Perancangan Media Kampanye Penggunaan Helm SNI Di Kota Bandung

(1)

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir

PERANCANGAN KAMPANYE PENGGUNAAN

HELM SNI DI KOTA BANDUNG

DK 38315/TUGAS AKHIR Smester II 2010/2011

Oleh :

Santi Sumiati 51907205 Program Studi

Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

i

KATA PENGANTAR

Kampanye merupakan salah satu media yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari suatu lembaga kepada khalayak sebagai sasaran. Suatu kampanye yang baik harus disusun dan dirancang secara baik dan benar, sehingga diperlukan suatu laporan tertulis untuk menjelaskan bagaimana proses rancangan tersebut. Oleh karena itu penulis membuat

suatu laporan pengantar Tugas Akhir mengenai “Perancangan Kampanye

Penggunaan Helm SNI di Kota Bandung”, untuk menunjang kelengkapan sidang sebagai syarat menyelesaikan Tugas Akhir.

Selama pengerjaan laporan ini, penulis tidak bekerja sendiri namun banyak pihak yang ikut berjasa dalam penulisannya. Sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.

31 Maret 2011


(3)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kepadatan lalu lintas yang terjadi di kota Bandung dari hari ke hari semakin meningkat, terutama pada saat akhir pekan kenyamanan berkendara di Bandung menjadi terganggu. Kondisi tersebut terjadi karena adanya kenaikan jumlah penduduk baik itu karena faktor kelahiran, migrasi dan tingkat urbanisasi yang cukup tinggi dengan berbagai kegiatan meliputi pendidikan, perdagangan, perkantoran maupun pariwisata. Transportasi jalan diselenggarakan dengan tujuan menciptakan lalu lintas yang aman, tertib, teratur, nyaman dan efisien. Tujuan tersebut pada kenyataannya sangat sulit untuk diwujudkan. Hampir di setiap wilayah di Indonesia mempunyai masalah yang sama di bidang lalu lintas, bukan hanya masalah kemacetan tetapi juga masalah polusi udara, kurangnya kesadaran masyarakat dan aparat yang berwenang untuk memperhatikan faktor-faktor keselamatan yang seharusnya menjadi faktor utama yang diperhatikan.

Kecelakaan merupakan masalah keselamatan dalam berlalu lintas baik itu di negara maju maupun berkembang. Di negara berkembang seperti Indonesia, perkembangan ekonomi dan industri memberikan dampak kecelakaan lalu lintas cendrung meningkat. Jumlah kecelakaan terus meningkat dari tahun ke tahun, karena ketidakseimbangan antara


(4)

2

pertambahan jumlah kendaraan (14 s.d 15 % per tahun) dengan pertambahan prasarana jalan hanya sebesar 4% per tahun.

Menurut data Badan Standardisasi Nasional Indonesia (BSNI), tingginya angka kecelakaan melibatkan sepeda motor, diiringi juga dengan fakta hasil penelitian di Indonesia, bahwa satu dari tiga orang yang kecelakaan sepeda motor mengalami cedera di kepala. Dampak lebih lanjut dari cedera di kepala dapat menyebabkan gangguan pada otak, pusat sistem syaraf, dan urat syaraf tulang belakang bagian atas. Gegar otak biasanya sulit untuk dipulihkan. Tentu saja hal ini dapat mengganggu ketentraman hidup yang bersangkutan dan keluarganya.

Saat berkendara motor, pengendara harus menggunakan beberapa perlengkapan untuk menjaga keselamatan saat berkendara. Diantaranya menggunakan helm standar, memakai jaket, celana panjang, menggunakan sarung tangan, serta menggunakan sepatu saat berkendara. Helm sebagai salah satu perlengkapan dalam berkendara motor roda dua berbentuk topi pelindung kepala yang mempunyai fungsi untuk melindungi kepala pemakainya dari benturan. Helm ini terbagi menjadi dua yaitu helm open face (helm standar terbuka) yaitu helm yang menutup kepala sampai dengan leher dan menutup bagian telinga depan. Helm yang kedua yaitu helm full face (helm standar tertutup), helm yang mempunyai bentuk menutup kepala bagian atas, bagian leher


(5)

3

juga bagian mulut. Helm digunakan pengendara motor tujuannya agar dapat meminimalisasi kecelakaan saat berkendara.

Dari data-data diatas maka peraturan mengenai penggunaan helm Standar Nasional Indonesia dibuat. Sejak peraturan itu ditetapkan aparat kepolisian Bandung sampai saat ini masih mengupayakan aturan tersebut dalam bentuk sosialisasi, dalam beberapa waktu yang lalu aparat kepolisian sudah mengadakan razia pengendara ataupun penumpang motor mengenai helm berstandar nasional tersebut. Meskipun ada peningkatan kesadaran masyarakat memakai helm tertutup, tetapi kesadaran tersebut tidak seutuhnya kesadaran akan keselamatan mereka sendiri melainkan karena faktor lain yaitu supaya tidak terkena razia saat berada di jalan raya. Fakta yang lainnya, masyarakat memakai helm tertutup tetapi helm tersebut tidak masuk kualifikasi helm yang bisa menjaga keselamatan pengendara, khususnya pada bagian kepala. Sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka masalah yang menyangkut penggunaan helm standar nasional di kota Bandung adalah sebagai berikut:


(6)

4

 Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap keselamatan saat berkendara motor dengan tidak menggunakan atau belum menggunakan helm berstandar nasional.

 Adanya pendapat dari pengguna motor bahwa harga helm standar nasional mahal, sehingga mereka lebih memilih helm yang serupa dengan helm standar, tetapi belum teruji sebagai helm standar.

 Menurut hasil wawancara kepada beberapa pengguna, ada yang berpendapat jarak tempuh mereka dekat sehingga tidak perlu menggunakan helm standar.

 Kemacetan yang sering terjadi di kota Bandung menyebabkan rawan kecelakaan.

Dari permasalahan permasalahan yang telah diidentifikasi diatas perlu adanya suatu tindakan untuk mengantisipasi masalah-masalah tersebut. Hal itu dapat terwujud apabila pengguna motor di kota Bandung diberi informasi mengenai penggunaan helm standar untuk menjaga keselamatan saat berkendara. Untuk mengkomunikasikan informasi tersebut diperlukan suatu strategi komunikasi yang terpadu agar pesan sampai kepada pengendara motor yang dituju secara cepat.

1.3 Fokus Permasalahan

Dari identifikasi masalah yang telah disebutkan di atas inti dari permasalahan yaitu mengenai kesadaran penggunaan helm standar bagi pengguna motor. Hal ini karena penggunaan helm menyangkut langsung


(7)

5

dengan masalah keselamatan penggunanya. Peraturan mengenai penggunaan helm Standar Nasional Indonesia bagi pengendara motor roda dua masih belum terealisasi dengan baik, sehingga diperlukan suatu penelitian tentang permasalahan:

“Bagaimana merancang suatu media kampanye mengenai penggunaan helm Standar Nasional Indonesia di kota Bandung?”.

Dalam penelitian tentang penggunaan helm Standar Nasional Indonesia, penulis menentukan batasan-batasan masalah sehingga penelitian dapat lebih terarah dan data yang di dapat lebih akurat. Adapun batasannya antara lain:

 Membatasi objek penelitian yaitu helm ber-Standar Nasional Indonesia.

 Membatasi subjek penelitian yaitu pengendara motor sebagai subjek wajib menggunakan helm SNI.

 Perancangan akan dilakukan di kota Bandung karena termasuk kota yang padat penduduk. Sehingga kondisi lalu lintas di kota Bandung juga padat.


(8)

6

1.5 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perancangan kampanye penggunaan helm standar nasional ini yaitu menyadarkan masyarakat khususnya pengguna kendaraan bermotor di kota Bandung untuk menggunakan helm standar nasional saat berkendara di jalan raya melalui media-media kampanye.


(9)

7

BAB II

TINJAUAN KAMPANYE PENGGUNAAN HELM SNI DI KOTA BANDUNG

2.1 Pengantar

Dalam kajian pustaka ini penulis akan mengkaji data yang di dapat dari beberapa literatur, hasil penelitan dan juga dari pengamatan langsung di

lapangan yang berkaitan dengan “Kampanye Penggunaan Helm SNI Di Kota Bandung”. Adapun literatur utama yang digunakan peneliti yaitu

“Buku Saku Panduan Aman Berlalu Lintas” oleh Suryanagara, dokumen terbitan Badan Standardisasi Nasional Indonesia, “Kiat dan strategi kampanye” oleh Rosady Ruslan, serta informasi dari pihak Kasat Lantas Polrestabes Bandung.

