Awareness (kesadaran)

Pada tahapan ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat tentang bahaya dari emisi gas buang kendaraan bermotor serta pengaruhnya pada kesehatan maupun lingkungan.

Tahap Persuasive (mengajak)

Mengajak masyarakat untuk melakukan suatu tindakan dalam meminimalisir emisi gas buang kendaraan dengan cara menggunakan alat transportasi alternatif dan menguji emisi kendaraan bermotor.

Tahap Reminding (pengingat)

Tahap dimana media berfungsi sebagai reminder dari kampanye yang telah berjalan sebelumnya. Bisa berupa sebuah ajakan maupun informasi kembali.

3.5 Strategi Media

Setelah penulis merancang strategi komunikasi dan strategi kreatif maka yang dibutuhkan penulis, bagaimana merancang strategi media komunikasi karena dalam menyampaikan suatu pesan ke khalayak dibutuhkan sebuah media, pemilihan media ini bertujuan


(40)

38

agar pesan yang disampaikan bisa dirasakan oleh target sasaran atau khalayak.

3.5.1 Pemilihan Media

Pemilihan media berfungsi untuk membatasi media yang akan digunakan dalam perancangan kampanye agar tidak terlalu luas dengan pertimbangan disesuaikan dengan kepentingan utama kampanye dalam menyampaikan pesan kepada khalayak sasaran agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan mudah dan tepat.

a. Media Utama

 Poster

Media utama yang digunakan adalah poster. Poster merupakan bagian dari tahapan komunikasi satu arah. Media ini akan membantu dalam menyampaikan pesan kepada target. Poster ditempelkan pada tempat-tempat umum dimana biasanya khalayak sasaran berada.

b. Media Pendukung

 Ambient

Media Ambient merupakan media thru the line yang sifatnya aplikatif. Media ini ditempatkan


(41)

39

pada area kegiatan Car Free Day yang minim space untuk media tempel seperti poster. Media ini juga dipilih karena lebih interaktif dan menarik perhatian mengundang penasaran khalayak yang melihatnya.

 Billboard

Billboard adalah jenis reklame media luar ruang (outdoor) dengan ukuran yang besar yang terpasang di jalan-jalan raya. Target reklame jenis ini adalah para pengguna jalan raya khususnya pengendara kendaraan bermotor.

 Pembatas Jalan

Sebuah papan pembatas jalan yang biasanya ditempatkan pada ujung jalan yang dipakai untuk kegiatan Car Free Day.

 Flyer

Digunakan untuk memuat informasi tentang kampanye lebih detail.

 Stiker Spion

Sebuah stiker yang ditempel pada spion kendaraan bermotor.

 Iklan Koran

Iklan pada media cetak surat kabar, sebagai media partner dalam kampanye. Memuat


(42)

40

ajakan untuk mengikuti kegiatan Car Free Day

yang akan dilaksanakan.

 Iklan Majalah

Media ini dekat dengan kehidupan sehari-hari target sasaran kampanye. Dikarenakan khalayak sasaran masih berusia dewasa yang up todate dan menyukai hal-hal yang baru.

 Stencil

Digunakan sebagai penanda identitas kampanye pada jalanan area kegiatan kampanye.

c. Media Gimmick

Media berikut merupakan media pelengkap yang berfungsi sebagai reminder kegiatan kampanye. Adapun medianya adalah :

- Stiker - T-shirt

3.5.2 Penyebaran Media

Penyebaran media dilakukan selama enam bulan. Penyebaran dilaksanakan pada awal tahun 2012 dan berakhir pada bulan Juni 2012. Kemudian akan ditinjau dan diulang apabila diperlukan.


(43)

41

Penyebaran dibagi dalam tiga tahap, yaitu tahap penyadaran (awareness) dan mengajak (persuasive) hingga menimbulkan tingkah laku yang berkembang. Dan diakhiri dengan tahap reminding yang mengingatkan akan kampanye yang telah dijalankan.

Tabel 3. Penyebaran Media

Jadwal penyebaran media tahap pertama Jadwal penyebaran media tahap kedua Jadwal penyebaran media tahap ketiga

3.6 Konsep Visual

Konsep Visual yang dipergunakan dalam perancangan kampanye kegiatan Car Free Day Bandung yaitu terdiri dari beberapa penjelasan konsep mengenai ; format desain, tata letak, huruf, ilustrasi, dan warna.


(44)

42 3.6.1 Format Desain

Format untuk media utama yaitu poster, penulis menggunakan ukuran A3 dengan format potrait. Sedang untuk media pendukung yaitu ambient media, berukuran 80x40cm. Format ini diaplikasikan pada batang pohon yang berada di pinggir jalan raya.

