PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA SWASTA TELADAN CINTA DAMAI.

PENGEMBAI\GAIT PERANGKAT PEMBELAJARAN MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW T]NTUK
MEI\INGKATKAI\ PENALARAN MATEMATIKA
SISWA KELAS X SMA SWASTA
TELADAN CINTA DAMAI
Disusun dan Diajukan Oleh

DONI FERIJON
llIM:8106171041
Telah Dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis
Pada Tanggal 03 Maret 2016 dan Dinyatakan Telah Memenuhi
Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Medan, Maret

2016

Menyetujui:
Tim Pembimbing

Pembimbing

II

--@a
Prti'f. Dr. Edi Svahputra. M.Pd
ItrP.19570121 1989031001

Prof. Dr. Parsaulan Siasian. M.Pd
rrrP. I 954 1019 I 9801 I 100 I

Mengetahui:
Ketua Program Studi

i'of. Dr. Edi Svahnutra. M.Pd
ftIP.19570121 198903100r

101991021001

LEMBAR PENGESAIIAN TESIS


PENGNMBAI\IGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN Mf,LALIJI MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW I]NTUK

MENINGKATKAIT PENALARAN MATEMATIKA
SISWA KELAS X SMA SWASTA

TELADAi\ CINTA DAMAI

TESIS

Disusun dan Diajukan Oleh

DONI FERIJON
IIIIM:8106171041
Menyetujui:
Tim Pembimbing

Pembimbing


I

Ylry*-

Pembimbing

II

Anry*

Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd
rlrP.19s70t2r. 198903r.001

Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd
NIP.1954101919801

Mengetahui:
Ketua Program Studi Pendidikan Matematika


,+62'AProf" Dr. Edi Syahputra, M.Pd
hnP.19570U11989031001

1

1001

LEMBAR PERSETUJUAI\ TESIS
NIM

: Doni Ferijon
:8106171041

Judul Tesis

:

Nama

Pengernbangan Perangkat Pembelajaran Melalui


Pembelajaran Kooperatif

Tipe Jigsaw untuk

Penalaran Matematika Siswa Kelas

Damai
Hari/Tanggal

: Kamisl03 Maret 2016

Tanda Tangan

1. Prof. Dr. Edi Svahnutra. M.Pd
l\tIP.19s70l21 1989031001

2. Prof.

Dr. Pareaulan SiasianlvLPd


NIP. 1 954101

91 9801

I r 001

Prof. Dr- BornokSinasa. M.Pd
NrP. 196509 101 99r02 1001

Dr. Edv Surva. M.Si
NIP.19671019199031003

Drs. Zul Amrv M.Si,. Ph.I)
r[IP. 1 9600707 t987 o8fiOz

Meningkatkan

X Sma Swasta Teladan Cinta


PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAI{ PLAGIAT
DAI\ MEMALSUKAI\ DATA
Saya yang bertanda tangan di bawah

Nama

Doni Ferijon

NIM

8106171041

ini:

Program Studi Pendidikan Matematika
Judul Tesis

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Melalui Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan

Penalaran Matematika Siswa Kelas

X SMA

Swasta

Teladan CintaDamai

Dengan ini menyatakan bahwa:

l.

Benar tesis saya adalah karya saya sendiri, bukan dikerjakan orang lain

2. Saya tidak melalcukan plagiat dalam penulisan tesis saya
3. Saya tidak ada merubah atau memalsukan data penelitian saya
Jika temyata di kemudian hari terbukti saya melakukan salah satu hal di atas,
maka saya bersedia dikenai sanksi yang berlaku berupa pencopotan gelar saya.

Demikian penyataan ini saya buat dengan sebenarnya


Medan, 13 Februari 2016
-- Saya
METERAI N-n./

rHmrHl

yang membuat penyataan

wn

..--/

:::""rii::"'ffi:lrfu)-t

Mww^ffi

Doni Ferijon

ABSTRACT


Doni Ferijon : Development Learning Tool Through Model Cooperative
Learning Jigsaw To Improve Math Reasoning Students of Class X SMA
Teladan Cinta Damai. Thesis. Medan: Study Program of Matematics Education,
Postgraduate, Universitas Negeri Medan, 2016

This study aims to generate a Learning Tool through Jigsaw Cooperative
Learning Model. Forms of research is descriptive research. This type of research,
including research and development (R&D) with development Thiagarajan’s
model or models Four-D. Subjects were students of Class X SMA and Math
teacher in SMA Swasta Teladan Cinta Damai. The validator in this study consisted
of three people lecturer of Mathematics University of Medan and 1 person of
Teachers of Mathematics. Results obtained by analysis, validation RPP average is
4.55; means valid and does not need revision, average validation Learning
Modules is 4.5; means valid and does not need revision, and the average
validation LKS is 4.46; means valid and does not need revision. Learning devices
have been developed and then tested. The trial is limited to students using 2
classes, experimental and control classes. Against the given experimental class
learning tools that have been developed, whereas the control group without the
use of learning tools that have been developed. Based on the observation of the

teacher's activities showed that the average 4.67; means the use of highly effective
learning tools and observation of students' activity showed that the average 4.375;
means the use of highly effective learning tool. Based on test results obtained by
an increase in student learning mathematical reasoning skills students
experimental class by 43.89%, whereas the increase of control class by 10.54%.
Keyword:

Learning Tool, Cooperative Learning Models, Jigsaw, four-D,
Research and Development (R&D), Math Reasoning

ABSTRAK

Doni Ferijon: Pengembangan Perangkat Pembelajaran Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Penalaran
Matematika Siswa Kelas X SMA Swasta Teladan Cinta Damai. Tesis. Medan:
Program Studi Pendidikan Matematika, Pascasarjana Universitas Negeri Medan,
2016.

