PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KREATIVITAS SISWA SMA KELAS XI IPA PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM.

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN
MEDIA KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
DAN KREATIVITAS SISWA SMA KELAS XI IPA PADA
POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM

Oleh:
Febrianto Manik
NIM.4123131033
Program StudiPendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN
MEDIA KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

DAN KREATIVITAS SISWA SMA KELAS XI IPA PADA
POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM
Febrianto Manik (NIM.4123131033)

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang penerapan model Problem Based Learning
dengan media komputer untuk meningkatkan hasil belajar dan kreativitas siswa
SMA Kelas XI IPA pada pokok bahasan hidrolisis garam. Peneltian ini
merupakan penelitian eksperimen dengan bentuk pretest-posstest control group
design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa XI IPA SMA Negeri 1
Simanindo T.A 2015/206 dengan jumlah 116 siswa. Sampel diambil dengan
teknik modifikasi cluster random sampling yaitu 29 siswa kelas XI IPA 1 sebagai
kelas kontrol dan 27 siswa kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen.
Pengumpulan data dilakukan dengan tes (hasil belajar) dan non-tes (observasi
karakter kreativitas siswa) yang telah distandarisasi. Kelas eksperimen
dibelajarkan mengunakan model Problem Based Learning dengan media
komputer sedangkan kelas kontrol dibelajarkan dengan model pembelajaran
langsung. Teknik analisis data menggunakan uji statistik-t pada taraf signifikan
(  0,05) dan analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil
belajar kimia yang dibelajarkan dengan model Problem Based Learning dengan

media komputer lebih tinggi daripada hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran langsung. Kreativitas siswa yang dibelajarkan dengan
model Problem Based Learning dengan media komputer lebih tinggi daripada
kreativitas siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung;
Adanya korelasi antara kreativitas siswa dengan hasil belajar kimia siswa sebesar
0,449.

Kata Kunci

: PBL,media komputer,hasil belajar, kreativitas

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmah kepada
penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “ Penerapan Model Problem Based Learning (PBL)

dengan Media Komputer untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kreativitas
Siswa SMA Kelas XI IPA Pada Pokok Bahasan

Hidrolisis Garam. ” disusun

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada: Ibu Lisnawaty Simatupang, S.Si.,M.Si, sebagai dosen
pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran
kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi
ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Prof.Dr. Ramlan
Silaban,Msi, , Bapak Drs. Rahmat Nauli, M.Si (Alm), Drs. Jasmidi, M.Si dan Ibu
Ratna Sari Dewi, S.Si, M.Si, yang telah memberikan masukan dan saran-saran
mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan
terimakasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Hafni Indriati Nasution , M.Si,
selaku Dosen Pembimbing Akademik. Terimakasih juga penulis sampaikan
kepada Bapak Agus Kembaren, S.Si.,M.Si, selaku ketua Jurusan Kimia, Ibu Dra.
Ani Sutiani, M.Si selaku ketua Prodi Jurusan Kimia dan kepada seluruh Bapak

dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang sudah
banyak membantu penulis. Ucapan terima kasih juga kepada Berti Tumangger
selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Siamanindo dan Ibu H.Saida Tambum,
S.Pd selaku guru kimia kelas XI IPA dan Bapak/ibu Guru, Staf Pegawai serta
Siswa/i SMA Negeri 1 Simanindo

yang telah banyak membantu dalam

pelaksanaan penelitian.

v

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayah H.Manik dan
Ibu tercinta S.Situmorang, yang telah mengasuh, membimbing, memberi kasih
sayang yang tulus dan setiap waktu mendoakan penulis. Terima kasih kepada
keluarga tercinta M.Manik, J.Manik, R.Sidauruk/S.Manik, M.Harianja/D.Manik,
Asdiana

Manik,


Abdi

Manik,

Eles

Manik,

dan

Santi

Manik

serta

J.Simbolon/D.Purba. Terimakasih penulis sampaikan kepada PT.INALUM
(Persero), Otorita Asahan atas bantuan dana pendidikan. Terima kasih juga
kepada sahabat-sahabat penulis stambuk 2012, khususnya teman seperjuangan di
kelas kimia regular B 12 ,Jiordan Situmorang, Star Clearson Silaban, Saema,