3.6.2 Tata Letak

Tata letak yang digunakan pada setiap media promosi yaitu landscape dan potrait. Untuk penempatan logo dari kampanye selalu berada di sebelah kiri bawah dan kanan atas, untuk logo mandatori ditempatkan pada kanan bawah, untuk media lainnya disesuaikan dengan kebutuhan.


(45)

43 3.6.3 Huruf

Jenis huruf yang digunakan untuk visual logo menggunakan Creampuff.

Gambar 4. Huruf dalam Visual Logo

 Creampuff

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890.,?/:;’”&()_+

Jenis huruf yang digunakan pada setiap desain huruf untuk tag line logo dan visual menggunakan Black Rose.


(46)

44

Gambar 5. Huruf Tagline

Jenis huruf yang digunakan untuk setiap bodytext dan

headline menggunakan Luxi Sans atau yang mempunyai keterbacaan jelas dan padat.


(47)

45

 Luxi Sans

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890.,?/:;’”&()_+

3.6.4 Ilustrasi

Ilustrasi digunakan untuk memperjelas dan mempertegas dari pesan yang ingin disampaikan dalam sebuah kampanye, namun ilustrasi juga dapat dipakai sebagai daya tarik visual.

Ilustrasi yang digunakan merupakan hasil olahan fotografi yang menampilkan dampak-dampak dari emisi gas buang kendaraan pada kesehatan dan lingkungan. Seperti diperlihatkannya paru-paru yang tercemar zat-zat beracun dari gas buang kendaraan.

Gambar 7. Ilustrasi


(48)

46 3.6.5 Warna

Warna memiliki daya tarik yang kuat dan menciptakan makna tersendiri, warna dapat dipengaruhi gaya, trend, dan pengalaman estetis. Warna juga dapat membangkitkan rasa takjub, bosan, ataupun semangat pada objek.

Warna warna yang dipakai dalam perancangan kampanye Car Free Day ini dominan warna gelap dan cerah yang mengikuti warna dari setiap karakter ilustrasi. Misal untuk tahap awareness dominasi warnanya gelap ataupun mencekam untuk mewakili informasi bahaya dari emisi gas buang kendaraan bermotor.

Untuk tahap persuasive dan reminding memakai warna cerah yang menggambarkan sehatnya kualitas udara di kota Bandung yang bersih tanpa emisi gas buang kendaraan.

Gambar 8. Warna


(49)

47

Kampanye bahaya emisi gas buang pada kegiatan Car Free Day ini mempunyai identitas kampanye berupa logo. Bentuk logo yang digunakan dalam kampanye ini merupakan sebuah penyederhanaan bentuk dari udara dan/atau asap kendaraan bermotor. Warna hijau dipilih sesuai cita-cita kampanye yang menginginkan udara yang sehat.


(50)

48 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

4.1 Poster

Media poster merupakan media utama dalam menyampaikan kampanye ini. Penempatan media ini ditempatkan di halte, sekolah, mini market dan tempat parkir mall.

Gambar 10. Poster

Ukuran Media : 29.7 x 42 cm / A3 Material : Art paper 230gr


(51)

49 4.2 Ambient

Media ambient merupakan media pendukung dari poster, media ini bertugas untuk menarik perhatian dari khalayak sasaran. Untuk penempatan media ini ditempel melingkar pada batang pohon dan/atau tiang yang terdapat dipinggir jalan area kegiatan Car Free Day kota Bandung.

Gambar 11. Ambient Ukuran Media : 80 x 40 cm

Material : Art paper 200gr Teknis : Digital Laser Print

4.3 Billboard

Billboard merupakan media yang tepat untuk mencakup khalayak sasaran yang banyak. Untuk penempatannya ditempatkan


(52)

50

pada jalanan yang sering dilewati khalayak sasaran dan dekat dengan area kegiatan Car Free Day.

Gambar 12. Billboard Ukuran Media : 5 x 2.5 m

Material : Flexi

Teknis : Cetak

4.4 Pembatas Jalan

Pembatas jalan merupakan media yang selalu ada dalam setiap kegiatan Car Free Day kota Bandung. Ditempatkan pada ujung jalan batas area kegiatan Car Free Day yang mana merupakan pintu masuk ke area kegiatan Car Free Day.


(53)

51

Gambar 13. Pembatas Jalan Ukuran Media : 113 x 60 cm

Material : Sticker

Teknis : Cetak

4.5 Flyer

Media flyer dibagi-bagikan pada saat kegiatan Car Free Day


(54)

52

Gambar 14. Flyer Ukuran Media : 14.8 x 21 cm (A5) Material : Art Paper 160gr

Teknis : Digital Laser Print

4.6 Stiker Spion

Media ini merupakan media yang dibagikan diluar area kegiatan Car Free Day. Stiker ditempelkan pada kaca spion kendaraan bermotor.

