MENINGKATKAN GERAK DASAR CHEST PASS BOLA BASKET MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN BOLA JARING PADA KELAS V SDN PANGRANGO KECAMATAN HARJAMUKTI KOTA CIREBON.

(1)

KOTA CIREBON

SKIRPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

Fahruli Dwi Yanuar 0903251

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR S1 PENJAS KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

KOTA CIREBON

Oleh

Fahruli Dwi Yanuar

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Fahruli Dwi Yanuar 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

KECAMATAN HARJAMUKTI KOTA CIREBON

Oleh

Fahruli Dwi Yanuar 0903251

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEBIMBING Pebimbing I,

Dr. Herman Subarjah, M.Si NIP. 196009181986031003

Pembimbing II,

Dewi Susilawati, M.Pd NIP. 197803102008122001

Mengetahui,

Ketua Prodi Studi S-1 PGSD Penjas

Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang

Drs. Respaty Mulyanto, M.Pd NIP. 195905201988031002


(4)

vii

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah... 10

C. Tujuan Penelitian... 12

D. Manfaat Penelitian... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka ... 15

1. Hakekat Pendidikan Jasmani ... 15

a. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 15

b. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 17

c. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ... 18

2. Perkembangan Keterampilan Gerak... 19

a. Pengertian Perkembangan ... 19

b. Teori Perkembangan Masa Usia 9-13 Tahun ... 20

c. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ... 21

d. Teori Belajar ... 22

3. Permainan Bola Basket ... 23

a. Pengertian Permainan Bola Basket ... 23

b. Teknik Dasar Permainan Bola Basket ... 24

c. Alat dan Media Permainan Bola Basket ... 31

d. Pembelajaran Chest pass ... 32

e. Pembelajaran di Sekolah Dasar ... 33

4. Prinsip Modifikasi Dalam Pembelajaran Penjas... 33

a. Pengertian Modifikasi ... 33

b. Manfaat Modifikasi ... 34

c. Permainan Bola Jaring ... 34

d. Pembelajaran Permainan Bola Jaring yang Dimodifikasi Mengarah Pada Peningkatan Gerak Dasar Chest Pass ... 36

e. Kajian Relevan ... 39


(5)

viii

2. Waktu Penelitian ... 42

B. Subjek Penelitian ... 42

C. Metode dan Desain Penelitian ... 43

1. Metode Penelitian ... 43

2. Desain Penelitian ... 46

D. Prosedur Penelitian ... 49

E. Instrument Penelitian ... 51

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 53

1. Teknik Pengolahan Data ... 53

2. Analisis Data ... 53

3. Validasi Data ... 54

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal ... 57

B. Paparan Data Tindakan ... 67

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 67

2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... 80

3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 93

C. Paparan Hasil Wawancara ...102

D. Pembahasan ...104

E. Temuan Refleksi Hasil Penelitian ...108

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...111

B. Saran ...113


(6)

ix

Tabel 1.1 Data Awal Hasil Tes Chest Pass Bola Basket ... 7

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian... 42

Tabel 4.1 Data Awal Hasil Penilaian Perencanaan Pembelajaran ... 58

Tabel 4.2 Data Awal Hasil Penilaian Kinerja Guru ... 59

Tabel 4.3 Data Awal Aktivitas Siswa ... 60

Tabel 4.4 Data Awal Gerak Dasar Chest Pass ... 61

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Perolehan Presentase Perencanaan Pembelajaran 63 Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Perolehan Presentase Pelaksanaan Kinerja Guru . 64 Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 65

Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Tes Gerak Dasar Chest Pass ... 66

Tabel 4.9 Hasil Obsevasi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 68

Tabel 4.10 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 71

Tabel 4.11 Hasil Obsevasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 72

Tabel 4.12 Data Hasil Tes Gerak Dasar Chest Pass Siklus I ... 74

Tabel 4.13 Kriteria Penilaian Dalam Gerak Dasar Chest Pass ... 75

Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Penilaian Perencanaan Siklus I ... 76

Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus I ... 78

Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus I ... 79

Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Penilaian Gerak Dasar Chest Pass Siklus I ... 80

Tabel 4.18 Hasil Obsevasi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 81

Tabel 4.19 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 84

Tabel 4.20 Hasil Obsevasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 85

Tabel 4.21 Data Hasil Tes Gerak Dasar Chest Pass Siklus II ... 87

Tabel 4.22 Kriteria Penilaian Dalam Gerak Dasar Chest Pass ... 88

Tabel 4.23 Rekapitulasi Hasil Penilaian Perencanaan Siklus II ... 89

Tabel 4.24 Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus II ... 90

Tabel 4.25 Rekapitulasi Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus II ... 91

Tabel 4.26 Rekapitulasi Hasil Penilaian Gerak Dasar Chest Pass Siklus II ... 92

Tabel 4.27 Hasil Obsevasi Perencanaan Pembelajaran Siklus III... 94

Tabel 4.28 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 97

Tabel 4.29 Hasil Obsevasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 98

Tabel 4.30 Data Hasil Tes Gerak Dasar Chest Pass Siklus III ... 99

Tabel 4.31 Kriteria Penilaian Dalam Gerak Dasar Chest Pass ...100

Tabel 4.32 Rekapitulasi Hasil Penilaian Perencanaan Siklus III ...100

Tabel 4.33 Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus III ...101

Tabel 4.34 Rekapitulasi Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus III ...101