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan Perangkat Pembelajaran
melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Bentuk penelitian yang
dilakukan adalah penelitian deskriptif. Jenis penelitian termasuk penelitian dan
pengembangan (research and development) menggunakan model pengembangan
Thiagarajan atau model Four-D. Subjek penelitian adalah siswa Kelas X SMA
dan Guru Matematika di SMA Swasta Teladan Cinta Damai. Adapun validator
pada penelitian ini terdiri dari 3 orang dosen Matematika Universitas Negeri
Medan dan 1 orang Guru Matematika. Hasil analisis diperoleh, rata-rata validasi
RPP adalah 4,55; artinya sangat valid dan tidak perlu revisi, rata-rata validasi
Modul Belajar adalah 4,5; artinya sangat valid dan tidak perlu revisi, dan rata-rata
validasi LKS adalah 4,46; artinya sangat valid dan tidak perlu revisi. Perangkat
Pembelajaran yang telah dikembangkan kemudian diuji coba. Uji coba terbatas
terhadap siswa menggunakan 2 kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Terhadap kelas eksperimen diberikan perangkat pembelajaran yang telah
dikembangkan, sedangkan kelas kontrol tanpa menggunakan perangkat
pembelajaran yang telah dikembangkan. Berdasarkan pengamatan terhadap
aktivitas guru diperoleh bahwa rata-rata 4,67; artinya penggunaan perangkat
pembelajaran sangat efektif dan pengamatan terhadap aktivitas siswa diperoleh
bahwa rata-rata 4,375; artinya penggunaan perangkat pembelajaran sangat efektif.
Berdasarkan hasil tes belajar siswa diperoleh peningkatan kemampuan penalaran
matematika siswa kelas eksperimen sebesar 43,89%, sedangkan peningkatan
kemampuan penalaran matematika siswa kelas kontrol sebesar 10,54%.
Kata Kunci: perangkat pembelajaran, model pembelajaran kooperatif, tipe
jigsaw, four-D, penelitian dan pengembangan (R&D), penalaran
matematika

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI

................................................................................... iii

DAFTAR TABEL

................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vii

BAB I

PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
1.2. Identifikasi Masalah .................................................................. 12
1.3. Batasan Masalah ........................................................................ 13
1.4. Rumusan Masalah ..................................................................... 14
1.5. Tujuan Penelitian ....................................................................... 14
1.6. Manfaat Penelitian .................................................................... 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 16
2.1. KerangkaTeoritis ....................................................................... 16
2.2. Perangkat Pembelajaran ............................................................ 16
2.3. Kualitas Perangkat Pembelajaran .............................................. 26
2.4. Hakikat Pembelajaran Tipe Jigsaw ........................................... 31
2.4.1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif ...................... 31
2.4.1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ................ 41
2.5. Model Pengembangan Sistem Instruksional ............................. 47
2.6. Kemampuan Penalaran Matematika ......................................... 54
2.6.1. Penalaran dan Kemampuan Menalar .............................. 54

iii

2.6.2. Kemampuan Penalaran Matematika ............................... 55
2.7. Efektivitas Pembelajaran ........................................................... 59
2.7.1. Pengertian Efektivitas ..................................................... 59
2.7.2. Ciri-ciri Efektivitas Pembelajaran ................................... 59
2.7.3. Kriteria Efektivitas Pembelajaran ................................... 60
2.7.4. Faktor yang mempengaruhi Efektivitas Pembelajaran ... 61
2.8. Penelitian yang relevan ............................................................. 66
2.9. Kerangka konseptual ................................................................. 66

BAB III METODE PENELITIAN

....................................................... 68

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 68
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................ 68
3.3. Jenis Penelitian .......................................................................... 68
3.4. Prosedur Penelitian .................................................................... 69
3.5. Instrumen Penelitian ................................................................ 70
3.6. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 71
3.7. Teknik Analisis Data ................................................................. 72

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 78
4.1. Model Pengembangan 4D ....................................................... 78
4.2. Hasil Penelitian .......................................................................... 87
4.3. Pembahasan ............................................................................... 97
4.3.1. Aktivitas Guru dan Siswa ............................................... 99
4.3.2. Hasil Belajar Siswa ...................................................... 101
4.3.3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa (Gain) ........................ 104
4.3.4. Skala Sikap Siswa terhadap pembelajaran ..................... 107
4.3.5. Tanggapan Guru dan Siswa terhadap perangkat
Pembelajaran yang dikembangkan .................................. 109
4.3.6. Kemampuan Penalaran Matematika ............................... 112

iv

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 122
5.1. Kesimpulan ................................................................................ 122
5.2. Saran .......................................................................................... 123

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 124
LAMPIRAN ..................................................................................................... 128

v

DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif ................................................ 38
Tabel 2.2. Pedoman pemberian skor Perkembanga Individu ......................

46

Tabel 2.3. Tingkat Penghargaan Kelompok ................................................

46

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian .................................................................

70

Tabel 3.2. Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-rata .................................

