MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 1 KACA MARGA

(1)

ABSTRAK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN

ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 1 KACA MARGA

Oleh TUMINEM

Penddidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan hidup aktif serta sikap sportif melalui kegiatan pendidikan jasmani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajaran gerak dasar Overhead Pass dengan metode memodifikasi bola basket pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kaca Marga Tahun Pelajaran 2011/2012.

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Class room Action Reserch), dengan Dua siklus, dimana pada setiap siklus menggunakan tindakkan yang berbeda-beda. Siklus pertama dengan penggunaan modifikasi bola plastik dalam melakukan gerak dasar Overhead Pass, dan siklus kedua dengan penggunaan modifikasi bola plastic dengan seutas tali yang dipancangkan dalam melakukan gerak dasar Overhead Pass .

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa V SD Negeri 1 Kaca Marga Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 29 siswa. Pengumpulan data diambil dari tes berupa pengamatan keterampilan gerak dasar Overhead Pass yang meliputi posisi awal, posisi persiapan, posisi akhir.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan gerak dasar Overhead Pass melalui penggunaan modifikasi bola basket pada setiap siklusnya, adapun peningkatan pada setiap siklus adalah sebagai berikut siklus pertama sebesar 51,72%, siklus kedua sebesar 89,65%.

Dari pembelajarn dengan menggunakan alat bantu maka dapat disimpulkan bahwa sangat banyak manfaat bagi kami sebagai guru olahraga.


(2)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN

ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 1 KACA MARGA

(Skripsi)

Oleh

TUMINEM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(3)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN

ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 1 KACA MARGA

Oleh TUMINEM

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(4)

i DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

G. Ruang Lingkup ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani ... 8

B. Belajar Motorik ... 10

C.Pertumbuhan dan Perkembangan Siswa ... 12

D.Overhead Pass ... 15

E. Modifikasi ... 16

F. Alat Yang Dimodifikasi Pada Bola Basket ... 18

G. Kerangka Pikir ... 20

H. Hipotesis ... 22

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 23

B. Setting Penelitian ... 25

C. Subyek Penelitian ... 25

D. Proses Pembelajaran Tindakan ... 26

E. Instrumen Penelitian ... 29

F. Teknik Analisis Data ... 30

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 31

B. Pembahasan ... 35


(5)

ii V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 39

B. Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 41


(6)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 : Overhead Pass ... 15

Gambar 2 : Melempar Bola Berpasangan ... 20

Gambar 3 : Melempar Bola Dengan Tali ... 20

Gambar 4 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas ... 25

Gambar 5 : Diagram Batang Rata-rata Siswa Yang Mendapatkan Nilai ≥ RK dan < RK Gerak Dasar Overhead Pass Disetiap Siklus ... 34

Gambar 6 : Diagram Batang Rata-rata Siswa Yang Mendapatkan Nilai ≥ RB dan < RB Gerak Dasar Overhead Pass Disetiap Siklus ... 35


(7)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Instrument Penelitian ... 29 2. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Overhead Pass

Pada Tes Awal ... 31 3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Overhead Pass

Siklus Ke satu ... 32 4. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Overhead Pass

Siklus Ke dua ... 33 5. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran


(8)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Heru Sulistianta, S.Pd. M.Or ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs.Wiyono M.Pd ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003


(9)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Tuminem

NPM : 1113126014

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Meningkatkan

Keterampilan Gerak Dasar Overhead Pass Pada Bola Basket Dengan Alat yang Dimodifikasi Siswa Kelas V SDN 1 Kaca Marga adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 3 Mei sampai dengan 21 Mei 2012.

Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila

dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.

Kacamarga, September 2012


(10)

Judul Skripsi : MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT YANG

DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 1 KACA MARGA

Nama Mahasiswa : Tuminem

Nomor Pokok Mahasiswa : 1113126014

Program Studi : Pendidikan Jasmani

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan IImu Pendidikan Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or


(11)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul ” Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Overhead Pass Pada Bola

Basket Dengan Alat yang Dimodifikasi Siswa Kelas V SDN 1 Kaca Marga”adalah dalam

rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or. Selaku Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis

4. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd. selaku Pembahas atau penguji utama.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu

pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

6. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan

kelancaran dalam urusan administrasi.

7. Kepala SD Negeri 1 Kacamrga Tanggamus yang telah memberikan izin untuk

melaksanakan penelitian pada siswa kelas V Tahun Pelajaran 2011/2012.

8. Siswa-siswi kelas V SD Negeri 1 Kacamrga Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012,

terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.

9. Teman seperjuangan S1 penjaskes Dalam jabatan, ayo sukseskan program S1

secepatnya. Semangat.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

penyelesaian tugas akhir ini.


(12)

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb. Kacamarga, September 2012 Penulis


(13)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan indiVdu secara menyeluruh. Melalui Pendidikan Jasmani, siswa diharapkan mampu

mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan. Pada sekolah dasar, ada empat sasaran yang diharapkan dalam program Pendidikan Jasmani, sebagai berikut : a) Meningkatkan keselarasan pertumbuhan dan perkembangan antara jasmani, rohani, mental dan kehidupan bermasyarakat; b) mengembangkan keterampilan bermasyarakat; c) Menanamkan nilai dan sikap yang positif; dan d) Mengembangkan pengetahuan dan kebiasaan yang diperlukan untuk hidup sehat.