Selanjutnya, data yang telah ada akan digunakan oleh peneliti untuk menjelaskan apa saja yang terkait dengan penelitian. Peneliti juga akan menjelaskan bagaimana pandangan masyarakat sebagai pengendara motor tentang helm yang saat ini digunakan. Apakah helm tersebut sudah memenuhi kriteria standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah

2.2 Pengertian Kampanye

Kampanye merupakan sebuah kegiatan komunikasi dua arah antara suatu lembaga atau instansi tertentu kepada target sasaran melalui suatu strategi dan media, serta tujuan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Agus Rahman suatu kampanye terdiri dari tujuh kata kunci yaitu


(10)

8

kegiatan komunikasi, mempengaruhi, strategi, tujuan, waktu, media dan sasaran. Dari ketujuh kata tersebut dapat dirangkai pengertian kampanye, yaitu:

“Adalah sebuah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh sebuah lembaga atau instansi tertentu yang ditujukan kepada khalayak/sasaran tertentu dengan strategi dan media tertentu serta tujuan tertentu dan dilakukan dalam jangka waktu tertentu”.

Kampanye merupakan tindakan komunikasi yang telah direncanakan dengan tujuan mendapatkan efek tertentu pada sejumlah khalayak yang menjadi target dan dilakukan secara terencana dan telah ditentukan waktunya. Dalam kampanye diharapkan adanya suatu perubahan sikap pada target sasaran dengan adanya informasi yang terkandung dalam

kampanye. Dalam melakukan kampanye, selain untuk

mengkampanyekan program, aktifitas dan informasi, tujuan yang lainnya adalah untuk memperkenalkan, meningkatkan kesadaran pada target sasaran, sekaligus mempengaruhi dan membujuk target.

Menurut Rosady Ruslan peran utama kampanye yaitu sebagai penghubung antara lembaga dan target sasaran, dapat membina hubungan yang positif antara lembaga dan target sasaran, serta menciptakan suatu citra yang baik dimata publik.


(11)

9

Kampanye berkaitan dengan aktivitas berkomunikasi suatu kepentingan demi tercapainya tujuan. Dalam berbagai kegiatan tersebut terdapat beberapa jenis program kampanye yang bertitik tolak untuk memotivasi dan membujuk sehingga tujuan kampanye dapat tercapai. Menurut (Charles U.Larson dalam Rosady Ruslan, 2008: 25) jenis kampanye terbagi menjadi:

Product – Oriented Campaigns

Kegiatan kampanye yang berorientasi pada produk. Biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi pemasaran atau peluncuran produk baru. Berikut salah satu peluncuran produk telepon genggam iphone.

Gambar 2.1 Media Kampanye Produk Sumber :

http://images.suprichusnul.multiply.com/image/1/photos/upload/300x300/R4wzDwoK CCcAABC5HWc1/Spurlock.jpg?et=uTu0WjrZWTnk9FU7gTQjVA&nmid=

(31/07/2011)


(12)

10

Kegiatan kampanye yang berorientasi pada pencalonan (kandidat) untuk kepentingan kampanye politik. Poster digunakan sebagai alat untuk mencari simpati dari calon pemilih pada pemilihan umum. Hingga kini poster kampanye sering muncul pada setiap kesempatan saat dilakukan pemilihan kepala daerah atau negara. Berikut ini merupakan salah satu contoh kampanye politik:

Gambar 2.2 Media Kampanye Politik

Sumber : http://rosadadada.files.wordpress.com/2008/08/baligho.jpg (13/02/2011)

Ideological or Cause – Oriented Campaigns

Jenis kampanye ini berorientasi pada masalah sosial, sering disebut juga kampanye sosial. Informasi yang diberikan tidak dikenakan biaya, dibuat untuk menyampaikan informasi, aktivitas maupun program yang telah dibuat oleh pemerintah maupun organisasi non-profit. Sebagai contoh berikut ini merupakan contoh kampanye bagi orang tua untuk mengawasi anak mereka ketika menonton tayangan televisi.


(13)

11

Gambar 2.3 Media Kampanye Sosial Sumber :

http://2.bp.blogspot.com/_uxLsTsmMEPw/S_lSTp8EgII/AAAAAAAAAC4/z_TWpwvR 5NA/s1600/Poster+A3+01.jpg (13/02/2011)

2.2.2 Tujuan Kampanye

Tujuan dirancangnya suatu kampanye yaitu menyampaikan suatu pesan dari suatu lembaga atau instansi kepada target sasaran yang biasanya merupakan khalayak besar. Pesan tersebut biasanya berisi suatu informasi yang tujuannya untuk mengubah sikap, perilaku, atau pemikiran dari sasaran mengenai suatu masalah. Sehingga target kampanye dapat berperilaku atau bersikap sesuai dengan pesan dari lembaga atau instansi.

2.3 Helm SNI

Helm adalah bagian dari perlengkapan pengendara motor roda dua berbentuk topi pelindung kepala yang berfungsi melindungi kepala pemakainya apabila terjadi benturan. Bentuk helm terbagi menjadi dua yaitu:

a. Helm standar terbuka (open face)

Bentuk helm yang menutup kepala sampai dengan bagian leher serta menutup bagian depan kuping/telinga.


(14)

12

Gambar 2.4 Helm Standar Terbuka Sumber: Dokumen Pribadi

b. Helm standar tertutup (full face)

Bentuk helm yang menutup seluruh bagian kepala, mulai dari atas, bagian leher, dan bagian mulut.

Gambar 2.5 Helm Standar Tertutup

Sumber: http://herinoto.com/helm-sni/jpg (15/02/2011)

Sedangkan helm yang tidak termasuk helm standar nasional diantaranya helm catok dan helm variasi yang diberi tambahan pada bagian luar helm (tonjolan) contoh helm yang tidak memenuhi standar keselamatan diantaranya:


(15)

13

Gambar 2.6 Helm Catok

Sumber: http://manusia-dandunia.blogspot.com/2010_12_01_archive.html/jpg (15/02/2011)

Gambar 2.7 Helm Non SNI

Sumber: http://indonetwork.co.id/sinarterangmotor/839657/helm-tengkorak/jpg (15/02/2011)

2.3.1 Material Helm

Menurut data yang telah ada di BSNI (Badan Standardisasi Nasional Indonesia) bahan helm harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

 Dibuat dari bahan yang kuat dan bukan logam, tidak berubah jika ditempatkan di ruang terbuka pada suhu 0 derajat Celsius sampai 55 derajat Celsius selama paling sedikit 4 jam dan tidak terpengaruh oleh radiasi ultra violet, serta harus tahan dari


(16)

14

akibat pengaruh bensin, minyak, sabun, air, deterjen dan pembersih lainnya.

 Bahan pelengkap helm harus tahan lapuk, tahan air dan tidak dapat terpengaruh oleh perubahan suhu.

 Bahan-bahan yang bersentuhan dengan tubuh tidak boleh terbuat dari bahan yang dapat menyebabkan iritasi atau penyakit pada kulit, dan tidak mengurangi kekuatan terhadap benturan maupun perubahan fisik sebagai akibat dari bersentuhan langsung dengan keringat, minyak dan lemak pemakai.

Desain Lapisan Luar dan Dalam :

1. Lapisan luar yang keras (hard outer shell)

Di desain untuk dapat pecah jika mengalami benturan untuk mengurangi dampak tekanan sebelum sampai ke kepala.

Gambar 2.8 Lapisan Luar Helm Sumber: Dokumen Pribadi


(17)

15

Di sebelah dalam lapisan luar adalah lapisan yang sama pentingnya untuk dampak pelapis penyangga. Biasanya dibuat dari bahan polyatyrene (Styrofoam). Lapisan tebal ini memberikan bantalan yang berfungsi menahan goncangan sewaktu helm terbentur benda keras sementara kepala masih bergerak. Sewaktu ada tabrakan yang membenturkan bagian kepala dengan benda keras, lapisan keras luar dan lapisan dalam helm menyebarkan tekanan ke seluruh materi helm. Helm tersebut mencegah adanya benturan yang dapat mematahkan tengkorak.

3. Lapisan dalam yang lunak (comfort padding)

Merupakan bagian dalam yang terdiri dari bahan lunak dan kain untuk menempatkan kepala secara tepat pada rongga helm.

Gambar 2.9 Lapisan Dalam Helm Sumber: Dokumen Pribadi

2.3.2 Konstruksi Helm

Menurut Badan Standardisasi Nasional, konstruksi helm harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Helm harus terdiri dari bagian tempurung yang keras dan mempunyai permukaan yang halus. Helm yang ada di pasaran


(18)

16

dengan tampilan luar yang dimodifikasi sehingga permukaannya tidak halus, tidak termasuk kedalam helm yang memenuhi standar keselamatan. Helm juga harus terdiri dari lapisan peredam benturan, dan juga tali pengikat dagu.

