Perancangan media sosialiasi penggunaan angkutan Kota di Bandung

(1)

(2)

ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan dibawah ini Nama : Dendi Zaenal A NIM : 51909198

Program Studi : Desain Komunikasi Visual

Dengan ini menyatakan bahwa karya beserta Laporan Tugas Akhir ini adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan duplikasi dari karya orang lain.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Bandung, Februari 2013

Dendi Zaenal A 51909198


(3)

(4)

RIWAYAT HIDUP

1. Nama Lengkap : Dendi Zaenal A

2. TTL : Bandung, 23 Oktober 1987

4. Alamat Asal : Soreang, Kab. Bandung

5. Jenis Kelamin : Laki - Laki

6. Agama : Islam

7. Tinggi / Berat : 170 cm. / 53 kg.

8. Telepon : 082216905557

9. E-mail : lee_chonghwa@yahoo.co.id

10. Moto Hidup : Aku Rapopo

Penulis lahir di Bandung, Jawa barat pada tanggal 20 Maret 1991, putra kedua dari Bapak Asep Sudjana dengan Ibu Lilis Kulsum. Pendidikan Sekolah Dasar di SDN Soreang tamat tahun 2002, melanjutkan ke SMP Negeri 2 Katapang Kabupaten Bandung dan tamat pada tahun 2005. serta menyelesaikan sekolah di SMA Karya Pembangunan pada tahun 2009 pada jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, kesemuanya di kota Bandung.


(5)

Tahun 2009 pula penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Komputer Indonesia pada fakultas desain jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV). Penulis berhasil menyelesaikan Laporan tugas Akhir yang berjudul "Perancangan Media Sosialisasi Angkutan Kota Di Bandung ” pada tanggal 15 Februari 2014. Sampai saat ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Desain Komunikasi Visual UNIKOM, Bandung.


(6)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA SOSIALISASI PENGGUNAAN ANGKUTAN KOTA DI BANDUNG

DK 38315/Tugas Akhir Semester I 2013-2014

Oleh :

Dendi Zaenal A. 51909198

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(7)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah dan limpahan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini yang berjudul “Perancangan media sosialisasi penggunaan angkutan kota di Bandung”. Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi Desain komunikasi Visual di Universitas Komputer Indonesia.

Namun dengan bimbingan dari pihak-pihak yang bersangkutan, kesulitan yang dialami tersebut dapat teratasi, oleh karena itu dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongannya baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih ditujukan kepada :

 Bapak Dodi Nursaiman, S.Ds, selaku pembimbing yang telah rela meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, ilmu dan dukungannya selama proses penulisan ini berlangsung.

 Bapak Taufan Hidayatullah, M.Ds, selaku Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia

 Bapak Deni Albar, M. Ds, selaku koordinator Tugas Akhir/Skripsi Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia

 Seluruh Dosen dan Staff DKV Unikom atas segala ilmu dan jasa bagi semua mahasiswa Fakultas Desain.

 Kedua orang tua yang terhebat dan terbaik, Bapak Asep Sudjana, dan Ibu Lilis Kulsum, yang telah memberikan segalanya dengan doa yang tiada batas serta dan semua anggota keluarga saya yang selalu memberi dukungan, semoga Allah SWT selalu memberikan keberkahan-Nya untuk semua.


(8)

v

 Seluruh Mahasiswa kelas DKV 5 angkatan 2009. Terima kasih sudah banyak memberikan pelajaran kehidupan, persahabatan, dan canda tawa di saat sedih ataupun senang Terima Kasih.

Akhir kata semoga tugas akhir ini berguna dan ada manfaatnya bagi penulis dan pembaca pada umunya. Untuk itu penulis mohon maaf sekiranya terdapat kekurangan dalam laporan Tugas Akhir ini.

Bandung, 20 Januari 2014


(9)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALTAS …………...……….. SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...……. ABSTRAK ... ABSTARCT ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I Pendahuluan ... I.1 Latar Belakang ... I.2 Identifikasi Masalah ... I.3 Fokus Masalah ... I.4 Tujuan Perancangan ... BAB II

Perancangan Media Sosialisasi Penggunanan Angkot di Bandung..……

II.1 Tinjauan Angkutan Kota ... II.2 Angkutan Kota di Bandung ... II.3 Analisa Permasalahan ... II.3.1 Hubung Masyarakat dan Angkot ...

i ii iii iv v vi vii x xi 1 1 2 2 3 4 4 5 6 6


(10)

vii

II.4. Media………..…………..………..

II.5 Jenis-jenis Media……….……… II.6 Sosialisasi……… II.7 Media Sosialisasi ... II.8 Manfaat Media………..……….. II.9 Anilis 5W dan 1H………..……. BAB III Strategi Perancangan dan Konsep Visual ...

III.1 Target Audien ... III.2 Strategi Perancangan ... III.2.1 Pendekatan Komunikasi ... III.2.2 Strategi Kreatif ... III.2.3 Strategi Media ... III.2.4 Strategi Distribusi ... III.3 Konsep Visual ... III.3.1 Format Desain………...………. III.3.2 Tipografi ... III.3.3 Warna ... III.3.4 Audio ... III.3.4 Strategi Media ... III.4 Tujuan Komunikasi ... III.5 Ide Cerita ... III.6 Film Statement ...