Pada saat ini, Pendidikan Jasmani di seluruh dunia adalah salah satu

kurikulum yang berkembang dengan sangat pesat dalam pendidikan di sekolah dasar. Kebutuhan untuk melengkapi anak-anak dengan pengalaman belajar dalam Pendidikan Jasmani telah diakui secara universal dan telah mengalami


(14)

2 perubahan secara meyakinkan dalam isi dan strategi mengajarnya. Pendidikan Jasmani di sekolah dasar diharapkan akan membantu mewujudkan tujuan-tujuan yang menyangkut perkembangan bidang masyarakat, kerjasama, kesan tentang pribadi yang menyenangkan, pengambilan keputsan, ekspresi yang kreatif, keterampilan motorik, kesegaran jasmani, dan pengetahuan serta pemahaman tentang gerakan manusia. Oleh karena itu tingkat keberhasilan para murid sekolah dasar akan dipengaruhi oleh kemampuannya untuk melaksanakan pola-pola gerakan yang efektif dan efisien. Bagi anak, gerakan adalah satu alat komunikasi non-verbal dan ungkapan atau ekspresi yang paling sering digunakan. Melalui gerakan tersebut anak dapat membentuk kesan-kesan tentang pribadinya dan lingkungannya.

Pada dasarnya, Pendidikan Jasmani adalah pendidikan untuk anak dalam dan melalui gerakan. Definisi ini menunjukkan suatu pandangan tentang gerak yang sedang berkembang dan peranannya yang potensial dalam keseluruhan pendidikan bagi anak. Anak-anak adalah peneliti yang aktif dan anak adalah pencoba aktif dan suka belajar sendiri sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan dirinya sendiri. Tingkat perkembangan dan cara belajar indiVdu harus dihormati dalam meyakinkan bahwa kemampuan mereka belajar berhubungan dengan kepercayaan terhadap diri mereka sendiri. Semua akan berhak untuk berkembang dan berhasil menurut tingkat mereka masing-masing. Jadi, dapat disimpulkan bahwa gerak atau aktifitas fisik merupakan perhatian pokok dari guru pendidikan jasmani. Maka guru Pendidikan Jasmani mempunyai suatu tugas yang sangat penting di sekolah dasar, karena gerakan sangat penting bagi anak-anak kecil dan merupakan bagian yang melekat


(15)

3 dengan program pendidikan secara keseluruhan. Guru bertugas untuk

membantu peserta didik bergerak secara optimal, meningkatkan kualitas unjuk kerja (performance) dan kemampuan belajar dan kesehatannya.

Materi-materi yang terkandung dalam Pendidikan Jasmani meliputi: pengalaman mempraktikkan keterampilan dasar permainan dan olahraga; aktivitas pengembangan; uji diri/ senam; aktivitas rikmis; aquatic (aktivitas air); dan pendidikan luar kelas (out door). Salah satu keterampilan gerak dasar yang harus dipelajari dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani adalah

mempraktikkan keterampilan gerak dasar dalam permainan bola basket seperti overhead pass serta nilai kedisiplinan, keberanian, kerjasama, menghargai teman, dan juga tanggung jawab. Gerakan-gerakan dasar dalam bola basket yang dipelajari pada semester pertama ini dan diharapkan dapat dilakukan dengan gerakan yang benar sehingga pembelajaran tuntas.

Berdasarkan hasil observasi di SDN 1 Kaca Marga, pada saat pembelajaran gerak dasar bola basket terutama gerak dasar overhead pass atau operan di atas kepala sebagian besar siswa belum optimal dalam bergerak. Padahal salah satu tujuan pembelajaran adalah meningkatkan kemampuan gerak dasar yang kemampuan ini tidak terpisahkan untuk perkembangan koordinasi gerak dan kemampuan mengatur keserasian gerak bagian tubuh sehingga mampu mengendalikan gerak tubuhnya sesuai dengan kemauannya, dan pada lanjutannya mencapai suatu keterampilan gerak spesialisasi. Siswa hanya melakukan gerak pada saat giliran melakukan operan, dikarenakan hanya satu bola yang digunakan. Selebihnya siswa hanya duduk atau berdiri menunggu antri, sehingga pembelajaran terkesan kaku dan membosankan, siswa


(16)

4 mendapatkan pengalaman gerak yang sedikit. Dan pada akhirnya tujuan

pembelajaran pun tidak tercapai karena sebagian besar siswa masih kesulitan melakukan lemparan atas kepala dan hasil lemparan masih banyak yang belum melambung.

Telah dikemukan oleh para ahli, bahwa usaha membelajarkan siswa harus disesuaikan dengan sifat-sifat khas pada fase perkembangan siswa tersebut. Jangan sampai terjadi pengalaman belajar yang disajikan tidak sesuai dengan periode (usia) siswa tertentu. Pada usia 7-11 tahun anak-anak yang duduk di sekolah dasar ( SD) berada pada fase operasional konkret. Jadi, proses pembelajaran perlu dirancang dan dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga memungkinkan bagi anak melihat (seeing), berbuat sesuatu (doing), melibatkan diri dalam proses belajar (undergoing) dan mengalami secara langsung apa yang dipelajari (experiencing).