Gambar 2.10 Tali Pengikat Helm Sumber: Dokumen Pribadi

b. Helm harus mempunyai tinggi sekitar 11,4 cm diukur dari puncak helm ke bidang utama yaitu bidang horizontal yang melalui lubang telinga.

c. Setiap helm disediakan ukuran yang disesuaikan dengan besar kecilnya kepala pengguna, diantaranya:

Tabel 2.1 Ukuran Helm Sumber: www.bsni.go.id (15/02/2011)

Ukuran Keliling Lingkaran

Bagiam dalam (mm)

S Antara 500 - <540

M Antara 540 - <580

L Antara 580 - <620

XL Lebih dari 680


(19)

17

e. Lapisan peredam benturan mempunyai tebal sekitar 10 mm dan disertai dengan jaring helm.

Gambar 2.11 Ketebalan Helm Sumber: Dokumen Pribadi

f. Tali pengikat mempunyai lebar sekitar 20 mm, dan disertai dengan kuncian sehingga dapat benar-benar berfungsi dengan baik.

Gambar 2.12 Tali Pengikat Helm Sumber: Dokumen Pribadi

g. Pada bagian tempurung tidak boleh ada tonjolan yang melebihi 5 mm, dan setiap tonjolan harus dilengkapi dengan lapisan lunak, serta tidak boleh ada lapisan permukaan helm yang tajam.


(20)

18

Merupakan bagian helm yang berada di bagian pinggir dan berfungsi melindungi organ telinga.

Gambar 2.13 Tali Pengikat Helm Sumber: Dokumen Pribadi

i. Jaring helm

Jaring helm adalah bagian yang langsung bersentuhan dengan kepala, dan ukuran jaring dapat bersifat di ubah-ubah.

j. Rim

Sebagai lapisan antara kaca dan helm.

Gambar 2.14 Rim Sumber: Dokumen Pribadi


(21)

19

Gambar 2.15 Struktur Helm Tertutup Sumber: http://bsni.go.id/ helm-sni/pdf (15/02/2011)

Gambar 2.16 Struktur Helm Terbuka Sumber: http://bsni.go.id/ helm-sni/pdf (15/02/2011)

Setiap bagian-bagian helm diuji terlebih dahulu dengan beberapa tes sehingga kualitasnya dapat terjamin. Selanjutnya helm yang sudah memenuhi standar nasional dan sudah diuji diberi label SNI. Label SNI yang resmi yaitu label berupa tulisan SNI yang bentuknya timbul ketika diraba. Atau sering disebut sebagai


(22)

20

Gambar 2.17 Label Helm SNI Sumber: Dokumen pribadi

Maksud dan tujuan peraturan wajib helm SNI menurut penjelasan dari pihak Kasat Lantas yaitu:

a. Meningkatkan kualitas helm yang diproduksi di dalam negeri sehingga dapat bersaing secara global.

b. Melindungi konsumen atau pemakai helm dari helm-helm yang tidak standar dan tidak memenuhi syarat keselamatan.

c. Melindungi pasar di Indonesia dari serbuan helm-helm impor. Adapun helm yang sudah resmi menjadi helm SNI yaitu:

Tabel 2.2 Helm SNI Resmi Sumber: www.bsni.go.id (15/02/2011)


(23)

21

2.3.3 Peraturan Helm SNI

Dalam Permen Perindustrian RI No. 40/M-IND/PER/4/2009 tentang Perubahan Atas Permen Perindustrian Nomor 40/M-IND/PER/6/2008 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Helm Pengendara Kendaraan Bermotor Roda Dua Secara Wajib. Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal 1 April 2010. Aturan mengenai helm ini diatur dalam Undang-Undang No.22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Adapun penjelasan yang lebih rinci menurut Suryanagara (2009: 99) adalah sebagai berikut :

Pasal 57:

(1) Setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan dijalan wajib dilengkapi dengan perlengkapan kendaraan bermotor.

(2) Perlengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi sepeda motor berupa helm Standar Nasional Indonesia.

Pasal 106:

(7) Setiap orang yang mengemudikan sepeda motor beroda empat atau lebih yang tidak dilengkapi dengan rumah-rumah di jalan dan penumpang yang duduk disampingnya wajib mengenakan sabuk keselamatan dan mengenakan helm yang memenuhi standar nasional Indonesia.


(24)

22

(8) Setiap orang yang menemudikan sepeda motor dan penumpang sepeda motor wajib mengenakan helm yang memenuhi standar nasional Indonesia.

Sedangkan jika terjadi pelanggaran pada pengendara motor, maka sangsi yang akan dikenakan tercantum dalam pasal 291 yang isinya sebagai berikut:

(1) Setiap orang yang mengemudikan sepeda motor tidak mengenakan helm standar nasional Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pasal 106 ayat (8) dipidana kurungan paling lama I (satu) bulan atau denda paling banyak Rp 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah)

(2) Setiap orang yang mengemudikan sepeda motor yang membiarkan penumpangnya tidak mengenakan helm sebagaimana dimaksud dalam pasal 106 ayat (8) dipidana dengan pidana kurungan paling lama I (satu) bulan atau denda paling banyak Rp 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).

2.3.4 Sosialisasi Helm SNI

Sejak ditetapkannya peraturan wajib menggunakan helm standar pada tanggal 1 April 2010 sampai sekarang menurut Iis Sumarni, Kanit Dikyasa Kasat Lantas Kota Bandung pihak pemerintah masih


(25)

23

melakukan upaya sosialisasi. Adapun sosialisasi yang sudah dilakukan yaitu:

a. Pembagian helm SNI secara langsung kepada masyarakat, pembagian helm SNI tersebut bekerja sama dengan YAMAHA, HONDA, RCTI, Jasa Raharja dengan Satlantas Polrestabes Bandung beberapa saat yang lalu.

b. Pembagian brosur tentang cara penggunaan helm SNI (langsung kepada pengendara motor).

c. Pembagian stiker gratis tentang wajib menggunakan helm SNI. d. Pemasangan spanduk.

e. Talkshow di radio-radio.

f. Pemberian informasi ke sekolah-sekolah melalui program

Police Goes to School dan Police Goes To Campus.

g. Pemberian informasi langsung juga dilakukan di kelurahan-kelurahan.

h. Sosialisasi melalui media massa diantaranya di Koran, Radio dan Televisi.

2.4 Kota Bandung

Kota Bandung merupakan salah satu kota di Indonesia yang telah berusia sangat tua. Menurut sejarahnya kota ini berdiri pada sekitar abad ke 19. Kota Bandung selain sebagai pusat pemerintahan Jawa Barat juga menjadi pusat berbagai kegiatan, seperti pusat pendidikan, pusat perekonomian, pusat kebudayaan, dan lain-lain.


(26)

24

Secara kodrati manusia merupakan makhluk monodualistis. Artinya, selain sebagai makhluk individu manusia berperan juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk individu, manusia merupakan makhluk ciptan Tuhan yang terdiri dari rohani dan jasmani dan tidak dapat terpisahkan dari jiwa raga. Sebagai makhluk sosial manusia harus hidup bermasyarakat.

Masyarakat Bandung adalah masyarakat majemuk, yaitu terdiri dari berbagai macam budaya, adat, agama, tradisi, maupun norma. Sehingga segala aturan yang dibuat harus dapat mengatasi kemajemukan tersebut. Sehingga penegakan keadilan dapat terwujud. Agar suatu peraturan hukum dapat berfungsi dengan baik maka dibutuhkan kesdaran hukum dari masyarakatnya sendiri.

Menurut Aim Abdulkarim (2004: 42) kata kesadaran berasal dari kata

“sadar”, artinya merasa tahu dan ingat. Kesadaran adalah proses batin

yang ditandai dengan adanya pengertian, pemahaman, dan penghayatan mendalam terhadap sesuatu sehingga menimbulkan keinginan untuk melaksanakan sesuatu berdasarkan pengertian, pemahaman dan kesadaran. Warga Negara yang sadar hukum adalah warga negara yang menyadari hak, kewajiban, kedudukan, dan peran sertanya dalam berbagai kehidupan.

Apabila masyarakat sudah mempunyai kesadaran akan keselamatan dalam berkendara motor maka dengan sendirinya mereka akan


(27)

25

menggunakan helm yang memenuhi standar keselamatan tanpa ada perasaan terpaksa. Tetapi pada kenyataannya saat ini tingkat kesadaran masyarakat untuk menggunakan helm SNI masih kurang, hal ini terbukti berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 50 pengendara motor. Setelah diminta pendapatnya mengenai alasan mereka tidak menggunakan helm SNI, sebanyak 56% menjawab karena helm SNI harganya mahal. Pendapat yang lain yaitu sebanyak 40% mereka telah menggunakan helm standar tetapi dengan alasan takut terkena razia pihak berwajib bukan karena kesadaran akan keselamatan saat berkendara motor. Dan suara terakhir yaitu sebanyak 4% mereka tidak mengetahui kriteria helm yang memenuhi standar keselamatan seperti apa.