Tabel 4.35 Rekapitulasi Hasil Penilaian Gerak Dasar Chest Pass Siklus III...102


(7)

x

Halaman

Gambar 2.1 Dribbling Bola Basket ... 25

Gambar 2.2 Chest Pass ... 27

Gambar 2.3 Bounce Pass ... 28

Gambar 2.4 Over Head Pass ... 28

Gambar 2.5 Pivot ... 29

Gambar 2.6 Shooting ... 30

Gambar 2.7 Lay Up ... 30

Gambar 2.8 Bola Basket ... 31

Gambar 2.9 Lapangan Bola Basket dan Papan Pantul ... 32

Gambar 2.10 Pembelajaran Siklus I ... 37

Gambar 2.11 Pembelajaran Siklus II ... 37

Gambar 2.12 Pembelajaran Siklus III ... 38

Gambar 3.1 Denah SDN Pangrango ... 41


(8)

xi

Diagram 4.1 Hasil Penilaian Perencanaan Pembelajaraan Pada Data Awal dan

Siklus I ... 69

Diagram 4.2 Hasil Penilaian Kinerja Guru Pada Data Awal dan Siklus I ... 72

Diagram 4.3 Hasil Aktivitas Siswa Pada Data Awal dan Siklus I ... 73

Diagram 4.4 Hasil Belajar Siswa Pada Data Awal dan Siklus I ... 75

Diagram 4.5 Hasil Penilaian Perencanaan Pembelajaraan Pada Data Awal dan Siklus II ... 82

Diagram 4.6 Hasil Penilaian Kinerja Guru Pada Data Awal dan Siklus II ... 85

Diagram 4.7 Hasil Aktivitas Siswa Pada Data Awal, Siklus I dan Siklus II ... 86

Diagram 4.8 Hasil Belajar Siswa Pada Data Awal, Siklus I dan Siklus II ... 88

Diagram 4.9 Hasil Penilaian Perencanaan Pembelajaraan Setiap Siklus ... 104

Diagram 4.10 Hasil Penilaian Kinerja Guru Setiap Siklus ... 105

Diagram 4.11 Hasil Aktivitas Siswa Setiap Siklus ... 105


(9)

xii

Lampiran 1 Format Instrument Penilaian Kinerja Guru (Perencanaan) ... 117

Lampiran 2 Format Instrument Penilaian Kinerja Guru (Pelaksanaan) ... 126

Lampiran 3 Format Instrument Aktivitas Siswa ... 130

Lampiran 4 Format Instrument Hasil Belajar Chest Pass ... 132

Lampiran 5 Format Wawancara Untuk Siswa ... 134

Lampiran 6 Format Wawancara Terhadap Observer ... 135

Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 136

Lampiran 8 Instrument Penilaian Kinerja Guru (Perencanaan) Siklus I... 140

Lampiran 9 Instrument Penilaian Kinerja Guru (Pelaksanaan)Siklus I ... 141

Lampiran 10 Data Aktivitas Siswa Siklus I ... 142

Lampiran 11 Data Hasil Belajar Chest Pass Pada Siklus I ... 143

Lampiran 12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 144

Lampiran 13 Instrument Penilaian Kinerja Guru (Perencanaan) Siklus II ... 148

Lampiran 14 Instrument Penilaian Kinerja Guru (Pelaksanaan)Siklus II ... 149

Lampiran 15 Data Aktivitas Siswa Siklus II ... 150

Lampiran 16 Data Hasil Belajar Chest Pass Pada Siklus II ... 151

Lampiran 17 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 152

Lampiran 18 Instrument Penilaian Kinerja Guru (Perencanaan) Siklus III ... 156

Lampiran 19 Instrument Penilaian Kinerja Guru (Pelaksanaan)Siklus III ... 157

Lampiran 20 Data Aktivitas Siswa Siklus III ... 158

Lampiran 21 Data Hasil Belajar Chest Pass Pada Siklus III ... 159

Lampiran 22 Hasil Wawancara Untuk Siswa ... 160

Lampiran 23 Hasil Wawancara Terhadap Observer ... 161

Lampiran 24 SK Pebimbing ... 162

Lampiran 25 Surat Izin Penelitian... 163

Lampiran 26 Surat Keterangan Penelitian ... 164

Lampiran 27 Monitoring Bimbingan Skripsi ... 165

Lampiran 28 Dokumentasi Siklus I... 167

Lampiran 29 Dokumentasi Siklus II ... 168


(10)

1

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran manusia yang berlangsung seumur hidup yang di dalamnya terdapat aspek afektif, kognitif dan psikomotor. Sedangkan pendidikan yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Jadi pendidikan dapat dimaknai “...proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada” (Sagala, 2009: 3).

Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum. Pendidikan jasmani merupakan suatu sarana serta penunjang untuk pencapaian tujuan pendidikan. Namun pendidikan jasmani bukan hanya sekedar dekorasi atau ornamen yang ditempatkan pada program sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk. Menurut Susilawati (2010: 3) menyatakan bahwa pendidikan jasmani dirancang dan dibuat sebagai bagian penting dalam pendidikan. Pendidikan jasmani yang diarahkan dengan baik akan mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan mental siswa.

Sebagaimana definisi pendidikan jasmani yang dikemukakan oleh Ula dan Somantri (2012: 35) adalah:

Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani, penguasaan gerak dasar, untuk menggembangkan aspek organik, berkembangnya kapasitas dan kerjaa organ tubuh yaitu peredaran darah, jantung dan sistem pernafasan serta


(11)

menggembangkan aspek neuromuskuler berkembangnya syaraf di dalam tubuh), menggembangkan aspek kognitif (berkembangnya pengetahuan), dan menggembangkan aspek perseptual (berkembangnya wawasan anak didik).

Sehubungan pernyataan di atas, pendidikan jasmani harus memiliki tujuan yang sejalan dengan tujuan pendidikan memberi kontribusi yang sangat berharga dan memberi inspirasi bagi kesejahteraan hidup manusia. Makna yang terkandung dalam pendidikan jasmani tidak sekedar pendidikan yang bersifat physical atau aktivitas fisik tetapi lebih luas lagi keterkaitannya dengan tujuan pendidikan secara menyeluruh serta memberi kontribusi terhadap kehidupan individu.

Adapun tujuan umum dari pendidikan jasmani disekolah dasar adalah memacu kepada pertumbuhan, perkembangan jasmani, mental emosional dan sosial yang selaras dalam nilai Pancasila dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan dasar, menanamkan nilai, sikap, dan membiasakan hidup sehat.

Secara sederhana, pendidikan jasmani dapat diartikan sebagai proses belajar untuk bergerak dan belajar melalui gerak. Maksud dari pernyataan tersebut adalah disamping belajar, anak juga dididik melalui gerak untuk mencapai tujuan pengajaran. Melalui pengalaman tersebut akan terbentuk dan berkembang dalam aspek jasmani, rohani anak dan kepribadian anak yang harmonis di dalam kehidupannya.

Perkembangan jasmani anak tidak semata-mata bergantung pada proses kematangan anak, tapi juga dipengaruhi oleh pengalaman geraknya dan kebugaran jasmaninya. Melalui bimbingan dari guru, anak diharapkan mampu berkembang kebugaran jasmaninya dengan penuh kesenangan, penghematan tenaga, dan gerakannya terkendali sehingga tujuan pendidikan akan tercapai.

Di dalam proses belajar mengajar guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Salah satu cara untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran ialah memberdayakan komponen


(12)

pembelajaran dalam mendukung pencapaian tujuan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran yang memberikan kesempatan secara luas kepada siswa dalam mengembangkan kemampuannya secara optimal.

Selain mengajarkan dan mendidik siswa guru dituntut untuk mampu menggembangkan model pembelajaran yang inovatif atau memodifikasi permainan dalam kegitan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan memotivasi siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaaran. Namun guru harus memperhatikan jangan sampai model yang dikembangkan atau modifikasi yang dilakukan tidak sesuai dengan kurikulum yang digunakan dalam proses kegiatan pembelajaran.

Pengertian kurikulum yang tercantum dalam paduan kurikulum tingkat satuan pendidikan SD/ MI adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sesuai amanat peraturan pemerintah Republik Indonesia nomer 19 tahun 2005 bahwa kurikulum yang digunakan saat ini mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada paduan dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pembelajaran pendidikan jasamani terdapat permainan bola kecil dan permainan bola besar. Permainan bola kecil adalah kegiatan pembelajaran yang menerapkan permainan dengan mengunakan bola dalam ukuran yang relatif kecil, sedangkan permainan bola besar yaitu kegiatan pembelajaran yang menerapkan permainan yang menggunakan bola dalam ukuran yang relatif besar.

Dalam penelitian ini penulis mengangkat masalah dalam pembelajaran salah satu permainan bola besar yaitu permainan bola basket khususnya dalam masalah modifikasi pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan


(13)

pembelajaran bola basket. Karena kegiatan pembelajaran bola basket yang selama ini dilaksanakan di SD kurang menarik dan kurang dapat memotivasi siswa sehingga siswa kurang memahami gerak dasar bola basket dan permainan bola basket menjadi membosankan.

Bila dipahami melalui pembelajaran atau permainan bola basket peserta didik memperoleh banyak manfaat, khususnya dalam hal pertumbuhan fisik, mental dan sosial yang baik. Dalam bermain bola basket perserta didik dilatih untuk mempunyai persendian-persendian yang baik, otot-otot yang kuat, peredarahan darah menjadi lancar, pernafasan tidak terhambat, memiliki pemikiran yang mampu memecahkan maslah dengan cepat dan tepat dan sebagainya.

Dalam kaitannya dengan anak sekolah dasar, sudah jelas bahwa bermain bola basket dapat memacu perubahan dan pengembangan anak untuk mencapai tujuan pendidikan. Namun ada tidaknya motivasi seorang individu untuk belajar sangat dipengaruhi dalam proses aktivitas itu sendiri. Oleh karena itu, menjadi jelaslah bahwa salah satu masalah yang dihadapi guru untuk menyelenggarakan pengajaran adalah bagaimana cara menumbuhkan motivasi dalam diri peserta didik secara efektif.

