Komunikasi Pembangunan Infrastruktur Pada Pembangunan Jalan Ciawi singaparna Kabupaten Tasikmalaya

(1)

(2)

(3)

(4)

iv

(A Descriptive Study on Infrastructure Development Communication Strategy On the Road Development Ciawi - Singaparna

By PT. Glindingmas Wahananusa)

By: Putri Shafitri NIM. 41804033

This thesis under the guidance, Desayu Eka Surya, S.sos., M. Si

The purpose of this studyis to find out how the "Communications Infrastructure Development Improvement On Roads Ciawi - Singaparna Tasikmalaya district (a descriptive study of communication strategies on the development of road infrastructure development Ciawi - Singaparna by PT. Glindingmas Wahananusa)." To answer the above purposes, the researcher picked up sub focus objectives, plans, activities, and communication processes to measure the development of communication infrastructure.

Research approach is qualitative, the method used is descriptive research informants infrastructure in five selected villages.Purposive sampling techniques, so that the informant research in the set of three informants infrastructure. Technique of data collection are interviews, library research, internet searching.Technique of data analysis is data reduction, data presentation and store data.

The researchshows that thepurposeof communication infrastructure development is to be able to facilitate community access roads, shorten travel time, and increase economic activities. Development of communicationplanis to invite citizens to be community leaders as well sits conference conducted in the village hall. Development of communicationactivitiesis to provide counseling, approaches and direct communication to the public.Theprocessis presented in the form of persuasive communication is to invite the community to participate and approve the construction of roads Ciawi-Singaparna.

The conclusionis "Communications Infrastructure Development Improvement On Roads Ciawi -Singaparna Tasikmalaya district (a descriptive study of the communication strategy of infrastructure development on road development Ciawi - Singaparna by PT. Glindingmas Wahananusa)" is considered successful where the state is considered a concrete road.

Suggestions for researchis to utilize various kinds of media such as electronic media and print media in the delivery of development communication as supporting the achievement of the intent of the message delivered.


(5)

iii

(Suatu Studi Deskriptif Tentang Strategi Komunikasi Pembangunan Infrastruktur Pada Pembangunan Jalan Ciawi – Singaparna

Oleh PT. Glindingmas Wahananusa)

Oleh: Putri Shafitri NIM. 41804033

Skripsi ini di bawah bimbingan,

Desayu Eka Surya, S.sos., M.Si

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana “Komunikasi Pembangunan Infrastruktur Pada Peningkatan Jalan Ciawi – Singaparna Kabupaten Tasikmalaya (suatu studi deskriptif tentang strategi komunikasi pembangunan infrastruktur pada pembangunan jalan Ciawi – Singaparna oleh PT. Glindingmas Wahananusa)”. Untuk menjawab tujuan diatas, maka peneliti mengangkat sub fokus tujuan, rencana, kegiatan, dan proses komunikasi untuk mengukur komunikasi pembangunan infrastruktur.

Pendekatan penelitian adalah kualitatif, metode yang digunakan adalah deskriptif, informan penelitian infrastruktur di lima desa terpilih. Tekhniksampling purposive, sehingga informan penelitian di tetapkan tiga informan infrastruktur. Tekhnik pengumpulan data adalah wawancara, studi pustaka, internet searching. Tekhnik analisa data adalah reduksi data, penyajian data dan menyimpan data.

Hasil penelitian menunjukan tujuan komunikasi pembangunan infrastruktur adalah untuk dapat memudahkan masyarakat dalam akses jalan raya, mempersingkat waktu perjalanan, dan meningkatkan perekonomian masyarakat.Rencanakomunikasi pembangunan adalah mengundang warga yang menjadi tokoh masyarakat serta duduk rembuk yang dilakukan di balai desa.Kegiatankomunikasi pembangunan adalah memberikan penyuluhan, pendekatan dan komunikasi secara langsung kepada masyarakat.Proseskomunikasi disajikan dalam bentuk persuasif yaitu dengan mengajak masyarakat untuk dapat ikut berpartisipasi dan menyetujui adanya pembangunan jalan Ciawi-Singaparna.

Kesimpulan penelitian adalah “Komunikasi Pembangunan Infrastruktur Pada Peningkatan Jalan Ciawi – Singaparna Kabupaten Tasikmalaya (suatu studi deskriptif tentang strategi komunikasi pembangunan infrastruktur pada pembangunan jalan Ciawi – Singaparna oleh PT. Glindingmas Wahananusa)” dinilai berhasil dimana keadaan jalan dinilai kongkrit.

Saran penelitian adalah agar dapat mempergunakan berbagai macam media seperti media elektronik dan media cetak dalam penyampaian komunikasi pembangunan sebagai penunjang tercapainya maksud dari pesan yang disampaikan.


(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini komunikasi dan pembangunan telah menjadi bagian penting dari seluruh aspek kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan segala aspek kehidupan lainnya yang sangat pesat, maka bidang komunikasi pembangunan ini pun turut menyesuaikan diri pula. Pembangunan di Indonesia adalah rangka pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia, harus bersifat pragmatik yaitu suatu pola yang membangkitkan inovasi bagi masa kini dan yang akan datang. Dalam hal ini tentunya komunikasi harus berada digaris depan untuk mengubah sikap dan perilaku manusia Indonesia sebagai pemeran utama pembangunan, baik sebagai subjek, maupun sebagai objek pembangunan. Perubahan yang dikehendaki dalam pembangunan tentunya perubahan ke arah yang lebih baik atau lebih maju dari keadaan sebelumnya. Oleh karena itu peranan komunikasi dalam pembangunan harus dikaitkan dengan arah perubahan tersebut. Artinya kegiatan komunikasi harus mampu mengatisipasi gerak pembangunan.

Dikatakan bahwa pembangunan adalah merupakan proses yang penekanannya pada keselarasan aspek kemajuan lahiriah dan kepuasan bathiniah. Jika dilihat dari segi ilmu komunikasi yang juga mempelajari masalah proses, yaitu proses penyampaian pesan seseorang kepada orang lain untuk merubah sikap, pendapat dan perilakunya.


(7)

Dengan demikian pembangunan pada dasarnya melibatkan minimal tiga komponen yaitu komunikator pembangunan bisa aparat pemerintah, ataupun masyarakat, pesan pembangunan yang berisi ide-ide ataupun program-program pembangunan, dan komunikasn pembangunan, yaitu masyarakat luas, baik penduduk desa atau kota yang menjadi sasaran pembangunan. pragmati. Berdasarkan pengamatan terhadap perkembangan konsep komunikasi pembangunan, maka dapat dilihat dalam arti luas dan terbatas. Dalam arti luas komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi komunikasi sebagai suatu aktifitas pertukaran pesan secara timbal balik di antara masyarakat dengan pemerintah, dimulai dari proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan. Sedangkan dalam arti terbatas, komunikasi pembangunan merupakan segala upaya dan cara serta tekhnik penyampaian gagasan dan keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan dan diwujudkan pada masyarakat yang menjadi sasaran dapat memahami, menerima dan berpartisipasi dalam pembangunan.

Salah satu definisi komunikasi pembangunan (Rogers dalam Nasution, 2002) ialah suatu proses perubahan sosial dengan partisipatori yang luas dalam suatu masyarakat yang dimaksudkan untuk kemajuan sosial dan material (termasuk bertambah besarnya keadilan, kebebasan dan kualitas lainnya yang dihargai) untuk mayoritas rakyat melalui kontrol yang lebih besar yang mereka peroleh terhadap lingkungan mereka.


(8)

Tujuan Umum Pembangunan adalah : Proyeksi terjauh dari harapan-harapan dan ide-ide manusia, komponen-komponen dari yang terbaik yang mungkin, atau masyarakat ideal terbaik yang dapat dibayangkan. Tujuan khusus pembangunan adalah : Tujuan jangka pendek, biasanya yang dipilih sebagai tingkat pencapaian sasaran dari program tertentu. (Suldand Tyson,1978). Target Pembangunan adalah : Tujuan - tujuan yang dirumuskan secara konkret, dipertimbangkan rasional dan dapat direalisasikan sebatas tekhnologi dan sumber-sumber yang tersedia, yang ditegakkan sebagai aspirasi antara suatu situasi yang ada dengan tujuan akhir pembangunan.

Pembangunan infrastruktur merupakan prioritas penting dalam pembangunan nasional saat ini, karena pembangunan infrastruktur diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kualitas lingkungan. Menurut pengamat perbankan Rahmat Wiriaatmadja, bahwa untuk pembiayaan proyek pembangunan infrastruktur sudah dapat dipastikan sifatnya jangka panjang. Dikatakan Rahmat, seiring kendala keterbatasan penyediaan dana pada setiap tahun anggaran sementara tuntutan terhadap kuantitas dan kualitas pelayanan infrasruktur semakin tinggi, pemerintah telah mencoba memberikan ruang dan peluang penyediaan infrastruktur dengan melibatkan pihak swasta. Telah banyak aturan perundang – undangan yang bisa di jadikan landasan atau payung hukum bagi keterlibatan pihak swasta dalam penyediaan infrastruktur seperti : PP.No.107.2000 tentang pinjaman daerah dan Peraturan Presiden No.67.2005 tentang kerjasama pemerintah dan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur.


(9)

Pengertian infrastruktur dalam penelitian ini merupakan infrastruktur yang dapat merujuk pada teknologi informasi, saluran komunikasi formal dan informal serta alat-alat pengembangan perangkat lunak, jaringan sosial politik atau kepercayaan pada kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Dalam konseptual gagasan bahwa struktur pengorganisasian merupakan penyediaan infrastruktur dan dukungan untuk sistem atau bagi layanan organisasi seperti dalam sebuah kota, negara, perusahaan, atau kumpulan orang dengan kepentingan umum. Infrastruktur dapat pula mengacu pada sebuah konsep yang dikembangkan oleh Karl Marx berartikulasi dengan suprastruktur.

Komunikasi pembangunan infrastruktur di Indonesia saat ini masih dipusatkan pada daerah pedesaan karena Indonesia masih termasuk salah satu negara berkembang dimana sebagian besar penduduknya berada di pedesaan dan sekitar 50% hidup dari hasil pertanian. Saluran media massa pada umumnya lebih banyak digunakan untuk komunikasi informatif. Dengan saluran ini komunikator pembangunan, pembangunan berusaha untuk memperkenalkan dan memberikan pengetahuan mengenai pesan-pesan pembangunan.

Negara didirikan adalah dengan tujuan untuk menyelenggarakan kesejahteraan bagi rakyatnya, oleh karenanya pemerintah sebagai wakil dari negara lebih sering menduduki posisi otonom dan dominant superior, karena fungsinya adalah sebagai agen perubahan sosial yang bertugas membuat dan melaksanakan program pembangunan kepada masyarakat sebagai sasarannya. Namun demikian, pemerintah tidak boleh sebebas-bebasnya dalam menentukan program pembangunan yang berbenturan dengan kepentingan masyarakatnya


(10)

sendiri, terlebih jika program pembangunan itu merugikan masyarakat, meskipun program pembangunan tersebut ditujukan dan diatasnamakan untuk kepentingan masyarakat juga. Oleh karena pemerintah dan masyarakat, adalah dua entitas (politik) yang secara historis berbeda dalam artikulasi bentuk dan dalam banyak situasi sering bersifat dikotomi atau via a vis. (Ben Anderson, 1983, dan Farchan Bulkin 1984, 1985). Untuk itu kebebasan pemerintah dalam membuat program pembangunan tersebut perlu dibatasi oleh masyarakat. Pembatasan terhadap program pembangunan tersebut dapat berupa kontrol terhadap pemerintah, dalam hal ini adalah Dewan Legislatif yang tugasnya mewakili masyarakat dalam mengontrol jalannya pemerintahan. Sehingga dalam hal ini, meskipun kedudukan masyarakat adalah obyek yang kehidupannya diatur oleh pemerintah demi terwujudnya kesejahteraan bersama, tetapi masyarakat juga berkedudukan sebagai subyek yang mengontrol jalannya pemerintahan melalui wakilnya di Badan Legislatif.