8 8 8 9 12 12 13 13 13 14 14 14 18 18 19 20 20 21 22 22 22 22


(11)

vii

III.7 Storyline ... III.8 Shooting List ... III.9. Story Board……….

BAB IV Teknis Produksi Media………...

IV.1 Perlengkapan………... IV.1.1 Perlengkapan Pengambilan Gambar……... IV.1.2 Perangkat Lunak………... IV.2 Anggota Tim………... IV.3 Teknis Produksi……….….

IV. 3.1 Pra Produksi………..……… IV.4 Teknik Editing……… IV.5 Final Artwork..……… DAFTAR PUSTAKA……… DAFTAR LAMPIRAN………

22 23 24

26 26 26 26 27 27 27 28 32


(12)

42

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Sianipar, P. 2011. Mengolah Video secara Profesional dengan Adobe Premiere, Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Brata, B. 2007. Videografi dan Sinematografi, Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Ismantoro, D. 2011. Kumpulan perda bermasalah dan kontroversial : CV YRAMA WIDYA.

Ni’matul, H. 2010. Prolematika pelambatan peraturan daerah, Jakarta : PT.Fh-uii. Mohammad, J. dan Desaindigital. 2011. Dasar-Dasar Desain Grafis,

Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Internet

2010. http://www.goookee.org / iklan-persuasif / [29 November 2013]

2013.http://www.Bandung.go.id/index.phpfa=ResmiPemerintahKotaBandung.htm // [29 November 2013]


(13)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Angkutan kota (angkot) yang merupakan salah satu dari transportasi yang memiliki tujuan untuk mempermudah kepentingan masyrakat. Namun saat ini keberadaan angkot mengundang berbagai pertanyaan dikalangan masyarakat, masalah kelayakannya, kenyamanan dan keselamatan, selain itu peranan pihak– pihak yang bertanggung jawab dalam permasalahan tersebut seolah belum dapat memberikan perhatian yang dapat menjamin keamanan bagi para penumpang. Maraknya aksi kejahatan dalam angkot menjadi salah satu persoalan yang makin menyudutkan angkot sebagai transportasi yang tidak bisa diandalkan di mata masyarakat kota Bandung. Berbagai fenomena yang terjadi di angkot antara lain seperti pelecehan seksual, pencopetan, hipnotis, penodongan, serta sikap dan tingkah laku para oknum supir maupun supir angkot pun menjadi perhatian masyarakat. Tak sedikit para oknum supir ataupun supir angkot yang tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas, ugal-ugalan dan membahayakan pengguna jalan yang lain. Bahkan banyak dari supir angkot yang tidak mempunyai surat ijin mengemudi (SIM), padahal SIM merupakan syarat utama bagi seseorang agar dapat mengemudikan kendaraan terutama angkutan umum.

Melihat dari berbagai gejala dan fenomena yang terjadi di angkot, keamanan dan kenyamanan dalam menggunakan angkot tentunya masih sangat kurang. akan banyak masyarakat yang berpikir ulang untuk menggunakan angkot sebagai transportasi andalan. Berbagai permasalahan yang terjadi seolah menjadi potret sekaligus identitas yang menambah panjangnya daftar permasalahan di kota Bandung, kehidupan penduduk yang makin membeludak di kota Bandung menyebabkan setiap individu membutuhkan sebuah transportasi. Dengan adanya berbagai permasalahan dari sebuah transportasi tentunya membuat sesorang akan berpikir mencari solusi yang membuatnya terhindar dari sebuah masalah, saat ini


(14)

2 masyarakatpun lebih banyak memilih kendaraan pribadi sebagai solusi mengatasi berbagai gejala permasalahan di angkot. Saat ini menurut data dishub jumlah angkot yang beroprasi berikisar 5521 beranding terbalik dengan kendaraan pribadi yang mencapai 1,3 Juta per-hari.

Hal tersebut tentu saja bukan solusi yang baik mengingat dengan menggunakan kendaraan umum seperti angkot masyarakat telah melakukan banyak kebaikan, seperti menghemat konsumsi bbm dibanding menggunakan kendaraan pribadi, mengurangi kemacetan kota dan memberi pendapatan bagi puluhan ribu supir angkot di Kota Bandung. Melihat dari berbagai hal tersebut maka sudah jelas bahwa masyarakat sangat dianjurkan memilih angkutan umum seperti angkot ketimbang kendaraan pribadi.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijabarkan, maka masalah yang teridentifikasi :

1) Banyaknya pandangan negatif terhadap angkot.

2) Banyaknya masyarakat yang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi. 3) Masyarakat kurang memahami pentingnya keberadaan angkot sebagai alat

transportasi.

4) Tidak adanya media audio visual untuk menarik minat masyarakat untuk kembali menggunakan angkot.

5) Minimnya minat kalangan muda seperti mahasiswa dan pelajar untuk meminati Angkot.

I.3. Fokus Masalah

Lama dikenalnya angkot sebagai trasnportasi publik membuat angkot sangat dikenal oleh masyarakat Bandung. Namun adanya berbagai permasalahan di dalamnya membuat masyarakat kurang meminati angkot. Sehingga banyak masyarakat yang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi sehingga mengakibatkan makin tersisihnya angkot, membuat pemerintah harus mengeluarkan strategi-strategi untuk menarik kembali minat masyarakat.