Dalam permainan bola basket pengusaan bola dan penguasaan teknik dasar merupakan modal dasar yang harus dimiliki setiap pemain. Menurut Ariesbowo (2007: 5) menyatakan bahwa:

Kerjasama dalam bola basket sangat penting artinya. Kita tidak dapat

merebut kemenangan dalam waktu yang singkat tanpa melewati proses yang baik seperti halnya seorang bayi yang tidak dapat langsung berjalan setelah lahir.

Proses tersebut mencakup penguasaan derak dasar mengoper atau melempar bola pada permainan bola basket. Mengoper bola adalah cara efektif dan efisien untuk memindahkan bola ke arah depan. Cara melempar bola dalam permainan bola basket adalah operan setinggi dada (chest pass) dan lemparan atau operan samping atau lemparan bahu.

Namun kenyataan di lapangan bagi siswa SD untuk melakukan lemparan atau operan samping atau lemparan bahu masih mengalami


(14)

kesulitan. Hal ini disebabkan kurangnya kekuatan otot lengan dalam melakukan lemparan atau operan samping atau lemparan bahu dan kurangnya pengalaman gerak melakukan gerakan lemparan atau operan samping atau lemparan bahu, sehingga siswa SD lebih sering menggunakan operan dengan menggunakan dua tangan (chest pass). Namun dalam melakukan gerakan chest pass bola basket siswa masih banyak yang kurang memahami gerak dasar chest pass bola basket dengan benar. Sehingga mengalami kesulitan, diantaranya: operan yang terlalu tinggi dan tidak sampai pada target yang dicapai, bola terlalu keras dll. Sehubungan dengan hal tersebut penulis mencoba menerapkan model pembelajaran yang inovatif untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar chest pass bola basket .

Salah satu model permainan yang bisa dikembangkan adalah dengan memodifikasi bentuk permainan yang berorientasi pada permainan bola basket khususnya teknik dasar chest pass. Kegunaan chest pass sangat menunjang dalam melakukan permainan bola basket diantaranya: operan jarak dekat, mempermudah pengontrolan, memungkinkan lebih tepat mengenai sasarannya, dapat lebih cepat serta dapat dikembalikan atau dioperkan lagi pada pemain lainnya. Memberikan operan bagi siswa tidaklah semudah orang menduga, sebagaimana yang dinyatakan Oliver (2007: 36) bahwa:

Untuk melakukan umpan dada, posisikan dirimu kira-kira 3 meter dari sasaran, misal dengan seorang teman atau dinding gedung olahraga. Letakan tanganmu di sisi bola dan tekuklah (bengkokkanlah) lenganmu sedikit sehingga bola kamu bawa mendekati dadamu.

Sesuai dengan pernyataan di atas, maka dalam proses pembelajaran jasmani hendaknya diciptakan situasi yang menggembirakan, kondusif dan efektif bagi siswa sehingga siswa bersemangat dan tanpa sadar dengan pembelajaran yang dilaksanakan siswa kualitasnya akan meningkat, khususnya kualitas dalam melakukan gerak dasar chest pass bola basket.

Dari hasil observasi yang dilakukan dilapangan, hasil yang diperoleh adalah siswa kurang memiliki kemampuan dalam mengembangkan atau meningkatkan kemampuan chest pass bola basket. Hal ini tergambar dari


(15)

hasil observasi, hasil wawacara terhadap siswa serta serta guru dan tes awal dengan melakukan chest pass bola basket berpasangan.

1. Hasil observasi :

a. Siswa tidak terlalu memperhatikan intruksi dari guru b. Siswa mengobrol ketika guru memberikan instruksi

c. Kurangnya minat siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran bola basket.

d. Kurangnya persiapan guru dalam menerapkan rencana perencanaan pembelajaran.

e. Interaksi yang dilakukan dalam pembelajaran hanya terjadi satu arah, yaitu dari guru ke siswa.

f. Guru tidak melakukan apresepsi dan menjelaskan tujuan pembelajaran diawal.

g. Tidak adanya model pembelajaran yang menarik yang diterapkan guru dalam melakukan pembelajaran.

h. Tidak adanya upaya modifikasi yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran.

2. Hasil wawancara

a. Siswa tidak mengerti teknik dasar chest pass bola basket dengan benar.

b. Siswa tidak bisa menjelaskan apa saja yang harus diperhatikan dalam melakukan teknik dasar chest pass bola basket.

c. Guru kurang faham terhadap model pembelajaran yang muktahir. d. Guru tidak selalu membuat rencana persiapan pembelajaran pada

setiap pertemuan. 3. Dari data tes awal

Dengan KBM 70 tes yang dilakukan adalah chest pass berpasangan. Hal tersebut dilakukan dengan membagi siswa menjadi empat kelompok dengan anggota 10 dan 9 dengan jarak tiga meter.


(16)

Tabel 1.1

Data Awal Hasil Tes Chest Pass Bola Basket

No Nama siswa

Aspek yang dinilai

Skor Nilai Ket.