Maka PT. Glindingmas Wahananusa yang berdiri di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat secara sungguh-sungguh menyadari bahwa memberlakukan undang-undang No. 18 Tahun 1999 serta keputsan Presiden RI di bidang jasa kontruksi, merasa perlu memanfaatkan perangkat hukum tersebut untuk mengejar kejayaan ekonomi sektor rill karena dalam upaya meningkatkan kualitas masyarakat industri jasa konstruksi, pemerintah telah memberikan wewenang yang seluas-luasnya kepada masyarakat jasa konstruksi untuk terlibat sepenuhnya dalam mengembangkan industri jasa konstruksi. Hal tersebut dapat dilihat dengan diberlakukan peraturan baru tentang jasa konstruksi, antara lain Undang-Undang


(11)

No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi hingga tahapan Keputusan Presiden RI, yakni Keppres No. 18 Tahun 2000 hingga Keppres No 80 Tahun 2003.

Pembangunan jalan Ciawi-Singaparna menjadi salah satu kontrak kerja antara PT. Glindingmas Wahananusa dengan Pemerintah Daerah Tasikmalaya pada tahun 2003 yang dimana pelaksanaan pembangunan jalan dilakukan pada tahun 2005 sepanjang 27,50 Km, Lebar 6,0 M. Jalan itu sengaja dibuat sebagai akses masuk ke ibukota Kabupaten Tasikmalaya yang baru di Kecamatan Singaparna dari Kecamatan Ciawi di wilayah utara Tasikmalaya. Keadaan jalan yang awalnya berbatu dan tidak kurang mendukungnya akses transportasi masyarakat, sepanjang jalur Ciawi-Singaparna menyebabkan masyarakat seringkali mengalami hambatan-hambatan yang berdampak pada kemajuan sosial yang kurang berkembang. Maka dengan dibangunnya jalan Ciawi - Singaparna dapat mengurangi permasalahan-permasalah yang dialami masyarakat setempat. Sehingga masyarakat mampu memulai akifitas yang didukung dengan dibangunnya jalan Ciawi-Singaparna.

Berikut dapat dilihat pada gambar, mengenai pembangunan jalan Ciawi-Singaparna Kabupaten Tasikmalaya yang telah selesai dibangun oleh PT. Glindingmas Wahananusa:


(12)

Gambar 1.1

Jalan Singaparna yang telah selesai di bangun oleh PT. Glindingmas Wahananusa

Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2010

Perlunya pembangunan jalan Ciawi-Singaparna, selain bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam jalur transportasi juga untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan kualitas lingkungan, dan meningkatkan kehidupan masyarakat sepanjang pembangunan jalan Ciawi-Singaparna yang bermayoritaskan masyarakat petani untuk dapat meningkatkan hasil pertanian di Kabupaten Tasikmalaya dalam hal jarak serta waktu tempuh yang sebelumnya membutuhkan waktu dua jam menggunakan alat transportasi umum dari jalur sebelum dibangunnya jalan Ciawi-Singaparna menjadi hanya dibutuhkan waktu tempuh 30 menit dengan dibangunnya jalan Ciawi-Singaparna, serta peningkatan pada jual beli harga tanah masyarakat sepanjang pembangunan jalan Ciawi-Singaparna.


(13)

Pembangunan jalan di tengah-tengah masyarakat tentu membutuhkan adanya suatu strategi komunikasi pembangunan agar tidak adanya kesalah pahaman yang terjadi pada masyarakat serta pemahaman situasi yang akan dihadapi oleh masyarakat dan informasi yang masyarakat butuhkan. Dalam proses komunikasi pembangunan, sistem sosial merupakan target atau sasaran dari perubahan yang akan diciptakan. Sistem sosial dapat didefinisikan sebagai suatu kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama. Maka dibutuhkannya prinsip-prinsip pemakaian strategi komunikasi pembangunan untuk menghindari kemungkinan efek-efek yang tidak diinginkan, seperti pengunaan pesan yang dirancang secara khusus (tailored message) untuk khalayak yang spesifik. Pendekatan “ceiling effect” yaitu dengan mengkomunikasikan pesan-pesan bagi golongan yang dituju (katakanlah golongan atas) merupakan redudansi (tidak lagi begitu berguna karena sudah dilampaui mereka atau kecil manfaatnya, namun tetap berfaedah bagi golongan khalayak yang hendak dicapai. Penggunaan pendekatan “narrow casting” atau melokalisir penyampaian pesan bagi kepentingan khalayak . Pemanfaatan saluran tradisional, yaitu berbagai bentuk pertunjukkan rakyat yang sejak lama berfungsi sebagai saluran pesan yang akrab dengan masyarakat setempat. Pengenalan para pemimpin opini di kalangan lapisan masyarakat yang berkekurangan (disadvantage), dan meminta bantuan mereka untuk menolong mengkomunikasikan pesan-pesan pembangunan. Mengaktifkan keikutsertaan agen-agen perubahan yang berasal dari kalangan masyarakat sendiri sebagai petugas lembaga pembangunan yang beroperasi di


(14)

kalangan rekan sejawat mereka sendiri. Diciptakan dan dibina cara-cara atau mekanisme keikutsertaan khalayak (sebagai pelaku-pelaku pembangunan itu sendiri) dalam proses pembangunan, yaitu sejak tahap perencanaan sampai evaluasinya (Nasution, 2004:163-164).

Dalam strategi komunikasi peranan komunikator sangantlah penting. Dan seorang komunikator harus mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap, pendapat, dan tingkah laku apabila terdapat faktor-faktor kredibilitas attractiveness; Rogers (1983) mengatakan kredibilitas adalah tingkat dimana komunikator di persepsi sebagai suatu kepercayaan dan kemampuan oleh penerima. Hovland (dalam krech,1982) dalam penelitiannya mengatakan bahwa pesan yang disampaikan oleh komunikator yang kredibilitasnya tinggi akan lebih banyak memberi pengaruh kepada perubahan sikap dalam penerimaan pesan daripada jika disampaikan oleh komunikator yang tingkat kredibilitasnya rendah, Rakmat (1989) mengatakan dalam berkomunikasi yang berpengaruh terhadap komunikan bukan hanya apa yang disampaikan,tetapi juga keadaan komunikator secara keseluruhan. Maka ketika suatu pesan disampaikan, komunikan tidak hanya mendengarkan apa yang dikatakan tetapi ia juga memperhatikan siapa yang mengatakan.

Dalam strategi komunikasi mengenai isi pesan tentu sangat menentukan efektivitas komunikasi. Wilbur Schramm (dalam Effendy,1981) mengatakan bahwa agar komunikasi yang dilancarakan dapat lebih efektif, maka pesan yang disampaikan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: (1) Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga daoat menarik perhatian


(15)

sasaran dimaksud, (2) Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran, sehinggan sama-sama dapat dimengerti, (3) Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak sasaran dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan itu, (4) Pesan harus menyarankan sesuatu jalan untuk memeperoleh kebutuhan tadi, yang layak bagi situasi kelompok di mana sasaran berada pada saat ia gerakan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki. Maka diperlukannya suatu wadah yang menjembatani pesan-pesan pembangunan kepada masyarakat yang dimana wadah ini biasanya dipimpin oleh infrastruktur, pemuka-pemuka, opiniom leaders atau infrastruktur. Sehingga penerimaan pesan oleh masyarakat dapat lebih mudah dipahami dan dapat memancing bentuk komunikasi ke atas, yaitu pesan-pesan dari rakyat langsung kepada pemerintah dalam bentuk yang dapat diterima oleh pemerintah.

Definisi teknik juga memberikan spesifikasi apa yang dilakukan sistem infrastruktur dan mengatakan bahwa infrastruktur adalah aset fisik yang dirancang dalam sistem sehingga memeberikan pelayanan publik yang penting (Kodoatie, 2003). Infrastruktur juga dapat merujuk pada sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi (Grigg, 1988). Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem sosial dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Pada penelitian ini untuk selanjutnya, peneliti


(16)

akan menggunakan istilah infrastruktur terhadap subjek informan penelitian atau opinion leadersyang dimaksud.

Pemuka masyarakat yang lebih tinggi pendidikan formalnya dibandingkan dengan anggota masyarakat lain, lebih tinggi status sosialnya serta status ekonominya, lebih inovatif dalam menerima atau mengadopsi ide-ide baru, memiliki kemampuan empati yang lebih besar, partisipasi sosial mereka lebih besar, lebih kosmopolit seperti tokoh masyarakat, RT / RW setempat, kepala desa dan opinion leaders. Dikarenakan organ yang dapat mengkomunikasikan tentang pembangunan ini bukan hanya pemerintah, tetapi juga organisasi social, organisasi politik, LSM, Tokoh-tokoh formal dan non formal, kelompok-kelompok kecil masyarakat agar termobilisasi niat, tekad, dan kemauan seluruh warga bangsa dalam membangun.

Adapun hasil dari strategi komunikasi pembangunan yang disampaikan oleh infrastruktur, diantaranya adalah: masyarakat dapat mengetahui informasi mengenai akan diadakannya pembangunan jalan yang akan mengurangi permasalahan masyarakat dalam akses jalan Ciawi-Singaparna, serta pembebasan sebagian tanah warga yang dibeli oleh pemerintah sesuai dengan kesepakatan bersama, dan mengetahui hasil duduk rembuk dari infrastruktur bersama dengan pihak perusahaan PT. Glindingmas Wahananusa yang diwakili oleh general superitendent selaku tim yang bertugas di lapangan, serta manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat setempat setelah dibangunnya jalan Ciawi-Singaparna tersebut.


(17)

Namun setelah dimulainya pembangunan jalan pada tahun 2005 oleh PT. Glindingmas Wahananusa hingga tahun 2008 mengalami hambatan dari pembangunan yang telah dilakukan setengah jalan yakni hingga setelah Jembatan Cikunir di Desa Mekarjaya, Kecamatan Padakembang, jalan hotmix berganti jalan tanah berbatu dikarenakan adanya permasalahan mengenai keluhan dari masyarakat yang mempersoalkan pembebasan harga jual tanah sesuai dengan keinginan warga. Dan dalam hal pembebasan tanah, PT. Glindingmas Wahanunsa tidak mampu untuk menyelesaikan permasalahan mengenai pembebasan tanah kepada masyarakat dikarenakan hal ini menjadi sebuah urusan pemerintah daerah dengan masyarakat setempat.