2.5 Kecelakaan

Menurut Suryanagara (2009: 69); “Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak terduga dan tidak disengaja yang melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan yang lain yang mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda”. Berikut adalah beberapa kasus kecelakaan lalu lintas yang melibatkan sepeda motor : Tahun 2007 terjadi kecelakaan sebanyak 1.286 kasus kecelakaan kendaraan bermotor, dan korban tewas sebanyak 453 orang. Sedangkan di tahun 2009 kecelakaan lalu lintas pada arus mudik dan arus balik telah terjadi kecelakaan sebanyak 1.437, dan sebanyak 70.79% merupakan


(28)

26

kecelakaan yang dilakukan pengendara motor. Korban tewas mencapai 593 jiwa.

Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan sepeda motor dapat mengakibatkan pengendara dan atau penumpangnya mengalami luka parah, atau bahkan sampai meninggal dunia. Hal ini salah satunya disebabkan karena minimnya perlindungan pada pengendara sepeda motor. Bila dibandingkan dengan mobil, sepeda motor tidak memiliki instrumen peredam, sabuk keselamatan (safety belt) dan kantong udara (air bag) guna menahan benturan. Memang sepeda motor memiliki keunggulan ukuran yang lebih kecil dibandingkan mobil. Hal ini membuat pengendara menjadi mudah untuk melaju dan bergerak di keramaian lalu lintas. Namun, hal ini jugalah yang kemudian dapat membuat mereka mudah terlibat dalam kecelakaan dan biasanya pengendara sepeda motor mengalami luka serius.

Adapun faktor- faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan diantaranya:

 Faktor manusia

Faktor karena manusia merupakan faktor yang paling dominan dalam kecelakaan lalu lintas. Hampir semua kejadian kecelakaan didahului dengan pelanggaran rambu lalu lintas. Pelanggaran dapat terjadi dengan disengaja ataupun tidak disengaja.

 Faktor Kendaraan

Faktor kendaraan yang paling sering terjadi adalah ban pecah, rem tidak berfungsi sebagaimana seharusnya, kelelahan logam yang


(29)

27

mengakibatkan bagian kendaraan patah, peralatan yang sudah aus tidak diganti dan berbagai penyebab lainnya. Keseluruhan faktor kendaraan sangat terkait dengan teknologi yang digunakan, perawatan yang dilakukan terhadap kendaraan.

 Faktor Jalan

Faktor jalan terkait dengan, jarak pandang dan kondisi permukaan jalan. Jalan yang rusak/berlobang sangat membahayakan pemakai jalan terutama bagi pemakai sepeda motor.

 Faktor Lingkungan

Musim hujan juga mempengaruhi cara kerja kendaraan seperti jarak pengereman menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, jarak pandang juga terpengaruh karena lebatnya hujan mengakibatkan jarak pandang menjadi lebih pendek. Asap dan kabut juga bisa mengganggu jarak pandang, terutama didaerah pegunungan.

2.6 Target Audiens

 Segmentasi Geografis

Segmentasi geografis menurut M. Suyanto (2006: 20) merupakan pembagian pasar menjadi unit-unit geogerafis yang berbeda, misalnya wilayah, negara, propinsi, dan kota. Dalam perancangan kampanye ini

target audiens dikhususkan berada di negara Indonesia provinsi Jawa Barat khususnya kota Bandung. Kota Bandung menjadi pilihan dari penulis karena kota Bandung merupakan salah satu kota besar, yang


(30)

28

mayoritas penduduknya banyak, sehingga kegiatan lalu lintasnya pun termasuk kedalam lalu lintas yang padat.

 Segmentasi Demografis

Segmentasi demografis menurut M. Suyanto (2006: 22) adalah pasar yang dikelompokan berdasarkan pendapatan, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan kelas sosial. Untuk kampanye penggunaan helm SNI, target termasuk kedalam kelas sosial menengah kebawah, dengan penghasilan diperkirakan 1,5 s.d 4 juta rupiah. Pekerjaan mulai dari pelajar, mahasiswa, karyawan pabrik maupun karyawan kantor. Dan pengguna kendaraan motor roda dua diantaranya merupakan laki – laki dan perempuan.

 Segmentasi Psikografis

Pada segmentasi psikografis hal yang diperhatikan yaitu mengenai gaya hidup seseorang, kebiasaan, dan kepribadian. Sementara itu yang menjadi target kampanye yaitu pengendara motor di Bandung mempunyai gaya hidup yang bisa dibilang sederhana tetapi mempunyai kebiasaan yang bersifat boros. Misalnya mereka yang tinggal di sebuah perkampungan tetapi mempunyai gya hidup yang mengedepankan gengsi, misalnya mempunyai telepon genggan yang mewah. Contoh lain yaitu pelajar yang sedang kuliah dibandung, biasanya menggunakan motor menuju kampus, tetapi tidak menggunakan helm. Kebiasaan tersebut dikarenakan mereka selalu


(31)

29

ingin praktis dalam berkendara tanpa memikirkan keselamatan. Hal lain yang menyebabkan masih adanya pengendara atau pengguna motor di Bandung belum menggunakan helm standar nasional yaitu mereka beralasan helm tersebut harganya mahal. Padahal jika dibandingkan dengan harga motor yang mereka beli, harga helm lebih murah. Oleh sebab itu alasan yang menyebutkan harga helm mahal itu tidak masuk akal. Karena sebenarnya mereka mampu membeli. Tempat yang biasa dikunjungi untuk kaum wanita yang juga pengguna motor yaitu sekolah atau kampus, tempat perbelanjaan, tempat rekreasi dan tempat bekerja. Mereka biasanya berkumpul bersama teman-temannya saat waktu santai. Sementara untuk kaum laki-laki, pada siang hari ada yang melakukan aktivitas di sekolah, kampus dan bekerja untuk mereka yang telah mempunyai pekerjaan. Tempat yang biasa dikunjungi yaitu bengkel, tempat olahraga, dan tempat perbelanjaan. Sementara untuk sebagian penduduk yang bekerja sebagai tukang ojek yang juga merupakan pengguna motor mereka kebanyakan tidak menggunakan helm karena dianggap tidak praktis. Penghasilan mereka dianggap cukup. Hal itu bisa dilihat dengan motor yang mereka gunakan untuk mengojek, sebagian besar merupakan motor pribadi.

2.7 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah kegiatan yang menghubungkan faktor kekuatan dan kelemahan sebagai aspek internal dengan peluang dan


(32)

30

ancaman sebagai aspek eksternal untuk menyusun suatu strategi. Analisis SWOT pertama kali ditemukan oleh Albert Humphrey sekitar tahun 1960-1970. Analisis terhadap kampanye penggunaan helm standar nasional Indonesia untuk kota Bandung:

1. Strenght (Kekuatan)

Merupakan segala sesuatu yang dimiliki dan dapat memperlancar pendirian suatu usaha, atau pelaksanaan proyek. Yang menjadi kekuatan dari produk helm SNI diantaranya:

 Karena telah di uji terlebih dahulu, maka helm SNI mempunyai konstruksi yang kuat dan tahan terhadap benturan.

 Saat dipakai oleh penggunanya akan terasa lebih nyaman, karena pada bagian dalamnya terdapat lapisan dalam yang lunak dan tebal, sebagai bantalan kenyamanan yang sekaligus berfungsi sebagai peredam.

 Helm SNI melindungi pemakai helm dari helm yang tidak standar dan tidak memenuhi syarat keselamatan.

2. Weakness (Kelemahan)

Yaitu ketidakadaan sumber yang diperlukan sehingga dapat menghambat kelancaran pendirian suatu usaha, atau pelaksanaan proyek. Adapun yang menjadi kelemahan dari helm SNI yaitu:

 Helm SNI terdiri dari bahan anti benturan, dan bahan lainnya sehingga bobotnya lebih berat.


(33)

31

 Harga helm Standar Nasional Indonesia mempunyai harga yang lebih mahal dari helm yang belum memenuhi standar keselamatan.

3. Oportunity (Kesempatan atau Peluang)

Kesempatan atau peluang adalah faktor luar yang dapat memperluas kegiatan yang akan dilakukan. Peluang helm SNI diantaranya:

 Melindungi pasar di Indonesia dari serbuan helm import.

 Meningkatkan kualitas helm yang diproduksi dalam negri, sehingga dapat bersaing secara global.

4. Threath (Ancaman)

Ancaman merupakan faktor luar yang dapat mempersempit kegiatan yang akan dilakukan. Adapun yang menjadi ancaman dalam memperkenalkan penggunaan helm SNI diantaranya:

 Masih banyak produsen yang menjual helm tertutup, tetapi belum teruji sebagai helm yang memenuhi standar keselamatan penggunanya.