Awalan Pelaksanaan Akhiran

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 T BT

1. Ali Diyanto    6 50 

2. Febrian Ronan Rofik    6 50 

3. Abdillah Fath Asti S    6 50 

4. Alief Rahmizal R    7 58 

5. Amadea Putri S    6 50 

6. Annisa Audrey K    6 50 

7 Ani Akhsanul M    6 50 

8. Auliya Syahfitri    7 58 

9. Ayis Fikri R    8 66 

10. Dinda Salsabila    7 58 

11. Dava Karbalah    6 50 

12. Dwi Agustini    6 50 

13. Dwi Setiawan N    6 50 

14. Ega Fajri Sya’bani    8 66 

15. Eka Setiawan N    7 58 

16. Fajar Dwi Sadewo    6 50 

17. Farah Nur Fadhilah    6 50 

18. Feyka Farah Diba    10 83 

19. Isya Fahrizki A    6 50 

20. Ivan Adetya F    7 58 

21. Jelita Grace Lorenza    7 58 

22. Marifa Hasyanah    7 58   

23. M. Hanif Ali Firdaus    7 58 

24. M. Hayqal F    7 58 

25. Nuurus Sa’adah    8 66 

26. Priyova Muhamad R    6 50 

27. R. M. Farhan F    6 50 

28. Ronauli B. Manulu    6 50 

29. Rut Lammarinto    9 75 

30. Salma Nurazizah    6 50 

31. Salsa Jeffrizka Putri    6 50 

32. Sekar Tanjung W    7 58 

33. Slamet Abdullah    8 66 

34. Syafira Gita Fitri N.    7 58 

35. Vera Vibrianti    6 50 

36. Viana Charisa N    6 50 

37. Wahyu Ardian    7 58 

38. Yakobus Simamora    9 75 

40. Dandi Nugroho    7 58 

41. Uud Sirojjudin    8 66 

42. M. Asep Saefudin    8 66 

Jumlah 281 2406 3 39


(17)

Keterangan: Skor ideal : 12

Nilai : Skor yang diperoleh X 100% Skor ideal

KBM : 70

Jika nilai ≥ 70 dikatakan tuntas Jika nilai ≤ 70 dikatakan tidak tuntas Deskriptor Chest Pass:

Gerak Awal:

1. Sikap tubuh rileks dan kaki dibuka selebar bahu 2. Memengang bola dengan dua tangan.

3. Bola dipegang di depan setinggi dada. 4. Pandangan ke arah depan.

Gerak Pelaksanaan :

1. Pegang bola dengan kedua telapak tangan dan jari-jari terbuka.

2. Operan dimulai dengan melangkahkan satu kaki depan kearah sasaran. 3. Kedua lengan menolak lurus kedepan.

4. Operan dimulai diarahkan setinggi dada si penerima secara mendatar dan bola sedikit berputar.

Gerak Akhir :

1. Bersamaan dengan irama gerak pelepasan bola, berat badan dipindahkan ke depan.

2. Langkahkan kaki belakang setelah bola lepas dari tangan. 3. Tangan kembali dalam keadaan sewajarnya atau rileks. 4. Badan kembali berdiri sewajarnya.

Keterangan Skor :

Skor 4: bila 4 deskriptor terlaksana. Skor 3: bila 3 deskriptor terlaksana. Skor 2: bila 2 deskriptor terlaksana. Skor 1: bila 1 deskriptor terlaksana.


(18)

Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan siswa kurang bisa melakukan gerakan chest pass dengan benar, siswa kurang termotivasi dalam melakukan pembelajaraan dan kurangnya inovasi guru terhadap model yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari sistematis gerakan tubuh siswa saat siswa melakukan gerak dasar chest pass tersebut.

Dari data hasil tes awal keadaan siswa kelas V SDN Pangrango Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon, jumlah keseluruhan siswa kelas V lebih dari 90% kurang mampu untuk melakukan teknik dasar chest pass bola basket dengan benar. Hal itu disebabkan karena anak masih sangat kurang pemahaman tentang gerak dasar chest pass serta kemauan atau minat dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pembelajaran bola basket, dan juga kurangnya kemampuan guru dalam mengemas pembelajaran sehingga anak sangat cepat jemu dan kurang bergairah.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka permasalahan yang timbul harus segera mendapatkan penanganan lebih lanjut secara profesional demi tercapainya peningkatan kemampuan siswa serta kemajuan dibidang pendidikan terutama bidang olahraga. Hal ini berkaitan dengan kemampuan seorang guru pendidikan jasmani, karena sebagai guru pendidikan jasmani harus memiliki penggunaan model pembelajaran yang inovatif sehingga proses pembelajaran akan tampak lebih menyenangkan bagi siswa. Dalam permasalahan ini model yang akan diambil adalah modifikasi peraturan permainan bola jaring.

Bola jaring merupakan permainan yang sejenis dengan permainan bola basket. Permainan bola jaring dilaksanakan pada permukaan yang keras dan rata seperti bola basket namun dalam permainan bola jaring gelangang atau lapangan dibagi menjadi tiga bagian. Satu regu dalam permainan bola jaring terdiri dari tujuh pemain dengan tugas yang berbeda-beda.