(15)

3 Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu antara lain :

1) Bagaimana merubah pandangan masyarakat akan angkot?

2) Bagaimana menarik kalangan anak muda untuk tertarik pada angkot? 3) Bagaimana cara membuat media sosialisasi tentang angkot yang mudah di

pahami masrakat ?

I.4. Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan merupakan suatu pencapaian akhir yang diharapkan dari suatu perancangan yang telah disusun atau direncanakan secara relevant dan merupakan suatu jawaban yang akan dicari sehubungan dengan adanya pertanyaan pada rumusan masalah perancangan.

1) Memberikan informasi tentang perkembangan angkot saat ini pada pemuda kota Bandung.

2) Dapat mengangkat serta memperkenalkan Bandung sebagai salah satu kota yang memiliki transportasi umum baik.

3) Setelah masyarakat mengetahui informasi tentang angkot, secara mendalam, harapan yang dituju adalah masyarakat lebih mencintai dan ikut berperan dalam melestarikannya.


(16)

4 BAB II

Perancangan Media Sosialisasi Penggunanan Angkot di Bandung

II.1. Tinjauan Angkutan Kota

Transportasi merupakan sebuah alat untuk mempermudah kepentingan masyrakat umum dan kegiatan masyarakat dalam melakuan aktifitas, terlepas dari fungsi dan kegunannya berbagai fenomena terjadi saat ini, sejatinya keberadaan angkot diatur oleh sebuah UDD Nomor 22 Tahun 2009, Angkutan umum seperti angkot mempunyai peran strategis dalam membangun pembangunan integrasi nasional sebagian bagiandari upaya memajukan kesejahtraan umum sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sebagai bagian sistem transportasi nasional, Lalu lintas dan angkutan jalan harus dikembangkan peran dan potensinya untuk mewujudkan keamanan, kesejahtraan, ketertiban berlalu lintas dan angkutan jalan dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi dan ilmu pengetahuan dan teknologi, otonomi daerah, serta akuntabilitas penyelenggaraan Negara.

Pembina Lalu Lintas dan Angkutan Jalan bertanggung jawab mewujudkan budaya keaman dan keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Upaya membangun dan mewujudkan budaya keamanan dan keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dilakukan melalui :

1) Sosialisasi dan interaksi tata cara dan tata cara dan etika berlalu lintas serta proram keamanan dan keselamtan berlalu lintas dan Angkutan Jalan.

2) Pemberian penghargaan terhadap tindakan keamanan dan keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

3) Penciptaan lingkungan Ruang Lalu Lintas yang mendorong pengguna jalan berprilaku tertib.

4) Penegakan hukum secara konsisten dan berkelanjutan.

Faktor antara pemerintah, supir angkot, penumpang dan para pengguna jalan yang lain merupakan wujud yang harus diselaraskan dan terkoordinasi. Pemerintah merupakan sebuah regulator dalam melakukan sebuah


(17)

perbaikan-5 perbaikan, pemerintah mempunya andil untuk menciptakan ketentraman dan keamanan bagi publik.

11.2. Angkutan Kota di Bandung

Saat ini menurut data dinas perhubungan kota bandung pada tahun 2012, terdapat 5.521 kendaraan angkot yang terbagi dalam 38 jalur trayek yang tersebar di seluruh kota bandung. lebih dari 500.000 unit sepeda motor dan lebih dari 200.000 unit mobil yang ada di kota Bandung. Ketidak seimbangan antara jumlah kendaraan dengan luas ruas jalan, Bandung sendiri luasnya tidak bertambah besar dalam beberapa dekade belakangan ini, sedangkan jumlah penduduknya cenderung bertambah pesat. Saat ini pengguna kendaraan pribadi memiliki argumen logis untuk tidak naik angkutan umum seperti angkot, yaitu kualitas pelayanan angkot yang buruk baik dari segi keamanan, kenyamanan, dan tinggkah laku para oknum sopir angkot itu sendiri. Dalam hal ini pemerintah dan dishub belum mampu memonitor keseluluhan terayek angkot, hal tersebut disebakan banyaknya angkot yang bersifat privat dalam segi kepemilikannya. Selain itu modal pemerintah yang minim menghambat pemerintah dan dishub untuk melakukan pembenahan.

Gambar II.1 Gambar Pelanggaran yang dilakukan oleh oknum supir angkot. Sumber: Dokumen Pribadi (2013)


(18)

6 11.3. Analisa Permasalahan

Saat ini masyarakat memang kurang mempercayai angkot, tidak bisa di pungkiri nama baik suatu brand atau image memerankan peran yang vital dalam kesuksesan sebuah produk apaila angkot memiliki citra yang semakin negatif. maka akan semakin sedikit masyarakat yang akan memberikan atensi dan perhatiannya terhadap angkot, namun hal tersebut dapat di ubah dengan menciptakan jembatan penghubung yang menghubungkan apa yang menjadi keinginan masyarakat dan apa yang diinginkan angkot.

11.3.1. Pola Hubung Masyarakat dan Angkot o Masyarakat

 Tidak memiliki keinginan untuk naik angkot dengan alasan kurangnya faktor keamanan, kenyamanan.