Nurkumalasari, Erikson Cl Simatupang, kos sering 139 (Elida,Ayu,Nia,Elena),
satu kos sering 90 A (Grace,Yitro,Fredy,Duma, Wahyu) teman-teman Alumni SD
N 12 Parbalohan tamatan 2006, Alumni SMP N 3 Simanindo tamatan 2009,
Alumni SMA Negeri 1 Simanindo tamatan 2012, PPL- T Unimed SMA Negeri 1
Lumban Julu, Siswa/i SMA Negeri 1 Lumban julu TA 2015/2016, atas doa,
motivasi, dan kerjasama yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi tata
bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juni 2016
Penulis,

Febrianto Manik
NIM.41231310033

vi


DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan

ii

Riwayat Hidup

iii

Abstrak

iv

Kata Pengantar

v

Daftar Isi


vii

Daftar Tabel

ix

Daftar Gambar

x

Daftar Lampiran

xi

BAB I PENDAHULUAN

1

1.1.


Latar Belakang

1

1.2.

Identifikasi Masalah

6

1.3.

Batasan Masalah

6

1.4.

Rumusan Masalah


7

1.5.

Tujuan Penelitian

7

1.6.

Manfaaat Penelitian

8

1.7.

Defenisi Operasional

8


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

10

2.1.

Belajar dan Pembelajaran

10

2.2.

Hasil Belajar

11

2.3.

Model Pembelajaran

11

2.4.

Model Problem Based Learning

13

2.5.

Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction)

15

2.6.

Media Pembelajaran

17

2.7.

Media Komputer

17

2.8.

Kreativitas

18
vii

2.9.

Materi Hidrolisis Garam Dalam KTSP

22

2.10.

Hipotesis

30

BAB III METODE PENELITIAN

31

3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian

31

3.2.Populasi dan Sampel

31

3.3.Variabel Penelitian

31

3.4.Instrumen Penelitian

32

3.5.Rancangan Penelitian

35

3.6.Prosedur Penelitian

36

3.7.Teknik Analisis Data

38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

45

4.1.Analisis Instrumen Penelitian

44

4.2.Deskripsi Data Penelitian

48

4.3.Analisis Data Hasil Penelitian

48

4.4.Uji Hipotesis

50

4.5.Uji Korelasi

52

4.6.Penilain Kreativitas Siswa

53

4.7.Pembahasan

54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan

57

5.2.Saran

58

DAFTAR PUSTAKA

59

LAMPIRAN

63

viii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah

15

Tabel 2.2. Sintaks model pengajaran langsung (Direct Instruction)

16

Tabel 2.3. Jenis garam yang dapat terhidrolis dalam air

23

Tabel 3.1. Analisis kisi-kisi tes evaluasi

33

Tabel 3.2. Rancangan penelitian

35

Tabel 3.3. Makna dari koefisien korelasi

40

Tabel 3.4. Kriteria penskoran kreativitas siswa

42

Tabel 4.1. Rekapitulasi Analisis Soal

46

Tabel 4.2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

47

Tabel 4.3. Data Pre-test, Post-test dan Kreativitas Siswa Kelompok Sampel

48

Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Data Pre-test, Post-test dan Kreativitas

49

Tabel 4.5. Hasil Uji Homogenitas Data Pre-test, Post-test dan Kreativitas

49

Tabel 4.6. Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar Siswa

50

Tabel 4.7. Hasil Uji Hipotesis Kreativitas Siswa

51

Tabel 4.8. Hasil Uji Korelasi

52

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Diagram Alir Desain Penelitian

x

37

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.

Silabus Pembelajaran

63

Lampiran 2.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMA

65

Lampiran 3.

Lembar Kerja Siswa

76

Lampiran 4.

Kisi-kisi Instrument Tes Sebelum Divalidasi

89

Lampiran 5.

Instrumen Test Sebelum Divalidasi

100

Lampiran 6.

Lembar Observasi Kreativitas Siswa

109

Lampiran 7.