Proses belajar dikatakan berhasil apabila ada perubahan pada diri anak berupa perubahan prilaku yang menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dalam proses belajar mengajar peserta didik harus menunjukkan kegembiraan, semangat yang besar dan percaya diri. Atas dasar tersebut, guru berperan untuk menciptakan dan mempertahankan kelangsungan proses belajar mengajar, guna tercapainya tujuan belajar yang sudah ditetapkan. Model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani adalah model pembelajaran dengan penggunaan alat bantu maupun alat-alat modifikasi sesuai yang dibutuhkan pada materi tersebut. Model ini sangat sesuai dengan materi Pendidikan Jasmani di sekolah yang pencapaian tujuan


(17)

5 pendidikannya melalui aktivitas jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga. Dengan penggunaan alat modifikasi diharapkan akan tercipta pembelajaran yang menyenangkan, menarik dan dapat meningkatkan

motivasi/semangat anak untuk melakukan gerak sehingga pembelajaran efektif dan efisien.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru dituntut agar mampu menggunakan media ataupun alat-alat bantu yang dapat disediakan oleh sekolah dan sekurang-kurangnya guru dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi dapat membantu dalam pencapaian tujuan pengajaran yang diharapkan. Dari bermacam-macam bantuan yang dapat diberikan, melakukan modifikasi atau mengubah alat standar dengan alat buatan yang menyerupai diharapkan mampu menciptakan pembelajaran PAIKEM.

Atas latar belakang inilah, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Overhead Pass Pada Bola Basket Dengan Alat yang Dimodifikasi Siswa Kelas V SDN 1 Kaca Marga”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Sebagian besar siswa masih rendah kemampuan overhead pass bola basketnya.


(18)

6 2. Sebagian besar hasil lemparan overhead pass siswa tidak melambung di

atas kepala dikarenakan ukuran bola standar yang berat.

C. Batasan Maasalah

Agar penelitian tidak terlalu luas maka penulis membatasi masalah pada upaya meningkatkan keterampilan gerak dasar overhead pass dengan penggunaan alat modifikasi berupa bola plastik dan tali dengan subjek penelitian adalah siswa kelas V di SD Negeri 1 Kaca Marga tahun pelajaran 2011/2012.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

”Apakah penggunaan alat yang dimodifikasi pada bola basket dapat

meningkatkan keterampilan gerak dasar overhead pass pada siswa kelas V di SD Negeri 1 Kaca Marga? ”

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah penelitian, maka tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Ingin memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran gerak dasar overhead

pass pada siswa kelas V di Kaca Marga sehingga tercapai keberhasilan pembelajaran.


(19)

7 2. Ingin memperbaiki dan meningkatkan keterampilan gerak dasar overhead

pass dengan penggunaan alat modifikasi yang tepat pada siswa kelas V di SD Negeri 1 Kaca Marga.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar overhead pass

2. Bagi guru

Memberikan sumbangan pemikiran mengenai model pembelajran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Penjaskes, sehingga anak dapat mengoptimalkan segenap kemampuannya dan tercapailah keberhasilan pembelajaran.

3. Bagi siswa

Upaya mengoptimalkan kemampuan gerak dasar yang akan menunjang dalam pencapaian kemampuan gerak spesialisasi (terampil) pada usia dewasa.

G. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Tempat penelitian dilaksanakan di Lapangan SD Negeri 1 Kaca Marga. 2. Objek penelitian yang diamati adalah gerak dasar overhead pass dengan

menggunanakan alat yang dimodifikasi berupa bola plastic dan tali yang dipancangkan pada dua buah tiang.


(20)

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan melalui aktivitas jasmani mengandung pengertian bahwa tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktivitas jasmani. Tujuan pendidikan ini umumnya menyangkut aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor. Ketiga aspek tersebut dapat dibentuk melalui aktivitas jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga.

Muhajir (1007: 8) menjelaskan bahwa Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk

merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,


(21)

9 mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan

perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara

melakukan gerakan secara aman, efisien, dan efektif. (Kurikulum Penjas, 1004)

Menurut Lutan dkk(1001:13) bahwa pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang melibatkan interaksi antara peserta didik dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia seutuhnya. Artinya dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus mempertimbangkan keseluruhan kepribadian anak, sehingga pengukuran proses dan produk memiliki kedudukan yang sama penting. Aktivitas jasmani diartikan sebagai kegiatan peserta didik untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup kognitif, afektif dan sosial, sehingga melalui kegiatan pendidikan jasmani diharapkan anak didik dapat tumbuh dan berkembang sehat dan segar jasmaninya, serta perkembangan pribadinya secara harmonis.

Lutan dkk (1001: 7) menjelaskan bahwa pentingnya Pendidikan Jasmani dalah untuk menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan, mencoba kegiatan yang sesuai minat anak dan menggali potensi dirinya.


(22)

10 Melalui Pendidikan Jasmani anak-anak menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna dan

merangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial, dan moral.

B. Belajar Motorik

Belajar adalah suatu perubahan yang relatif pemanen dalam suatu

kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktik atau latihan. (Nana Sujana, 1991: 5) Menurut Thorndike dalam Arma Abdulllah dan Agus manadji (1994: 161) belajar adalah asosiasi antara kesan yang diperoleh alat indera (stimulus) dan impuls untuk berbuat (respons).

Dengan belajar maka akan dihasilkan perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah yakni, ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.

1. Ranah kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi. Ketiga kemampuan pertama, yaitu pengetahuan, pemahaman dan aplikasi, digolongkan sebagai tingkat kognitif rendah, selanjutnya ketiga ketiga kemampuan lainnya yaitu, analisis, sintesis dan evaluasi disebut sebagai tingkat kognitif tinggi.