73

Tabel 3.3. Kriteria Efektifitas Analisis Nilai Rata-rata ............................... 73
Tabel 4.1. Analisis Kurikulum KTSP Sistem Persamaan Linier ................. 81
Tabel 4.2. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ...................................... 90
Tabel 4.3. Validitas Butir Soal Penalaran Matematika SPLDV .................. 90
Tabel 4.4. Validitas Butir Soal Penalaran Matematika SPLTV ................... 91
Tabel 4.5. Klasifikasi Derajat Realibilitas .................................................... 91
Tabel 4.6. Intepretasi Daya pembeda ........................................................... 92
Tabel 4.7. Daya Pembeda Butir Soal SPLDV ............................................. 92
Tabel 4.8. Daya Pembeda Butir Soal SPLTV .............................................. 93
Tabel 4.9. Indeks kesukaran Butir soal ........................................................ 93
Tabel 4.10. Tingkat Kesukaran Butir soal SPLDV ........................................ 93
Tabel 4.11. Tingkat Kesukaran Butir soal SPLTV ........................................ 93
Tabel 4.12. Aktivitas Guru dalam Pembelajaran

........................................ 99

Tabel 4.13. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran .......................................... 100
Tabel 4.14. Hasil Belajar Siswa pada materi SPLDV .................................... 102
Tabel 4.15. Hasil Belajar Siswa pada materi SPLTV .................................... 103
Tabel 4.16. Skala Sikap dan Minat Siswa Terhadap Pembelajaran ............... 108

DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 2.1. Belajar untuk mengajar, Learning to teach ........................... 35
Gambar 2.2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif .......................................... 38
Gambar 2.3. Ilustrasi Hubugan antara Home team dan Expert Team ........ 42
Gambar 2.4. Ilustrasi Pembagian Kelompok Jigsaw ................................. 43
Gambar 2.5. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Thiagarajan 53
Gambar 4.1.

Hasil Validasi RPP ................................................................ 87

Gambar 4.2.

Hasil Validasi Modul Belajar ............................................... 88

Gambar 4.3.

Hasil Validasi LKS ............................................................... 89

Gambar 4.4. Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa ...... 106
Gambar 4.5. Peningkatan Hasil Belajar Siswa .......................................... 107
Gambar 4.6. Pendapat Guru terhadap Perangkat Pembelajaran ................ 110
Gambar 4.7. Pendapat Siswa terhadap Bahan Ajar (Modul dan LKS) ...... 111
Gambar 4.8. Alternatif penyelesaian siswa pada kolom jawaban
Evaluasi I (butir soal 1 dan 2) ............................................... 115
Gambar 4.9. Alternatif penyelesaian siswa pada kolom jawaban
Evaluasi I (butir soal 3, 4 dan 5) ........................................... 116
Gambar 4.10. Alternatif penyelesaian siswa pada kolom jawaban
Evaluasi II (butir soal 1, 2 dan 3) .......................................... 117
Gambar 4.11. Alternatif penyelesaian siswa pada kolom jawaban
Evaluasi III (butir soal 1 dan 2) ............................................. 118
Gambar 4.12. Alternatif penyelesaian siswa pada kolom jawaban
Evaluasi III (butir soal 6, 7 dan 8) ......................................... 119
Gambar 4.13. Alternatif penyelesaian siswa pada kolom jawaban
Evaluasi III (butir soal 15) ..................................................... 120
Gambar 4.14. Alternatif penyelesaian siswa pada kolom jawaban
Evaluasi III (butir soal 18 dan 19) ......................................... 121

1

BABBI
PENDAHULUAN

1.1. LatarBBelakangBMasalah
Masalah pendidikan senantiasa menjadi topik perbincangan yang menarik
di kalangan masyarakat luas, lebih lagi bagi insan pendidikan. Pendidikan
merupakan sarana dan alat yang tepat dalam membentuk masyarakat dan bangsa
yang dicita-citakan, yaitu masyarakat yang berbudaya dan dapat menyelesaikan
masalah kehidupan yang dihadapinya, sebagai sarana yang efektif dalam usaha
melestarikan nilai-nilai hidup. Salah satu pendidikan yang dapat dilakukan adalah
pendidikan di sekolah mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah hingga
pendidikan tinggi dengan segala aspeknya kurikulum, metode, pendekatan,
strategi dan model yang sesuai, fasilitas yang memadai dan sumber daya manusia
yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang
direncanakan.
Pendidikan di Indonesia masih memiliki beberapa kendala yang berkaitan
dengan mutu pendidikan. Di dunia Internasional, kualitas Pendidikan Indonesia
berada pada peringkat ke 64 dari 120 negara di seluruh dunia berdasarkan laporan
tahunan UNESCO Educdtuon For All Globdl Monutorung Report 2012. Dalam
laporan terbaru Program Pembangunan PBB tahun 2013, Indonesia menempati
posisi 121 dari 185 negara dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan
angka 0,629; dengan angka tersebut Indonesia tertinggal dari dua negara tetangga
ASEAN yaitu Malaysia (peringkat 64) dan Singapura (peringkat 18).

1

2

Permasalahan pendidikan tersebut harus diselesaikan karena kepemilikan atas
pengetahuan adalah kunci seseorang mencapai kesejahteraan (Baswedan, USAID
2013).
Pada Kurikukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan kurikulum
2013, Standar Kompetensi Lulusan (SKL) telah ditetapkan oleh pemerintah. SKL
merupakan kriteria kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Namun bagaimana untuk mencapainya dan apa
perangkat pembelajaran yang digunakan diserahkan sepenuhnya kepada para
pendidik sebagai tenaga profesional. Dalam pelaksananaan pembelajaran,
perangkat pembelajaran sangat berperan penting. Seperti yang diungkapkan oleh
Suparno (Frisnoiry, 2013:14) :
Sebelum guru mengajar (tahap persiapan) seorang guru diharapkan
mempersiapkan bahan yang mau diajarkan, mempersiapkan alat
peraga/praktikum yang akan digunakan, mempersiapkan pertanyaan dan
arahan untuk memancing siswa lebih aktif belajar, mempelajari keadaan
siswa, mengerti kelemahan dan kelebihan siswa, serta mempelajari
pengetahuan awal siswa, kesemuaan ini akan terurai pelaksanaannya di
dalam perangkat pembelajaran.