Diharapkan melalui modifikasi permainan bola jaring peserta didik dapat berkembang dalam melakukan teknik dasar chest pass bola basket. Selain peraturan yang dimodifikasi menjadi lebih menarik dan inovatif,


(19)

dengan siswa yang ikut serta dalam permainan lebih banyak maka siswa menjadi lebih sering melakukan lemparan atau operan. Merencanakan pembelajaran pendidikan jasmani dalam bentuk modifikasi permainan bola jaring untuk anak dapat mencakup unsur gerak, gembira, dan belajar yang dapat membuat peserta didik termotivasi dalam melaksanakan pembelajaran. Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka penulis melakukan penelitian tindakan kelas yang dirumuskan dalam judul Meningkatkan gerak dasar chest pass bola basket melalui modifikasi permainan bola jaring pada siswa kelas V SDN Pangrango Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon.

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis akan membahas tentang peningkatan gerak dasar chest pass bola basket melalui modifikasi permainan bola jaring. Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis pada siswa kelas V SDN Pangrango Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon dan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu:

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran chest pass bola basket melalui modifikasi permainan bola jaring di Kelas V SDN Pangrango?

b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran chest pass bola basket melalui modifikasi permainan bola jaring di Kelas V SDN Pangrango?

c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran chest pass bola basket melalui modifikasi permainan bola jaring pada siswa kelas V SDN Pangrango?

d. Bagaimana hasil pembelajaran chest pass bola basket melalui modifikasi permainan bola jaring di Kelas V SDN Pangrango?

2. Pemecahan Masalah

Melihat dari permasalahan yang ada, hal yang harus dilakukan adalah mencari sebuah alternative untuk memecahkan masalah tersebut. Penulis dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan mengambil alternative untuk


(20)

memecahkan masalah adalah menyajikan pembelajaran melalui modifikasi permainan bola jaring. Dengan permainan ini bisa menarik minat siswa dan memotivasi siswa hingga lebih bersemangat dalam melaksanakan proses pembelajaran khususnya pembelajaran bola basket.

Pembelajaran dengan modifikasi permainan bola jaring dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan, pada tahap perencanaan ini guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam upaya mengembangkan dan merancang permaianan bola jaring sehingga mengarah pada pembelajaran chest pass bola basket dan mampu meningkatkan gerak dasar chest pass bola basket. Kemudian guru dapat menjelaskan kepada siswa tentang materi yang akan disampaikan, tujuan, pokok kegiatan, dan hasil belajar yang diharapkan, serta menyiapkan alat dan media yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran bola jaring yang sesuai dengan IPKG 1.

b. Tahap pelaksanaan, pada tahap ini siswa melakukan kegiatan pembelajaran yang direncanakan dalam RPP dan sesuai dengan IPKG 2. Pada penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan, peneliti melakukan penelitian dengan tiga siklus. Siklus I: siswa melakukan chest pass berpasangan dengan menggunakan bola basket yang dimodifikasi yaitu menggunakan bola voli dengan jarak tiga meter selama 10 menit. Siklus II: siswa melakukan permainan bola jaring yang dimodifikasi yaitu berusaha mengoper bola yang dimodifikasi pada teman yang menjadi target operan terakhir dengan diberi kemudahan target diperbolehkan bergerak pada kawasan yang telah ditentukan dengan waktu permainan 20 menit. Siklus III: siswa melakukan permainan bola jaring yang dimodifikasi yaitu berusaha mengoper bola bakset pada teman yang menjadi target operan terakhir yang diam ditempat yang telah ditentukan dengan waktu permainan 20 menit. Dalam semua siklus yang dilaksanakan guru memberikan bimbingan berupa arahan dan motivasi pada anak ketika melakukan permainan bola jaring yang dimodifikasi.


(21)

c. Tahap aktivitas siswa, pada tahapan ini guru melakukan pengamatan secara langsung mengenai aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi dengan harapan siswa dapat menunjukan sikap kerjasama, motivasi, dan disiplin.

d. Hasil, melalui modifikasi permainan bola jaring pada siswa kelas V SDN Pangrango Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon kemampuan gerak dasar chest pass bola basket akan meningkat.

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dalam meningkatkan gerak dasar chest pass melalui modifikasi permainan bola jaring pada siswa kelas V SDN Pangrango Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon. Tujuan penelitian sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran permainan bola jaring yang dimodifikasi dalam upaya meningkatkan kemampuan gerak dasar chest pass bola basket pada kelas V SDN Pangrango Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon.

b. Untuk mengetahui pelaksanaan permainan bola jaring yang dimodifikasi dalam upaya meningkatkan kemampuan gerak dasar chest pass bola basket pada kelas V SDN Pangrango Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon.

c. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam permainan bola jaring yang dimodifikasi sebagai media dalam upaya meningkatkan kemampuan gerak dasar chest pass bola basket pada kelas V SDN Pangrango Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon.

d. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah melakukan permainan bola jaring yang dimodifikasi dalam upaya meningkatkan kemampuan gerak dasar chest pass bola basket pada kelas V SDN Pangrango Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon.