 Tidak akan merubah pilihan berkendara sebelum angkot melakukan pembenahan dan perubahan.

o Angkot

 Ingin berubah namun tidak memiliki modal untuk berbenah dan berkembang.

 Mengharapkan penumpang bisa mempercayai angkot dan kembali menggunakan angkot, agar mendapat modal untuk pembenahan.

Untuk menghubungkan hal tersebut maka dibutuhkan sebuah penghubung yang berbau kreatifitas agar sistem interaksi antara masyarakat dan angkot bisa terjalin dengan efektif. Sebagai contoh salah satu program sosialisasi untuk memperbaiki hubungan dengan masyarakat Walikota Bandung, Ridwan Kamil dan kelompok Riset indie mencoba memperbaiki citra angkot di mata masyarakat lewat program kampanye Angkot Day.


(19)

7

Gambar II.2 Gambar Logo Angkot Day Sumber: http://Detik.com (07 September 2013)

Angkot Day adalah kampanye dari kelompok Riset Indie terhadap permasalahan urban mobility kota Bandung. Proyek ini mencoba untuk meneliti faktor-faktor penyebab turunnya kepercayaan masyarakat kota Bandung khususnya transportasi publiknya yaitu angkot melalui pendekatan sosial.

Setelah program Angkot Day Pemerintah Kota Bandung akan mengeluarkan sebuah program yaitu Angkot Gaul. Angkot Gaul adalah program dimana pemerintah berusaha menarik simpati public khususnya kalangan muda seperti pelajar dan mahasiwa. yang umumnya saat ini jauh lebih senang menggunakan kendaraan pribadi, Dalam hal ini tujuan pemerintah menarik minat para pelajar dan mahasiwa menggunakan angkot adalah membuat langkah awal untuk memulihkan citra angkot di mata masyarakat.

Karena dalam hal tersebut pemerintah mengharapkan angkot tetap akan menjadi pilihan bagi generasi penerus. Dan program ini Angkot menawarkan fasilitas yang bereda baik dari segi penampilan luar dan dalam si angkot ataupun yang terkenal cenderung kumuh di mata kalangan muda. Seperti halnya Angot Day, Angkot Gaul juga perlu melalukan promosi lewat sebuah media agar proses sosialisasi dengan konsumen yang di tuju dapat berlangsung baik.


(20)

8 11.4. Media

Media adalah suatu alat/media yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan pesan/imformasi dari sumber kepada khalayak umum dalam jumlah yang banyak (massa). Jadi media adalah bagian dari komunikasi massa. sedangkan menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4), Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar.

11.5. Jenis-Jenis Media

Media merupakan alat teknis yang digunakan untuk melakukan mediasi atau menyampaikan pesan. Dengan kata lain, media merupakan alat komunikasi

Menurut Rudy Brets, ada 7 (tujuh) klasifikasi media, yaitu :

 Media audio visual gerak, seperti ; Film bersuara, film pada televisi.  Media audio visual diam, seperti ; Slide.

 Audio semi gerak, seperti ; tulisan bergerak bersuara.  Media visual bergerak, seperti ; Film bisu.

 Media visual diam, seperti ; slide bisu, halaman cetak, foto.  Media audio, seperti ; radio, telephon, pita audio.

 Media cetak, seperti ; buku, modul.

11.6. Sosialisasi

Sosialisasi secara umum adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.

Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, dan diatur secara formal.


(21)

9  Sosialisasi primer

Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.

Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.

 Sosialisasi sekunder

Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Bentuk-bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama.

 Formal

Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer.

 Informal

Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat.


(22)

10 II.7. Media sosialisasi

Sosialisasi adalah proses belajar yang kompleks. Dengan sosialisasi, manusia sebagai makhluk biologis menjadi manusia yang berbudaya, yang cakap menjalankan fungsinya dengan tepat sebagai individu dan sebagai anggota kelompok. Sosialisasi merupakan proses penanaman kecakapan dan sikap yang diperlukan untuk dapat memainkan peran sosial di masyarakat. Di dalam diri setiap manusia, terdapat impuls-impuls untuk melakukan segala sesuatu. Di sisi lain, lingkungan tempat ia berada dan berinteraksi memiliki nilai dan norma yang mengarahkan perilaku. Dalam proses sosialisasi, seorang individu berusaha menyesuaikan impuls-impuls itu dengan tekanan nilai dan norma yang mengikatnya. Bila potensi tingkah laku seseorang tidak bertentangan dengan nilai dan norma, maka berkembang lebih lanjut menjadi bagian dari kepribadiannya (Suhardi dan Sunarti, 2009).

Sosialisasi dapat terjadi melalui interaksi social secara langsung ataupun tidak langsung. Proses sosialisasi dapat berlangsung melalui kelompok social, seperti keluarga, teman sepermainan dan sekolah, lingkungan kerja, maupun media massa. Adapun media yang dapat menjadi ajang sosialisasi adalah keluarga, sekolah, teman bermain media massa dan lingkungan kerja.