Kurikulum tidak akan berhasil secara optimal tanpa individualisasi dan
personalisasi. Mendasar pada penjelasan di atas maka sangat jelas bahwa mutu
pendidikan sangat perlu diperhatikan atau ditingkatkan, salah satu caranya dengan
membuat/menyusun serta mengembangkan perangkat pembelajaran karena
perangkat pembelajaran merupakan bagian dari proses pembelajaran. Sehingga
dari penjelasan tersebut di atas terlihat pentingnya perangkat pembelajaran dibuat
dalam proses pembelajaran.

2

3

Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa perangkat pembelajaran
begitu penting bagi seorang guru : (1) Perangkat pembelajaran sebagai panduan,
yaitu perangkat pembelajaran benar-benar memberi arah bagi seorang guru. Hal
ini penting mengingat proses pembelajaran adalah sesuatu yang sistematis dan
terpola. Tak sedikit guru yang hilang arah atau bingung ditengah-tengah proses
pembelajaran hanya karena tidak memiliki perangkat pembelajaran. Perangkat
pembelajaran memberi panduan apa yang harus dilakukan seorang guru di dalam
kelas. Memberi panduan dalam mengembangkan teknik mengajar dan memberi
panduan untuk merancang perangkat yang lebih baik, (2) Perangkat pembelajaran
sebagai tolak ukur, yaitu seorang guru yang profesional tentu mengevaluasi setiap
hasil mengajarnya, begitu pula dengan perangkat pembelajaran. Guru dapat
mengevaluasi dirinya sendiri sejauh mana perangkat pembelajaran yang telah
dirancang teraplikasi di dalam kelas. Hal ini penting untuk terus meningkatkan
profesionalime seorang guru. hal ini bisa dimulai dengan membandingkan dari
berbagai aktivitas di kelas, strategi, metode atau bahkan langkah pembelajaran
dengan data yang ada diperangkat pembelajaran, (3) Perangkat pembelajaran
sebagai peningkatan profesionalisme, yaitu profesionalisme seorang guru dapat
ditingkatkan dengan perangkat pembelajaran artinya perangkat pembelajaran tidak
hanya sebagai kelengkapan administrasi saja, tetapi lebih sebagai media
peningkatan profesionalisme, seorang guru harus benar-benar menggunakan dan
mengembangkan perangkat pembelajarannya. Memperbaiki segala yang terkait
dengan proses pembelajaran lewat perangkatnya. Jika tidak, maka kemampuan
sang guru mungkin menurun, (4) Mempermudah, yaitu memiliki perangkat

3

4

pembelajaran sangat mempermudah seorang guru dalam membantu proses
fasilitasi pembelajaran dengan perangkat pembelajaran, seorang guru bisa dengan
mudah menyampaikan materi hanya dengan melihat perangkatnya tanpa harus
banyak berpikir dan mengingat.
Masih banyak alasan kenapa perangkat pembelajaran begitu penting bagi
seorang guru. Semangat seorang guru dalam mengajar ternyata banyak ditentukan
oleh pengaruh perangkatnya. Layaknya sebuah senjata tentu saja antara semangat
pemiliknya dan kehebatan senjatanya merupakan satu kesatuan yang utuh dan tak
dapat dipisahkan untuk mencapai kemenangan.
Perangkat pembelajaran merupakan sekumpulan sumber belajar yang
disusun sedemikian rupa dimana siswa dan guru melakukan kegiatan
pembelajaran. Perangkat pembelajaran meliputi silabus, RPP, bahan ajar, modul
praktikum, lembar kerja siswa, media pembelajaran, tes untuk mengukur hasil
belajar dan sebagainya. Jadi dalam hal ini, pentingnya pengembangan bahan ajar
sama pentingnya dalam pengembangan perangkat pembelajaran karena bahan ajar
adalah bagian dari perangkat pembelajaran sehingga guru dituntut untuk
mempunyai kemampuan mengembangkan perangkat pembelajaran sendiri.
Pentingnya pengembangan perangkat pembelajaran, alasannya antara lain
karena ketersediaan bahan sesuai tuntutan kurikulum, karakteristik sasaran, dan
tuntutan pemecahan masalah belajar (Depdiknas, 2008:8). Pengembangan
perangkat pembelajaran harus memperhatikan tuntutan kurikulum, artinya
perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan harus sesuai dengan kurikulum.

4

5

Tujuan diadakannya pengembangan perangkat pembelajaran ialah untuk
menghasilkan sebuah produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada
yang dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu bertujuan untuk menghasilkan
perangkat pembelajaran yang mampu memecahkan masalah pembelajaran di
kelas. Dimana produk tersebut disempurnakan karena dianggap kurang tepat
dalam menjalankan fungsinya dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Terutama dalam meningkatkan kemampuan matematik siswa,
khususnya dalam meningkatkan kemampuan penalaran matematik siswa.
Kemampuan yang harus dicapai dalam pembelajaran matematika yaitu
meliputi:
1. Kemampuan pemecahan masalah
2. Kemampuan komunikasi
3. Kemampuan koneksi
4. Kemampuan penalaran
5. Kemampuan refresentasi
Salah satu kemampuan matematika tersebut adalah penalaran. Penalaran
merupakan salah satu kompetensi dasar matematik disamping pemahaman,
komunikasi dan pemecahan masalah. Penalaran juga merupakan proses mental
dalam mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip. Penalaran adalah
proses berfikir yang dilakukan dengan satu cara untuk menarik kesimpulan.
Kesimpulan yang bersifat umum dapat ditarik dari kasus-kasus yang bersifat
individual. Tetapi dapat pula sebaliknya, dari hal yang bersifat individual menjadi
kasus yang bersifat umum. Bernalar adalah melakukan percobaan di dalam pikiran