 Terdapat helm yang menyerupai helm SNI dengan menggunakan label tulisan SNI yang ditempel, bukan label SNI timbul (emboss)

Dari hasil analisis diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sosialisasi penggunaan helm yang memenuhi standar nasional akan lebih efektif dilakukan dengan membuat sebuah kampanye terpadu,


(34)

32

dengan merancang suatu strategi, media yang tepat sebagai pendekatan yang mudah dipahami. Karena tujuan utama kampanye yaitu menginformasikan dan mengingatkan masyarakat mengenai pentingnya keselamatan dalam berkendara motor.


(35)

33

BAB III

PERANCANGAN KAMPANYE PENGGUNAAN HELM SNI DI KOTA BANDUNG

3.1 Strategi Perancangan

Dalam merancang sebuah desain, sudah seharusnya telah direncanakan secara matang konsep yang akan digunakan. Konsep yang digunakan tentunya harus berkaitan dengan target audiens. Sebelum merealisasikan konsep, diperlukan suatu strategi perancangan.

3.1.1 Strategi Komunikasi

Dalam menyampaikan pesan kampanye penggunaan helm SNI diperlukan strategi komunikasi, agar pesan yang akan disampaikan dapat diterima oleh sasaran. Apabila kampanye tersebut dapat terkomunikasikan dengan baik maka tujuan kampanye yaitu mengubah perilaku sasaran akan terwujud. Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang mudah dimengerti dan mudah diingat tetapi tidak mudah dilupakan. Berikut ini merupakan strategi komunikasi yang digunakan:


(36)

34

3.1.1.1 Tujuan Komunikasi

Kampanye merupakan suatu kegiatan komunikasi yang mempengaruhi masyarakat luas sebagai sasaran melalui suatu kegiatan yang telah direncanakan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan dalam kampanye ini yaitu mengubah perilaku masyarakat untuk menggunakan helm SNI pada saat berkendara motor. Hal ini terkait dengan permasalahan yang ada pada masyarakat yang

menyebutkan bahwa alasan mereka belum

menggunakan helm yaitu karena harganya mahal, berkendara motor dalam jarak yang dekat, tidak adanya razia, dan yang terakhir karena helm standar kurang nyaman saat dipakai bagi sebagian kaum wanita. Permasalahan tersebut didapat dari hasil survey kepada beberapa pengguna kendaraan motor di Bandung.

3.1.1.2 Materi Pesan

Pesan yang ingin disampaikan diantaranya:

 Helm Standar Nasional mempunyai ciri berlogo SNI pada bagian samping helm, logo tersebut mempunyai permukaan yang timbul saat diraba atau lebih dikenal dengan istilah emboss.

 Helm SNI nyaman digunakan dan tidak merusak penampilan khususnya untuk pengemudi wanita.


(37)

35

 Dalam berkendara motor pengguna harus menggunakan helm SNI walaupun jarak tempuhnya dekat dan tidak ada razia motor.

 Harga helm SNI sesuai dengan kualitasnya, dengan harga yang masih terjangkau.

3.1.2 Pendekatan Visual

Untuk merancang kampanye penggunaan helm SNI ini, penulis menggunakan pendekatan visual menggunakan gaya ilustrasi karikatur. Hal tersebut dikarenakan dengan gaya ilustrasi karikatur, pesan yang disampaikan bersifat tidak kaku dan tidak terlalu formal. Alasan yang lain yaitu karena target audiens

berusia antara 17- 25 tahun, pada usia tersebut gaya ilustrasi karikatur masih disukai. Sebagai bahan perbandingan sekaligus contoh, pada media massa koran ilustrasi karikatur masih digunakan.

3.1.3 Pendekatan Verbal

Dalam menyampaikan pesan penggunaan helm SNI, bahasa yang digunakan yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Karena warga yang menetap di Bandung terdiri dari berbagai daerah dari dalam atau luar jawa. Sehingga bahasa Indonesia digunakan untuk menyapaikan pesan lebih efektif dan dapat dimengerti. Taglineyang akan digunakan yaitu “Helm SNI


(38)

36

Teruji Aman & Nyaman”. Dari tagline tersebut diharapkan dapat mengubah pemikiran dan dapat menggugah kesadaran pengguna motor untuk menggunakan helm standar nasional. Sebelum helm tersebut di jual ke pasar helm tersebut telah di uji terlebih dahulu oleh Badan Standar Nasional Indonesia. Sehingga target audiens lebih aman menggunakan helm standar nasional saat berkendara motor. Untuk headline

bahasa yang digunakan yaitu bahasa Indonesia yang bersifat tidak baku atau bahasa sehari-hari. Hal tersebut disesuaikan dengan gaya ilustrasi yaitu karikatur. Alasan yang lainnya juga yaitu agar pesan tidak kaku.

3.1.4 Strategi Kreatif

Pesan dalam sebuah kampanye dapat tersampaikan kepada target jika pesan itu dibuat dengan visual yang menarik dan berbeda dengan iklan kampanye yang lain. Oleh sebab itu diperlukan suatu strategi kreatif, sehingga visual menjadi lebih menarik. Dalam kampanye mengenai penggunaan helm SNI ini strategi kreatif yang akan digunakan yaitu menggunakan visual kartun karikatur yang sedang berkendara motor. Kartun karikatur yaitu gambar yang dilebih-lebihkan, biasanya terfokus pada bagian kepala. Sehingga kartun karikatur dipilih dalam kampanye penggunaan helm SNI, karena dapat lebih memberikan fokus perhatian pada bagian kepala. Selain itu


(39)

37

penggunaan visual karikatur akan memberikan kesan humoris bagi target audiens yaitu warga Bandung. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik warga Bandung (Jawa Barat) yang tidak terlalu formal dan juga humoris. Hat tersebut dapat dibuktikan dalam penjelmaan tokoh wayang yaitu cepot, contoh yang lain misalnya kabayan, dan lain-lain. Berikut ini contoh karikatur:

Gambar 3.18 Contoh Karikatur

Sumber : http://farm5.static.flickr.com/4017/4380638504_91528bb74a.jpg (02/05/2011)

3.1.5 Strategi Media

Media kampanye merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan suatu pesan kepada target audiens. Adapun media yang akan digunakan diantaranya above the line dan

below the line.

Above The Line

Yaitu media penyampaian pesan yang mempunyai jangkauan luas dan memiliki jaringan.


(40)

38

 Poster

Menurut ensiklopedia Encarta dalam Adi Kusrianto (2007: 338) Poster merupakan iklan ataupun pengumuman yang diproduksi secara masal. Poster pada umumnya dibuat dengan ukuran besar untuk dipasang pada suatu permukaan. Sebuah poster biasanya berisi gambar ilustrasi dengan warna-warna Indah dan beberapa teks. Sebuah poster biasanya berguna secara komersial untuk mengiklankan suatu produk, maupun sebagai alat propaganda. Poster kampanye merupakan suatu jenis poster yang tidak bersifat komersial, atau tidak diperdagangkan. Poster dapat ditempel pada tempat-tempat yang banyak dilalui orang. Sehingga penyebaran bersifat luas. Oleh karena itu poster dipilih sebagai media utama dalam kampanye penggunaan helm SNI, sehingga dapat mencapai pembaca dalam jumlah besar dan tersebar luas dibeberapa tempat secara bersamaan.Berikut ini empat macam poster kampanye penggunaan helm SNI di Bandung.


(41)

39

(a) (b)

(c) (d) Gambar 3.19 Poster Kampanye Penggunaan Helm SNI

Sumber (a): Dokumen Pribadi Sumber (b): Dokumen Pribadi Sumber (c): Dokumen Pribadi Sumber (d): Dokumen Pribadi

Billboard

Billboard adalah media massa yang bersifat menyampaikan pesan secara serempak dan cepat. Serta mampu mencapai pembaca dalam jumlah banyak. Penggunaan media ini diharapkan dapat menyampaikan pesan kampanye secara lebih cepat, dan mudah diingat. Karena billboard biasanya


(42)

40

ditempatkan di tempat yang banyak dilalui oleh kendaraan dengan ukuran besar. Sehingga secara otomatis target yang melalui billboard ini dapat melihat iklan kampanye.

Neon Box

Media pendukung yang dapat di pasang pada jalan raya. Sangat efektif terutama pada malam hari.

X-Banner

Media yang akan di simpan pada tempat khusus, misalnya di tempat parkir.

 Spanduk

Spanduk sebagai media pendukung dapat dipasang pada badan jalan ataupun pada tempat yang sering dilalui oleh banyak orang.

Below The Line

Yaitu media penyampai pesan yang lebih khusus. Karena pesan ditujukan langsung kepada sasaran.

Flyer

Merupakan suatu media cetak yang digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai suatu produk secara lebih merinci dibandingkan dengan poster maupun billboard. Flyer

diberikan langsung kepada target audiens. Tujuannya untuk memberikan informasi lebih rinci mengenai penggunaan helm SNI.