Materi Hidrolisis Garam Dengan Media Komputer

113

Lampiran 8

Tabel Penskoran Instrumen Tes

118

Lampiran 9

Tabel Validitas Tes

119

Lampiran 10 Perhitungan Validitas Tes

120

Lampiran 11 Tabel Reliabilitas Tes

122

Lampiran 12 Perhitungan Reliabilitas Tes

123

Lampiran 13 Tabel Tingkat Kesukaran Soal

125

Lampiran 14 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal

126

Lampiran 15 Tabel Daya Pembeda Soal

128

Lampiran 16 Perhitungan Daya Pembeda Soal

129

Lampiran 17 Kisi-kisi Instrument Tes Setelah Divalidasi

131

Lampiran 18 Instrumen Tes Setelah Divalidasi

136

Lampiran 19 Tabulasi Data Pre-test, Post-test dan Kreativitas Siswa

140

Lampiran 20 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians Data

141

Lampiran 21 Uji Normalitas Data Penelitian

143

Lampiran 22 Uji Homogenitas Data Penelitian

149

Lampiran 23 Uji Hipotesis

151

xi

Lampiran 24 Tabel Penilaian Data Kreativitas Siswa

155

Lampiran 25 Tabel Nilai-nilai r-Product Moment

157

Lampiran 26 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2)

158

Lampiran 27 Tabel Nilai Kritis Distribusi F

159

Lampiran 28 Tabel Nilai-nilai Distribusi T

161

Lampiran 29 Dokumentasi Penelitian

162

xii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak lepas dari pengaruh global,
perkembangan

ilmu

pengetahuan

dan

teknologi,

serta

seni

dan

budaya.

Perkembangan dan perubahan ini menuntut adanya peningkatan kualitas pendidikan
di Indonesia. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah
dengan mengadakan perbaikan dalam proses pembelajaran. Kurikulum merupakan
salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan terhadap proses
pembelajaran. Pemerintah terus berupaya untuk memperbaiki kualitas kurikulum di
Indonesia, sehingga pada saat ini telah mewajibkan sekolah dasar maupun sekolah
menengah untuk mengimplementasikan Kurikulum KTSP 2006 dan Kurikulum 2013.
Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru
mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan
intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran
(Aunurrahman, 2010). Keberhasilan suatu pembelajaran dapat dilihat dari
kemampuan belajar peserta didik secara mandiri, sehingga pengetahuan yang
dikuasai adalah hasil belajar yang dilakukannya sendiri. Oleh karena itu, pendekatan
yang

digunakan

dalam

proses

pembelajaran

hendaknya

menciptakan

dan

menumbuhkan rasa dari tidak tahu menjadi mau tahu (Atsnan, 2013).
Hasil survei awal yang peneliti lakukan pada saat Observasi di SMA Negeri 1
Simanindo bahwa kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran kimia kelas XI
IPA adalah 70. Guru kimia di SMA tersebut cenderung menggunakan model
pembelajaran yang tidak bervariasi. Guru lebih sering menggunakan metode ceramah,
tanpa pemberian pengalaman langsung kepada siswa, akibatnya siswa cenderung

1

2

terlihat pasif, karena hanya didominasi oleh kegiatan membaca, mencatat dan
mendengarkan penjelasan guru. Dalam berinteraksi dengan siswa, guru hanya
menerapkan teknik bertanya seperti umumnya yang terdiri dalam pembelajaran.
Namun hanya beberapa siswa yang merespon pertanyaan guru. Siswa juga tidak
bertanya terkait materi yang dipelajari, padahal dalam menjawab tugas atau soal yang
diberikan,