5

6

dengan hasil pada setiap langkah dalam untaian percobaan itu telah diketahui oleh
penalar dari pengalaman tersebut. Defenisi penalaran lain sebagai proses
pencapaian kesimpulan logis berdasarkan fakta dan sumber yang relevan. Ciri-ciri
penalaran adalah (1) adanya suatu pola pikir yang disebut logika. Dalam hal ini
dapat dikatakan bahwa kegiatan penalaran merupakan suatu proses berpikir logis.
Berpikir logis ini diartikan sebagai berpikir menurut suatu pola tertentu atau
menurut logika tertentu; (2) proses berpikirnya bersifat analitik. Penalaran
merupakan suatu kegiatan yang mengandalkan diri pada suatu analitik, dalam
kerangka berpikir yang dipergunakan untuk analitik tersebut adalah logika
penalaran yang bersangkutan.
Kemampuan penalaran meliputi: (1) penalaran umum yang berhubungan
dengan kemampuan untuk menemukan penyelesaian atau pemecahan masalah; (2)
kemampuan yang berhubungan dengan penarikan kesimpulan, seperti pada
silogisme, dan berhubungan dengan kemampuan menilai implikasi dari suatu
argumentasi; dan (3) kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan, tidak hanya
hubungan antara benda-benda tetapi juga hubungan antara ide-ide, dan kemudian
mempergunakan hubungan itu untuk memperoleh benda-benda atau ide-ide lain.
Dilihat dari prosesnya penalaran terdiri atas penalaran deduktif dan penalaran
induktif. Penalaran deduktif adalah proses penalaran yang konklusinya diturunkan
secara mutlak menurut premis-premisnya. Sedangkan penalaran induktif adalah
proses penalaran dalam memperoleh kesimpulan umum yang didasarkan pada
data empiris. Penalaran deduktif diantaranya meliputi: modus ponens, modus

6

7

tollens dan silogisme; sedangkan penalaran induktif diantaranya meliputi: analogi,
generalisasi, dan hubungan kausal.
Disamping itu penalaran juga merupakan karakteristik dari matematika,
karena menurut Depdiknas (2002:6) bahwa ”Materi matematika dan penalaran
matematika merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu materi
matematika dipahamai melalui penalaran dan penalaran dilatih melalui belajar
materi matematika”. Adapun indikator yang tercakup di dalam kegiatan penalaran
matematika antara lain : (1) menarik kesimpulan logis; (2) menggunakan
penjelasan dengan menggunakan model, fakta, sifat-sifat, dan hubungan; (3)
memperkirakan jawaban dan proses solusi; (4) menggunakan pola dan hubungan;
(5) untuk menganalisis situasi matematika, menarik analogi dan generalisasi; (6)
menyusun dan menguji konjektur; (7) memberikan lawan contoh (counter
example); (8) mengikuti aturan inferensi; (9) memeriksa validitas argument; (10)
menyusun argument yang valid; (11) menyusun pembuktian langsung, tak
langsung dan menggunakan induksi matematika.
Terdapat beberapa model pengembangan sistem instruksional (perangkat
pembelajaran) yaitu antara lain: 1) Model IDI (Instructional Development
Institude), 2) Model PPSI (Program Pengembangan Sistem Instruksional), 3)
Model Dick dan Carey, 4) Model Kemp, 5) Model Thiagarajan, Semmel dan
Sammel. Dari berbagai model pengembangan perangkat pembelajaran peneliti
memilih model kelima yaitu Model Thiagarajan, dengan alasan model
pengembangan perangkat pembelajaran Thiangarajan mempunyai prosedur yang

7

8

lebih jelas dan sistematis dibanding model-model yang lain. Berikut akan
dipaparkan model pengembangan perangkat pembelajaran Thiagarajan.
Perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan dalam penelitian ini
akan diterapkan melalui pembelajaran kooperatif, karena secara teoretik
pembelajaran ini terdapat interaksi kelompok kecil yang mendukung upaya untuk
menumbuh kembangkan kemampuan penalaran matematik siswa. Seperti yang
dinyatakan oleh Yackel, Cobb, dan Wood dalam Subanindro (2012:4) bahwa:
Interaksi kelompok kecil adalah “seen ds one wdy to encourdge the development
of mdthemdtucdl reldtuonshups, redsonung, dnd communucdtuon dnd to otherwuse
engdge students un mednungful mdthemdtucdl dctuvuty”. Artinya, interaksi
kelompok kecil dapat dilihat sebagai satu cara untuk menumbuhkembangkan
kemampuan hubungan/koneksitas, penalaran, dan komunikasi serta mengajak
teman-teman yang lain dalam kegiatan matematika yang bermakna. Menurut
Eggen and Kauchak menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif merupakan
sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara
berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama”.
Dalam Model Pembelajaran Kooperatif siswa berperan ganda yaitu
sebagai siswa ataupun sebagai guru. Johnson dan Johnson, Slavin, dan Sharan
menunjukkan bahwa Model Pembelajaran Kooperatif merupakan strategi
pengajaran efektif dalam meningkatkan prestasi dan sosialisasi siswa sekaligus
turut berkontribusi bagi perbaikan sikap dan persepsi mereka tentang begitu
pentingnya belajar dan bekerja sama, termasuk bagi pemahaman mereka tentang
teman-temannya yang berasal dari latar belakang etnis yang berbeda-beda. Jigsaw