 Keluarga

Pertama-tama yang dikenal oleh anak-anak adalah ibunya, bapaknya dan saudara-saudaranya. Kebijaksanaan orangtua yang baik dalam proses sosialisasi anak, antara lain :

1. berusaha dekat dengan anak-anaknya

2. mengawasi dan mengendalikan secara wajar agar anak tidak merasa tertekan

3. mendorong agar anak mampu membedakan benar dan salah, baik dan buruk

4. memberikan keteladanan yang baik

5. menasihati anak-anak jika melakukan kesalahan-kesalahan dan tidak menjatuhkan hukuman di luar batas kejawaran.


(23)

11 6. menanamkan nilai-nilai religi baik dengan mempelajari agama

maupun menerapkan ibadah dalam keluarga.  Sekolah

Sekolah merupakan wahana sosialisasi sekunder dan merupakan tempat berlangsungnya proses sosialisasi secara formal. Robert Dreeben berpendapat bahwa yang dipelajari seorang anak di sekolah tidak hanya membaca, menulis, dan berhitung saja namun juga mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement), universalisme (universal).

 Teman bermain (kelompok bermain) Kelompok bermain mempunyai pengaruh besar dan berperan kuat dalam pembentukan kepribadian anak. Dalam kelompok bermain anak akan belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya. Puncak pengaruh teman bermain adalah masa remaja. Para remaja berusaha untuk melaksanakan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku bagi kelompoknya itu berbeda dengan nilai yang berlaku pada keluarganya, sehingga timbul konflik antara anak dengan anggota keluarganya. Hal ini terjadi apabila para remaja lebih taat kepada nilai dan norma kelompoknya.

 Media Massa

Media massa seperti media cetak, (surat kabar, majalah, tabloid) maupun media elektronik (televisi, radio, film dan video). Besarnya pengaruh media massa sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.

 Lingkungan kerja

Lingkungan kerja merupakan media sosialisasi yang terakhir cukup kuat, dan efektif mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang.

1. Lingkungan kerja dalam panti asuhan

Orang yang bekerja di lingkungan panti asuhan lama kelamaan terbentuk kepribadian dengan tipe memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi, sabar dan penuh rasa toleransi.


(24)

12 2. Lingkungan kerja dalam perbankan

Lingkungan ini dapat membuat seseorang menjadi sangat penuh perhitungan terutama terhadap hal-hal yang bersifat material dan uang.

II.8. Manfaat Media

Manfaat media mampu memberikan manfaat yang sangat besar dalam penanggulangan suatu masalah, sebab media merupakan salah satu jenis komunikasi massa yang memiliki kelebihan mampu menyampaikan pesan secara sistematis untuk mencapai khalayak yang luas dan tersebar.

Dalam strategi penyampaian pesan yang tepat dan kemudian dilaksanakan dengan sungguh-sungguh maka pesan yang disampaikan bisa diterima dan dicerna dengan baik oleh khalayak, sehingga tujuan dari pun akan tercapai

11.9. Analis 5W dan 1H What

Sebuah kampanye lewat iklan sosial yang berfungsi mengajak masyarakat untuk kembali percaya terhadap kinerja angkot.

Why

Agar hadirnya citra baru yang mebawa dampak positif untuk masa depan angkot dan masyarakat akan sebuah transportasi umum yang layak.  When

Ketika sedang menggunakan jasa angkot.  Where

Dijalan raya sekitar kota bandung.  Who

penumpang/publik/para pengguna angkot.  How

Memberikan sosialisasi yang merupakan suatu jembatan komunikasi yang berfungsi sebagai problemsover untuk masyarakat, dan sebagai acuan untuk para supir angkot agar tertib berlalulintas demi menjaga kepercayaan masyarakat.


(25)

13 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Target Audien

Segmentasi dari target masyarakat yang dituju, Dalam perancangan media sosialisasi iklan ini meliputi beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Demografis

Dilhat dari segi demografis, sasaran dari perancangan iklan Angkot adalah:

 Usia : 15-26 Tahun

 Jenis Kelamin : Laki-laki & Perempuan  Kelas Sosial : Menengah ke keatas  Pendidikan : Mahasiswa/pelajar 2. Geografis

Dari segi geografis target audien yang disasar dalam iklan ini meliputi kota Bandung dan sekitarnya, namun tidak menutup kemungkinan untuk orang diluar kota Bandung yang ingin mengetahui

tentang Angkot di Kota Bandung . 3. Psikografis

 Bergaya hidup modern.

 Pelajar kurang memiliki kepedulian terhadap keterlibatan di jalan raya, terutama dalam kendaraan umum.

III.2. Strategi Perancangan

Strategi perancangan yang akan di buat mengenai media kampanye untuk angkot berdasarkan masalah yang terjadi di dalam ruang lingkup angkot, Melalui . kampanye yang relevant mengenai angkot itu sendiri. media Visual melalui iklan persuatif lewat sebuah video yang bersifat persuasif atau ajakan, himbawan, maupun peringatan, dimana strategi komunikasi bertujuan menarik minat para penggunan angkot untuk kembali menggunakan angkot. agar pesan atau informasi


(26)

14 yang akan di sampaikan ke masyarakat dapat di mengerti dan di terima dengan baik oleh masyarakat.