masih

ada

beberapa

siswa

yang

dibantu

oleh

guru

dalam

menyelesaikannya.
Kreativitas pembelajaran guru yang rendah antara lain diwujudkan melalui
tindakan kurang peduli, sekadar menjalankan tugas, orientasi terhadap prestasi yang
rendah, produktivitas yang rendah, kurang efisien dan efektif, kurang isiplin,
membosankan anak didik dan sebagainya, sehingga secara langsung maupun tidak
langsung berdampak terhadap pencapaian kualitas pendidikan bagi anak didiknya
(Agung, 2010). Salah satu indikator guru yang tidak kreatif adalah tidak
menggunakan model embelajaran yang bervariasi dan cenderung menggunakan
metode konvensional. Proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan metode
konvensional selain menyebabkan hasil belajar siswa rendah, kurangnya kreativitas
siswa serta siswa tidak mampu berpikir kritis. Untuk meningkatkan hasil belajar,
kreatifitas, dan berpikir kritis siswa diperlukan model pembelajaran yang berpusat
pada siswa.
Dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa, seorang guru dituntut
mengembangkan model pembelajaran yang merupakan hasil integrasi antara strategi
pengajaran dengan media pengajaran. Model pembelajaran memuat komponen sistem
pembelajaran dan unsur kegiatan yang dilakukan baik oleh guru dan siswa, yang
menekankan pada keaktifan belajar siswa melalui guru yang aktif pula. Guru harus
berusaha menanamkan dan menumbuhkan kreativitas peserta didik. Setiap orang
memiliki kreativitas dan kreativitas itu dapat dikembangkan. Hal ini sejalan dengan
pendapat Munandar dalam Trianto (2007), yang memberikan alasan bahwa
kreativitas anak perlu dikembangkan karena dengan berkreasi anak dapat

3

mewujudkan dirinya sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam
kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, memberikan kepuasan kepada
individu dan memungkinkan meningkatkan kualitas hidupnya. Semua unsur-unsur
yang mampu menyebabkan terjadinya belajar harus dapat dirancang sedemikian
sehingga tujuan utama pembelajaran tercapai.
Pembelajaran berbasis masalah berdampak positif pada presatasi akademik
dan sikap peserta didik pada pembelajaran science ( Akinoglu dan Ozkardes, 2007).
Kelebihan pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan interaksi sosial dan
prestasi belajar peserta didik (Dewi,Haryono dan Utomo, 2013). Adanya efektivitas
dalam suatu pembelajaran dapat diketahui apabila semua indikator kompetensi dapat
tercapai berdasarkan target pembelajaran baik proses pembelajaran maupun hasil
belajar peserta didik.
Tosun, C dan Senocak, E (2013) menemukan bahwa model Problem-Based
Learning lebih efektif dalam mengembangkan pengetahuan metakognitif siswa
dengan latar belakang sains yang lemah daripada siswa dengan latar belakang sains
yang kuat. Selain itu juga ditemukan bahwa Problem Based Learning dapat
meningkatkan sikap positif siswa yang dengan latar belakang sains lemah terhadap
kimia.

Sulaiman,F (2013) menunjukkan bahwa siswa tertarik dengan model

Problem-Based Learning, siswa merasa bahwa Problem Based Learning merupakan
model pembelajaran yang efektif. Mereka merasa bahwa pemahaman mereka
mengenai materi yang diajarkan meningkat sebagai hasil dari model Problem-Based
Learning. Dan juga, penerapanan pembelajaran berbasis masalah yang dilakukan
Pratiwi,dkk (2014) menunjukkan

adanya interaksi antar guru dan peserta didik

melalui pengelolaan yang baik pada proses pembelajaran, menyebabkan waktu
pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah berlangsung sesuai target yang
ditetapkan. Adanya keterlaksanaan sintak pembelajaran berbasis masalah mendorong
peserta didik untuk mengembangkan kompetensi sikap pada pembelajaran tidak
langsung, sehingga 86,29% peserta didik memiliki kompetensi sikap baik .Dengan

4

menerapkan model Problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan siswa
(Ariyanti, Martini dan Agustina, 2015).
Berdasarkan hasil penelitian Wasonowati,Redjeki,dan Ariani (2014) yaitu
Penerapan model Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran hukum - hukum
dasar kimia ditinjau dari aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X IPA SMA Negeri 2
Surakarta tahun pelajaran 2013/2014 menunjukkan bahwa: 1) Proses belajar yang
ditinjau dari aktivitas siswa (visual, oral, writing, listening, mental, dan emotional)
dengan