Berikut dapat dilhat pada gambar, mengenai terhentinya pembangunan jalan Ciawi-Singaparna Kabupaten Tasikmalaya:

Gambar 1.2

Pembangunan Jalan yang terhenti


(18)

Dan dalam hal ini pemerintah telah menyelesaikan permasalahan pembebasan tanah bagi kepentingan umum, bersama dengan infrastruktur dan berhasil menemukan titik temu pada tahun 2009 dimana pembangunan jalan direncanakan akan dilanjutkan kembali. Pesan yang disampaikan oleh infrastruktur kepada masyarakat pembangunan jalan Ciawi-Singaparna akan dilanjutkan kembali pada tahun 2011 karena pemda setempat perlu untuk menyesuaikan kembali harga kontrak kerja dengan PT. Glindingmas Wahanunsa dengan adanya kenaikan bahan bangunan yang cukup signifikan.

Berikut dapat dilhat pada gambar, pabrik hotmik milik PT. Glindingmas Wahananusa

Gambar 1.3

Suasana Pabrik Hotmik PT. Glindingmas Wahananusa

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2010

Fungsi infrastruktur kembali dibutuhkan untuk dapat menyampaikan pesan-pesan pembangunan hasil dari duduk rembuk dengan Pemda Tasikmalaya mengenai pembebasan tanah kepada masyarakat setempat. Sehingga diharapkan


(19)

masyarakat dapat mampu memahami hasil akhir dari kesepakatan bersama untuk kepentingan umum serta dapat dilanjutkannya kembali pembangunan jalan Ciawi-Singaparna yang akan dilakukan pada tahun 2011.

Peranan komunikasi pembangunan telah banyak dibicarakan oleh para ahli, pada umumnya mereka sepakat bahwa komunikasi mempunyai andil penting dalam pembangunan.

Bertitik tolak pada latar belakang di atas penulis tertarik untuk menarik rumusan masalah yaitu : “Bagaimana Komunikasi Pembangunan Infrastruktur Pada Pembangunan jalan Ciawi - Singaparna Kabupaten Tasikmalaya (Suatu Studi Deskriptif Tentang Strategi Komunikasi Pembangunan Infrastruktur Jalan Ciawi Singaparna Oleh PT. Glindingmas Wahananusa)?”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, penulis menspesifikasi permasalahan, yaitu sebagai berikut :

1.Bagaimana Tujuan Komunikasi Pembangunan Infrastruktur Pada Pembangunan jalan Ciawi-Singaparna Kabupaten Tasikmalaya?

2.Bagaimana Rencana Komunikasi Pembangunan Infrastruktur Pada Pembangunan jalan Ciawi-Singaparna Kabupaten Tasikmalaya?

3.Bagaimana Kegiatan Komunikasi Pembangunan Infrastruktur Pada Pembangunan jalan Ciawi-Singaparna Kabupaten Tasikmalaya?


(20)

4.Bagaimana Proses Komunikasi Pembangunan Infrastruktur Pada Pembangunan jalan Ciawi-Singaparna Kabupaten Tasikmalaya?

5.Bagaimana Strategi Komunikasi Pembangunan Infrastruktur Pada Pembangunan jalan Ciawi-Singaparna Kabupaten Tasikmalaya?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan mengenai Komunikasi Pembangunan Infrastruktur Pada Pembangunan Jalan Ciawi-Singaparna Oleh PT. Glindingmas Wahananusa di Kabupaten Tasikmalaya. Dimana Tujuan, Rencana, Kegiatan dan Proses Komunikasi dalam proses komunikasi dengan maksud dan tujuan tertentu harus dapat dilakukan seperti yang diharapkan.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Sedangkan Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:

1. Untuk MengetahuiTujuanKomunikasi Pembangunan Infrastruktur Pada Pembangunan jalan Ciawi-Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

2. Untuk Mengetahui Rencana Komunikasi Pembangunan Infrastruktur Pada Pembangunan jalan Ciawi-Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

3. Untuk Mengetahui Kegiatan Komunikasi Pembangunan Infrastruktur Pada Pembangunan jalan Ciawi-Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.


(21)

4. Untuk Mengetahui Proses KomunikasiPembangunan Infrastruktur Pada Pembangunan jalan Ciawi-Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

5. Untuk Mengetahui Strategi Komunikasi Pembangunan Infrastruktur Pada Pembangunan jalan Ciawi-Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pengembangan Ilmu Komunikasi secara umum dan Ilmu Komunikasi Pembangunan Infrastruktur secara khusus yaitu tentang strategi komunikasi pembangunan.

1.4.2 Kegunaan Praktis a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peneliti sebagai aplikasi ilmu yaitu komunikasi secara umum dan komunikasi secara khusus.

b. Bagi Akademi

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk Mahasiswa Universitas Komputer Indonesia pada umumnya dan Mahasiswa Program studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada khususnya. Sebagai tambahan literatur tentunya dan berguna bagi calon-calon Sarjana Ilmu


(22)

Komunikasi Konsentrasi kehumasan. Mengenai penelitian berbasiskan strategi komunikasi pembangunan infrastruktur.

c. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perusahaan PT. Glindingmas Wahananusa, apakah strategi komunikasi yang dilakukan perusahaan sudah efektif terhadap peningkatan pengetahuan warga.

1.5 Kerangka Pemikiran

1.5.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran merupakan alur pikir penulis yang dijadikan sebagai skema pemikiran yang melatar belakangi penelitian ini. Dalam kerangka pikir ini peneliti akan mencoba menjelaskan masalah pokok penelitian.

Menurut Onong Uchjana Effendy, strategi komunikasi adalah:

“Panduan antara perencanaan komunikasi (Communication Planning) dengan menejemen komunikasi (Communication Management) untuk mencapai tujuan yang diinginan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus mampu menunjukan bagaimana operasionalnya (kegiatan) secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi (proses komunikasi)” (Effendy,2003:301)

Peneliti mendefinisikan bahwa definisi operasional secara praktis pada definisi diatas sebagaikegiatandan pendekatan yang sewaktu-waktu berbeda pada situasi dan kondisi dinilai sebagaiproses komunikasi.

Bertolak dari definisi di atas maka pada penelitian ini, peneliti mengukur variable strategi dengan indikator-indikator berikut :


(23)

1. Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak dengan orang lain untuk mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan

2. Rencana komunikasi

Perencanaan komunikasi adalah pernyataan tertulis mengenai serangkaian tindakan tentang bagaimana suatu kegiatan komunikasi akan atau harus dilakukan agar mencapai perubahan perilaku sesuai dengan yang kita inginkan.

3. Kegiatan komunikasi

Kegiatan komunikasi merupakan suatu prosed komunikasi yang dilakukan agar rencanakomunikasiyang diterapkan dapat berjalansesuai dengan apa yang diharapkan.

4. Proses komunikasi

Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya.

1.5.2 Kerangka Pemikiran Konseptual

Bertolak pada kerangka teoritis di atas maka pada kerangka konseptual ini, peneliti akan mengaplikasikan masalah penelitian pada indikator yang diterapkan, yakni:


(24)

1. Tujuan:

Tujuan dari infrastruktur ialah masyarakat dapat memahami komunikasi pembangunan yang disampaikan pemuka masyarakat atau Infrastruktur, sehingga masyarakat dapat menangkap pesan komunikasi pembangunan jalan Ciawi-Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

2. Rencana:

Rencana yang dilakukan oleh infrastruktur ialah agar masyarakat dapat memahami komunikasi pembangunan yang disampaikan oleh pemuka masyarakat atau Infrastruktur, sehingga masyarakat dapat menerima pesan komunikasi pembangunan jalan Ciawi-Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

3. Kegiatan:

Kegiatan yang dilakukan oleh infrastruktur ialah agar masyarakat dapat memahami komunikasi pembangunan yang disampaikan oleh pemuka masyarakat atau Infrastruktur, sehingga masyarakat dapat menerima pesan komunikasi pembangunan jalan Ciawi-Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

4. Proses Komunikasi:

Proses komunikasi yang dilakukan oleh infrastruktur ialah agar masyarakat dapat memahami komunikasi pembangunan yang disampaikan oleh pemuka masyarakat atau Infrastruktur, sehingga masyarakat dapat menerima pesan komunikasi pembangunan jalan Ciawi-Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.


(25)

1.6 Daftar Pertanyaan Penelitian

Dalam penelitian ini, sesuai dengan rumusan masalah dan identifikasi masalah yang telah dibuat. penulis menguraikan daftar pertanyaan yang akan diteliti dalam daftar wawancara berikut ini :

A. Tujuan

1. Apa tujuan dari dibangunnya jalan Ciawi-Singaparna ?

2. Selain dari tujuan tersebut, apakah ada lagi tujuan lain mengenai pembangunan jalan Ciawi-Singaparna yang diharapkan?

3. Apakah semua tujuan mengenai pembangunan jalan Ciawi-Singaparna yang telah diformat tercapai?

4. Apakah solusi untuk tujuan-tujuan yang tidak tercapai mengenai pembangunan jalan Ciawi-Singaparna?

B. Rencana

1. Seperti apa rencana yang dipersiapkan dalam proses penyampaian komunikasi mengenai pembangunan jalan Ciawi-Singaparna kepada masyarakat setempat?

2. Seperti apa rencana kedua yang dipersiapkan dalam proses penyampaian komunikasi mengenai pembangunan jalan Ciawi-Singaparna kepada masyarakat setempat, jika rencana pertama tidak dapat dilakukan Siapakah yang menyampaikan rencana pembangunan itu?

3. Persiapan apa saja yang dibutuhkan agar semua rencana yang di persiapkan berjalan dengan lancar mengenai pembangunan jalan Ciawi-Singaparna?


(26)

4. Proses apa saja yang dilalui agar semua rencana yang di persiapkan berjalan dengan lancar mengenai pembangunan jalan Ciawi-Singaparna?

C. Kegiatan

1. Seperti apakah upaya yang dilakukan dalam menyampaikan informasi mengenai pembangunan jalan Ciawi-Singaparna Kab. Tasikmalaya? 2. Seperti apakah bentuk kegiatan yang dilakukan dalam menyampaikan

informasi mengenai pembangunan jalan Ciawi-Singaparna Kab. Tasikmalaya?

3. Apasajakah yang dilakukan dalam kegiatan penyampaikan informasi mengenai pembangunan jalan Ciawi-Singaparna Kab. Tasikmalaya? 4. Apakah ada hambatan dari pihak masyarakat dalam proses penyampaian

informasi mengenai pembangunan jalan Ciawi-Singaparna dilakukan? 5. Solusi seperti apa yang dilakukan jika ada sebagian bahkan seluruh

kegiatan proses penyampaian informasi mengenai pembangunan jalan Ciawi-Singaparna yang tidak tercapai?

D. Proses Komunikasi

1. Pesan seperti apa sajakah yang disampaikan kepada masyarakat mengenai pembangunan jalan Ciawi-Singaparna ?

2. Gaya pesan seperti apakah yang digunakan dalam penyampaian informasi mengenai pembangunan jalan Ciawi-Singaparna? (apakah secara formal atau nonformal)?


(27)

3. Bentuk pesan seperti apakah yang digunakan dalam penyampaian informasi mengenai pembangunan jalan Ciawi-Singaparna? (apakah dalam bentuk persuasif, informasi, instruksi)?

4. Apakah penyampaian informasi mengenai pembangunan jalan Ciawi-Singaparna kepada masyarakat disampaikan secara langsung? Jika Ya, seperti apakah contoh pesan yang disampaikan secara langsung itu? 5. Apakah penyampaian informasi mengenai pembangunan jalan

Ciawi-Singaparna juga menggunakan media?