III.2.1. Pendekatan Komunikasi

Dilihat dari data yang diperoleh angkot banyak dikenal oleh masyarakat kota bandung namun kurang diminati oleh masyarakat karena banyaknya pandangan negatif akan angkot. Citra angkot yang ada dimasyarakat dapat menyebabkan naik turunnya minat masyarakat menggunakan angkot. solusi dari permasalahan ini adalah menciptakan atau membuat media kampanye yang sesuai.

komunikasi perancangan :

 Pendekatan verbal yang di lakukan menggunakan pendekatan bahasa yang bersifat persuasif atau ajakan, himbawan, maupun peringatan. dimana strategi komunikasi bertujuan memberikan kesan yang baik tentang angkot agar dapat menarik minat para penggunan angkot untuk kembali menggunakan angkot.

 Pendekatan Visual melalui iklan persuatif lewat sebuah video yang menggunakan teknik real shoot, agar pesan atau informasi yang akan di sampaikan ke masyarakat dapat di mengerti dan di terima dengan baik oleh masyarakat.

III.2.2. Strategi Kreatif

Strategi kreatif yang akan dimunculkan dalam ini adalah menggunakan beberapa teknik pengambilan gambar video timelapse. Timelapse adalah pengembangan dari bidang fotografi yang menjadikan sekumpulan foto yang diambil dalam periode tertentu menjadi sebuah klip video pendek. Periode pemotretan umumnya berdurasi lama, bisa hingga berjam-jam, sedangkan timing pengambilan foto bisa dibuat berkala setiap beberapa detik hingga menit, tergantung kebutuhan. untuk menggambarkan proses, pergerakan, atau perubahan suatu objek. Untuk proses editing


(27)

15 menampilkan video dengan menambah kecepatan (speed Duration) pada beberapa bagain video. Misalnya, pergerakan suasana kota.

III.2.3. Strategi Media

Media adalah alat atau sarana komunikasi sebagai penghubung atau perantara untuk penyampaian pesan kepada target sasaran. dengan perencanaan dan harapan mendapatkan tanggapan dari penerima pesan. Dalam penyampaian informasi kepada target sasaran dan tetap berorientasi pada tujuan perancangan maka diperlukan media yang sesuai agar informasi dapat sampai dan dicerna dengan baik. Komunikasi melalui media yang mengharapkan respon terhadap konsumen.

Media-media yang dipilih adalah berdasarkan sifat dan kebutuhan angkot itu sendiri antaralain yaitu:

 Media Utama - Iklan

Iklan Persuasif yang menampilkan opini dan pandangan masyarakat, Dan supir angkot tentang permasalahan angkot. Iklan ini bertujuan sebagai upaya untuk menginformasikan, mengenalkan kembali angkot dari beragai sisi, Dan sebagai media untuk mendukung program pemerintah yang akan dikeluarkan.

 Media Pendukung - Poster

Poster gunakan poster sebagai media pendukung yang berfungsi sebagai media informasi yang cukup efektif di karenakan poster adalah salah satu media yang sangat mudah di jangkau oleh masyarakat khususnya masyarakat yang berada di pemukiman yang padat.


(28)

16 Gambar III.1 Media Poster

- T-shirt/Kaos

Media yang digunakan untuk promosi berikutnya berupa t-shirt/ kaos, dalam promosi pada kaos ini yang digunakan nya logo angkot yang di filosofikan seagai senyum masyarakat.


(29)

17 - Pin dan Gantungan Kunci

Stiker dan Pin ini memang media informasi yang kurang cukup dijangkau oleh masyarakat. namun media ini bisa ditempel dimanapun sehingga cocok di gunakan sebagai media kampanye pendukung.

Gambar III.3 Media Pin dan Gantungan Kunci

- Flyer

Flyer digunakan sebagai media pendukung yang berfungsi sebagai media informasi yang cukup efektif untuk dibagikan kepada masyarakat.


(30)

18 - Mouse Pad

Mouse Pad digunakan sebagai media pendukung yang khusus di berikan pada khalangan mahasiswa dan pelajar, yang menjadi target audience utama.

Gambar III.5 Mouse Pad

III.2.4. Strategi Distribusi

Untuk mendapatkan kepercayaan yang lebih besar dibutuhkan strategi distribusi yang tepat untuk mendapatkan atensi dari publik atau masyarakat. Media distribusi yang umumnya dipilih untuk menarik minat masyarakat adalah, Lewat Tv Lokal, Youtube dan program aplikasi seperti facebook dll.

III.3. Konsep Visual

Konsep Visual yang di pakai dalam perancangan media informasi mengenai Perancangan Media Sosialisasi Penggunanan Angkot di Bandung terdiri dari beberapa penjelasan konsep mengenai , Format desain, tipografi, ilustrasi, dan juga warna.


(31)

19 III.3.1. Format Desain

Format desain yang digunakan pada media utama video adalah mengunakan format real shoot digunakan format real shoot karena agar memberikan ketegasan dalam memberi informasi mengenai informasi Tentang keamanan dan kenyamanan di angkot kepada audience, dan memudahkan masyarakat sebagai target audience untuk lebih lebih memahami apa itu angkot. Format desain video berdasarkan Story Line, Sinopsis, dan Story Board. Kemudian untuk media-media yang dibuat, dalam video ini format terakhir yang akan digunakan adalah format DVD,

dengan durasi film ± 3 menit yang akan dipusblish kedalam format file *.vod (DVD), karena disesuaikan dengan standar medianya.