model PBL dilengkapi dengan LKS dalam penerapan kurikulum 2013

dikategorikan baik dengan dengan rata-rata

82,71 dan persentase ketercapaian

sebesar 81,25%, 2) Hasil belajar siswa pada ranah pengetahuan, sikap, dan
keterampilan siswa dengan model PBL dilengkapi dengan LKS dalam penerapan
kurikulum 2013 dikategorikan baik dengan rata-rata nilai berturut-turut adalah 81; 83;
dan 79, dan 3). Hasil belajar siswa pada ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan
siswa dengan model PBL dilengkapi dengan LKS dikategorikan baik dengan
persentase siswa yang mencapai kompetensi inti kurikulum 2013 berturut-turut
adalah 78%, 81,24% dan 78,13%. Model pembelajaran yang paling efektif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran berbasis masalah
diintegrasikan dengan media komputer dan model pembelajaran yang paling efektif
untuk meningkatkan kreativitas siswa adalah model inkuiri diintegrasikan dengan
media komputer (Mellyzar, Silaban dan Muchtar, 2013)
Penggunaan strategi pembelajaran lebih baik jika diintegrasikan dengan media
pembelajaran yang sesuai, seperti melaksanakan praktikum di laboratorium ataupun
secara pengamatan melalui video yang dirangkai berbasis komputer. Pembutan media
yang tepat akan dapat mengatasi sikap pasif siswa, yang akan menimbulkan
kegairahan dalam belajar dan memungkinkan anak untuk belajar sendiri menurut
kemampuan dan minatnya (Sadiman,dkk.,2008). Pembelajaran kimia menggunakan
media berbasis komputer dengan pendekatan chemoedutainment (CET) pada
kelompok eksperimen memungkinkan guru untuk memutar kembali apa yang telah

5

disampaikan sehingga siswa dapat menyerap materi pelajaran dengan baik. Selain itu
waktu yang digunakan untuk proses pembelajaran lebih efi sien karena guru tidak
perlu menyampaikan materi terlalu banyak karena dibantu komputer dan ditayangkan
lewat LCD sehingga dapat ditangkap oleh siswa lebih jelas (Prasetya.,Priatmoko, dan
Miftakhudin, 2008). Tambunan dan Sianturi (2012) telah meneliti tentang
“Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Kimia Siswa Kelas X SMA “. Dari hasil penelitiannya, hasil belajar kimia
siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis
komputer lebih tinggi dibandingkan dengan pengajaran tanpa menggunakan
pengajaran berbasis computer yaitu media konvensional pada Pokok Bahasan
Elektrolit dan Non Elektrolit. Hasil ini menunjukkan bahwa menggunakan media
komputer merupakan alat yang efektif juga untuk meningkatkan pemahaman konsep
serta memunculkan minat dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran Problem Based Learning dengan media komputer dapat
dijadikan salah satu

alternatif dalam memperbaiki proses pembelajaran.

Pembelajaran ini dipilih karena dari hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa
interaksi memiliki berbagai pengaruh positif terhadap perkembangan pengetahuan
dan karakter peserta didik. Dimana pada pembelajaran ini menuntut peserta didik
untuk kreatif, bekerjasama dan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab peserta
didik atas apa yang dipelajari dengan cara yang menyenangkan.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Dengan Media
Komputer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kreativitas Siswa SMA Kelas XI
IPA Pada Pokok Bahasan Hidrolisis Garam”.

6

1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka masalah yang
teridentifikasi adalah sebagai berikut :
1. Pendidikan belum berjalan seimbang dengan

pengaruh global yaitu

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya.
2. Kurangnya penggunan media dan strategi dalam pembelajaran kimia.
3. Penggunaan model pembelajaran yang tidak bervariasi dan cenderung
menggunakan metode konvesional.
4. Siswa masih menganggap pelajaran kimia merupakan mata pelajaran yang
sulit, tidak menarik dan membosankan
5. Kreativitas siswa yang kurang dalam belajar kimia, dimana proses belajar
kimia umunya konvensional serta tidak menggunakan media dan model
pembelajaran yang bervariasi dan menarik.
1.3.Batasan Masalah
Untuk memfokuskan permasalahan, maka identifikasi masalah yang diteliti
dibatasi pada:
1. Pembelajaran dilakukan dengan

model Problem Based Learning (PBL)

bermediakan komputer untuk meningkatkan hasil belajar.
2. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Swasta Negeri 1
Simanindo pada semester genap T.A 2015/2016.
3. Media pembelajaran yang digunakan adalah media komputer.
4. Karakter yang diamati yaitu kreativitas siswa.
5. Materi pembelajaran adalah Hidrolisis Garam.