6. Berapa lamakah waktu yang dibutuhkan dalam penyampaian informasi mengenai pembangunan jalan Ciawi-Singaparna?

7. Kendala apa sajakah yang terjadi dalam proses penyampaian informasi mengenai pembangunan jalan Ciawi-Singaparna tersebut?

8. Upaya apa yang dilakukan untuk menanggapi kendala yang terjadi dalam proses penyampaian informasi mengenai pembangunan jalan Ciawi-Singaparna tersebut?

1.7 Subjek dan Informan Penelitian 1.7.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat-keadaannya (“atributt”-nya) akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian(Tatang M, 2009).


(28)

Dalam penelitian ini, lokasi penelitian dilakukan di PT. Glindingmas Wahananusa dalam proyek pembangunan jalan Ciawi-Singaparna di Kabupaten Tasikmalaya.

Subjek penelitian ini adalah pemuka masyarakat, atau infrastruktur yang di tunjuk untuk mengkomunikasikan program pembangunan yang akan di lakukan oleh PT. Glindingmas Wahananusa, yang dipilih dari tokoh atau para pemimpin/kepala daerah setempat yang terkena pembangunan jalan Ciawi -Singaparna di Kabupaten Tasikmalaya yang berjumalah 5 orang. Sedangkan informan penelitian dari subjek penelitian ini ditentukan berdasarkan teknik sampling purposive, “yaitu memilih orang-orang tertentu karena dianggap (berdasarkan penilaian tertentu) mewakili statistik, tingkat signifikan, dan prosedur pengujian hipotesis, tidak berlaku bagi rancangan sampling probabilitas”. (Rakhmat, 2005 : 81)

Tabel 1.1 Subjek Penelitian

No. Nama Jabatan

1. Bpk. Anwar Saefudin Kepala Desa Cipakat, Singaparna

2. Bpk. Ir. Gunawan Setiadi Kepala Desa Linggajati, Sukaratu

3. Bpk. Ade Supriyadi Kepala Desa Sinagar, Sukaratu

4. Bpk. Asep Supratman Kepala Desa Sindang Sari, Bojong Asih

5. Bpk. K.H. Zainal Mustofa Kepala Desa Mekarjaya Kec. Padakembang


(29)

1.7.2 Informan Penelitian

Dari sini subjek akan dipilih secara purposive sesuai dengan keperluan karena yang digali dalam penelitian ini adalah kedalaman informasi, bukan kuantitas responden. (Kriyantono, 2006: 386)

Berdasarkan tekhnik sampling yang dipergunakan maka peneliti menetapkan 3 informan dalam penelitian ini yaitu seperti tertera pada tabel G.2 berikut:

Tabel 1.2

Daftar dan Nama Informan

No. Nama Jabatan

1. Bpk. Ade Supriyadi Kepala Desa Sinagar, Kec. Singaparna

2. Bpk. K.H. Zainal Mustofa Kepala Desa Mekarjaya Kec. Padakembang

3. Bpk. Ir. Gunawan Setiadi Kepala Desa Linggajati, Kec. Sukaratu

Sumber : Penelitian 2010

1.8 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriftif menggambarkan tentang karakteristik (ciri-ciri) individu, situasi atau kelompok tertentu. Penelitian ini relatif sederhana yang tidak


(30)

memerlukan landasan teori rumit atau pengajuan hipotesis tertentu. (Ruslan, 2004:12)

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa.penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan tentang hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi (Rahmat, 2004 : 24) dan pada tahap terakhir metode deskriftif harus sampai pada kesimpulan yang didasarkan atas data penelitian (Surachmand, 1970:52).

1.9 Teknik Pengumpulan Data

Untuk dapat menghasilkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperlukan suatu teknik yang sesuai, serta dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara adalah salahsatu cara untuk mendapatkan data secara lisan dari pihak-pihak yang terkait dengan penelitian. “Proses pengumpulan data atau informasi melalui tatapmuka antara pihak penanya dengan pihak yang ditanya atau penjawab.” (Effendy, 1992 :23)

Wawancara yang dilakukan adalah dengan mengadakan tanya jawab secara tatap muka atau lisan dengan 3 Kepala Desa di wilayah yang terkena pembangunan jalan Ciawi-Singaparna Kabupaten Tasikmalaya serta pimpinan PT. Glindingmas Wahananusa sebagai data awal atau sebagai pelengkap. Bentuk wawancara yang


(31)

digunakan adalah wawancara berstruktur, yaitu semua daftar pertanyaan telah disusun terlebih dahulu dalam suatu daftar, dengan maksud agar semua pertanyaan tidak menyimpang dari tujuan penelitian.

2. Studi Pustaka

Dengan mengadakan penelaahan terhadap buku-buku, literatur dan teori-teori yang mempunyai kaitan dengan permasalahan yang dibahas, diteliti dan digunakan sebagai dasar konsep dan teori terhadap objek dan realita yang diteliti.

3.Internet Searching

Selain menggunakan buku-buku, peneliti juga melakukan internet searching guna mendapatkan jurnal-jurnal ilmiah, teori-teori, penelitian-penelitan terdahulu, serta pendapat-pendapat yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti.

1.10 Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif digunakan bila data-data yang terkumpul dalam riset adalah data kualitatif. Data kualitatif dapat berupa kata-kata, kalimat-kalimat atau narasi-narasi, baik yang diperoleh dari wawancara mendalam maupun observasi (Kriyantono, 2006:192).


(32)

Secara umum menurut Bogdan & Biklen, proses analisis datanya mencakup: 1. Mengorganisasikan Data; mencatat yang menghasilkan catatan lapangan.

Dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

2. Memilah-milah Data; mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar dan membuat indeksnya.

3. Mencari dan Menemukan Pola; berfikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola, hubungan-hubungan dan temuan-temuan umum.

4. Menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari.

5. Memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. (Maleong, 2007: 248).

Ada tiga unsur utama dalam proses analisis data pada penelitian kualitatif yaitu :

1. Reduksi data sebagai proses pemilihan, penyederhanaan, klasifikasi data kasar dari hasil penggunaan teknik dan alat pengumpul data dilapangan. Reduksi data sudah dilakukan semenjak pengumpulan data reduksi dilakukan secra bertahap dengan cara membuat ringkasan dan menelusuri tema yang tersebar. Setiap data dipilih disilang melalui komentar informasi yang berbeda untuk menggali informasi dalam wawancara dan observasi

2. Penyajian data merupakan suatu upaya penyusunan sekumpulan informasi menjadi pernyataan. Data kualitatif dijadikan dalam bentuk teks yang pada mulanya terpencar dan terpisah menurut sumber informasi dan pada saat diperolehnya informasi tersebut. Kemudian data diklasifikasikan menurut


(33)

pokok-pokok permasalahan yang antara lain terkait dengan teknik komunikasi antarpersona.

3. Menarik kesimpulan berdasarkan reduksi, interprestasi dan penyajian data yang telah dilakukan pada tahap sebelumya selaras dengan mekanisme logika pemikiran induktif, maka penarikan kesimpulan akan bertolak belakang dengan hal-hal yang khusus sampai pada rumusan kesimpulan yang sifatnya umum.

1.11 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.11.1 Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilakukan di Beberapa Lokasi yakni di kantor PT. Glindingmas Wahananusa Tasikmalaya dan Bandung, serta di kantor Kepala Desa yang berada di :

 Kantor PT. Glindingmas Wahananusa

1. Kantor Pusat PT. Glindingmas Wahananusa Tasikmalaya. Jl. Dr. Moch. Hatta No. 187 Tasikmalaya.

2. Kantor Cabang PT. Glindingmas Wahananusa Bandung. Jl. Suryalaya VII No. 36 Bandung.

 Kantor Kepala Desa

1. Kantor Kepala Desa Cipakat Kecamatan Singaparna. Kampung Sirnagalih Desa Cipakat Kecamatan Singaparna. 2. Kantor Kepala Desa Mekar Jaya Kecamatan Pada Kembang.

Kampung Leuwi Sari Desa Mekar Jaya Kecamatan Pada Kembang. 3. Kantor Kepala Desa Kepala Desa Linggajati Kecamatan Sukaratu.


(34)

Kampung Cikoneng Desa Kepala Desa Linggajati Kecamatan Sukaratu.

1.11.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama 9 bulan, terhitung dari bulan Februari sampai bulan Juli 2010 (semester genap tahun 2009-2010), kemudian dilanjutkan pada bulan November 2010 sampai bulan Januari 2011 (semester ganjil tahun 2010-2011). Dengan skedul penelitian sebagai berikut :


(35)

Tabel 1.3

Skedul Penelitian

“KOMUNIKASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PADA PEMBANGUNAN JALAN CIAWI – SINGAPARNA

KABUPATEN TASIKMALAYA”

No Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan Pengajuan Judul Acc Judul Pengajuan Persetujuan Pembimbing 2 Pelaksanaan Bimbingan BAB I Acc BAB I Seminar UP Bimbingan BAB II Acc BAB II Bimbingan BAB III Acc BAB III

3 Penelitian Lapangan Wawancara Awal Wawancara Penelitian 4 Penyelesaian Laporan

Bimbingan BAB IV Acc BAB IV Bimbingan BAB V Acc BAB V

5 Penyusunan seluruh

draft skripsi

6 Sidang Kelulusan


(36)

1.12 Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, pertanyaan penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, subjek penelitian, waktu dan tempat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini diuraikan teori-teori berdasarkan studi kepustakaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Meliputi tinjauan tentang komunikasi, tinjauan tentang komunikasi pembangunan, tinjauan tentang infrastruktur dan tinjauan tentang strategi.

BAB III Objek Penelitian

Bab ini menguraikan tentang objek kerja praktik atau gambaran umum perusahaan meliputi sejarah perusahaan, visi misi, motto, logo serta struktur organisasi dan analisis yang berupa berita dengan menganalisis isi.

BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Menguraikan tentang data dari hasil penelitian yang didapat melalui wawancara dan data tersebut di edit serta disusun sesuai dengan pertanyaan.Analisis tersebut berupa analisis data responden, analisis


(37)

deskriptif data penelitian. Setelah itu dibuat interpretasi dari hasil penelitian tersebut.

BAB. V Kesimpulan Dan Saran

Bab ini merupakan bab terakhir yang terdiri dari kesimpulan dari seluruh isi penelitian serta saran-saran bagi objek penelitian.


(38)

31

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi

Kata komunikasiatau dalam bahasa inggris communications berasal dari kata Latin communis yang berarti ”sama”. Communico, communicatio, atau communocare yang berarti membuat sama (to make common) ”Sama” disini maksudnya sama makna. komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama, jadi secara garis besarnya, dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran atau pengertian. Pada hakikatnya komunikasi adalah ”Pernyataan antar manusia” dimana ada proses interaksi antara dua orang atau lebih untuk tujuan tertentu.

Pada dasarnya komunikasi merupakan suatu proses komunikasi dua arah, komunikasi tidak hanya berupa memberitahukan dan mendengarkan saja, komunikasi harus mengandung pembagian ide, pikiran, fakta atau pendapat. Menurut Onong Uchjana Effendy, komunikasi adalah:

Proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, himbauan, dan sebagai panduan, yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, baik langsung secara tatap muka maupun tidak langsung, melalui media, dengan tujuan mengubah sikap pandangan atau prilaku. (Effendy, 2002:60)

Maka komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat atau terdapat kesamaan mengenai makna sesuatu hal yang dikomukasikan,


(39)

jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang ditanyakan oleh orang lain kepadanya, maka komunikasi berlangsung atau bersifat komunikatif.

