Landasan Teori Sumber Daya Batubara Terukur Measured Coal Resourced

Kajian Peningkatan Nilai Kalor Batubara Kualitas Rendah dengan Proses Solvenisasi Program Studi S – 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri – UPN ”Veteran” Jawa Timur 4 Etanol adalah cairan tak berwarna yang mudah menguap dengan aroma yang khas. Ia terbakar tanpa asap dengan lidah api berwarna biru yang kadang- kadang tidak dapat terlihat pada cahaya biasa. Sifat-sifat fisika etanol utamanya dipengaruhi oleh keberadaan gugus hidroksil dan pendeknya rantai karbon etanol. Gugus hidroksil dapat berpartisipasi ke dalam ikatan hidrogen, sehingga membuatnya cair dan lebih sulit menguap dari pada senyawa organik lainnya dengan massa molekul yang sama. Etanol adalah pelarut yang serbaguna, larut dalam air dan pelarut organik lainnya, meliputi asam asetat, aseton, benzena, karbon tetraklorida, kloroform, dietil eter, etilena glikol, gliserol, nitrometana, piridina, dan toluena. Ia juga larut dalam hidrokarbon alifatik yang ringan, seperti pentana dan heksana, dan juga larut dalam senyawa klorida alifatik seperti trikloroetana dan tetrakloroetilena. http:id.wikipedia.orgwikiEtanol - cite_note-11

II.7 Landasan Teori

Pada kajian pemanfaatan batubara kualitas rendah dengan proses solvenisasi yang mana pada proses tersebut berdasarkan reaksi antara asam asetat dan etanol dengan batubara jenis lignit. Asam asetat bereaksi dengan etanol menghasilkan etil asetat dan air diperoleh melalui reaksi esterifikasi Fischer. Etil asetat merupakan ester, digunakan sebagai pelarut. Etil asetat dapat mengikat hidrogen dan melepaskan senyawa karbon pada batubara kualitas rendah menjadi batubara kualitas tinggi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Kajian Peningkatan Nilai Kalor Batubara Kualitas Rendah dengan Proses Solvenisasi Program Studi S – 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri – UPN ”Veteran” Jawa Timur C 20 H 22 O 4 + CH 4 + 2H 2 O + CO 2 + CO + CH 3 COOC 2 H 5 C 22 H 20 O 3 + 2CH 4 + 4H 2 O + CO 2 + 2CO Proses solvenisasi sendiri merupakan metode konversi batubara yang melarutkan sebagian atau seluruhnya batubara sehingga kemurnian batubara menjadi tinggi. Batubara sebagian larut dalam sejumlah solvent. Sejumlah pelarut organik dapat digunakan, namun dissolution tidak akan pernah sempurna dan biasanya membutuhkan proses heating sampai suhu yang cukup untuk terjadi beberapa proses degradasi termal atau reaksi pelarut berlangsung. Dissolution dapat mencapai 40 pada suhu kamar dan mencapai 90 pada suhu sekitar 400 o C. Masuknya asam asetat dan etanol dalam pori-pori batubara secara bersamaan dengan mineral matter dalam batubara seperti karbon, belerang, oksigen, air, dll menguap merupakan proses difusi. Proses difusi adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. http:www.scribd.comdoc53803611SINTESIS-ETIL-ASETAT http:www.geofacts.co.cc200904 http:materialsfantasymemorable.blogspot.com201110potensi-dan- peranan-sumber-energi.html Faktor-faktor yang mempengaruhi pelarutan diantaranya : a. Suhu Semakin tinggi suhu semakin cepat larut. b. Besar partikel Semakin besar luas permukaan, partikel akan mudah larut. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Kajian Peningkatan Nilai Kalor Batubara Kualitas Rendah dengan Proses Solvenisasi Program Studi S – 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri – UPN ”Veteran” Jawa Timur c. Pengadukan Dengan pengadukan, tumbukan antara solvent-solvent makin cepat sehingga semakin cepat larut kelarutannya besar. d. Tekanan dan Volume Jika tekanan diperbesar atau volume diperkecil, gerakan partikel semakin cepat. Hal ini berpengaruh besar terhadap fase gas sedang pada zat cair hal ini tidak berpengaruh. e. Perbedaan konsentrasi Semakin besar perbedaan konsentrasi antara dua bagian, semakin besar proses pelarutan yang terjadi. f. Waktu Semakin lama waktu yang digunakan dalam pelarutan, semakin besar proses pelarutan yang terjadi. http:www.scribd.comdoc5979119967Faktor-yang-Mempengaruhi- Kelarutan Pada kajian pemanfaatan batubara kualitas rendah dengan proses solvenisasi dalam skala laboraturium dapat dibagi menjadi : a. Proses persiapan bahan baku - Batubara terlebih dahulu dijadikan serbuk halus kemudian dibersihkan dari debu dan partikel-partikel lain dengan cara pencucian dengan air selanjutnya diaduk dalam suhu kamar selama 3 jam. - Lumpur disaring menggunakan kertas saringkain saring dan dikeringkan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Kajian Peningkatan Nilai Kalor Batubara Kualitas Rendah dengan Proses Solvenisasi Program Studi S – 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri – UPN ”Veteran” Jawa Timur Bayuseno, A.P.2009. Pengaruh Sifat Fisik danStruktur Mineral Batu Bara Lokal terhadap Sifat Pembakaran. Fakultas Teknik Universitas Diponegoro b. Proses solvenisasi Serbuk batubara yang telah kering kemudian dilarutkan dengan pelarut as.asetat dan etanol perbandingan 1 : 1 dengan konsentrasi 12,5 karena dipengaruhi nilai ekonomis dari pelarutnya dengan waktu proses yang berkisar 6 jam. Soetjijo, H.2004. Peningkatan Kualitas Batubara Kadar Rendah Upgrading Low Grade Coal. Pusat Penelitian Geoteknologi - LIPI c. Pengeringan Proses pengeringan dilakukan dalam oven selama 1 jam pada suhu 105 ± 110 C. d. Analisa Analisa nilai kalor, kadar abu, kadar air lembab, kadar zat terbang, dan kadar karbon tertambat sesuai dengan prosedur Standar Nasional Indonesia SNI 13-3999-1995, 13-3477-1994, 13-3999-1995, 13-3998- 1995. http:www.scribd.comdoc41571606Analisis-Proksimat-Nilai- Kalori-Kadar-Sulfur-Batubara

II.8 Hipotesis “