7

1.4.Rumusan Masalah
Untuk memberikan arahan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
penelitian maka dibuat perumusan masalah yaitu :
1. Apakah hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model Problem
Based Learning bermediakan komputer lebih tinggi daripada hasil belajar
siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung (Direct
Instruction) pada pokok bahasan Hidrolisis Garam?
2. Apakah kreativitas siswa yang dibelajarkan dengan model Problem Based
Learning bermediakan komputer lebih tinggi daripada kreativitas siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) pada
pokok bahasan Hidrolisis Garam?
3. Apakah ada korelasi yang positif antara kreativitas siswa dengan hasil belajar
kimia siswa yang dibelajarkan dengan model Problem Based Learning
bermediakan komputer pada pokok bahasan Hidrolisis Garam ?
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model
Problem Based Learning bermediakan komputer
2. Mengetahui hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran langsung (Direct Instruction).
3. Mengetahui kreativitas siswa yang dibelajarkan dengan model Problem Based
Learning bermediakan komputer
4. Mengetahui kreativitas siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
langsung (Direct Instruction).
5. Mengetahui apakah hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan

dengan

model Problem Based Learning bermediakan komputer lebih tinggi daripada

8

hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
langsung (Direct Instruction) pada pokok bahasan Hidrolisis Garam
6. Mengetahui apakah kreativitas siswa yang dibelajarkan dengan model
Problem Based Learning bermediakan komputer lebih tinggi daripada
kreativitas siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung
(Direct Instruction) pada pokok bahasan Hidrolisis Garam
7. Mengetahui korelasi antara kreativitas siswa dengan hasil belajar kimia siswa
yang dibelajarkan dengan model Problem Based Learning bermediakan
komputer pada pokok bahasan Hidrolisis Garam.
1.5.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
peneliti dalam mengatasi masalah hasil belajar.
2.

Bagi siswa, model Problem Based Learning (PBL) bermediakan komputer
dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan
kimia di dalam kehidupan.

3. Bagi guru, model Problem Based Learning (PBL) bermediakan komputer
dapat dijadikan sebagai model pembelajaran alternatif dalam mengajarkan
Hidrolisis Garam

1.6.Defenisi Operasional.
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dalam memahami suatu variabel
yang ada dalam penelitian ini, maka perlu diberikan defenisi operasional untuk
mengklarifikasi hal tersebut. Adapun defenisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) adalah suatu model
pembelajaran terdiri dari lima langkah utama yaitu: orientasi siswa pada
masalah, pengorganisasian siswa untuk belajar, penyelidikan individu maupun

9

kelompok, pengembangan dan penyajian hasil, serta kegiatan analisis dan
evaluasi. PBL tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengar, mencatat,
kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui PBL siswa aktif
berpikir, berkomunikasi mencari dan mengolah data, dan akhirnya
menyimpulkan Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan
masalah. PBL menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses
pembelajaran. Artinya, tanpa ada masalah tidak mungkin ada proses
pembelajaran (Suyanti, 2010).
2. Model pengajaran langsung adalah suatu pendekatan mengajar yang
dirancang khususnya untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan
dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural yang struktur
dengan baik yang diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah
demi selangkah (Trianto, 2013)
3. Media komputer adalah media yang digunakan untuk menyampaikan
informasi serta memberikan kesempatan kepada orang yang sedang belajar
untuk membuat hubungan antara pemikiran dan pelaksanaan yang terjadi di
dalam pengajaran (Situmorang dan Situmorang,2009).
4. Hasil belajar dalam penelitian ini merupakan pengetahuan (kognitif) yakni
pengetahuan siswa tentang materi hidrolisis garam yang dapat diidentifikasi
menggunakan hasil belajar berupa soal pilihan ganda.
5. Kreativitas merupakan suatu cara berpikir divergen, keterampilan mental yang
senantiasa memperluas pemikiran, memupuk ide-ide asli untuk menghasilkan
suatu pemikiran yang berbeda dan merupakan hal yang baru. Menurut
Guildford kreativitas siswa dinilai berdasarkan aspek kelancaran, kelenturan,
orisinalitas dan berpikir merinci (Munandar,2009).