8

9

merupakan tim ahli, dimana jigsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot
Aroson dan teman-teman dari Universitas Texas, dan diadopsi oleh Slavin dan
teman-teman di Universitas Jhon Hopkins. Secara umum dalam belajar kooperatif
tipe jigsaw siswa dikelompokkan oleh secara heterogen dalam kemampuan, siswa
diberi materi yang baru atau pendalaman dari materi sebelumnya untuk dipelajari,
masing-masing anggota kelompok secara acak ditugaskan untuk menjadi ahli pada
suatu aspek tertentu dari materi tersebut, setelah di bahas maka ahli dari kelompok
berbeda berkumpul mendiskusikan topik yang sama dari kelompok yang lain
sampai mereka ahli dikonsep yang mereka pelajari, kemudian mereka kembali ke
kelompok semula untuk mengajarkan topik yang mereka kuasai kepada teman
sekelompoknya. Hal ini didukung oleh teori Vygotsky bahwa: (1) perkembangan
anak berangkat dari bidang sosial menuju bidang individual, (2) Zone of Proxumdl
Development (ZPD) yaitu suatu interval dari perkembangan aktual menuju
perkembangan potensial, (3) adanya pemberian bantuan (scdffoldung), dan (4)
adanya interaksi sosial kultur.
Siswa sendiri diarahkan untuk menemukan dan menjelaskan masalah atau
materi yang akan diselesaikan. Hal ini berbeda dengan proses belajar mengajar
yang biasa dilakukan pada umumnya yaitu dalam pembelajaran siswa tidak
dibagi-bagi dalam bentuk kelompok dan masalah biasanya diselesaikan oleh guru
itu sendiri.
Begitu banyaknya tipe atau jenis kooperatif yang ada, namun peneliti
tertarik mengembangkan perangkat pembelajaran melalui model pembelajaran
koopertif tipe jigsaw, karena menurut penelitian-penelitian yang direview

9

10

Newman dan Thompson menyebutkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih
mengandalkan minat intrinsik siswa dan evaluasi kelompok, dan juga
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berusaha mereduksi bentuk-bentuk negatif
individualisme dan kompetisi, dimana tipe ini dirancang untuk meningkatkan
perilaku kooperatif, memberikan pujian/penghargaan pada kelompok (bukan
individu), dan menuntun siswa untuk merangkul teman-teman satu kelompoknya
yang berasal dari latar belakang sosial yang beragam (khususnya ras, etnik, dan
cacat fisik). Sehingga tipe jigsaw ini sangat sejalan dengan harapan pembelajaran
kooperatif secara umumnya.
Perangkat pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw juga mendukung siswa agar lebih bertanggung jawab, dan menjadikan
siswa memperoleh pengetahuan yang baru dan bermakna. Selain itu juga siswa
tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap
memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya.
Adapun alasan peneliti tertarik memilih mengembangkan perangkat
pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam
meningkatkan kemampuan penalaran matematik siswa. Hal ini didasari pada
pengertian kooperatif itu sendiri bahwa dalam model pembelajaran kooperatif
jigsaw siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan
mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan
berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan
kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat
menyampaikan informasinya kepada kelompok lain. Para siswa yang terlibat di

10

11

dalam diskusi dimana mereka menjustifikasi pemecahan-pemecahan terutama
dihadapan ketidaksepakatan akan memperoleh pemahaman matematis yang lebih
baik saat mereka berusaha meyakinkan teman-teman mereka dari sudut pandang
yag berbeda. Sehingga model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat
meningkatkan kemampuan penalaran matematik siswa.
Selain itu pentingnya pengembangan perangkat pembelajaran melalui
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ialah bahwa ‘siswa bekerja dengan
sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan
untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi’.
Strategi atau model pembelajaran yang mendukung kemampuan penalaran
matematik salah satunya ialah kooperatif tipe jigsaw.
Berbagai masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dibutuhkan
solusi pembelajaran yang dapat menyelesaikan semua permasalahan yang
dihadapi. Salah satunya adalah dengan pengembangan perangkat pembelajaran.
Perangkat pembelajaran yang digunakan selayaknya dapat membantu sistem
pembelajaran kita saat ini terutama bagi guru dan siswa. Guru haruslah dapat
menciptakan suasana belajar yang mampu mengeksplorasi kemampuan yang
dimiliki siswanya ke kehidupan nyatanya. Agar tujuan pembelajaran mencapai
sasaran dengan baik, disamping perlu adanya pemilihan metode dan strategi
pembelajaran yang sesuai, juga diperlukan adanya pengembangan perangkat
pembelajaran yang sesuai pula dengan metode dan strategi pembelajaran yang
digunakan. Selain itu diperlukan teori belajar yang mendukung terlaksananya
perangkat yang telah dibuat, dalam kesempatan ini peneliti ingin menerapkan teori

11

12

belajar Bruner untuk mencapai materi yang akan dikembangkan. Teori ini sangat
mendukung tuntutan kurikulum yang kita terapkan saat ini yaitu mengenai
penemuan yang mementingkan stuktur pengetahuan. Bruner menyarankan agar
siswa-siswa hendaknya belajar melalui partisipasi secara aktif dengan konsep dan
prinsip-prinsip agar mereka dianjurkan untuk memperoleh pengalaman dan
melakukan eksperimen-eksperimen yang mengizinkan mereka untuk menemukan
prinsip-prinsip itu sendiri. Bruner memiliki tiga cara penyajian yaitu: enaktif
(melalui tindakan), ikonik (pikiran internal) dan simbolis (menggunakan kata-kata
atau bahasa).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa perlu untuk mengembangkan
suatu perangkat pembelajaran. Dalam hal ini peneliti mengajukan suatu studi
dengan judul: “Pengembangan B Perangkat B Pembelajaran B Melalui B Model
Pembelajaran B Kooperatif B Tipe B Jigsaw B Untuk B Meningkatkan B Kemampuan
PenalaranBMatematikaBSiswaBKelasBXBSMABSwastaBTeladanBCintaBDamai”.