Gambar 15. Stiker Spion Ukuran Media : 12 x 6 cm

Material : Stiker Transparan


(55)

53 4.7 Stencil

Media stencil merupakan media yang menampilkan logo kampanye. Media ini ditempatkan pada arah penunjuk kegiatan Car Free Day yang terdapat di aspal jalan area kegiatan Car Free Day.

Gambar 16. Stencil

Ukuran Media : 25 x 30 cm

Material : Cat Semprot

Teknis : Stencil

4.8 Iklan Majalah

Media ini ditempatkan pada majalah mingguan di satu halaman penuh.


(56)

54

Gambar 17. Iklan Majalah Ukuran Media : 20,6 x 27,4 cm

Material : Art Paper 160gr

Teknis : Cetak

4.9 Iklan Koran

Media ini ditempatkan pada koran lokal pada akhir pekan sehari menjelang kegiatan Car Free Day.


(57)

55

Gambar 18. Iklan Koran Ukuran Media : 13,5 x 27 cm

Material : Kertas Koran

Teknis : Cetak

4.10 Stiker

Stiker berikut merupakan bagian dari media gimmick yang dibagikan pada saat dan di area kegiatan Car Free Day berlangsung.


(58)

56

Ukuran Media : 9 x 12 cm / 7 x 9 cm Material : Cutting Sticker

Teknis : Cutting

4.11 Kaos

Kaos ini juga bagian dari gimmick yang dibagikan pada saat dan di area kegiatan Car Fre Day berlangsung.

Gambar 20. Kaos Ukuran Media : M size

Material : Combet


(59)

57 DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Bandung. (2010). Kota Bandung Dalam Angka 2010. Bandung: Badan Pusat Statistik Indonesia

BPLHD JAWA BARAT. 2009. Pencemaran Udara dari Sektor Transportasi. ( http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/bidang-pengendalian/subid- pemantauan-pencemaran/94-pencemaran-udara-dari-sektor-transportasi, diakses tanggal 1 Juni 2011)

Depkes. 2004. Parameter Pencemaran Udara Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan.[pdf].

(http://www.depkes.go.id/downloads/Udara.pdf,diakses tanggal 10 Februari 2011)

Disinkom. 2006. Kota Bandung Paling Berdebu Kedua.

(http://www.bandung.go.id/index.php?fa=berita.detail&id=54, diakses tanggal 10 Februari 2011)

Effendy, Onong Uchana. (1981). Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung: PT Rosdakarya

Glueck, William F., & Jauch, Lawrence R. (1989). Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta: Erlangga

Irma, Irenemuti. 2011. “Pencemaran Udara dan Program Car Free Day” [Wawancara]. BPLH Kota Bandung, 25 Mei


(60)

58

Kementerian. 1999. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran udara. Jakarta

Meviana, Armely. 2007. Hari Bebas Kendaraan Bermotor (CAR FREE DAY) 2007.

(http://campaign.pelangi.or.id/?show=pages&pages_id=240&cid=5&det ail=1, diakses tanggal 29 September 2010)

Monica, Elaine.L. (2005). Management and Leadership in Nursing and

Health Care : An Experiential Approach. New York: Springer Publishing Company

Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosda

Purwosuwito, Sunardi. 2005. Definisi, Prinsip Dan Istilah Desain Komunikasi Visual. ( http://sunardipw.blogspot.com/2005/07/definisi-prinsip-dan-istilah-desain.html, diakses tanggal 19 Juli 2011)

Rimantho, Dino. 2010. Pencemaran Udara.

(http://www.docstoc.com/docs/55139955/pencemaran-udara, diakses tanggal 10 Februari 2011)

Subangkit, Edy. 2010. Memori Kolektif, Media dan Budaya.

( http://www.scribd.com/doc/45717308/Memori-Kolektif-Media-Dan-Budaya, diakses tanggal 29 September 2010)


(61)

59 Tugaswati, Tri. 2000. [pdf].

(http://www.kpbb.org/makalah_ind/Emisi%20Gas%20Buang%20Bermot or%20&%20Dampaknya%20Terhadap%20Kesehatan.pdf, diakses tanggal 2 Februari 2011)

Venus, Antar. (2004). Manajemen Kampanye. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Wikipedia. 2011. Komunikasi Visual.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_visual, diakses tanggal 19 Juli 2011)


(62)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Afrizal Hilmiawan

Alamat : DK. Sumberejo Makmur 3, Pakal

Surabaya, Jawa Timur

Kode Post : 60194

Nomor Telepon : 081221330151

Email : afrizalhilmiawan@hotmail.com

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tanggal Kelahiran : 5 April 1989