Pada proses interaksi, komunikasi telah menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena ”setiap masyarakat manusai baik primitif maupun modern berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi.” (Rakhmat, 1986:11). Pernyataan tersebut didukung pula dengan pernyataan lain yaitu : ”90% kehidupan manusia dilakukan dengan berkomunikasi.” (Soesanto, 1977:2)

Dari kedua pernyataan tersebut, tergambarkan bagaimana komunikasi menjadi salah satu kebutuhan manusia yang hakiki, dan menjadi ajang sekaligus sarana penyampaian gagasan dan isi kepala kepada orang lain.

Definisi komunikasi menurut Roger dan D. Lawrence, adalah ”Suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.” (Cangara, 2006:19)

Sedangkan Onong Uchjana Effendy berpendapat bahwa komunikasi adalah ”Proses pernyataan antara manusia yang dinyatakan adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurannya.” (Effendy, 1993 : 28)


(40)

Berbeda dengan kedua definisi diatas, M.O. Palapah dan Atang, dimana ”komunikasi sebagai ilmu tentang pernyataan manusia yang menggunakan lambang-lambang yang berarti.” (Palapah dan Atang, 1983:9)

Beragam definisi mengenai komunikasi menuntun kita untuk lebih mengenal komunikasi secara konseptualisasi, dimana komunikasi terdiri dari tiga konseptualisasi seperti yang diungkapkan oleh Deddy mulyana dalam bukunya menurut Wenburg dan Wilmots sebagai berikut :

1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah 2. Komunikasi sebagai interaksi

3. Komunikasi sebagai transaksi (Mulyana, 2003:61-68)

2.1.2 Komponen-Komponen Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy, lingkup ilmu komunikasi berdasarkan komponennya terdiri dari :

- Komunikator (communicator, source, sender)

- Pesan (message)

- Media (channel, media)

- Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)

- Efek (effect, impact, influence) (Effendy,2000:6)


(41)

Berdasarkan komponen-komponen tersebut Lasswell menyebutkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

2.1.2.1 Komunikator dan Komunikan

Kita sering menggunakan dengan istilah sumber-penerima, karena sumber-penerima sebagai suatu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiap orang yang terlibat dalam komunikasi adalah sumber (pembicara) sekaligus penerima (pendengar). Anda mengirimkan pesan ketika Anda berbicara, menulis, memberikan isyarat tubuh, atau tersenyum. Anda menerima pesan dengan mendengarkan, membaca, membaui, dan sebagainya (Devito, 1997:27). Tetapi ketika kita mengirimkan pesan kita sendiri (kita mendengar diri sendiri, merasakan gerak tubuh sendiri, dan melihat banyak isyarat tubuh kita sendiri) dan kita menerima pesan dari orang lain secara visual, melalui pendengaran atau bahkan melalui rabaan dan penciuman. Ketika kita berbicara dengan orang lain, kita memandangnya untuk mendapatkan tanggapan untuk mendapatkan dukungan, pengertian, simpati, persetujuan dan sebagainya. Ketika kita menyerap isyarat-isyarat non-verbal ini, maka kita menjalankan fungsi penerima.


(42)

2.1.2.2 Pesan

Pesan dalam proses komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan terdiri dari isi (the content) dan lambang (symbol). Lambang dalam media primer dalam proses komunikasi adalah bahas, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahakn pikiran atau perasaan komuniaktor kepada komunikan. (Effendy, 2000:1)

Bahasa dalah lambang yang paling banyak dipergunakan, namun tidak senua orang pandai berkata-kata secara tepat yang dapat mencerminkan pikiran dan perasaannya. Kial (gesture) memang dapat menerjemahkan pikiran seseorang sehingga terekspresi secara fisik namun gerakan tubuh hanya dapat menyampaikan pesan yang terbatas. Isyarat dengan menggunkan alat seperti kentungan, bedug, sirine, dan laian-lain, serta warna yang mempunyai makna tertentu, kedua lambang itu sama-sama terbatas dalam mentransmisikan pikiran seseorang kepada orang lain.

2.1.2.3 Media

Media menurut Josep A. Devito sering disebut sebagai saluran komunikasi, jarang sekali komunikasi berlangsung melalui satu satuan, kita mungkin menggunakan dua atau tiga saluran secara simultan (Devito, 1997:28) sebagai contoh dalam interaksi tatap muka,kita berbicara dan mendengar (saluran suara), tetapi kita juga memberikan


(43)

isyarat tubuh dan menerima isyarat secra visual (saluran visual). Kita juga memancarkan dan mencium bau-bauan (saluran olfaktori) dan sering kita saling mengeluh itupun komunikasi (saluran taktil).

Sedangkan menurut Onong Uchana Effendy, media juga dapat dilihat dari sudut pandang media tradisionla dan modern yang dewasa ini banyak dipergunakan (Effendy, 2000:37). Tradisional misalnya kentongan, bedug, pagelaran seni, dan lain-lain. Sedangkan yang lebih modern misalnya surat, papan pengumuma, telepon, telegram, pamflet, poster, spanduk, surat kabar, majalah, film, televisi, internet yang pada umumnya iklasifikasikan sebgaai media tulisan atau cetak, visual, audio dan audio-visual.

2.1.2.4 Efek

Komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas atau lebih orang yang terlihat dalam tindak komunikasi. Pada setiap tindak komunikasi selalu ada konsekuensi. Joseph A. Devito menungkapkan bahwa efek dari komunikasi adalah Pertama Anda mungkin memperoleh pengetahuan atau belajar, ini adalah efek intelektual, kedua Anda mungkin memperoleh sikap baru atau mengubah sikap, keyakinan, emosi dan perasaan Anda, ini adalah efek afektif. Ketika Anda mungkin memperoleh cara-cara atau gerakan baru seperti cara menggambar atau menari, selain juga perilaku verbal dan non-verbal yang baru, ini adalah efek psikomotorik. (Devito, 1997:29)


(44)

2.1.3 Konteks Komunikasi

Komunikasi tidak berlangsung dalam suatu ruangan hampa sosial, melainkan dalam suatu konteks atau situasi tertentu, secara luas konteks disini berarti semua faktor-faktor diluar orang-orang yang berkomunikasi, seperti yang diungkapkan oleh Joseph A. Devito konteks komunikasi itu terdiri dari :

1. Aspek bersifat Fisik; seperti iklim, suhu, cuaca, bentuk ruangan, warna dinding, tempat duduk, jumlah peserta komunikasi dan alat untuk menyampaikan pesan.

2. Aspek Psikologis; seperti sikap, kecenderungan, prasangka dan emosi para pesera komunikasi.

3. Aspek Sosial; seperti norma kelompok, nilai sosial, dan karakteristik budaya.

4. Aspek Waktu; yakni kapan berkomunikasi. (Devito, 1997:30)

Indikator paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteks atau tingkatannya adalah jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. Maka dikenalah komunikasi intrapribadi, komunikasi diadik, komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi publik, komunikasi organisasi dan komunikasi massa.

2.1.4 Tujuan Komunikasi

Dalam melakukan komunikasi, tentu mempunyai tujuan. Dalam suatu tatanan keilmuan sendiri suatu tujuan tersebut di klasifikasikan sesuai kebutuhan dan tahapannya. Menurut Onong Uchjana Effendy, tujuan dari komunikasi adalah :

1. Perubahan sikap (attitude change) 2. Perubahan pendapat (opinion change) 3. Perubahan perilaku (behavior change)


(45)

4. Perubahan social (social change). (Effendy, 2000 : 8)

2.1.5 Proses Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy, proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap yaitu: “proses komunikasi secara primer” dan “proses komunikasi secara sekunder”. (Effendy, 2002 : 11-16)

Berikut adalah penjelasan mengenai proses komunikasi tersebut:

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menterjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.

Sedangkan proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.


(46)

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Pembangunan

Komunikasi dan Pembangunan merupakan dua hal yang saling berhubungan sangat erat. Siebert, Peterson and Schramm menyatakan bahwa dalam mempelajari sistem komunikasi manusia, seseorang harus memeperhatikan beberapa kepercayaan dan asumsi dasar yang dianut suatu masyarakat tentang asal usul manusia, masyarakat dan negara.

Strategi pembangunan menentukan strategi komunikasi, maka makna komunikasi pembangunanpun bergantung pada modal dan paradigma pembangunan yang dipilih oleh suatu negara.

Perubahan yang dikehendaki dalam pembangunan tentunya perubahan ke arah yang lebih baik atau lebih maju keadaan sebelumnya. Oleh karena itu peranan komunikasi dalam pembangunan pembangunan harus dikaitkan dengan arah perubahan tersebut. Artinya kegiatan komunikasi harus mampu mengatisipasi gerak pembangunan.

Dikatakan bahwa pembangunan adalah merupakan proses yang penekanannya pada keselarasan pada aspek kemajuan kemajuan lahiriah dan kepuasan bathiniah. Jika dilihat dari segi ilmu komunikasi yang juga mempelajari masalah proses, yaitu proses penyampaian pesan seseorang kepada orang lain untuk merubah sikap, ,pendapat dan perilakunya. Dengan demikian pembangunan pada dasarnya melibatkan minimal tiga komponen yaitu komunikator pembangunan bisa aparat pemerintah, ataupun masyarakat, pesan pembangunan yang berisi ide-ide ataupun program-program pembangunan, dan komunikasn pembangunan, yaitu


(47)

masyarakat luas, baik penduduk desa atau kota yang menjadi sasaran pembangunan.

Dengan demikian pembangunan di Indonesia adalah rangka pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia, harus bersifat pragmatik yaitu masyarakat luas, baik penduduk desa atau kota yang menjadi sasaran pembangunan. Atau suatu pola yang membangkitkan inovasi bagi masa kini dan yang akan datang. Dalam hal ini tentunya komunikasi harus berada digaris depan untuk merubah sikap dan perilaku manusia Indonesia sebagai pemeran utama pembangunan, baik sebagai subjek, maupun sebagai objek pembangunan.

Berdasarkan pengamatan terhadap perkembangan konsep komunikasi pembangunan, maka dapat dilihatdalam arti luas dan terbatas :

- Arti Luas

Komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi komunikasi sebagai suatu aktifitas pertukaran pesan secara timbal balik di antara masyarakat dengan pemerintah, dimulai dari proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan.

- Arti Terbatas

Komunikasi pembangunan merupakan segala upaya dan cara serta tekhnik penyampaian gagasan dan keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan dan diwujudkan pada masyarakat yang menjadi sasaran dapat memahami, menerima dan berpartisipasi dalam pembangunan.


(48)

2.3 Tinjauan Tentang Infrastruktur

Infrastruktur dapat merujuk pada teknologi informasi, saluran komunikasi formal dan informal serta alat-alat pengembangan perangkat lunak, jaringan sosial politik atau kepercayaan pada kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Dalam konseptual gagasan bahwa struktur pengorganisasian merupakan penyediaan infrastruktur dan dukungan untuk sistem atau bagi layanan organisasi seperti dalam sebuah kota, negara, perusahaan, atau kumpulan orang dengan kepentingan umum. Infrastruktur dapat pula mengacu pada sebuah konsep yang dikembangkan oleh Karl Marx berartikulasi dengan suprastruktur. Infrastuktur atau biasa dikenal dengan sebutan tokoh, pemuka-pemuka, opiniom leaders. Dimana hal tersebut dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan suatu penerimaan pesan oleh masyarakat dapat lebih mudah dipahami dan dapat memancing bentuk komunikasi ke atas, yaitu pesan-pesan dari rakyat langsung kepada pemerintah dalam bentuk yang dapat diterima oleh pemerintah.