Adapun spesifikasi format video:

Video editing menggunakan adobe premiere pro • Costum video for windows

- Frame size : 720 x 570 pixel - Frame rate : 25000frame /second

- Fixel aspect rasio : NTSC widescreen 16 : 9 - Color depth : 24 bith

- Quality 100% • Audio setting

- Sample rate : 4800Hz - Format audio : mp3

- Compressor : Uncompressed - Quality : 100 %

Video renderring - Fields : no fields

- Compressor : Indeo Video5.06 - Compresion control : smoothness - Date rate : 3000kb/s


(32)

20 III.3.2. Tipografi

Jenis tipografi yang di gunakan pada perancangan media utama dan pendukung mengenai informasi penggunaan angkot mengunakan jenis-jenis tipografi sesuai kebutuhan yang jelas untuk komunikasi.

Furtura Md BT

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abjdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890!@#$%^&*()_;:|\,.

Engrevers Gothic Bt

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abjdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890!@#$%^&*()_;:|\,.

@#%^ *()_|\

Dipakai jenis tipografi seperti Avantgarde tentu sangat mudah di pahami atau mudah terbaca jenis huruf yang di aplikasikan kedalam media informasi. III.3.3. Warna

Pada identitas visual warna utama yang digunakan adalah warna yang berkaitan erat dengan tempat dan produk tersebut, Warna ini memiliki makna kekuatan, ketenangan, kepercayaan, stabil, bersih dan modern. Warna ini juga cenderung dipakai oleh angkot-angkot yang ada di bandung.


(33)

21

R G B

230 33 41

C M Y K

0 100 100 0

R G B

233 90 111

C M Y K

2 80 40 0

R G B

255 110 7

C M Y K

0 71 100 0

R G B

172 206 34

C M Y K

40 0 100 0

III.3.4. Audio

Dalam sebuah video atau film, audio merupakan hal yang sangat penting, karena tanpa sebuah audio pesan yang akan disampaikan akan mengalami kesulitan dalam penyampaian pesannya, dan jenis audio yang


(34)

22 akan digunakan pada media ini terdiri dari musik instrument, yang mengiringi opini atau argumen suara dari masyarakat tentang angkot. III.4. Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi perancangan media Persuasive Advertising ini diantaranya sebagai berikut:

 Mampu memberikan informasi yang sesuai dibenak konsumen atau para pengguna angkot.

III.5. Ide Cerita

Membuat Iklan tentang angkot kota bandung yang terlanjur memiliki image negatif di masarakat, yang berfungsi sebagai jembatan penghubung angkot dan masyarakat. dan pengaruhnya terhadap perkembangan kota Bandung, serta memperlihatkan pemahaman pentingnya keberadaan angkot sebagai alat transportasi di kota Bandung

III.6. Film Statement

Angkutan Kota atau Angkot memiliki identitas buruk di masyarakat?. Apakah masyarakat di kota Bandung mengetahui tentang Hal positif dalam menggunakan angkot? Bila tahu, Apakah masyarakat di kota Bandung mempunyai minat untuk kembali menggunakan angkot? Apabila tidak ada ketertarikan dari masyarakat untuk kembali menggunakan angkot langkah apa yang harus dilakukan untuk merubah paradigma tersebut?

III.7. Storyline

Storyline atau alur cerita yang akan dimunculkan dalam Iklan ini adalah sebagai berikut:

Scene 1:

Film ini dimulai dengan memperlihatkan suasana kota Bandung ditahun saat ini. Dimaksudkan untuk memperlihatkan Perkembangan pesat yang terjadi di kota Bandung.

Scene 2-3:

Scene ini menceritakan tentang keadaan kota Bandung dan masyarakatnya saat ini, yang hidup dengan aktifitas dan kesibukan.


(35)

23 Memperlihatkan aktifitas si angkot dan si supir

Scene 8:

Pembukaan Iklan “Angkot Kota Bandung ” dengan menampilkan potret- potret

dan elemen yang berpengaruh untuk perkembangan angkot lewat tampilan”slide

show”. Scene 9:

Wawancara dengan berbagai elemen masyarakat. Scene 10:

Memperlihatkan Potret angkot Dari hasil wawancara dengan masyarakat. Scene 11:

Memperlihatkan Kesimpulan yang disampaikan oleh masyarakat yang masih peduli terhadap angkot untuk mengajak masyarakat luas yang beralih kemali ke angkot, khususnya pemuda kota Bandung untuk lebih menjaga dan mencintai Angkot.

III.8. Shooting List

(Sasaran Tembak Kamera) Shooting list atau sasaran tembak kamera adalah daftar gambar atau visual apa saja yang akan ditambilkan dalam film, dan shooting list berdasarkan pada storyline. Shooting list film dokumenter Angkot Kota Bandung adalah sebagai berikut:

1. Perkembangan kota Bandung di visualisasikan dengan banyak dan padatnya aktifitas masyarakat dengan menggunakan kendaraan sebagai media transportasi.