1.2. IndentifikasiBMasalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, beberapa masalah dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kurang efektifnya perangkat pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw yang ada dalam meningkatkan kemampuan penalaran matematik
siswa Kelas X SMA

2.
3.

Kemampuan penalaran matematik siswa masih rendah
Guru jarang mengembangkan perangkat pembelajaran melalui model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

12

13

4.

Kurang efektifnya guru dan siswa dalam menerapkan perangkat pembelajaran

5.

melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada SMA Kelas X
Kurangnya respon siswa belajar matematika

1.3. BatasanBMasalah
Masalah yang teridentifikasi di atas merupakan masalah yang cukup luas
dan kompleks, agar penelitian ini lebih fokus dan mencapai tujuan, maka penulis
membatasi masalah pada:
1. Pengembangan perangkat pembelajaran melalui model pembelajaran
kooperatif

2.

tipe

jigsaw

dalam

meningkatkan

kemampuan

penalaran

matematika siswa Kelas X SMA
Efektivitas perangkat pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw dalam meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa
Kelas X SMA

1.4. RumusanBMasalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah maka rumusan masalah yang dikemukakan pada penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan

2.

melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw?
Bagaimana proses pengembangan perangkat pembelajaran melalui model

3.

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw?
Bagaimana efektivitas penggunaan perangkat pembelajaran melalui model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan kemampuan

4.

penalaran matematik siswa Kelas X SMA?
Bagaimana peningkatan kemampuan penalaran matematika siswa Kelas X
SMA saat menggunakan perangkat pembelajaran melalui model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw?
13

14

5.

Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa Kelas X SMA saat menggunakan
perangkat pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw?

1.5. TujuanBPenelitianB
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menghasilkan perangkat
pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk SMA
kelas X. Sedangkan secara khusus, penelitian ini bertujuan:
1.

Menganalisis kualitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan melalui

2.

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Mengetahui proses pengembangan perangkat pembelajaran melalui model

3.

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Mengukur efektivitas perangkat pembelajaran melalui model pembelajaran
kooperatif

4.

tipe

jigsaw

dalam

meningkatkan

kemampuan

penalaran

matematika siswa.
Menganalisis peningkatan kemampuan penalaran matematika siswa Kelas X
SMA saat menggunakan perangkat pembelajaran melalui model pembelajaran

5.

kooperatif tipe jigsaw.
Menganalisis peningkatan Hasil belajar siswa Kelas X SMA saat
menggunakan

perangkat

pembelajaran

melalui

model

pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw.

1.6. ManfaatBPenelitian
Penelitian ini diharapkan menghasilkan temuan-temuan yang merupakan
masukan berarti bagi pembaharuan kegiatan pembelajaran yang dapat
memberikan suasana baru dalam menyempurnakan cara guru mengajar di kelas.
Manfaat yang mungkin diperoleh antara lain:

14

15

1. Menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran matematika
2. Meningkatkan efektivitas perangkat pembelajaran matematika Kelas X SMA
3. Memberikan informasi bagi guru matematika dalam menentukan alternatif
pendekatan pembelajaran matematika
4. Digunakan sebagai bahan acuan

dalam

pengembangan

perangkat

pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih lanjut
5. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk pembelajaran bidang

ilmu pengetahuan lain.

15

126

BABBV
SIMPULANBDANBSARAN

5.1.BBSIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan yaitu:
1. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan melalui model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan kemampuan penalaran siswa pada
materi SPLDV dan SPLTV telah dinyatakan valid oleh tim ahli.
2. Proses Pengembangan menggunakan model pengembangan Thiagarajan yang
dikenal dengan model 4D, dimulai dari tahap identifikasi tujuan pembelajaran
sampai tahap develop (pengembangan), menghasilkan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw yang baik/valid dan melakukan dan uji coba terbatas
untuk mengetahui hasil implementasi model yang telah dikembangkan.
3. Kemampuan penalaran matematika siswa dengan menggunakan perangkat
pembelajaran yang dikembangkan mengalami peningkatan sebesar 43,89%,
sedangkan kemampuan penalaran matematika siswa tanpa menggunakan
perangkat pembelajaran yang dikembangkan mengalami peningkatan sebesar
10,54%.
4. Peningkatan Hasil Belajar siswa dengan menggunakan perangkat pembelajaran
yang dikembangkan adalah sebesar 46,99%, sedangkan hasil belajar siswa
tanpa menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan mengalami
peningkatan sebesar 9,20%.

126

127

5. Siswa menunjukkan sikap dan minat positif terhadap mata pelajaran
matematika, model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan terhadap soal-soal
yang diberikan pada pembelajaran.
6. Penggunaan Perangkat pembelajaran pada proses pembelajaran adalah sangat
efektif.

5.2.BSARAN
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan maka
peneliti menyarankan:
1. Pengembangan

perangkat

pembelajaran

melalui

model

pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw tidak hanya dapat dilakukan pada materi sistem
persamaan linier dua variabel dan tiga variabel saja, tetapi pada materi-materi
matematika lainnya. Penyusunan dan pengembangan perangkat pembelajaran
dapat dilakukan harus disesuaikan dengan standar kelayakan isi, kurikulum dan
silabus yang berlaku.
2. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw membutuhkan waktu yang efektif, sehingga guru harus menyusun
langkah-langkah pembelajaran sedemikian rupa agar penggunaan waktu benarbenar efisien.
3. Bagi peneliti berikutnya hendaknya melakukan inovasi-inovasi yang baru lagi
dalam pengembangan perangkat pembelajaran yang relevan.