Dalam kegunaan dalam aplikasi lain, infrastruktur dapat merujuk pada teknologi informasi, saluran komunikasi formal dan informal serta alat-alat pengembangan perangkat lunak, jaringan sosial politik atau kepercayaan pada kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Dalam konseptual gagasan bahwa struktur pengorganisasian merupakan penyediaan infrastruktur dan dukungan untuk sistem atau bagi layanan organisasi seperti dalam sebuah kota, negara, perusahaan, atau kumpulan orang dengan kepentingan umum.

Pemuka masyarakat yang lebih tinggi pendidikan formalnya dibandingkan dengan anggota masyarakat lain, lebih tinggi status sosialnya serta status


(49)

ekonominya, lebih inovatif dalam menerima atau mengadopsi ide-ide baru, memiliki kemampuan empati yang lebih besar, partisipasi sosial mereka lebih besar, lebih kosmopolit seperti tokoh masyarakat, RT / RW setempat, kepala desa dan opinion leaders. Dikarenakan organ yang dapat mengkomunikasikan tentang pembangunan ini bukan hanya pemerintah, tetapi juga organisasi social, organisasi politik, LSM, Tokoh-tokoh formal dan non formal, kelompok-kelompok kecil masyarakat agar termobilisasi niat, tekad, dan kemauan seluruh warga bangsa dalam membangun.

2.4 Tinjauan Tentang Strategi

Para ahli komunikasi terutama dinegara-negara berkembang mempunyai perhatian yang sangat besar terhadap strategi komunikasi dalam hubungannya dengan penggiatan pembangunan nasional di Negara-negara masing-masing. Fokus perhatian ahli komunikasi ini memang penting karena efektifitas komunikasi bergantung pada strategi komunikasi yang digunakan.

Onong uchana effendy dalam bukunya mengatakan strategi baik secara makro (planned multymedia strategi) mempunyai fungsi ganda yaitu:

1. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif dan instrutif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasial yang optimal.

2. Menjebatani “Cultural Gap” akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya. (Effendy, 1993 : 42)

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang menunjukan arah saja melainkan harus


(50)

menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. Dengan demikian strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication Management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukan bagaiman operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda tergantung pada situasi dan kondisi.

Setiap strategi dalam bidang apapun harus didukung oleh teori, demikian juga dalam strategi komunikasi. Teori merupakan pengetahuan yangdidasarkan pada pengalaman yang telah diuji kebenarannya. Untuk strategi komunikasi, teori yang barangkali tepat untuk dijadikan sebagai “pisau analisis” adalah paradigma yang dikemukakan oleh Harold D. Lasswell.

Untuk mantapnya strategi komunikasi, maka segala sesuatunya harus dipertautkan dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan yang dirumuskan, yaitu who, say what, in which channe,l to whom, with what effect.

Rumus diatas nampaknya sederhana, tetapi jika di kaji lebih jauh, pertanyaan ”efek apa yg diharapkan” secara implicit mengandung pertanyaan lain yang perlu dijawab dengan seksama,yaitu :

1. when(kapan dilaksanakannya). 2. how(bagaimana melaksanakannya). 3. why(mengapa dilaksanakan demikian).


(51)

Tambahan pertanyaan tersebut dalam strategi komunikasi sangat penting, karena pendekatan (approach) terhadap efek yang diharapkan dari suatu kegiatan komunikasi.

Dalam strategi komunikasi peranan komunikator sangantlah penting. Dalam hal ini ada beberapa aspek yang harus diperhatikan. seorang komunikator harus mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap, pendapat, dan tingkah laku. Jadi ketika suatu pesan disampaikan, komunikan tidak hanya mendengarkan apa yang dikatakan tetapi ia juga memperhatikan siapa yang mengatakan. Onong Uchana Effendy mengatakan daya tarik adalah komunikator yang dapat menyamakan dirinya dengan orang lain apakah idiologi, perasaan, dsb. (Effendy,1983:42) Kesamaan meliputi pandangan, wawasan, ide atau gagasan. Familiaritas meliputi empati, simpati dan kedewasaan. Kesukaan meliputi frekuensi, ketetapan, keteladanan.dan kesopanan. Demikian mengenai faktor-faktor yang penting dimiliki oleh komunikator agar komunikasi yang dilancarkan dapat merubah sikap, pendapat, dan tingkah laku komunikan.

Dalam strategi komunikasi mengenai isi pesan tentu sangat menentukan efektivitas komunikasi. Wilbur Schramm dalam Onong Uchana Effendy mengatakan bahwa agar komunikasi yang dilancarakan dapat lebih efektif, maka pesan yang disampaikan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga daoat menarik perhatian sasaran dimaksud.

2. Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran, sehinggan sama-sama dapat dimengerti.

3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak sasaran dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan itu. (Effendy,1981:33)


(52)

Pesan harus menyarankan sesuatu jalan untuk memeperoleh kebutuhan tadi, yang layak bagi situasi kelompok di mana sasaran berada pada saat ia gerakan untuk memberikan tanggapan.


(53)

48

BAB III

OBJEK PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Kabupaten Tasikmalaya

Kabupaten Tasikmalaya, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Singaparna, sekitar 380 km sebelah tenggara Jakarta. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Majalengka di utara, Kabupaten Ciamis dan Kota Tasikmalaya di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Garut di barat.

Alam Tasikmalaya Secara geografis terletak antara 107° 56' BT - 108°8' BT dan 7° 10' LS - 7° 49' LS dengan jarak membentang Utara Selatan terjauh 75 Km dan arah Barat Timur 56,25 Km. Luas keseluruhan sebesar 2.563,35 Km2.Sebagian besar wilayahnya berada pada ketinggian antara 0 - 1.500 m diatas permukaan laut yang membentang dari arah utara dan yang terendah kearah selatan. Sebagian kecil wilayahnya yaitu 0,81 % berada pada ketinggian diatas 1.500 m, keadaan iklim umumnya bersifat tropis dan beriklim sedang dengan rata-rata suhu di dataran rendah antara 20°-34° C dan di dataran tinggi berkisar 18°-22° C. Curah hujan rata-rata 2,072 mm/tahun, jumlah hari hujan rata-rata 82 hari. Wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya terdiri dari : 39 Kecamatan dan 348 desa. Berikut adalah Tabel Daftar Kecamatan dan Luas Wilayah di Kabupaten Tasikmalaya :


(54)

Tabel 3.1

Daftar Kecamatan dan Luas Wilayah di Kabupaten Tasikmalaya

No. Nama Kecamatan Luas Wilayah

(km2)

Jumlah Desa (Buah)

1 Cipatujah 242,65 15

2 Karangnunggal 136,10 14

3 Cikalong 136,96 13

4 Pancatengah 199,05 11

5 Cikatomas 132,63 9

6 Cibalong 58,35 6

7 Parungponteng 47,23 8

8 Bantarkalong 59,63 8

9 Bojongasih 35,09 6

10 Culamega 58.04 5

11 Bojonggambir 148,36 10

12 Sodonghilir 97,11 12

13 Taraju 55,53 9

14 Salawu 50,47 12

15 Puspahiang 33,19 8

16 Tanjungjaya 36,37 7

17 Sukaraja 43,14 8

18 Salopa 120,78 9

19 Jatiwaras 77,39 11

20 Cineam 77,69 10

21 Karangjaya 47,85 4

22 Manonjaya 39,49 12

23 Gunungtanjung 32,31 7

24 Singaparna 18,82 10

25 Mangunreja 26,65 6

26 Sukarame 15,58 6

27 Cigalontang 119,13 16

28 Leuwisari 44,60 7

29 Padakembang 30,15 5

30 Sariwangi 40,85 8

31 Sukaratu 33,41 8

32 Cisayong 48,33 13

33 Sukahening 23,80 7

34 Rajapolah 15,38 8

35 Jamanis 14,99 8


(55)

37 Kadipaten 43,26 6

38 Pagerageung 63,37 10

39 Sukaresik 17,39 8

Jumlah 2.563,35 351

Sumber : Data Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, 2010.

Perekonomian Tasikmalaya umumnya bertumpu pada sektor pertanian, peternakan, dan perikanan, selain juga bertumpu pada sektor pertambangan seperti pasir Galunggung yang memiliki kualitas cukup baik bagi bahan bangunan, industri, dan perdagangan. Tasikmalaya dikenal sebagai basis perekonomian rakyat dan usaha kecil menengah seperti kerajinan dari bambu, batik, dan payung kertas. Selain itu, kota ini pun dikenal sebagai kota kredit akibat banyaknya pedagang dan perantau dari wilayah ini yang berprofesi sebagai pedagang yang menggunakan sistem kredit. Komoditas kreditan umumnya adalah barang-barang kelontong dan kebutuhan rumah tangga.

3.1.1 Gambaran Umum Kecamatan Singaparna

Luas wilayah Kecamatan Singaparna adalah 2.178,837 Ha, terbagi menjadi 10 wilayah Pemerintahan dengan tataguna tanah Darat seluas 1.140,349 Ha dan sawah 1.038,245 Ha.

Batas Administrasi

- Batas-batas wilayah: SebetahUtara : Kec. Leuwisari/Padakembang - Sebelah Timur : Kec. Mangkubumi

- Sebelah Selatan : Kec. Sukarame/Mangunreja - Sebelah Barat : Kec.Cigatontang


(56)

Penggunaan Lahan

- Pemukiman : 505,652 Ha - Ladang : 234,245 Ha - Sawah : 1.038,188 Ha - Kolam : 184.671 Ha - Lapang : 17,450 Ha - T. N. : 27,397 Ha - Jalan : 26,277 Ha - Lain-lain : 144,957 Ha.

Jumlah Desa

1. Cikuntren 2. Singaparna 3. Cipakat 4. Cintaraja 5. Cikunir

6. Cikadongdong 7. Sukaasih 8. Sukamutya 9. Singasari 10. Sukaherang

Jumlah Penduduk

Jumlah Penduduk Kecamatan Singaparna sampai dengan bulan Mei 2002 mencapai 56.445 jiwa terdiri dari Laki-laki : 27.856 jiwa, Perempuan : 28.592


(57)

jiwa dan jumlah Kepala Keluarga : 13.145 KK.

Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan

~ SD / MI : 10.967 ~ SLTP / MTS : 4.929 ~ SLTA / MA : 3.554 ~ PERG.TINGGI : 996

Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Kultur Budaya Penduduk adalah: ~ Petani : 5.5478 orang

~ Pedagang : 4.206 orang

~ PNS/TNI/POLRI : 2.473 orang ~ Pensiunan : 283 orang

~ Jasa : 10.016 orang ~ Lain-lain : 8.404 orang.

3.1.2 Gambaran Umum Kecamatan Padakembang

Luas wilayah kecamatan padakembang 1809 Ha yang terdiri dari luas Sawah 1161,1 Ha, luas Tanah darat 647,90 Ha.