3. Potret Positif dan Negatif Angkot yang di jelaskan oleh masyarakat dan supir angkot.


(36)

24 III.9. Story Board


(37)

25 Gambar III.6 Strory Board


(38)

26 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1 Perlengkapan

IV.1.1 Perlengkapan Pengambilan Gambar Canon EOS 5D MarK II

Nikon D3100 Lensa 18-55 mm

Lensa 70-200mm f/2,8L USM Tripod

Rode Microphone

SD Card Sandisk 16 GB Komputer

Processor : Core 17 2600 Motherboard : Asrock 268 pro 3  PSU : Seasonic 650 Modular  Hardisk : Samsung

 VGA : HIS Ice Q 6790  Memory ( RAM ) : Corsair Monitor : LG E 2241 Speaker : Simbada  CD-R : Samsung  USB Drive : 2 slot IV.1.2 Perangkat Lunak

Software sangatlah dibuthkan dalam proses produksi ini, karena software merupakan sebuah elemen yang penting dalam pembuatan sebuah media video. Berikut beberapa software yang digunakan dalam pembuatan iklan sebagai berikut:

Adobe Premiere Pro CS4, adobe premiere ini digunakan secara keseluruhan dalam proses editing video untuk menggabungkan, memotong serta memberikan trasisi yang diperlukan dalam pembuatan film.


(39)

27  Corel Draw X4, adalah software yang gunakan untuk membuat media

pendukung seperti cover CD, label CD, layout dll.

Adobe Photoshop CS 5, digunakan untuk pengolahan editing media pendukung.

Microsoft Office Word 2012, digunakan untuk menyusun teks dalam tampilan video, menyusun storyline, dan digunakan untuk menyusun laporan pengantar proyek tugas akhir .

IV.2 Anggota Tim

 Dendi Zaenal A : Sutradara, Editor, Kameramen, Desain Grafis  Ariries Sahaya, Bambang Ibenk: Kameraman, Desain Grafis

 Nindyta Nadia, Rian Ramadhan, Imam Muslim, Ridwan Firmansyah : Teamwork.

IV.3 Teknis Produksi

Pada sebuah perancangan media film, iklan ataupun video dilakukan beberapa tahap teknis produksi yang meliputi pra produksi, produksi dan pasca produksi:

IV. 3.1 Pra Produksi

Pra Produksi ini merupakan proses yang di lakukan sebelum ke media, dan pada tahap ini melewati beberapa fase yang diantaranya:

 Menentukan Cerita Cerita yang dipilih, merupakan sebuah cerita tentang pandangan masyarakat akan angkot yang akan dikenalkan kepada masyarakat luas sebagai media penghubung suatu komunikasi, yang diolah menjadi sebuah cerita yang siap untuk dijadikan sebuah iklan.

 Membuat Storyline Storyline merupakan sebuah pengembangan dari skenario, yang membahas tentang alur cerita, yang dibuat dengan berisikan keterangan gambar atau visual dan audio berupa effek suara, narasi juga musik).


(40)

28  Membuat Storyboard Dibuatkannya storyboard disini bertujuan untuk memudahkan dalam pengambilan gambar dan memandu, sutradara, kameramen, editor dan seluruh kru yang terlibat didalamnya. Karena storyboard sangat berfungsi sekali dalam memberikan arahan saat akan mengambil gambar agar sesuai dengan cerita yang diinginkan.

IV.4. Teknik Editing

Dalam teknik editing, yang pertama dilakukan adalah pemilihan hasil – hasil video yang akan diolah menjadi sebuah iklan ataupun film, dan pembuatan video ini menggunakan software Adobe Premiere CS4.

Gambar IV.1 Proses Import Video

Kemudian tahap berikutnya adalah menentukan backsound ataupun lagu agar video yang dibuat sejalan dengan irama atau nada music, agar memperoleh hasil yang optimal .


(41)

29 Gambar IV.2 Proses Memasukan Backsound

Teknik editing berikutnya adalah penggabungan adegan satu dengan adegan lainnya yang sudah di pilih melalui proses cutting, dan untuk membuat proses transform menggunakan video effect, Transform, dan crop .


(42)

30 Gambar IV.4 Proses Pengaturan Effect Crop

Teknik editing pemberian transisi gelap terang, untuk mengatur muncul dan hilangnya gambar dengan cara mengatur opacity.

Gambar IV.5 Proses mengatur Opacity


(43)

31 Gambar IV.6 Proses Pemberian Transisi pada Audio

Teknik editing mengatur kecepatan speed atau durasi video.

Gambar IV.7 Proses Pengaturan Speed/Durasi Sumber: Dokumen Pribadi


(44)

32 IV.5. Final Artwork


(45)

(46)

34 Gambar IV.8 Final Artwork


(1)

29 Gambar IV.2 Proses Memasukan Backsound

Teknik editing berikutnya adalah penggabungan adegan satu dengan adegan lainnya yang sudah di pilih melalui proses cutting, dan untuk membuat proses transform menggunakan video effect, Transform, dan crop .


(2)

30 Gambar IV.4 Proses Pengaturan Effect Crop

Teknik editing pemberian transisi gelap terang, untuk mengatur muncul dan hilangnya gambar dengan cara mengatur opacity.

Gambar IV.5 Proses mengatur Opacity


(3)

31 Gambar IV.6 Proses Pemberian Transisi pada Audio

Teknik editing mengatur kecepatan speed atau durasi video.

Gambar IV.7 Proses Pengaturan Speed/Durasi Sumber: Dokumen Pribadi


(4)

32 IV.5. Final Artwork


(5)

(6)

34 Gambar IV.8 Final Artwork