(43)

41

Sticker

Merupakan bahan promosi yang bersifat fleksibel. Bisa ditempel dimana saja. Jika sticker ini ditempelkan di kendaraan maka secara tidak langsung penggunanya telah ikut serta memberitahukan informasi wajib menggunakan helm standar kepada pengguna motor yang lain.

 Gantungan Kunci

Pemilihan media ini bertujuan sebagai media pengingat terhadap pengguna kendaraan motor.

 Pin

Pemilihan media ini bertujuan sebagai media pengingat terhadap pengguna kendaraan motor.

 Masker

Pemilihan masker sebagai media pendukung akan membantu dalam proses reminding karena masker merupakan salah satu perlengkapan berkendara motor.

 Sarung Tangan

Sarung tangan merupakan salah satu perlengkapan bermotor. Sehingga dipilih sebagai media pendukung, sehingga diharapkan dapat menjadi pengingat pesan kampanye.

3.1.6 Strategi Distribusi

Setelah rancangan kampanye selesai maka hal yang selanjutnya dilakukan yaitu pendisribusian iklan. Media utama kampanye


(44)

42

penggunaan helm SNI yaitu media poster. Maka poster itu akan disebarkan di beberapa tempat yang tidak jauh dengan target. Diantaranya di lingkunan sekolah, lingkungan kampus, lingkungan kerja buruh pabrik, dan pangkalan ojeg. Untuk media pendukung seperti billboard akan ditempatkan di pusat – pusat keramaian, misalnya alun – alun kota sebagai pusat kegiatan dan aktivitas target, persimpangan jalan lampu merah, dan pada daerah yang penduduknya masih belum menggunakan helm SNI, misalnya daerah Cibaduyut. Untuk media pendukung seperti sticker dan gantungan kunci akan diberikan langsung kepada pengemudi motor. Adapun wilayah yang menjadi target utama yaitu daerah yang jarang terkena razia, lingkungan kampus karena setelah melalui proses observasi mahasiswa yang menggunakan motor roda dua menuju kampus, jarang menggunakan helm standar. Terutama bagi mereka yang berasal dari luar Bandung, dan lebih memilih untuk kos di daerah terdekat dengan kampus. Berikut tabel distribusi media:


(45)

43

Tabel 3.3 Distribusi Media

3.2 Konsep Visual

Desain yang baik, adalah desain yang telah mempunyai konsep yang terecana, sehingga visual yang tercipta tidak kaku dan menarik. Suatu visual terdiri dari format desain, tata letak, tipografi, ilustrasi, dan warna. Berikut akan dijelaskan lebih rinci:

3.2.1 Format Desain

Poster merupakan media utama dalam kampanye ini, maka format desain yang akan digunakan yaitu format potrait. Dipilih format potrait supaya jarak baca menjadi lebih pendek. Sehingga mata tidak mudah lelah saat membaca informasi yang akan disampaikan.


(46)

44

3.2.2 Tata Letak

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Mario R. Garcia dan Pegie Stark dalam Surianto Rustan (2010:76) di daerah yang menggunakan bahasa dan tulisan latin umumnya orang membaca dari kiri ke kanan serta dari atas ke bawah. Selain itu arah gerak mata juga dipengaruhi oleh pembedaan dalam suatu tata letak misalnya warna, ukuran, style, dan lain-lain. Kabiasaan yang lainnya yaitu membaca sesuai dengan urutan tertentu. Misalnya urutan sepeti huruf Z, C, L, T, dan I. Tata letak yang akan digunakan dalam desain kampanye yaitu tata letak dengan urutan yang menyerupai huruf I. Sehingga pembaca akan membaca dari arah atas ke bawah. Materi pesan akan dilihat secara berurutan.

Gambar 3.20 Contoh Tata Letak Huruf I Sumber :

http://images.suprichusnul.multiply.com/image/1/photos/upload/300x300/R4wzDwoK CCcAABC5HWc1/Spurlock.jpg?et=uTu0WjrZWTnk9FU7gTQjVA&nmid=


(47)

45

3.2.3 Jenis Huruf

Rangkaian huruf dalam sebuah kalimat bukan saja suatu makna yang mengacu pada suatu gagasan, tetapi juga mempu memberikan kesan secara visual. Sehingga pemilihan huruf harus sesuai dengan kesan yang ingin disampaikan. Pesan dalam kampanye ini ingin mengajak warga Bandung, khususnya bagi pengguna motor untuk menggunakan helm SNI. Konsep dalam desainnya tidak terlalu formal. Untuk Tagline digunakan font Comics. Penulisan tagline harus jelas dan mudah terbaca, sehingga jenis huruf ini digunakan. Dilihat dari bentuknya font ini termasuk kedalam jenis sanserif, atau huruf yang tidak berkaki. Font seperti ini dapat memberikan kesan tegas tapi tidak formal. Sesuai dengan judul pada kampanye yaitu menegaskan bahwa Helm SNI Teruji Aman & Nyaman. Tagline dibuat dalam bentuk logo, sehingga dapat terlihat lebih menarik.

HELM SNI TERUJI AMAN NYAMAN

&

Sedangkan untuk elemen Headline, yaitu elemen yang menjelaskan gambaran singkat tentang topik yang dibicarakan, penulis menggunakan jenis huruf yang tidak terkesan formal, tetapi lebih terkesan humoris. Sesuai dengan konsep visual karikatur


(48)

46

yang ingin menyampaikan pesan yang humoris tetapi tegas. Font yang digunakan yaitu Doctor Soos Bold:

Pake helm SNI

Penampilan tetap OK!

Jauh-dekat lebih aman pake

helm SNI BRO!

Pake helm SNI

aman dari kecelakaan

& aman dari razia!

Hari gini masih pake

helm abal-abal?..

mending yang PASTI aja deh

HELM SNI

3.2.4 Ilustrasi

Tampilan ilustrasi yang akan disampaikan, yaitu menggunakan ilustrasi kartun dengan pembuatan visual bagian kepala lebih besar atau menyerupai karikatur. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan nilai perhatian lebih untuk bagian kepala. Karena pesan yang ingin disampaikan berkaitan dengan penggunaan helm, yang tentunya digunakan pada bagian kepala. Untuk bagian keterangan atau tagline ditempatkan berdekatan dengan objek pertama. Untuk


(49)

47

ilustrasi background digunakan gambaran berupa bangunan-bangunan yang terkenal di kota Bandung, yang pertama penggunaan bangunan gedung sate, mewakili kotamadya Bandung. Yang kedua yaitu berupa tampilan monumen sepatu Cibaduyut, karena pada tempat ini banyak sekali pengendara motor yang belum menggunakan helm SNI dan juga merupakan tempat wisata, sehingga sudah tidak asing lagi. Yang ketiga yaitu jembatan layang Pasopati dimana jembatan Pasopati ini sering digunakan oleh anak muda untuk melihat pemandangan kota Bandung. Alasan lainnya pada derah pasopati merupakan daerah pendidikan. Banyak universitas yang berada pada daerah ini. Terutama daerah Dago. Lokasi antara Dago dan Pasopati cukup dekat. Sehingga digunakannlah tampilan jembatan Pasopati untuk background

mengenai “Jauh Atau Dekat Tetap Gunakan Helm SNI”. Sesuai

dengan permasalahan yang ada bahwa mahasiswa sering menggunakan motor menuju kampus ataupun tempat terdekat tetapi tidak menggunakan helm. Adapun referensi yang digunakan yaitu:


(50)

48

(a) (b) Gambar 3.21 Monumen Sepatu Cibaduyut

Sumber (a) : Dokumen Pribadi Sumber (b) : Dokumen Pribadi

(a) (b) Gambar 3.22 Gedung Sate

Sumber (a):

http://4.bp.blogspot.com/_awKAVJGRBF4/S-RWcyiq83I/AAAAAAAAAA4/tqiZhDg8WpM/s320/gedung+sate.jpg (09/06/2011) Sumber (b): Dokumen Pribadi

(a) (b) Gambar 3.23 Jembatan Pasopati

Sumber (a) :

http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRnI9o81__BblI1rt5s4ZGj7wIP4fmheTg0Z2bH OuBVPeUFYewHpQ&t=1(09/06/2011)


(51)

49

(a) (b) Gambar 3.24 Sepeda Motor Sumber (a): Dokumen Pribadi Sumber (b): Dokumen Pribadi

(a) (b) Gambar 3.25 Polisi Lalu Lintas Sumber (a) : Dokumen Pribadi Sumber (b) : Dokumen Pribadi

3.2.5 Warna

Kesan yang ingin disampaikan yaitu kepercayaan dan keamanan, maka warna yang dipilih di dominasi oleh warna kuning dan biru. Warna sebagai pelengkap gambar dapat memberi kesan kepada orang yang melihatnya. Setiap warna memberi kesan yang berbeda. Menurut Molly E. Holzschlag dalam (Adi Kusrianto: 2006) warna biru memberikan kesan kepercayaan, keamanan, teknologi, kebersihan dan perintah. Sedangkan warna kuning memberikan


(52)

50

kesan optimis, hati-hati, dan harapan. Dan yang terakhir yaitu warna abu-abu memberikan kesan modis, futuristik, dan intelek.