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan penelitian, analisis data dan pengujian hipotesis
maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Rata-rata nilai hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model
Problem Based Learning (PBL) bermediakan komputer sebesar 82,66
2. Rata-rata nilai hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran langsung (Direct Instruction) sebesar 74,27
3. Rata-rata nilai kreativitas siswa yang dibelajarkan dengan model Problem
Based Learning (PBL) bermediakan komputer sebesar 63.03
4. Rata-rata nilai kreativitas siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran langsung (Direct Instruction) sebesar 57.75
5. Hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan Problem Based
Learning (PBL) bermediakan komputer lebih tinggi daripada hasil belajar
kimia siswa siswa yang dibelajarkan dengan pengajaran langsung (Direct
Instruction)
6. Kreativitas siswa yang dibelajarkan dengan model Problem Based
Learning (PBL) bermediakan komputer lebih tinggi daripada kreativitas
siswa yang dibelajarkan dengan pengajaran langsung (Direct Instruction)
7. Ada korelasi positif antara kreativitas siswa dengan peningkatan hasil
belajar siswa yang dibelajarkan dengan model Problem Based Learning
(PBL) bermediakan komputer sebesar 0,449. Kontribusi kreativitas belajar
siswa terhadap peningkatan hasil belajar kimia siswa sebesar 20,16 %.

57

58

5.2.Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan
beberapa saran, sebagai berikut :
1. Guru dalam menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dapat di
kombinasikan

dengan

media

pembelajaran

lainnya

yang

dapat

meningkatkan hasil belajar dan kreativitas siswa secara maksimal
2. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya menganalisis karakter lainnya yang
ditunjang oleh model Problem Based Learning (PBL) dengan materi
kimia.

DAFTAR PUSTAKA
Agung,I., (2010), Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Bagi Guru, Bestari
Buana Murni, Jakarta.
Akinoglu, O.,Ozkardes,R., (2007), The Effects of Problem Based Active Learning
in Science Education on Student’s Academic Achievment, Attitude, and
Concept Learning, Educational Journal, 3(1):71-81.
Ariyanti,P.,Martini,K.S., Agustina.,W., (2015), Penerapan Problem Based
Learning (PBL) Dengan Penilaian Portofolio Untuk Meningkatkan
Keaktifan Dan Prestasi Belajar Pada Materi Stoikiometri Di SMA N 2
Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia, 4(3) :1-9
Arsyad, A., (2009), Media Pembelajaran, PT Rajagrafindo, Jakarta.
Asrori,M., (2007), Psikologi Pembelajaran, CV Wacana Prima, Bandung.
Atsnan, M.F., (2013), Penerapan Pendekatan Scientifik dalam Pembelajaran
Matematika SMP Kelas VII Materi Bilangan (Pecahan), Prosiding
http://eprints.uny.ac.id/10777/1/p%2054.pdf .
Aunurrahman, (2009), Belajar dan Pembelajaran,Alpabeta, Bandung
Dewi, R.S., Haryono., Utomo,S.B.,(2013), Upaya Peningkatan Interaksi Sosial
dan Prestasi Belajar Siswa dengan Problem Based Learning pada
Pembelajaran Kimia Pokok Bahasan Sistem Koloid di SMA N 5 Surakarta
Tahun Pelajaran2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia 2(1):15-20.
Hamdani, (2010), Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung.
Ibrahim, R.,S, Syaodih N., (2010), Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta,
Jakarta.
Mellyzar., Silaban, R.,Muchtar,Z.,(2013). Efektivitas Model Pembelajaran Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Dan Kreativitas Siswa Pada Pelajaran Kimia
Di Sekolah Menengah Atas, Jurnal Pendidikan Kimia Program
Pascasarjana UNIMED 5(5)
Munandar, U., (2009), Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Rineka Cipta,
Jakarta.