2. Ranah afektif meliputi: penerimaan, perhatian, penanggapan, penyesuaian, penghargaan dan penyatuan.


(23)

11 3. Ranah psikomotor meliputi: peniruan, penggunaan, ketelitian,

koordinasi, dan naturalisasi.

Belajar juga sebuah proses yang sering diartikan penambahan

pengetahuan. Gerak diartikan sebagai suatu proses perpindahan suatu benda dari suatu posisi keposisi lain yang dapat diamati secara objektif dalam suatu dimensi ruang dan waktu. Belajar gerak adalah belajara yang diwujudkan melalui respon-respon moskular dan diekspresikan dalam gerakan tubuh.

Menurut Lutan (1988: 101) belajar motorik dapat menghasilkan perubahan yang relatif permanen, yaitu perubahan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama. Dalam menyempurnakan suatu keterampilan motorik ada tiga tahapan yaitu:

a. Tahap Kognitif

Merupakan tahap awal dalam belajar motorik, dalam tahap ini

seseorang harus memahami mengenai hakikat kegiatan yang dilakukan dan juga harus memperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal maupun Vsual mengenai tugas gerakan atau model teknik yang akan dipelajari agar dapat membuat rencana pelaksanaan yang tepat. b. Tahap Fiksasi

Pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan melalui adanya praktek secara teratur agar perubahan prilaku gerak menjadi permanen. Selama latihan harus adanya semangat dan umpan balik untuk


(24)

12 sudah sampai pada taraf merangkaikan urutan-urutan gerakan yang didapatkan secara keseluruhan dan harus dilakukan secara berulang-ulang sehingga penguasaan terhadap gerakan semakin meningkat. c. Tahap Otomatis

Setelah melakukan latihan gerakan dalam jangka waktu yang relatif lama, maka akan memasuki tahap otomatis. Secara fisiologi hal ini dapat diartikan bahwa pada diri seseorang tersebut telah terjadi kondisi reflek bersyarat, yaitu terjadinya pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsur motor unit yang benar-benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan. Pada tahap ini kontrol terhadap penampilan gerakan semakin tepat dan konsisten.

C. Pertumbuhan dan Perkembangan Siswa

Husdarta dan Yudha (1999/1000: 6-7) menyebutkan bahwa pertumbuhan adalah perubahan yang dialami indiVdu menuju tingkat kedewasaaan yang ditandai dengan indikator beertambahnya kuantitas fisiknya. Sedangkan perkembangan adalah perubahan yang ditandai dengan adanya perubahan fisik dan psikis baik secara kuantitas maupun kualitas. Perubahan fisik dapat terlihat pada perubahan tinggi dan berat badan, tanggal dan

tumbuhnya gigi dsb. Perubahan psikis secara tidak langsung dapat terlihat dalam bentuk atau wujud perilaku seperti:

a) Perkembangan perspektual (pengalaman ruang, pengamatan wujud


(25)

13 b) Perkembangan penguasaan dan control motorik (koordinasi

penginderaan dan gerak)

c) Perkembangan penguasaan pola-pola keterampilan mental-fisik (cerdas, tangkas, cermat)

d) Perkembangan pengetahuan, bahasa dan berpikir.

Proses berkembang ini dibagi atas fase-fase tertentu. Dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu, memberikan informasi dan

landasan dalam menentukan alternatif model pembelajaran yang cocok sehingga proses belajar mengajar lebih efektif , agar kemampuan dasar anak dapat dikembangkan seoptimal mungkin. Menurut Dimyati (1006: 5) bila siswa belajar, maka akan terjadi perubahan mental pada diri siswa. Perkembangan mental dapat terjadi bila pertumbuhan jasmani telah matang (siap), selain itu faktor motivasi baik dari diri individu, atau lingkungan bersifat mendorong akan sangat baik untuk perkembangan mental siswa. Selain mengetahui perkembangan kognitif dan afektif anak, perlu juga diketahui tahap perkembangan motorik anak. Sehingga dapat ditentukan aktivitas yang diperlukan untuk menunjang dan menyesuaikan dengan tahap perkembangan tersebut.

Siswa kelas V SD Negeri 1 Wayhuwi rata-rata berada dalam rentang usia 11-13 tahun. Menurut Iain Adam (1988: 140) bahwa pada usia ini anak laki-laki dan perempuan lebih senang terpisah dalam kegiatan bermainnya. Anak laki-laki cenderung lebih baik dalam keterampilan yang memerlukan kekuatan atau melibatkan otot besar, sedangkan anak perempuan lebih


(26)

14 baik dalam keterampilan yang memerlukan kecermatan atau melibatkan otot halus. Sebagian keterampilan yang menakjubkan telah diperoleh dan banyak yang telah didapat. Tahun-tahun antara usia enam sampai dua belas tahun adalah ideal untuk belajar keterampilan motorik. Rentangan dan dalamnya perhatian anak terhadap keterampilan motorik akan sangat ditentukan oleh kesempatan yang ada. Pengajaran yang sistematik dalam keterampilan motorik pada usia ini akan lebih penting dari pada tingkat usia yang lain. Susunan kegiatan secara luas akan meningkatkan keunikan keterampilan secara mendasar dan progesif dalam penyajian harus

direncanakan, dan keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan aspek-aspek kesegaran dan keterampilan khusus harus dikembangkan. Anak-anak dapat memperoleh penguasaan dalam beberapa cabang olahraga secara menakjubkan. Akan tetapi hanya dari spesialisasi ini adalah bahwa mereka hanya menjiplak tanpa menerima sesuai dengan kemampuan mereka. Oleh karena itu, perlu diciptakan berbagai

kesempatan yang perlu bagi mereka untuk mengembangkan keterampilan mereka secara meluas.