(53)

51

BAB IV

MEDIA DAN TEKNIK PRODUKSI

4.1 Pra Produksi

Sebelum memasuki tahapan produksi media yang sebenarnya, tahap yang harus dilalui yaitu perancangan produksi yang meliputi:

 Sketsa

Sketsa merupakan tahapan awal setelah konsep dibuat. Sketsa merupakan gambaran sederhana tampilan visual yang akan dibuat. Dibuat secara manual yang selanjutnya akan dibuat dan diolah melalui teknis komputerisasi.

 Pengolahan Gambar

Setelah desain dibuat secara manual maka langkah selanjutnya yaitu gambar diolah di komputer. Dalam pembuatan visual kampanye penggunaan helm SNI ini penulis menggunakan 3 software desain, diantaranya Adobe Photoshop, Corel Draw, dan Adobe Indesign. Pengolahan gambar secara keseluruhan meliputi penempatan logo,

headline, dan tagline kampanye.

 Pemilihan Alternatif

Pengolahan gambar dibuat dalam beberapa alternatif, untuk memilih mana yang paling cocok untuk digunakan. Setelah alternatif terpilih, tampilan akan diperbaiki, dan dimaksimalkan hasilnya.


(54)

52

 Tahap Produksi

Desain yang telah terpilih dipersiapkan untuk proses cetak, teknis cetak disesuaikan dengan kebutuhan media yang akan dibuat.

4.2 Teknik Produksi

Teknis media dibuat berdasarkan pengelompokan tahapan perancangan media kampanye sebagai berikut:

4.2.1 Media Utama

Poster ( Media Cetak)

Poster termasuk kedalam media luar ruangan, poster dapat ditempatkan di tempat umum dan dilalui oleh banyak orang. Sehingga pesan akan dapat mudah tersebar. Penggunaan poster sebagai media utama karena mempunyai jangkauan dan penempatan yang luas dan tingkat keterbacaan tinggi. Poster dibuat secara masal melalui teknik cetak. Dengan menggunakan

art paper 230 gr berukuran A2.

 Fungsi Poster 1

Poster 1 menjelaskan permasalahan yang terjadi pada masyarakat, bahwa pada pengendara motor wanita, menggunakan helm SNI itu dapat merusak penampilan. Khususnya penampilan rambut atau kerudung bagi seorang muslim. Jawaban atas permasalahn tersebut dicantumkan dalam poster bahwa penggunaan helm sebenarnya melindungi


(55)

53

penampilan agar tidak rusak, misalnya melindungi kepala dari panas matahari jika berkendara saat siang hari, dapat melindungi penampilan kepala dari tiupan angin. Selain itu helm SNI tersedia dalam beberapa ukuran, sehingga bagi muslimah dapat menyesuaikan ukuran helm dengan kepala. Penjelasan ini dicantumkan pada bagian bawah poster berupa

body teks.

Gambar 4.27 Poster 1

 Fungsi Poster 2

Pada poster 2 permasalahan yang dijawab yaitu bahwa jarak dekat maupun jauh jika menggunakan kendaraan bermotor harus menggunakan helm SNI. Digambarkan dalam tagline dan ilustrasinya. Pesan ini disampaikan untuk menyadarkan masyarakat bahwa keselamatan itu lebih penting.


(56)

54

Gambar 4.28 Poster 2

 Fungsi Poster 3

Menjelaskan tentang permasalahan bahwa sebagian besar masyarakat pengguna motor menggunakan helm karena lebih takut terkena razia daripada karena menjaga keselamatan diri sendiri. Sehingga dalam visual yang dijelaskan dalam headline bahwa menggunakan helm SNI akan aman dari kecelakaan dan razia.


(57)

55

 Fungsi Poster 4

Permasalahan yang terakhir bahwa helm SNI dianggap mahal oleh sebagian besar masyarakat yang belum menggunakan helm SNI. Pada kenyataannya harga helm SNI disesuaikan dengan kualitasnya, karena telah diuji terlebih dahulu.

Gambar 4.30 Poster 4

4.2.2 Media Pendukung 1. Media Traffic

Media traffic adalah media yang dipasang di tempat umum atau dijalan raya dan merupakan sarana para pengguna jalan. Dengan media ini diharapkan pesan dapat tersampaikan tepat guna, karena target sasaran termasuk kedalam pengguna jalan. Adapun media traffic yang digunakan diantaranya adalah sebagai berikut:


(58)

56

Billboard

Billboard adalah media yang sering kita jumpai khususnya di ruas-ruas jalan, ukurannya yang besar dapat menjadi pusat perhatian. Akan tetapi tingkat keterbacaannya rendah, karena pengguna jalan akan melihat billboard secara sekilas. Sehingga pesan yang disampaikan harus singkat tetapi tepat. Pemilihan media ini dapat menjadi media pengingat bagi pengguna motor untuk menggunakan helm SNI. Teknik produksi menggunakan teknik digital printing.

Bahan yang akan digunakan yaitu flexi dengan ukuran 5 x 6 meter. Media ini akan ditempatkan di ruas jalan yang terdapat lampu merah, pada daerah yang aktivitas berlalu lintasnya tinggi.


(59)

57

 Spanduk

Spanduk sebagai media lanjutan dari billboard mempunyai isi pesan yang sama akan tetapi berbeda dalam penempatan. Media ini akan dipasang di parkiran motor. Teknis pembuatan yaitu digital printing dengan ukuran 150 x 45 cm. Bahan yang digunakan yaitu flexi.

Gambar 4.32 Spanduk

2. Media Cetak

Media cetak adalah media yang hasil akhirnya berupa karya dua dimensi. Dan melalui proses percetakan. Jumlah yang dihasilkan banyak, sesuai dengan keinginan.


(60)

58

Flyer

Media ini dibuat dengan teknis cetak offset. Ukuran flyer 14 x 20 cm, menggunakan art paper 150 gr dua muka. Flier akan dibagikan pada tahap kampanye awal, karena berisi informasi lebih lengkap daripada poster dan media lainnya.

Gambar 4.33 Flyer

X-Banner

Banner ini akan dipasang di pintu masuk parkir tempat perbelanjaan (mall) alasannya supaya pesan dapat dibaca oleh pengunjung yang menggunakan kendaraan motor roda dua. Alasan pemilihan media ini agar lebih dekat dengan target audiens. Ukuran banner yaitu 160 x 60 cm, dengan teknis digital printing dengan bahan flexi.


(61)

59

Gambar 4.34 X-Banner

Neon Box

Media ini lebih efektif pada malam hari, informasi akan lebih jelas, karena ada cahaya pada bagian dalam box. Ukuran neon box yaitu 150 x 100 cm. Ditempatkan pada trotoar jalan dua arah. Karena terdapat dua muka. Teknisnya yaitu dengan cetak digital menggunakan sticker one way.


(62)

60

3. Gimmick

Media ini merupakan media pendukung yang akan dibagikan kepada target sasaran secara gratis. Media ini menjadi media pengingat walaupun masa kampanye berakhir.

 Pin

Para pengendara motor biasanya membawa tas atau menggunakan jaket saat berkendara motor. Maka media pin ini dibuat, sebagai media pengingat. Teknis pembuatan cetak offset, dengan bahan plastik, kertas dan seng. Ukuran pin yaitu diameter 4.4 cm.

Gambar 4.36 Pin

Sticker

Motor biasanya dihias dengan sticker begitu juga dengan helm. Media sticker dibuat dalam dua versi, yaitu sticker

sparasi dan sticker cutting. Ukuran sticker yaitu 6 x 9 cm. terbuat dari bahan permanent graftac. Teknik produksi yang digunakan yaitu digital printing.


(63)

61

Gambar 4.37 Sticker

 Gantungan kunci

Perlengkapan motor yang lain yaitu kunci motor, agar kunci yang kecil tidak hilang biasanya pemilik kendaraan akan menyertakan hiasan tambahan pada kunci yaitu berupa gantungan. Oleh sebab itu media gantungan kunci digunakan. Selain berguna juga sebagai media pengingat. Ukuran gantungan yaitu 4 x 6 cm, dibuat dengan teknik grafir satu warna menggunakan bahan plastik.


(64)

62

 Masker

Masker merupakan media pendukung yang sering digunakan pengendara motor untuk menutup bagian hidung dan mulut dari debu saat berkendara. Ukuran media ini 10 x 27 cm, teknik border dengan menggunakan bahan kain.