127

128

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y., (2014), Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013,
Bandung: Refika Aditama
Akker, Branch, dkk, (1999), Design Approaches and Tools in Education and
Trainning, USA: ICO, Springer-Science+Bussiness-Media, B.V
Buhari, Bustang., (2010), Four-D Model (Model Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Thiagarajan, dkk), http://bustangbuhari.wordpress.com,
diakses April 2014
Baswedan, A., (2013), Kilas Balik Dunia Pendidikan di Indonesia, www.prestasiiief.org, diakses 8 Desember 2014
Dick, W dan Carey, (2005), The Systemic Design Of Intructional (6 th ed). New
York: Omegatype Typography, Inc
________, (2008), Panduan Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta: Depdiknas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, (2012), Petunjuk Teknis
Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta: Depdiknas
Faroh, N, (2011), pengaruh kemampuan penalaran dan Komunikasi matematika
Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Materi Pokok
Himpunan Pada Peserta Didik Semester 2 kelas VII MTS NU Nurul Huda
Mangkang Semarang, Fakultas tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri
Walisongo Semarang
Firdaus, F., (2013), Peran Lembaga Bimbingan Belajar Terhadap Peningkatan
Motivasi Belajar Anak, http://edukasi.kompasiana.com/, diakses 3 Maret
2015
Frisnoiry,

S.,

(2013),

Pengembangan

Perangkat

Pembelajaran

untuk

Membelajarkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematika

128

129

Melalui Pendekatan Matematika Realistik di SMP N 7 Binjai Medan:
Program Pascasarjana UNIMED.
Holden, J.T., (2005), An Intruction Media Selection Guide for Distance
Education, Unaited State Distance Learning Association (USDLA), USA:
USDLA Official Publication
Kemendiknas

(2010),

Kerangka

Acuan

Pendidikan

Karakter.

Jakarta:

Kemendiknas.
Khoerul,

E.,

(2012),

Teori-teori

Motivasi

Belajar,

http://ekokhoerul.wordpress.com/, diakses 3 Maret 2015
Kurniasih, I., dan Berlin, S., (2014), Panduan Membuat Bahan Ajar Buku Teks
Pelajaran Sesuai dengan Kurikulum 2013, Surabaya: Kata Pena
Kydd, L., Crawford M., dan Riches, C., (1997), Pengembangan Profesional untuk
Manajemen Pendidikan, Jakarta: Grasindo
Masguruonline, (2013), Pemanfaatan Media Pembelajaran dalam Pengajaran,
(https://masguruonline.wordpress.com/2013/05/13/pemanfaatan-mediapembelajaran-dalam-pengajaran/) diakses 3 Maret 2015
Martinis,

(2014),

Paradigma

Penelitian

Desain

dan Pengembangan,

(https://martinis1960.wordpress.com/2014/05/17/paradigma-penelitiandesain-dan-pengembangan/) diakses 15 April 2015
National Foundation for Educational Research., (2011), TIMSS 2011 International
Results in Mathematics, (https://www.google.com/#q=+TIMSS+2011+,
diakses 20 Oktober 2014)
Nitami, N.P, (2014), Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas XI IPA
SMAN 2 painan melalui penerapan Pembelajaran think pair square.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNP
Padmo, D., (2004), Teknologi Pembelajaran: Peningkatan Kualitas Belajar
Melalui Teknologi Pembelajaran, Ciputat: Pusat Teknologi Komunikasi
dan Informasi Pendidikan
129

130

Permendikbud, (2014), Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah, Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
Prawiradilaga, D.S., (2013), Mozaik Teknologi Pendidikan E-learning, Jakarta:
Kencana
Risma, (2013), Analisis Kemampuan Mengetik dengan Sistem 10 Jari Pada Siswa
Kelas XI Administrasi Perkantoran di SMK Widya Praja Ungaran,
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta
Setyosari, P., (2012), Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Siburian, T., (2014), Rahasia Bimbel, Jakarta: Pustaka Mina
Siregar, Sakinah Ubudiyah., (2012), Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Berbasis Masalah untuk Membelajarkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Siswa Kelas V MIN Pada Pokok Bahasan Pecahan, Tesis, Pasca
Sarjana, Unimed, Medan.
Subanindro, 2012, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Trigonometri
Berorientasikan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematik
Siswa

SMA.

Makalah

dipresentasikan

dalam

Seminar

Nasional

Matematika dan Pendidikan Matematika dengan tema ” Kontrribusi
Pendidikan Matematika dan Matematika dalam Membangun Karakter
Gurru dan Siiswa,

Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY.

eprints.uny.ac.id/10099/1/P%20-%2087.pdf. [12 Januari 2014]
Sugiyono, (2010), Metode Penelitian Pendekatan kuatitatif, Kualitatif dan R&D,
Bandung: Alfabeta

130

131

Thiagarajan, S., Semmel, D. S & Semmel, M. I. 1974. Instructional Development
for Training Teachers of Expectional Children. Minneapolis, Minnesota:
Leadership Training Institute/Special Education, University of Minnesota
Tim Pascasarjana UNIMED, (2010), Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis
& Disertasi. Medan: Program Pascasarjana UNIMED
Tocharman, M., (2009), Seri Pembelajaran, Diklat/BIMTEK KTSP DIT,
Pembinaan SMA: DEPDIKNAS

131

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis

0 2 9

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN OTENTIK BERBASIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA/MA.

0 2 51

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DI SMP KELAS VIII.

0 1 41

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Siswa.

1 3 25

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN SETING PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBER HEAD TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA SMP KELAS VII.

0 0 402

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DAN METODE MATEMATIKA SISWA SMA KELAS X DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD).

0 0 16

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN PENDEKATAN METAPHORICAL THINKING UNTUK MELATIHKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA.

3 4 150

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

0 0 8