Batas Administrasi

- Sebelah Utara : Kec. Sukaratu - Sebelah Selatan : Kec. Singaparna


(58)

- Sebelah Barat : Kec. Leuwisari - Sebelah Timur : Kec. Sukaratu

Penggunaan Lahan Jumlah Desa

Padakembang, Cisaruni , Mekarjaya, Rancapaku, Cilampunghilir

Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk 31.013 jiwa, yang terdiri dari : - Laki-laki : 14.991 orang

- Perempuan : 16.022 orang - Jumlah KK sebanyak 7.553 KK

Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

- Petani Pemilik : 1.055 orang, - Buruh Tani : 6.213 orang, - Peternak : 165 orang, - PNS : 189 orang, - Pedagang : 94 orang, - TNI/POLRI : 15 orang, - Jasa : 682 orang.

Potensi Unggulan

1. Home Industri Pengrajin sapu ijuk 10 KK dengan hasil produksi sapu ijuk 15 kodi per minggu / KK, gula aren 70 KK dengan hasil produksi gula aren 15 bungkus per hari/KK dan besek KK dengan produksi besek 300 pasang per minggu /KK.


(59)

2. Pertanian Kondisi tanahnya cocok untuk tanaman sayuran antara lain cabe,ketimun, buncis, tomat, petcay/sawi dan kacang panjang, karena hal ini didukung oleh adanya sumber air, tekstur tanah dan iklim/cuaca yang mendukung dan dialiri irigasi Cikunten, Ciaseupan, Nyampay, Citere dan Cilaja, dengan jumlah kelompok tani 32 kel.

3. Perikanan / Peternakan Luas kolam di wilayah Kecamatan Padakembang 216,589 ha dan luas pembenihan 7,02 Ha dengan potensi diantaranya perikanan, produksi ikan untuk benih Nilem dan Mas 48,750 ton/tahun dan konsumsi 246,909 ton/tahun. Adapun kolam ikan diatas kandang ayam sebanyak 134 rata-rata tiap kandang di isi ± 1000 sampai 2000 ekor ayam. Jumlah perusahaan ternak ayam buras yang ada adalah PS Sukahati, Malindo, Baja, Mikro dan jumlah kelompok perikanan ada 5 buah. Pemasaran ikan antara lain ke Pasar Singaparna, wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan wilayah Kabupaten Garut.

3.1.3 Gambaran Umum Kecamatan Sukaratu

Kecamatan Sukaratu memiliki luas 33.611.04 Km2 (3.361.104 ha) terdiri dari darat 990.861 Ha dan sawah 2.370 Ha.

Batas Administrasi

Posisi Kecamatani Sukaratu berada di antara kecamatan lain yaitu : - Barat : Kabupaten Garut

- Utara : Kecamatan Cisayong - Timur : Kota Tasikmalaya


(60)

- Selatan : Kec. Padakembang

Jumlah Desa

1. Ds. Sukaratu 2. Ds. Sukamahi 3. Ds. Sukagalih 4. Ds. Indrajaya 5. Ds. Sinagar 6. Ds. Linggajati 7. Ds. Tawangbanteng 8. Ds. Gunungsari

Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk s.d. bulan Desember adalah 40.908 jiwa terdiri dari Pria 20.465 jiwa, Perempuan 20.443 jiwa.

Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

ABRI/PNS : 0,2 %, petani: 35 %, pedagang: 23 %, buruh: 28% dan pengrajin: 12 %.

Potensi Unggulan

Kecamatan Sukatatu dikaruniai kedudukan wilayah yang cukup subur dan strategis bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi setelah Gunung Galunggung meletus, hikmahnva daerah ini men jadi tempat yang sangat potensial bagi pengembangan wilayah Kabupaten Tasikmalaya, disamping pesawahan yang tidak pernah kekurangan air dimusim kemarau, juga tempat wisata yang menarik menjadi dambaan masyarakat. Dengan adanya rencana


(61)

jalan tembus antara Kecamatan Ciawi - SingaMrna men jadi peluang bagi Kec. Sukaratu untuk lebih berkembang lagi. Baik sebagai pusat pendidikan, perdagangan, pariwisata, pertambangan dan pusat pemerintahan.

Potensi pariwisata

Selain memiliki objek wisata Cipanas Galunggung yang sudah terkenal juga lokasi wisata kawah Galunggung yang men jadi aset pemerintah daerah Dengan menggunakan kendaraan, dari pusat kota dalam waktu 15 menit akan sampailah di pemandian Cipanas yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Tidak jauh dari sana, dengan menaiki tangga beton akan terlihat panorama yang indah dan danau kawah Galunggung yang hias. Bagi yang suka memancing di kawah inilah tempatnya.

Potensi yang dapat dikembangkan

Kecamatan Sukaratu yang sebagian besar daratan pasir perlu pengembangan, antara lain :

• Galian tambang pasir/batu

• Pertanian tanaman pangan/hortikultura • Perikanan (gurame, mas, nilem)


(62)

3.2 Gambaran Umum PT. Glindingmas Wahananusa 3.2.1 Sejarah PT. Glindingmas Wahananusa

Selama masa pembangunan sejak Tahun 1969 hingga saat ini, Bangsa Indonesia telah banyak mencapai hasil yang sangat penting di bidang jasa konstruksi, yaitu pembangunan infrastruktur, pembangunan gedung, perumahan, saluran irigasi, bendungan, pembangunan jalan dan jembatan, pelabuhan, tenaga listrik, telekomunikasi, dan lain sebagainya. Bidang jasa lainnya juga meningkat dengan pesat baik milik pemerintah maupun milik swasta. Semua pembangunan ini haruslah berkesinambungan dan perlu dipelihara dan ditingkatkan dalam masa reformasi saat ini.

Menyongsong periode otonomi daerah, pihak swasta sebagai mitra pemerintah dalam pembangunan, diharapkan bisa berperan lebih lebih besar lagi. Ini berarti perlu peningkatan jumlah dan mutu perusahaan serta tenaga kerja yang berkualitas dalam dunia usaha jasa, terutama dalam membangun wilayah-wilayah yang sebelum masa reformasi tertinggal atau sangat tertinggal. Menjelang era globalisasi, kerjasama dengan pihak luar negeri sudah merupakan suatu keharusan. Hal ini terlihat dari adanya kerang-kerangka kerjasama seperti AFTA (Asean Free Trade Agremeent), APEC (Asia Pacific Economic Coorporation), dan GATT (Government Agreement on Trade and Tarffic). Keadaan ini membuat Indonesia akan menghadapi persaingan dengan tenaga kerja professional dan perusahaan asing, yang notabene bisa merugikan Indonesia sendiri, apabila kita tidak mempersiapkan diri sendiri dari sekarang.


(63)

Dalam upaya meningkatan kualitas masyarakat industri jasa konstruksi, pemerintah telah memberikan wewenang yang seluas-luasnya kepada masyarakat jasa konstruksi untuk terlibat sepenuhnya dalam mengembangkan industri jasa konstruksi. Hal tersebut dapat dilihat dengan diberlakukan peraturan baru tentang jasa konstruksi, antara lain Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi hingga tahapan Keputusan Presiden RI, yakni Keppres No. 18 Tahun 2000 hingga Keppres No 80 Tahun 2003.

Secara bersama-sama, kita menyadari bahwa sebagai sektor riel, bidang jasa secara umum merupakan bidang yang sangat strategis dalam dinamika pembangunan ekonomi baik dimasa lalu, maupun dalam upaya bersama saat ini untuk selalu membangkitkan perekonomian nasional. Kegiatan jasa konstruksi misalnya secara langsung digelar secara kasat mata dihadapan masyarakat yang akan menilai apakah dunia jasa konstruksi mampu berjalan efisien, produktif serta dilandasi dengan pengembangan profesionalisme dari para stakeholdernya. In-Efisiensi serta kekurangan-kekurangan yang ada secara nyata akan langsung dirasakan oleh masyarakat yang saat ini mulai bersikap kritis terhadap kinerja perencana konstruksi, pelaksana konstruksi, pengawas pekerjaan konstruksi, maupun pemberi pekerjaan konstruksi, terutama untuk pekerjaan konstruksi dengan sumber dana yang berasal dari pemerintah maupun berasal dari pinjaman luar negeri.

Begitu juga dalam menerjemahkan otonomi daerah paska Undang-Undang No. 22 Tahun 1999, semua kepala daerah dituntut untuk membuktikan kemampuan kepemimpinnya secara professional dalam


(64)

membangun wilayahnya masing-masing serta meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya. Peningkatan taraf hidup memiliki korelasi atas harkat martabat masyarakat setempat.

P.T Glindingmas Wahananusa yang berdiri di Kabupaten Tasikmalaya – Jawa Barat pada Tahun 1993 secara sungguh-sungguh menyadari bahwa pemberlakuan Undang-Undang N0. 18 Tahun 1999 serta Keputusan Presiden RI di bidang jasa konstruksi, merupakan momentum yang mahal dan belum tentu didapatkan pranata semacam ini dimasa mendatang dengan isi yang lebih baik, sehingga kita harus memanfaatkan perangkat hukum tersebut untuk mengejar kejayaan ekonomi sektorriel.

Beban tanggung jawab pelaku usaha jasa konstruksi sungguh sangat berat, karena bidang ini langsung terkait dengan bidang-bidang lain yangbackward danupward lingkages’nya sangat luas, serta melibatkan jumlah tenaga kerja di masyarakat yang cukup besar baik di perkotaan maupun di pedesaan.

3.2.2 Visi dan Misi PT. Glindingmas Wahananusa

Visi PT. Glindingmas Wahananusa

Pembangunan memiliki faktor daya, berupa usaha jasa konstruksi - yang terukur dan terarah. Secara umum masyarakat berhak mendapatkan kesempatan berusaha dalam dunia jasa konstruksi, melakukan pengawasan, dan memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang dialami secara langsung sebagai akibat penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.


(65)

Dengan telah terbukanya pasar nasional akibat dari proses globalisasi ekonomi dan kehadiran Undang – Undang tentang otonomi daerah, peran pengusaha pribumi adalah sangat strategis dalam menunjukan eksistensi Bangsa Indonesia.

Keputusan didirikannya P.T Glidingmas Wahananusa berdasarkan Akta Notaris Ny. Agung S. Koesbandrijo SH, akan menunjukan bahwa penyedia jasa pribumi mampu berperan dalam pembangunan Negara Indonesia saat ini dan di masa mendatang.

Visi dari P.T. Glindingmas Wahananusa antara lain adalah :

1. Sebagai penyedia jasa kami selalu dapat bekerja secara fokus dalam konsep jasa yang kompeten

2. Memberi manfaat strategis jasa kedalam hasil berupa produk standar yang

efisiendanefektif

3. Memberi kesempatan secara luas kepada masyarakat pribumi untuk dapat secara luas ikut serta dalam pembangunan di Negara Republik Indonesia.

4. Besandar pada inovasi tanpa putus dengan menyadari adanya limitasi (keterbatasan).

Visi demikian terbentuk dalam upaya menciptakan keadaan sinergis kontraktual dengan para pemberi pekerjaan.