Maka melalui program Pendidikan Jasmani yang teratur, terencana, terarah dan terbimbing diharapkan dapat dicapai seperangkat tujuan yang meliputi pembentukan dan pembinaan bagi pertumbuhan dan perkembangan

jasmani dan rohani, liputan tujuan ini terdiri atas pertumbuhan dan perkembangan aspek jasmani, intelektual emosional, social dan moral spiritual.


(27)

15

D. Overhead Pass

Bola basket termasuk jenis permainan yang kompleks. Untuk dapat bekerjasama dengan baik, tentu ia harus menguasai teknik melempar, menangkap, menggiring bola dengan baik. Passing atau operan merupakan salah satu teknik dasar yang dipelajari dalam permainan bola basket. Operan yang dilakukan harus taktis, tepat waktu dan akurat agar dapat berpeluang untuk membuat angka. Mengetahui saatnya mengoper, tidak hanya memberikan kesempatan untuk membuat skor tapi juga untuk mencegah kehilangan bola dari penjagaan lawan.

Gambar 1. Gerak Dasar Overhead Pass.

Hal Wissel (1000: 76) menjelaskan bahwa operan di atas kepala (overhead pass)sering dipakai dalam permainan bola basket terutama pada saat pemain dijaga ketat dan bola harus melewati lawan, sehingga operan ini digunakan untuk melepaskan diri dan melakukan terobosan mengelakkan serangan lawan. Adapun pelaksanaan operan ini dimulai dengan posisi baan yang seimbang, pegang bola di atas kepala dengan siku ke dalam dan berbentuk sudut 90 derajat. Jangan bawa bola kebelakang kepala, karena


(28)

16 dalam posisi tersebut susah untuk melakukan operan dengan cepat, dan mudah dicuri lawan. Kaki melangkah ke depan sasaran, kumpulkan kekuatan maksimal dengan bertumpu pada kaki, kemudian dilanjutkan dengan operan cepat. Pada saat melakukan gerakan lecutan, jari mengarah pada target dan telapak tangan ke bawah.

E. Modifikasi

Belajar keterampilan adalah suatu proses aktif dan belajar selalu baik bila diindividualisasikan. Anak yang sedang blajar, harus mendapat

kesempatan untuk belajar dan diberi peluang untuk melakukannya. Perlengkapan dan materi untuk belajar motorik yang sesuai harus disediakan. Anak-anak tidak boleh dipaksakan untuk menunggu dalam barisan terlalu lama hanya sekedar untuk menunggu giliran. Kegiatan harus cukup menantang dan menstimulasi usaha-usaha kearah belajar agar proses belajar efisien dan efektif.

Beberapa aspek analisis modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang tujuan,karakteristik materi, kondisi lingkungan, dan evaluasinya serta keadaan sarana, prasarana dan media pengajaran pendidikan jasmani yang dimiliki oleh sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari guru Pendidikan Jasmani akan menemukan hal-hal yang berkaitan dengan sarana serta prasarana dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani sangat diperlukan. Minimnya sarana dan prasarana Pendidikan Jasmani yang dimiliki sekolah-sekolah, menuntut seorang guru Pendidikan Jasmani untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan


(29)

17 mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Seorang guru Pendidikan Jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang mengikuti pelajaran penjas yang diberikan.

Lutan (1988) menyatakan : modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan, dengan tujuan agar : a) Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran; b) Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi; dan c) Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.

Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan pembelajaran. Modifikasi lingkungan pembelajaran ini dapat

diklasifikasikan ke dalam beberapa klasifikasi seperti yang diuraikan di bawah ini :

a. Peralatan

Peralatan ialah sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh siswa untuk melakukan kegiatan/aktivitas di atasnya, di bawahnya,di dalam/di antaranya, misalnya : bangku Swedia, gawang, start block, mistar, peralatan lompat tinggi, bola, alat pemukul dsb. Peralatan yang dimiliki sekolah-sekolah, biasanya kurang memadai dalam arti kata kuantitas maupun kualitasnya. Peralatan yang adapun dan sangat sedikit jumlahnya itu biasanya peralatan standar untuk orang dewasa. Guru dapat menambah/mengurangi tingkat kompleksitas dan kesulitan


(30)

18 tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk aktivitas pendidikan jasmani. Misalnya memodifikasi berat ringannya, besar kecilnya, panjang pendeknya. maupun menggantinya dengan peralatan lain sehingga dapat digunakan untuk berbagai bentuk kegiatan pendidikan Jasmani

.

b. Penataan ruang gerak

Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara menata ruang gerak siswa dalam kegiatannya. Misalnya : melakukan dribbling, passing atas kepala atau lempar tangkap di tempat, atau bermain di ruang kecil atau besar. c. Jumlah siswa yang terlibat

Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara mengurangi atau menambah jumlah siswa yang terlibat dalam melakukan tugas ajar tersebut. Misal: belajar passing atas sendiri, berpasangan, bertiga, berempat dst.