Status Marital : Belum Kawin

Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Riwayat Pendidikan dan Pelatihan

Jenjang Pendidikan :

Periode Sekolah / Institusi / Universitas Jurusan Jenjang

1995 - 2001 SDN 1 Cerme Kidul

2001 2004 SMPN 1 Cerme

2004 2007 SMA Muhammadiyah 1 Gresik IPA


(1)

55 Gambar 18. Iklan Koran

Ukuran Media : 13,5 x 27 cm

Material : Kertas Koran

Teknis : Cetak

4.10 Stiker

Stiker berikut merupakan bagian dari media gimmick yang dibagikan pada saat dan di area kegiatan Car Free Day berlangsung.


(2)

56 Ukuran Media : 9 x 12 cm / 7 x 9 cm

Material : Cutting Sticker

Teknis : Cutting

4.11 Kaos

Kaos ini juga bagian dari gimmick yang dibagikan pada saat dan di area kegiatan Car Fre Day berlangsung.

Gambar 20. Kaos

Ukuran Media : M size

Material : Combet


(3)

57 DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Bandung. (2010). Kota Bandung Dalam Angka 2010. Bandung: Badan Pusat Statistik Indonesia

BPLHD JAWA BARAT. 2009. Pencemaran Udara dari Sektor Transportasi. (http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/bidang-pengendalian/subid- pemantauan-pencemaran/94-pencemaran-udara-dari-sektor-transportasi, diakses tanggal 1 Juni 2011)

Depkes. 2004. Parameter Pencemaran Udara Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan.[pdf].

(http://www.depkes.go.id/downloads/Udara.pdf,diakses tanggal 10 Februari 2011)

Disinkom. 2006. Kota Bandung Paling Berdebu Kedua.

(http://www.bandung.go.id/index.php?fa=berita.detail&id=54, diakses tanggal 10 Februari 2011)

Effendy, Onong Uchana. (1981). Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung: PT Rosdakarya

Glueck, William F., & Jauch, Lawrence R. (1989). Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta: Erlangga

Irma, Irenemuti. 2011. “Pencemaran Udara dan Program Car Free Day” [Wawancara]. BPLH Kota Bandung, 25 Mei


(4)

58 Kementerian. 1999. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999 tentang

Pengendalian Pencemaran udara. Jakarta

Meviana, Armely. 2007. Hari Bebas Kendaraan Bermotor (CAR FREE DAY) 2007.

(http://campaign.pelangi.or.id/?show=pages&pages_id=240&cid=5&det ail=1, diakses tanggal 29 September 2010)

Monica, Elaine.L. (2005). Management and Leadership in Nursing and

Health Care : An Experiential Approach. New York: Springer Publishing Company

Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosda

Purwosuwito, Sunardi. 2005. Definisi, Prinsip Dan Istilah Desain Komunikasi Visual. (http://sunardipw.blogspot.com/2005/07/definisi-prinsip-dan-istilah-desain.html, diakses tanggal 19 Juli 2011)

Rimantho, Dino. 2010. Pencemaran Udara.

(http://www.docstoc.com/docs/55139955/pencemaran-udara, diakses tanggal 10 Februari 2011)

Subangkit, Edy. 2010. Memori Kolektif, Media dan Budaya.

(http://www.scribd.com/doc/45717308/Memori-Kolektif-Media-Dan-Budaya, diakses tanggal 29 September 2010)


(5)

59 Tugaswati, Tri. 2000. [pdf].

(http://www.kpbb.org/makalah_ind/Emisi%20Gas%20Buang%20Bermot

or%20&%20Dampaknya%20Terhadap%20Kesehatan.pdf, diakses tanggal 2 Februari 2011)

Venus, Antar. (2004). Manajemen Kampanye. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Wikipedia. 2011. Komunikasi Visual.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_visual, diakses tanggal 19 Juli 2011)


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Afrizal Hilmiawan

Alamat : DK. Sumberejo Makmur 3, Pakal

Surabaya, Jawa Timur

Kode Post : 60194

Nomor Telepon : 081221330151

Email : afrizalhilmiawan@hotmail.com

Jenis Kelamin : Laki-Laki Tanggal Kelahiran : 5 April 1989

Status Marital : Belum Kawin

Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Riwayat Pendidikan dan Pelatihan

Jenjang Pendidikan :

Periode Sekolah / Institusi / Universitas Jurusan Jenjang 1995 - 2001 SDN 1 Cerme Kidul

2001 2004 SMPN 1 Cerme

2004 2007 SMA Muhammadiyah 1 Gresik IPA