(66)

Misi PT. Glindingmas Wahananusa

Selain visi diatas, adapun misi dari PT. Glindingmas Wahananusa, yakni : Berdasarkan pengalaman pendiri dari P.T. Glindingmas Wahananusa selama puluhan tahun sejak Pembuatan Jalan Garut – Tasikmalaya di Jawa Barat, para personil inti melakukan dan mengerjakan proyek konstruksi yang nyata berhasil baik secara sungguh-sungguh – serta tidak menimbulkan klaim atau keluhan serius dari para pemberi pekerjaan. Inilah Misi perusahaan kami. Para sarjana kontruksi, sarjana manajemen dan sarjana ekonomi yang turut dalam sejarah perusahaan sadar akan misi perusahaan tersebut, sehingga pengalaman demi pengalaman telah membuat mereka siap menghadapi era reformasi yang bertiup kencang di negara kita. Saat tulisan ini dibuat, grup perusahaan dalam satu kesatuan bisnis keluarga, dari pelaksanaan kontrak konstruksi telah membayarkan pajak kepada Negara melebihi nilai Rp. 200 Milyar. Rata-rata per tahun, mempekerjakan lebih dari dua ribu tenaga produktif. Produk Infra Struktur yang sangat dikenal masyarakat dari hasil kerja grup perusahaan adalah Proyek Jalan Garut – Tasikmalaya di Jawa Barat, Pertokoan (lima ribu unit) di Pasar`Rawu – Serang – Banten, serta Gedung Dewan di Provinsi Banten.

3.2.3 Moto PT. Glindingmas Wahananusa

Motto adalah kata-kata atau seruan yang menggambarkan motivasi, semangat, dan tujuan dari suatu organisasi. Motto merupakan suatu ungkapan


(67)

tentang pernyataan Visi dan Misi dari suatu perusahaan. Motto adalah suatu tujuan jangka panjang yg akan dicapai berdasarkan operasional perusahaan. Berikut adalah motto dari PT. Glindingmas Wahananusa :

“KEBIJAKAN MUTU PT. GLINDINGMAS WAHANANUSA”

Makna:

Makna dari motto di atas yakni, PT. Glindingmas Wahananusa adalah perusahaan yang bergerak di bidang general contractor, memiliki komitmen yang tinggi dalam menghasilkan produk bermutu untuk kepuasan pelanggan. Dalam mewujudkan hal tersebut PT. Glindingmas Wahananusa selalu berusaha untuk memenuhi persyaratan kontrak dari pelanggan dan menggunakan sistem manajemen mutu secara efektif dalam rangka mencapai mutu dan produk, pelayanan serta peningkatan sistem dan kinerja secara berkesinambungan. Seluruh jajaran PT. Glindingmas Wahananusa memiliki kesadaran akan penerapan dan pencapaian kebijakan mutu.

Sumber : PT. Glindingmas Wahananusa

3.2.4 Logo PT. Glindingmas Wahananusa

PT. Glindingmas Wahananusa sebagai perusahaan yang terjun di bidang kontraktor dan pengadaan yang sesuai dengan visi dan misinya, maka terciptalah logo perusahaan seperti gambar berikut ini :


(68)

Gambar 3.1

Logo PT. Glindingmas Wahananusa

Sumber : Company Profile PT. Glindingmas Wahananusa, 2010

Logo berupa tanda yang berfungsi dan memiliki aspek kunci yaitu reputasi. Logo pada jasa dan produk sebagai merek dagang memberikan jaminan kepada pemakainya tentang kualitas yang spesifik dan konsisten dari jasa dan produk tersebut. Reputasi bagi konsumen dan kalangan komersial sangat berarti dan merupakan asset yang berharga. Yang dimaksud dengan Logo dan nama PT. Glindingmas Wahanusa harus dijaga dan penggunannya memerlukan kewenangan yang jelas sehingga dapat memberikan imbalan moril dan materil.

Bentuk dan Warna PT. Glindingmas Wahananusa

Logo PT. Glindingmas Wahananusa berbentuk sebuah lingkaran yang mencerminkan sebagai “roda”, dan bentuk panah ditengah lingkaran yang


(69)

menggambarkan sebuah “jalan”, selain itu juga tulisan “PT. GLINDINGMAS WAHANANUSA Kontraktor dan Pengadaan” harus selalu menyertai karena merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. Berwarna emas dan mertah tua.

Arti dan Falsafah Logo PT. Glindingmas Wahananusa

Desain berupa lingkaran yang melambangkan sebuah roda yang terinspirasi dari roda transportasi alat-alat berat yang digunakan dalam proyek pembangunan, mengartikan bahwa PT. Glindingmas Wahananusa merupakan perusahaan yang akan selalu bergerak, dan berputar maju melalui lambang kedua yakni sebuah panah yang menggambarkan sebuah jalan yang dimana menjadi salah satu dari proyek terbesar dalam pembangunan jalan oleh PT. Glindingmas Wahananusa untuk pembangunan di Indonesia.

Warna emas dipakai untuk menggambarkan bahwa PT. Glindingmas Wahananusa merupakan perusahaan yang memiliki standarisasi dan kualitas yang tinggi. Dan warna merah tua merupakan warna yang diambil dari warna tanah yang menjadi salah satu bahan utama dari pembangunan jalan di Indonesia. Warna merah tua juga dikenal sebagai warna yang memiliki sifat atau kesan ilusi semangat. Jadi pengertian yang dikandung ialah PT. Glindingmas Wahananusa merupakan perusahan yang bergerak di bidang general contractor, memiliki komitmen yang tinggi dalam menghasilkan produk bermutu untuk kepuasan pelanggan. Dalam mewujudkan hal tersebut PT. Glindingmas Wahananusa selalu berusaha untuk memenuhi persyaratan


(1)

2004 – 2010 : Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Ilmu Humas Program (S1) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung – Jawa Barat.

2001 – 2004 : SMU Negeri 18 Bandung – Jawa Barat. 1998 – 2001 : SLTP Negeri 11 Bandung – Jawa Barat. 1992 – 1998 : SD Negeri 1 Bogor – Jawa Barat. 1991 – 1992 : TK Bhinekas Bandung – Jawa Barat.

III. Pengalaman Kerja

Mei 2010 – Juli 2010 Assistant estimator di PT. Glindingmas Wahananusa Bandung (penghitung rencana anggaran proyek pembangunan untuk PT. Kook Dong).

Januari 2010 – April 2010 Assistant Staff Humas Sekda Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Oktober 2009 MC Penyuluhan Pelestarian Lingkungan Hidup di SMP N 25 Bandung.

Agustus 2009 – Mei 2010 Humas LSM “KOMASTAMAN” (Kelompok Masyarakat Pecinta dan Pelestari Tanaman) Bandung.

April 2009 MC Pernikahan “Ajeng & Tendi”, Bandung.

Februari 2009 MC Produk Dancow “10 tanda umum anak bergizi baik” di 20 Puskesmas dan 10 Sekolah Dasar di Bandung. Desember 2008 – Juli 2009 Penyiar Radio Sonata FM Bandung.


(2)

IV. Informasi Lain

Mampu mengaplikasikan program ms.word, ms.powerpoint, adobe photoshop,ms Acces, windows movie maker, dan beberapa program komputer lainnya.

Hobby : Membaca, Editing Foto, ... Minat : Presenter, Modeling, ...


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Cangara,Hafied.1998.Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta. Rajawali Pers.

Cangara, Hafied. 2000.Pengertian Ilmu Komunikasi.Raja Grafindo.

Davito, A.Y. 1991. Human Comunication : The Basic Course. Harper Collins

Publisher, New York.

Dilla, S. 2007. Komunikasi Pembangunan: Pendekatan Terpadu. Bandung.

Simbiosa.

Effendy. Onong Uchjana. 1986.Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung.

PT. Remaja Rosdakarya.

Levis, L. R. 1996. Komunikasi Penyuluhan Pedesaan. Bandung. Citra Aditya

Bakti.

Maleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja

Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung. Remaja Rosdakarya.

______________. 2000. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.

Yogyakarta. Graha Ilmu.

Nasution, Z. 2004. Komunikasi Pembangunan. Pengenalan Teori dan

Penerapannya.Jakarta. Rajawali Pers.


(4)

Poerwadar Minta. W.J.S 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai

Pustaka.

Rakhmat, Jalaluddin. 1986.Teori – Teori Komunikasi. Bandung. Remadja Karya

CV.

Rogers, E. M (Ed). 1989. Komunikasi dan Pembangunan: Perspektif Kritis.

Jakarta. LP3S.

Rogers, Everett M. dan F. Floyd Shoemaker. Communication of Innovations.

Terjemahan Abdillah Hanafi Memasyarakatkan Ide-Ide Baru. Surabaya.

Usaha Nasional.

Susanto, Phil Astrid S. 1977. Komunikasi Teori dan Praktek Jilid I. Bandung.

Bina Citra.

SUMBER LAIN : Skripsi

Maya, Laras. Strategi Komunikasi Pemasaran Padjajaran Televisi (PJTV) Bandung Terhadap Minat Pemasar Iklan. 2008. Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. UNIKOM.

Ayu, Naila Ratih. Strategi Humas PT. Pindad (Persero) Dalam Memberikan Informasi Kegiatan Perusahaan Melalui Buletin “Dari Kita Untuk Kita” (Studi Deskriptif Tentang Strategi Humas PT. Pindad (Persero) Dalam Memberikan Informasi Kegiatan Perusahaan Melalui Buletin “Dari Kita Untuk Kita”. 2008. Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. UNIKOM.


(5)

Internet Searching :

http://www.lusa.web.id/proses-komunikasi/

http://ww2.yuwie.com/blog/enty.asp?id=560614&eid=343555

http://ruangdosen.wordpress.com/2008/09/09/komunikasi-inovasi-dalam-perspektif-komunikasi-pembangunan/

http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/03/23/13104775/belajarlah.dari.kasus.jala n.ciawi-singaparna

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/06/12/11430112/.nasib.jalan.ciawi-singaparna.makin.tak.jelas

http://Kmpk.ugm.ac,id/data/spmkk/3d-komunikasi(revjan03).doc

http://mariaperwitasari.blogspot.com/2008/07/komunikasi-pembangunan.html http://id.wikipedia.org/wiki/Infrastruktur

http://tasikmalayakab.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=112 &Itemid=77

http://tasikmalayakab.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=105 &Itemid=78

http://tasikmalayakab.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=107 &Itemid=78


(6)

Bandung, 03 Juni 2010 Kepada Yth

Informan Penelitian di

Tempat

Dengan Hormat,

Saya mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi, konsentrasi Humas, fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

Nama : Putri Shafitri

NIM : 41804033

Semester : XII, Genap

Sedang melakukan penulisan skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana (Strata Satu), dengan judul penelitian : “KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR PADA PEMBANGUNAN JALAN CIAWI –

SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA (Suatu Studi Deskriptif Tentang Komunikasi Pembangunan Infrastruktur Pada Pembangunan Jalan Ciawi – Singaparna Oleh PT. Glindingmas Wahananusa)”.

Sehubungan dengan hal di atas, peneliti memohon agar Bapak / Ibu berkenan meluangkan waktu untuk di wawancarai berkaitan dengan masa penelitian yang dilakukan.

Adapun jawaban yang jujur dan sesuai dari Bapak / Ibu dengan kondisi di lapangan, akan sangat berarti dalam laporan penelitian yang dilakukan.

Perlu disampaikan bahwa jawaban yang Bapak / Ibu berikan tidak diperlukan untuk kegiatan yang lain melainkan semata-mata dilakukan hanya untuk laporan penelitian.

Demikian surat ini disampaikan, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya, Peneliti