Gambar 4.39 Masker

 Kalender

Kalender merupakan media informasi yang sering dilihat oleh setiap orang. Sehingga media ini digunakan, karena selain berisi tanggal atau hari kalender ini juga berisi mengenai informasi kampanye helm SNI. Teknik pembuatan cetak offset, ukuran 21 x 20 cm, dengan bentuk kalender menyerupai helm. Bahan yang digunakan

art paper 150 g.


(65)

63

 Sarung tangan

Merupakan media pengingat pada kampanye ini. Media ini merupakan salah satu perlengkapan saat berkendara motor. Teknik pembuatan bordir, dengan ukuran 15 x 20 cm. Bahan yang digunakan benang dan sarung tangan kulit.


(66)

64

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdulkarim Aim. (2004). Kewarganegaraan. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Kusrianto, Adi. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi.

Madjadikara, Agus S. (2005). Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan. Jakarta: Gramedia.

Ruslan, Rosady. (2008). Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Rustan, Surianto. (2009). Layout Dasar & Penerapannya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Soemirat, Betty & Yehuda, Eddy. (2001). Opini Publik. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Suherman, Eman. (2008). Business Entreneur. Bandung: Alfabeta.

Suryanagara. (2009). Buku Saku Panduan Aman Berlalu Lintas Sesuai UU No.22 Tahun 2009. Jakarta : Degraf Publishing.

Suyanto, M. (2004). Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan. Yogyakarta: Andi.

Suyanto, M. (2006). Strategi Perancangan Iklan Outdoor Kelas Dunia.

Yogyakarta: Andi. Dokumen

Badan Standardisasi Nasional. (2007). Helm Pengendara Kendaraan Bermotor Roda Dua.

Sat Lantas Polrestabes Bandung. (2010). Pentingnya Helm SNI Bagi Keselamatan Pengguna Sepeda Motor.


(67)

65

Internet

BSNI. (2010). Informasi Penerapan Standar Wajib Helm ber-SNI. Tersedia di: w.w.w.:http: Informasi Penerapan Standar Wajib Helm ber-SNI - BSN - Badan Standardisasi Nasional - National Standardization Agency of Indonesia - Setting the Standard in Indonesia ISO SNI WTO.htm [14 Oktober 2010]

Indra Sentanus, Ariek. (2010). Menyoal Sosialisasi Helm SNI. Tersedia di: w.w.w.:http: Menyoal Sosialisasi Helm SNI Bataviase.co.id.htm. [14 Oktober 2010]

Laporan Tugas Akhir/ Karya Ilmiah

Cyntiadewi, Marintan. (2007). Perancangan Kampanye Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun di Desa Cipada Kabupaten Bandung. Tugas Akhir

– Jurusan Desain Komunikasi Visual. Universitas Komputer Indonesia. Bandung.

Lubis, Hary. (2008). Risalah Akademik Pedoman Penulisan dan Penyusunan. Bandung: Unikom.

Rion, Martin. (2008). Perancangan Kampanye Keamanan Berkendara Bagi Pengendara Roda Dua. Tugas Akhir – Jurusan Desain Komunikasi Visual. Universitas Komputer Indonesia. Bandung.


(68)

RIWAYAT HIDUP

NAMA : SANTI SUMIATI

ALAMAT : JL DEWI SARTIKA NO 55A BANDUNG TEMPAT TANGGAL LAHIR : BANDUNG, 3 SEPTEMBER 1988 ANAK KE : 7 DARI 7 BERSAUDARA

SEKOLAH ASAL : SDN JATI MULYA

SMPN 1 BALEENDAH

SMAN 11 BANDUNG

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

ORANG TUA

AYAH : AYI BANA SUBARNA

TEMPAT TANGGAL LAHIR : BANDUNG 20 MEI 1944

PEKERJAAN : WIRASWASTA

ALAMAT : JL DEWI SARTIKA NO 55A BANDUNG

IBU : SARNITI

TEMPAT TANGGAL LAHIR : BANTEN 3 SEPTEMBER 1951

ALAMAT : JL DEWI SARTIKA NO 55A BANDUNG


(1)

61

Gambar 4.37 Sticker

 Gantungan kunci

Perlengkapan motor yang lain yaitu kunci motor, agar kunci yang kecil tidak hilang biasanya pemilik kendaraan akan menyertakan hiasan tambahan pada kunci yaitu berupa gantungan. Oleh sebab itu media gantungan kunci digunakan. Selain berguna juga sebagai media pengingat. Ukuran gantungan yaitu 4 x 6 cm, dibuat dengan teknik grafir satu warna menggunakan bahan plastik.


(2)

62  Masker

Masker merupakan media pendukung yang sering digunakan pengendara motor untuk menutup bagian hidung dan mulut dari debu saat berkendara. Ukuran media ini 10 x 27 cm, teknik border dengan menggunakan bahan kain.

Gambar 4.39 Masker

 Kalender

Kalender merupakan media informasi yang sering dilihat oleh setiap orang. Sehingga media ini digunakan, karena selain berisi tanggal atau hari kalender ini juga berisi mengenai informasi kampanye helm SNI. Teknik pembuatan cetak offset, ukuran 21 x 20 cm, dengan bentuk kalender menyerupai helm. Bahan yang digunakan art paper 150 g.


(3)

63  Sarung tangan

Merupakan media pengingat pada kampanye ini. Media ini merupakan salah satu perlengkapan saat berkendara motor. Teknik pembuatan bordir, dengan ukuran 15 x 20 cm. Bahan yang digunakan benang dan sarung tangan kulit.


(4)

64

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdulkarim Aim. (2004). Kewarganegaraan. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Kusrianto, Adi. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi.

Madjadikara, Agus S. (2005). Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan. Jakarta: Gramedia.

Ruslan, Rosady. (2008). Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Rustan, Surianto. (2009). Layout Dasar & Penerapannya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Soemirat, Betty & Yehuda, Eddy. (2001). Opini Publik. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Suherman, Eman. (2008). Business Entreneur. Bandung: Alfabeta.

Suryanagara. (2009). Buku Saku Panduan Aman Berlalu Lintas Sesuai UU No.22 Tahun 2009. Jakarta : Degraf Publishing.

Suyanto, M. (2004). Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan. Yogyakarta: Andi.

Suyanto, M. (2006). Strategi Perancangan Iklan Outdoor Kelas Dunia. Yogyakarta: Andi.

Dokumen

Badan Standardisasi Nasional. (2007). Helm Pengendara Kendaraan Bermotor Roda Dua.

Sat Lantas Polrestabes Bandung. (2010). Pentingnya Helm SNI Bagi Keselamatan Pengguna Sepeda Motor.


(5)

65

Internet

BSNI. (2010). Informasi Penerapan Standar Wajib Helm ber-SNI. Tersedia di: w.w.w.:http: Informasi Penerapan Standar Wajib Helm ber-SNI - BSN - Badan Standardisasi Nasional - National Standardization Agency of Indonesia - Setting the Standard in Indonesia ISO SNI WTO.htm [14 Oktober 2010]

Indra Sentanus, Ariek. (2010). Menyoal Sosialisasi Helm SNI. Tersedia di: w.w.w.:http: Menyoal Sosialisasi Helm SNI Bataviase.co.id.htm. [14 Oktober 2010]

Laporan Tugas Akhir/ Karya Ilmiah

Cyntiadewi, Marintan. (2007). Perancangan Kampanye Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun di Desa Cipada Kabupaten Bandung. Tugas Akhir – Jurusan Desain Komunikasi Visual. Universitas Komputer Indonesia. Bandung.

Lubis, Hary. (2008). Risalah Akademik Pedoman Penulisan dan Penyusunan. Bandung: Unikom.

Rion, Martin. (2008). Perancangan Kampanye Keamanan Berkendara Bagi Pengendara Roda Dua. Tugas Akhir – Jurusan Desain Komunikasi Visual. Universitas Komputer Indonesia. Bandung.


(6)

RIWAYAT HIDUP

NAMA : SANTI SUMIATI

ALAMAT : JL DEWI SARTIKA NO 55A BANDUNG TEMPAT TANGGAL LAHIR : BANDUNG, 3 SEPTEMBER 1988 ANAK KE : 7 DARI 7 BERSAUDARA

SEKOLAH ASAL : SDN JATI MULYA SMPN 1 BALEENDAH SMAN 11 BANDUNG

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

ORANG TUA

AYAH : AYI BANA SUBARNA

TEMPAT TANGGAL LAHIR : BANDUNG 20 MEI 1944

PEKERJAAN : WIRASWASTA

ALAMAT : JL DEWI SARTIKA NO 55A BANDUNG

IBU : SARNITI

TEMPAT TANGGAL LAHIR : BANTEN 3 SEPTEMBER 1951

ALAMAT : JL DEWI SARTIKA NO 55A BANDUNG PEKERJAAN : IBU RUMAH TANGGA