59

60

Nurhayati,L.,Martini,K.S.,Redjeki,T.,(2013), Peningkatan Kreativitas dan Prestasi
Belajar pada Materi Minyak Bumi melalui Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dengan Media Crossword,Jurnal
Pendidikan Kimia (JPK),2(4) : 151-158
Prasetya,A.T.,Priatmok,S.,Miftakhudin,(2008), Pengaruh Penggunaan Media
Pembelajaran Berbasis Komputer Dengan Pendekatan Chemo-Edutainment
Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 2(2)
:287-293
Prastowo, A., (2014), Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Kharisma Putra
Utama, Jakarta.
Pratiwi, Y., Redjeki,T., Masykur, M., (2014), Pelaksanaan Model Pembelajaran
ProblemBased Learning (PBL) Pada Materi Redoks Kelas X SMA Negeri
5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK),
3(3): 40-48
Purba,M.,(2007), KIMIA 2 Untuk SMA Kelas XI, Erlangga, Jakarta
Ruhimat,T .,dkk. (2011). Kurikulum dan pembelajaran. Rajawali Pers, Jakarta
Rusman, (2012). Model-Model Pembelajaran. Rajawali Press, Jakarta.
Sadiman, A, dkk., (2008). Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya, Raja Grafindo Persada,Jakarta.
Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Pernada Media, Jakarta.
Shoimin, A., (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, A
Ruzz Media, Yogyakarta.
Silaban,R., Napitupulu, M.A., (2012), Pengaruh Media Mind Mapping Terhadap
Kreativitas Dan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Pada Pembelajaran
Menggunakan Advance Organizer, Jurnal Pendidikan Kimia
Silitonga, P.M., (2011), STATISTIK:
Penelitian,UNIMED, Medan.

Teori

dan

Aplikasi

dalam

Silitonga, P.M., (2013), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA UNIMED,
Medan.

61

Situmorang,H., Situmorang,M.,(2009), Keefektifan Media Komputer Dalam
Meningkatkan Penguasaan Kimia Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Pada
Pengajaran Materi dan Perubahannya, Jurnal Pendidikan Matematika dan
Sains, 4(1) : 45-51
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor Mempengaruhinya, Rineka Cipta,
Jakarta.
Sudarman, (2009), Problem Based Learning : Suatu Model Pembelajaran untuk
Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah,
Jurnal Pendidikan Inovatif, 2(2) :68-73
Sudjana, (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja
Rosdakarya Offset, Bandung.
Sulaiman, F., (2013), Students’ Reflections: A Case Study on Problem-Based
Learning Approach in Malaysia, Scottish Journal of Arts, Social Sciences
and Scientific Studies, 11(1) : 37-48.
Sunarya,Y., Setiabudi, A., (2009), Mudah dan Aktif Belajar Kimia, PT.Setia Purna
Inves, Jakarta.
Sutresna,N., (2007), Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI SMA/MA, Grafindo
Media Pratama, Jakarta.
Suyanti, R.D., (2010), StrategiPembelajaran
Pascasarjana Unimed, Medan.

Kimia,

Penerbit

Program

Tambunan, M dan Sianturi, J., (2012). Penerapan Media Pembelajaran Berbasis
Komputer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia siswa Kelas X
SMA,Jurnal Pendidikan Kimia, 4(2) : 19-24.
Tarigan,S.,(2014), Pengantar Metode dan Strategi Belajar Mengajar Ilmu Kimia,
FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan
Tosun, C., Senocak, E., (2013), The Effects of Problem-Based Learning on
Metacognitive Awareness and Attitudes toward Chemistry of Prospective
Teachers with Different Academic Backgrounds, Australian Journal of
Teacher Education, 38(3) : 60-73.
Trianto,
(2007),
Model-model
Pembelajaran
Konstruktivistik, Prestasi Pustaka , Jakarta.

Inovatif

Berorientasi

Trianto, (2013), Model Pembelajaran Terpadu, PT Bumi Aksara, Jakarta.

62

Trianto, (2013), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana
Prenada Media Grup, Jakarta.
Wasonowati,R.R.T.,Redjeki,T.,Ariani.,S.R.D., (2014), Penerapan Model Problem
Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Hukum - Hukum Dasar Kimia
Ditinjau Dari Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X Ipa SMA Negeri 2
Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) ,3(3)
: 66-75.