F. Alat yang Dimodifikasi Pada Bola Basket

Dalam permainan bola basket digunakan bola yang terbuat dari bahan sintesis yang ukuran untuk putra keliling lingkaran 749-780 mm dan berat 567-650 gram, untuk bola putri keliling lingkaran 714-737 dan berat 510-567 gram (Nuril Ahmadi 1007:9). Namun dalam pembelajaran di sekolah khususnya yang di ajarkan pada anak SD maka perlu dilakukan modifikasi alat yang menyerupai bola basket standar. Hal ini dilakukan guna


(31)

19 memperkenalkan bola basket dengan lebih mudah dan tidak menyulitkan siswa dalam belajar karena beratnya.

Untuk tahap pembelajaran sebaiknya alat tersebut terbuat dari bahan yang aman dimana ukuran besar dan beratnya tidak usah standar. Bola

modifikasi dari bola basket standar dipilih yang lebih ringan. Alat yang dimodifikasi adalah berupa bola basket dimodifikasi dengan bola plastik dan tali yang dipancangkan pada tiang dengan ketinggian tertentu agar lemparan anak benar di atas kepala.

Dengan alat yang dimodifikasi maka dapat dilakukan beberapa bentuk pembelajaran gerak dasar overhead passdengan berbagai sikap. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan kemampuan gerak dasar siswa sehingga dapat melakukan lemparan overhead pass dan akhirnya hasil lemparan melambung di atas kepala. Latihan dilakukan dengan jumlah ulangan yang cukup banyak, diharapkan pula kemampuan serta fungsi motorik anak akan menjadi lebih baik.

Latihan gerak dasar yang pertama adalah dengan melakukan passing berpasangan menggunakan bola plastic. Tujuannya adalah untuk

memotivasi anak melakukan lemparan dengan bantuan temannya yang ada di depan (seperti pada gambar 1). Jarak antara pasangan diatur atau

disesuaikan dengan kemampuan siswa. Dengan diawali dari sikap berdiri kemudian tarik kedua tangan ke atas lalu lempar bola kepada temannya.


(32)

20

Gambar 2. Melempar Bola Berpasangan.

Selanjutnya jika anak telah melakukan latihan berulang kali dengan melempar temannya, maka pada pembelajaran berikutnya siswa hasil lemparan siswa harus melewati tali yang dipasang oleh guru. Tujuan merentangkan seutas tali sebagi sasaran untuk dilewati oleh bola seperti terlihat pada gambar 1 adalah untuk memperbaiki lambungan bola siswa. Hasil lemparan overhead harus di atas kepala. Tinggi tali berkisar 150-100 cm, diubah-ubah untuk memberikan variasi belajar gerak.


(33)

21 G. Kerangka Berpikir

Hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh guru sebagai pengajar dan murid yang melakukan proses belajar. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa iu sendiri tidak terlepas dari peranan guru dalam memilih dan menerapkan teknik dan penggunaan alat bantu yang tepat dalam materi tersebut. Pemilihan alat bantu atau pemodifikasian alat pembelajaran yang tepat akan sangat membantu dalam tercapainya

efektivitas suatu pembelajaran. Dan untuk mengetahui apakah

pembelajaran telah efektif maka digunakanlah alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Hasil belajar terlihat dari perubahan yang menyangkut ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Pada penelitian ini peneliti menggunakan penilaian keterampilan gerak dasar overhead pass untuk mengetahui apakah tindakan pada setiap siklus yang dilakukan peneliti telah berhasil untuk meningkatkan pembelajaran atau belum. Overhead pass merupakan teknik dasar dalam bermain bola basket. Terknik dasar ini adalah salah satu indikator yang harus dicapai dalam ketuntasan sub materi bola basket. Dengan tercapainya tujuan

pembelajaran Pendidikan Jasmani diharapkan siswa mampu mempraktikkan gerak dasar overhead pass dengan baik dan benar. Peneliti merasa tertarik untuk memberikan pendekatan baru dengan menggunakan alat yang dimodifikasi seperti bola standar diganti dengan bola plastik saat proses pembelajaran sehingga anak dapat berinteraksi


(34)

22 secara efektif dengan lingkungan belajar yang khusus. Penggunaan bola plastik ditujukan untuk memberikan kemudahan dalam hal berat bola sehingga anak tidak merasa keberatan saat melakukan lemparan. Demikian halnya dengan yang menerima lemparan tidak akan merasa takut untuk melakukan lempar tangkap karena berat bola yang tidak akan sakit jika mengenai tubuh. Selain bola plastik akan digunakan juga tali yang dipasang lebih tinggi dari siwa, tujuannya adalah membuat lambungan lemparan overhead pass yang benar yaitu di atas kepala.

Penggunaan alat modifikasi ini akan menarik karena siswa merasakan hal yang baru. Sehingga pada akhirnya siswa akan melakukan tugas gerak dengan konsep mendalam dan tercapailah efektivitas pembelajaran karena siswa telah mencapai ketuntasan belajar.

H. Hipotesis Tindakan

Menurut Kunandar (1009: 89) bahwa hipotesis dalam penelitian tindakan bukan hipotesis perbedaan atau hubungan melainkan hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis memuat tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan. Adapun rumusan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah :

“Dengan penggunaan alat modifikasi dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar overhead pass pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kaca Marga”.


(35)

23

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metodologi penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis

mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi

peneliti sendiri.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Arikunto dkk (1007: 58) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan pada responden maka responden dapat juga merasakan hasil perlakuan.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan masalah yang benar-benar nyata muncul dari dunia tanggungjawab peneliti/ pendidik yaitu dalam pembelajaran. Masalah yang diteliti harus datang dari guru itu sendiri dan kemudian dicari pemecahannya. Masih rendahnya hasil keterampilan gerak dasar overhead pass siswa adalah masalah yang muncul dari proses


(36)

24 pembelajaran di kelas dan kemudian dicari pemecahannya oleh peneliti dengan merencanakan tindakan, melakukan pengamatan selama proses penelitian dan penilaian.

