18
2.6. TCPIP
TCPIP adalah suatu protokol yang memungkinkan terjadinya komunikasi antar komputer yang memiliki perbedaan karakteristik dari segi hardware ataupun
software . TCPIP merupakan protokol yang paling sering digunakan dalam operasi
jaringan. TCPIP terdiri dari dua protokol utama, yaitu Transmission Control Protocol
dan Internet Protocol[26].
2.6.1. Transmission Control Protocol TCP
TCP Transmission Control Protocol adalah protokol process-to- process
program-to-program. TCP seperti halnya UDP, juga menggunakan port number. Tidak seperti UDP, TCP termasuk dalam
protokol connection oriented, yang menciptakan koneksi virtual antara dua Gambar 2. 9 Lapisan Protokol TCPIP[26]
19 TCP untuk mengirim data. TCP juga menggunakan mekanisme flow dan
error control di level transport[28].
Karateristik TCP Meskipun software TCP selalu melihat segment yang di kirim
maupun diterima, tidak ada field yang berisi nomor segment di header segment
. Namun ada dua field yang disebut sequence number dan acknowledgement number
. Dua field tersebut merujuk pada byte number dan bukan segment number. TCP memberi nomor pada setiap byte data yang
dikirim dalam sebuah koneksi. Penomoran tersebut bebas dilakukan pada setiap arah. Ketika TCP menerima byte data dari proses, data tersebut akan
dimasukkan ke dalam sending buffer dan penomoran data dimulai. Penomoran tidak harus dimulai dari 0. TCP membuat nomor secara acak
antara 0 sampai 2
32
-1 untuk penomoran pertama pada byte data. Sebagai contoh, jika nomor acak yang dipilih adalah 1057 dan total data yang
dikirim adalah 6000 byte, byte tersebut akan diberi nomor dari 1057 sampai 7056. Penomoran tersebut nantinya akan digunakan untuk flow dan error
control[28]. Setelah semua byte diberi nomor, TCP membuat sequence number
pada setiap segment yang dikirim. Sequence number pada setiap segment adalah nomor dari byte pertama yang dibawa segment tersebut.
20 Flow Control
Perbedaan TCP dengan UDP adalah pada TCP terdapat flow control. Penerima receiver data akan mengontrol jumlah data yang akan dikirim
oleh pengirim. Hal ini dilakukan untuk mencegah penerima mengalami kebanjiran data. Penomoran yang dilakukan TCP memungkinan TCP untuk
menggunakan flow control berorientasi byte[28].
Error Control Untuk menyediakan layanan yang baik, TCP menggunakan
mekanisme error control. Error control terdiri dari sebuah segment sebagai unit data untuk mendeteksi kesalahan. Error control merupakan byte-
oriented [28].
Congestion Control Tidak seperti UDP, TCP memperhitungkan kongesi pada jaringan.
Jumlah data yang dikirim oleh pengirim tidak hanya dikendalikan oleh penerima flow control, tetapi juga ditetapkan oleh tingkat kongesi pada
jaringan[28]. Congestion Policy
Kebijakan umum TCP untuk menangani congestion didasarkan pada tiga tahap : slow start, congestion avoidance, and congestion detection.
Slow Start : Algoritma ini didasarkan pada gagasan bahwa ukuran
kemacetan window cwnd dimulai dengan satu ukuran segmen maksimum
21 MSS. MSS adalah ditentukan selama pembentukan koneksi dengan
menggunakan opsi dengan nama yang sama. Congestion avoidance
: Untuk menghindari kemacetan sebelum itu terjadi, seseorang harus memperlambat pertumbuhan eksponensial ini. TCP
mendefinisikan algoritma lain disebut congestion avoidance. Bila ukuran jendela kemacetan mencapai slow-start ambang batas, lambat-start fase
berhenti dan fase aditif dimulai. Dalam algoritma ini, setiap kali seluruh window segmen diakui satu putaran.
Congestion detection : Multiplicative turun ketika congestion terjadi
dan congestion window size must be decreased. Satu-satunya cara pengirim dapat menebak kemacetan yang memiliki terjadi adalah dengan kebutuhan
untuk memancarkan kembali segmen. Terjadinya Congestion control ketika :
- Adanya time out, ini adalah alasan yang kuat terjadinya congestion.
Kemungkinan segment di drop pada jaringan tersebut, dan tidak ada berita tentan segmen yang dikirim
- If three ACKs are received, adalah kemungkinan yang rendah. Segmen mungkin telah drop, tetapi beberapa segment telah tiba. Hal ini
disibut dengan fast transmission and fast recovery.
22 Gambar 2. 10 Congestion Control
Sebagai contoh maksimum window size adalah 32 segment. threshold
dibuat 16 segment setengah dari maksimum window size. Dalam fase slow start, window size
dimulai dari 1 dan bertambah dengan cepat sampai mencapai threshold. setelah mencapai threshold, prosedur
congestion avoidance mengijinkan window size bertambah secara teratur
sampai sampai waktu habis atau maximum window size tercapai. Pada gambar 2.10, time out terjadi ketika window size 20. Pada saat ini, prosedur
multiplicative decrease mengambil alih dan mengurangi threshold sampai
setengah dari window size sebelumnya. window size sebelumnya adalah 20 saat time out terjadi jadi threshold yang baru adalah 10.
TCP kembali ke slow start dan dimulai dengan window size 1, dan TCP akan melakukan prosedur congestion avoidance ketika
threshold yang baru tercapai. ketika window size 12 , 3 ACK terjadi.
Prosedur multiplicative decrease akan mengambil alih kembali. threshold kemudian akan berubah menjadi 6 dan TCP akan mengalami fase additive
23 increase.
TCP akan tetap pada fase ini sampai time out atau 3 ACK yang lain terjadi.
2.6.2. IP