Menurut Arikunto dkk (1007: 61) menjelaskan bahwa tujuan PTK adalah untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan professionalisme dan menumbuhkan budaya akademik. Tujuan PTK ini dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran, sehingga dihasilkan hal-hal sebagai berikut :

1.Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah. 2.Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas. 3.Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat

bantu, dan sumber belajar lainnya.

4.Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa

5.Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah 6.Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan

pengembangan kompetensi siswa di sekolah. IV.


(37)

25

Gambar 3. Spiral Penelitian Tindakan Kelas. (Hopkins dalam Arikunto dkk, 1007)

PTK terdiri dari rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencaaan tindakan (planning), (b) penerapan tindakan (action), (c) observasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, (d) refleksi dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).

B. Setting Penelitian

A. Tempat penelitian : Penelitian dilakukan di Lapangan SD Negeri 1 Kaca Marga

B. Pelaksanaan penelitian : Penelitian dilakukan dalam 2 siklus, dengan lama penelitian adalah setengah bulan.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Kaca Marga yang berjumlah 29 siswa, yaitu 13 siswa putra dan 16 siswa putri.


(38)

26

D. Proses Pembelajaran Penelitian Tindakan Kelas

1. Siklus Pertama (3xpertemuan)

a. Rencana

1. Merancang skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. 2. Menyiapkan instrumen penilaian berupa indikator-indikator gerak

dasar overhead pass yang meliputi tahap awalan, tahap gerakan dan tahap akhir.

3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera). 4. Mempersiapkan alat modifikasi berupa bola basket berbahan

plastik yang ringan.

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.

b. Tindakan

1. Siswa dibariskan melakukan doa, absen dan pemberian persepsi dan motivasi

2. Siswa melakukan pemanasan dengan bentuk permainan.

3. Siswa dibagi menjadi lima kelompok berhadapan sesuai dengan banyaknya bola plastic.

4. Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan, yaitu gerakan overhead pass.

5. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh guru sebanyak 5 kali.


(39)

27 7. Siswa melakukan gerakan overhead pass yang telah diperbaiki.

c. Observasi

1. Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Observasi dilakukan untuk melihat sejauh mana siswa mampu melakukan lemparan dari atas kepala.

2. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu pengulangan dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus pertama.

d. Refleksi

1. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan 2. Merumuskan rencana tindakan untuk siklus kedua

1. Siklus II (3xpertemuan)

a. Rencana

1. Merancang skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. 2. Menyiapkan instrumen penilaian berupa indikator-indikator gerak

dasar overhead pass yang meliputi tahap awalan, tahap gerakan dan tahap akhir.

3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera). 4. Mempersiapkan alat modifikasi berupa bola basket berbahan

plastik yang ringan dan tali.

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.


(40)

28

b.Tindakan

1. Siswa dibariskan melakukan doa, absen dan pemberian persepsi dan motivasi.

2. Siswa melakukan pemanasan dengan bentuk permainan.

3. Siswa dibagi menjadi lima kelompok berhadapan sesuai dengan banyaknya bola plastik dengan seutas tali yang dipancangkan pada tiang untuk memperbaiki hasil lambungan lemparan

4. Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan, yaitu gerakan overhead pass.

5. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh guru sebanyak 5 kali.

6. Guru melakukan koreksi kesalahan gerakan overhead pass 7. Siswa melakukan gerakan overhead pass yang telah diperbaiki.

b. Observasi

1. Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Observasi dilakukan untuk melihat apakah pembelajaran telah mencapai ketuntasan belajar yaitu siswa mampu melakukan gerak dasar overhead passdengan baik.

2. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu pengulangan.

c. Refleksi


(41)

29

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan

penelitian yang dilakukan pada tiap siklusnya. Alat ini berupa indikator dari penilaian keterampilan gerak dasar yaitu: 1) sikap persiapan; 1) sikap pelaksanaan ; 3) gerak akhir.

Instrumen untuk menganalisis keterampilan gerak dasar meroda yang diadaptasi dari Hal Wissel (1000: 77) dimana penilaian dilakukan pada setiap indikator gerakan dengan bobot nilai 1-3.

Tabel 1. Format Penilaian Gerak Dasar Overhead Pass.

No Indikator Deskriptor Nilai

1 2 3

1 Fase Persiapan - Lihat target

- Sikap berdiri yang seimbang - Tangan sedikit di belakang bola - Psoso pegangan tangan rileks - Bola di atas dahi

- Siku masuk ke dalam

1 Fase Pelaksanaan - Lihat target

- Pandangan mata jauh ke depan - Rentangkan lutut,

- punggung dan lengan direntangkan - Lenturkan pergelangan tangan dan

jari-jari

- Lepaskan bola dari tangan - Bola dilepas diatas kepala 3 Fase Follow Through - Lihat target

- Lengan direntangkan - Telapak tangan ke bawah - Jari-jari menunjuk pada target


(42)

30

F. Teknik Analisis Data

Setelah tindakan dilakukan, maka hasil penilaian dianalisis guna melihat prosentase kualitas hasil tindakan pada setiap siklus. Untuk menghitung prosentase keberhasilan siswa digunakan rumus :

100% n

f

Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan f : Jumlah yang melakukan benar n : Jumlah siswa yang mengikuti tes


(43)

39

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan penggunaan modifikasi bola plastik dalam melakukan gerak dasar

overhead pass untuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan

meningkatkan gerak dasar overhead pass pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Kaca Marga.

2. Dengan penggunaan modifikasi bola plastik dengan seutas tali yang

dipancangkan dalam melakukan gerak dasar overhead pass untuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar overhead pass pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Kaca Marga.

B. Saran


(44)

40

1. Kepada para guru pendidikan jasmani, modifikasi pembelajaran ini dapat

dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasar overhead pass dalam Basket.

2. Untuk siswa Kelas V SD Negeri 1 Kaca Marga agar selalu berupaya

meningkatkan gerak dasar overhead pass dalam Basket.

3. Bagi peneliti lainnya agar penelitian ini kiranya dapat dikembangkan lebih

lanjut dalam proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar gerak dasar overhead pass dalam Basket.


(45)

41

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Arma dan Manadji, Agus. 1994. Dasar- Dasar Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Adam, Iain. 1988. Mengajar Untuk Pemahaman. Direktorat Pendidikan Guru dan tenaga Teknis Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta

Arikunto, Suharsimi dkk. 1007. Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional. 1004. Kurikulum Pendidikan Jasmani. Jakarta. Dimyati dan Mudjiono. 1006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Husdarta dan Saputra, Yudha M. 1999/1000. Perkembangan Peserta Didik.

Depdikbud. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta

Kunandar. 1009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta.

Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.

Lutan, Rusli, dkk. 1001. Pendidikan Kebugaran Jasmani: Orientasi Pembinaan Di Sepanjang Hayat. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Dirjen OR. Jakarta Muhajir. 1007. Pendidikan Jasmani Teori dan Praktek. PT Erlangga. Jakarta. ______. 1007. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. PT Erlangga. Bandung.

Roji. 1006. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Erlangga. Jakarta Sujana, Nana. 1991. Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran. Lembaga penerbit


(46)

42

Syaodih Sukmadinata, Nana. 1007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. PT Remaja Pusda karya. Bandung.

Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 1005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.

Universitas Lampung. 1007. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung. Wissel, Hal. 1000. Bola Basket: Langkah Untuk Sukses. PT Grafindo Persada. Jakarta


(47)

43


(1)

prosentase keberhasilan siswa digunakan rumus :

100%

n

f

Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan f : Jumlah yang melakukan benar n : Jumlah siswa yang mengikuti tes


(2)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan penggunaan modifikasi bola plastik dalam melakukan gerak dasar overhead pass untuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan

meningkatkan gerak dasar overhead pass pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Kaca Marga.

2. Dengan penggunaan modifikasi bola plastik dengan seutas tali yang dipancangkan dalam melakukan gerak dasar overhead pass untuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar overhead pass pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Kaca Marga.

B. Saran


(3)

2. Untuk siswa Kelas V SD Negeri 1 Kaca Marga agar selalu berupaya meningkatkan gerak dasar overhead pass dalam Basket.

3. Bagi peneliti lainnya agar penelitian ini kiranya dapat dikembangkan lebih lanjut dalam proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar gerak dasar overhead pass dalam Basket.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Arma dan Manadji, Agus. 1994. Dasar- Dasar Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Adam, Iain. 1988. Mengajar Untuk Pemahaman. Direktorat Pendidikan Guru dan tenaga Teknis Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta

Arikunto, Suharsimi dkk. 1007. Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional. 1004. Kurikulum Pendidikan Jasmani. Jakarta. Dimyati dan Mudjiono. 1006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Husdarta dan Saputra, Yudha M. 1999/1000. Perkembangan Peserta Didik.

Depdikbud. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta

Kunandar. 1009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan

Profesi Guru. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta.

Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.

Lutan, Rusli, dkk. 1001. Pendidikan Kebugaran Jasmani: Orientasi Pembinaan Di Sepanjang Hayat. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Dirjen OR. Jakarta Muhajir. 1007. Pendidikan Jasmani Teori dan Praktek. PT Erlangga. Jakarta. ______. 1007. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. PT Erlangga. Bandung.

Roji. 1006. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Erlangga. Jakarta Sujana, Nana. 1991. Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran. Lembaga penerbit


(5)

Universitas Lampung. 1007. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung. Wissel, Hal. 1000. Bola Basket: Langkah Untuk Sukses. PT Grafindo Persada. Jakarta


(6)

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS DALAM BOLA BASKET DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS VI SDN 2 WAYHUWI JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN

0 23 49

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 7 GADINGREJO PRINGSEWU

0 12 46

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 7 GADINGREJO PRINGSEWU

0 14 46

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1 BUMIAYU PRINGSEWU

0 9 56

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1 BUMIAYU PRINGSEWU

0 18 56

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 1 PANJEREJO GADINGREJO PRENGSEWU

0 7 47

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 1 PANJEREJO GADINGREJO PRENGSEWU

0 4 47

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR OVERHEAD PASS PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 1 KACA MARGA

0 3 42

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LAY UP PADA BOLA BASKET DENGAN ALAT MODIFIKASI SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SINDANG ANOM LAMPUNG TIMUR

1 7 58

MENINGKATKAN GERAK DASAR CHEST PASS BOLA BASKET MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN BOLA JARING PADA KELAS V SDN PANGRANGO KECAMATAN HARJAMUKTI KOTA CIREBON.

2 16 45