(22)

D. Manfaat Hasil Penelitian

Diharapkan dalam peneletian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dalam penelitian, yaitu:

1. Bagi Guru

a. Memberikan referensi model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, sehingga anak tidak mudah bosan.

b. Menambah kreativitas guru dan mempermudah penyampaian serta menjadi variatif dalam memberikan pembelajaran.

c. Meningkatkan profesionalisme guru dalam memberikan pelayanan terhadap anak didik.

2. Bagi Siswa

a. Membuat pembelajaran jasmani menyenangkan, tidak kaku dan semakin mempermudah siswa dalam menerima pembelajaran. b. Meningkatkan teknik dasar chest pass bola basket.

c. Meningkatkan minat siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan lebih aktif.

d. Meningkatkan kualitas pembelajaran. 3. Bagi Sekolah

Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran ditingkat pendidikan serta memberikan kontribusi mutu pendidikan siswa terutama dalam pembelajaran Pendidikan jasmani dan dapat menjadi bahan rujukan sekolah dalam mengambil kebijakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam pembelajaran Pendidikan jasmani sehingga membantu tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani tersebut.

4. Bagi Lembaga

Dapat meningkatkan mutu pendidikan jasmani di Sekolah Dasar. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran, dapat memberikan citra positif kepada masyarakat tentang pendidikan jasmani, serta dapat mengembangkan profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani.


(23)

5. Bagi Peneliti

a. Dapat menambah pengalaman mengajar dengan menggunakan model dan media pembelajaran dalam pendidikan.

b. Dapat memperoleh pengetahuan, pengalaman dan pemahaman tentang tata cara menyusun karya ilmiah.

c. Memperoleh data dan informasi yang jelas tentang masalah didalam proses belajar siswa kelas V didalam mengikuti pelajaran penjas.

E. Batasan Istilah

Dalam penelitian ini penulis menganggap perlu untuk memberikan batasan tentang istilah-istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini untuk menghindari penafsiran yang salah.

Meningkatkan adalah proses kegiatan, cara meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb). (Kamus Besar Indonesia/ Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2005. Jakarta: Balai Pustaka. Ed. 2,cet-2).

Chest Pass adalah melempar atau melempar bola dalam permaian bola

basket dengan dua tangan. Operan ini baik dipakai pada lemparan-lemparan jarak pendek dalam upaya menjaga penguasaan bola dan menghindari dari serangan lawan (intercept). (Sadikun Imam,1992:224)

Bola Basket adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing terdiri dari lima orang pemain, tiap regu berusaha memasukan bola ke dalam keranjang lawan, mencegah lawan mencetak angka. Pada permainan bola basket untuk mendapatkan gerakan efektik dan efisien perlu didasarkan pada penguasaan teknik dasar yang baik. (Perbasi, 2004:1). Bola Jaring adalah permainan beregu berasal dari Amerika Serikat yang menyerupai bola basket, tiap regu terdiri dari tujuh orang pemain yang masing-masing regu berusaha untuk mendapatkan poin dengan memasukan bola ke dalam jaring dengan tugasnya masing-masing di setiap posisi dan area yang telah di tentukan. (http://www.slideshare.net/gtabbas/topik-3-bola-jaring).


(24)

41

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi pada penelitian ini adalah SDN Pangrango Kelurahan Larangan Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon.

Berikut adalah denah sekolah tempat penelitian:

Gambar 3.1 Denah SDN Pangrango

Adapun pertimbangan peneliti memilih lokasi SDN Pangrango adalah sebagai berikut:

a. Lokasi penelitian berdekatan dengan kediaman peneliti, sehingga peneliti sudah mengenal karakteristik lingkungan sekolah, tenaga pendidik dan siswa. Sehingga dapat mengefektifkan dan mengefesienkan waktu peneliti.

Ruang Guru

Rumah Penjaga Sekolah

Kelas 3 Kelas 2 Kelas 1

Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6 Ruang

Kepsek W

C

Perpustakaan

Lapangan


(25)

b. Terdapat lapangan bola basket walau dengan sarana yang terbatas dan kurang memadai.

c. Penelitian dilakukan pada kegiatan ekstrakurikuler sehingga meskipun dilaksanakan secara itensif, tidak menganggu kegiatan pembelajaran sesungguhnya.

2. Waktu Penelitian

Lama penelitian yang diperkirakan adalah selama 4 bulan, yaitu dari bulan Januari 2013 sampai dengan April 2013. Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk memperbaiki hasil belajar dan berorientasi ke depan, maka kegiatan penelitian dilakukan dalam beberapa siklus hingga permasalahan dapat diatasi.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitain No. Uraian

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

Januari Februari Maret April 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan dan

pembekalan 2

Perencanaan 3 Pelaksanaan

siklus 1 4 Pelaksanaan

siklus 2 5 Pelaksanaan

siklus 3 6 Pengolahan

data 7 Penyusunan

laporan Sidang : Juni/ Juli

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SDN Pangrango Kelurahan Larangan Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 42 siswa. Yang terdiri dari 18 siswa perempuan dan 24 siswa laki-laki.


(26)

Penelitian ini sesuai dengan materi pembelajaran chest pass pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi, Sukmadinata (2010: 52).

Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi arti apa data yang dikumpulkan, dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah.

Menurut Sukmadinata (2010: 53-57) metode penelitian terdiri atas: a. Penelitian Deskriptif

b. Penelitian Survai c. Penelitian Ekpos Fakto d. Penelitian Komperatif e. Penelitian Komparatif f. Penelitian Korelasional g. Penelitian dan Pengembangan h. Penelitian Tindakan

Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian yang diarahkan pada mengadakan pemecahan masalah atau perbaikan. Guru-guru mengadakan pemecahan terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam kelas, kepala sekolah mengadakan perbaikan terhadap manajement di sekolahnya. Penelitian ini difokuskan kepada perbaikan proses maupun peningkatan hasil kegiatan.

Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penilitian reflektif diri yang secara kolektif dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan sosial mereka, serta pemahaman mereka mengenai praktik ini dan terhadap siswa tempat


(27)

dilakukannya praktik-praktik ini (Kemmis dan Taggart dalam Sumadayo, 2013: 1).

Berdasarkan pendekatannya menurut Sukmadinata (2010) metode penelitian dibedakan menjadi dua, antara lain:

a. Penelitian kuantitatif b. Penelitian kualitatif

Penelitian merupakan penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip. Langkah-langkah penelitian dimulai dengan mengidentifkasi masalah, menghubungkan masalah tersebut dengan teori-teori yang ada, mengumpulkan data, menganalisis dan menginterpretasi data, menarik kesimpulan, dan menggabungkan kesimpulan-kesimpulan tersebut ke dalam ilmu pengetahuan.

Sehubungan dengan pernyataan di atas Woody dalam Sumadayo (2013: 1) menyatakan bahwa:

Penelitian merupakan sebuah metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis (critcal thinking) penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesis atau jawaban sementara, membuat kesimpulan dan sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua kesimpulan untuk menentukan apakah ia cocok dengan hipotesis.

Selanjutnya menurut Sukmadinata (2010: 5) menyatakan bahwa “Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu”. Secara ringkas penelitian merupakan suatu kegiatan pencarian, menghimpun data, dan manganalisa data secara sistematis dan logis hal-hal yang masih menjadi teka-teki untuk dipecahkan.

Sedangkan penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalkan objektivitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol. Berbeda dengan penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif bertolak dari pandangan positivisme. Penelitian kualitatif


(28)

berangkat dari filsafat konstruktivisme, yang memandang kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan menuntut interpretasi berdasarkan pengalaman sosial.

Kualitatif berarti sesuatu yang berkaitan dengan aspek kualitas, nilai atau makna yang terdapat dibalik fakta. Kualitas, nilai atau makna hanya dapat diungkapkan dan dijelaskan melalui linguistik, bahasa dan kata-kata. Oleh karena itu bentuk data yang digunakan bukan berbentuk bilangan, angka, skor atau nilai yang biasanya dianalisis dengan menggunakan perhitungan matematika atau statistik.

Selaras dengan kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan, serta objek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa. Metode pendekatan kualitatif pada penelitian ini dipilih karena dapat menggambarkan perkembangan anak secara bertahap dan jelas selama kegiatan pembelajaran.

Sebagaimana yang dikatakan Bogdan dan Taylor dalam Sumadayo (2013: 3) bahwa “metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.

Adapun tujuan penelitian kualitatif menurut Licoln dan Guba dalam Sumadayo (2013: 6) adalah:

Peneletian kualitatif bertujuan untuk membangun ideografik dari body of knowledge sehingga cenderung dilakukan tidak untuk menemukan hukum-hukum dan tidak untuk membuat generalisasi, melainkan untuk membuat penjelasan mendalam atau ekstrapolasi atau objek tersebut.

Penelitian kualitatif menunjuk dan menekankan pada proses dan berarti tidak diteliti secara ketat dan terukur (jika memang dapat diukur), dilihat dari kualitas, jumlah, itensitas atau frekuensi. Penelitian kualitatif menekankan sifat realita yang dibangun secara sosial, hubungan yang intim antara peneliti dan yang diteliti. Mereka menjawab pertanyaan dan menekankan bagaimana pengalaman sosial diciptakan dan diberi arti.

Dari jeni-jenis penelitian yang terpapar di atas, metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian berdasarkan


(29)

pendekatan kualitatif dengan rancangan yang difokuskan pada situasi kelas atau dikenal dengan istilah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencoba hal-hal baru pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran.

Menurut Kemmis dalam Wiriaatmadja (2007: 12) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah:

Sebuah inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari: a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka, b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.

Adapun tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Boro dalam Sumadayo (2013: 22) menyatakan bahwa:

Tujuan utama penelitian ini adalah pengembangan keterampilan guru berdasarkan pada persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapi guru pada kelasnya sendiri, dan bukannya bertujuan untuk pencapaian pengetahuan umum dalam bidang pendidikan.

Jadi secara ringkas penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru, bagaimana guru mengorganisasi praktek pembelajarannya dan belajar dari pengalaman mereka sendiri untuk mengembangkan keterampilan atau pendekatan baru untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung pada ruang kelas.

2. Desain Penelitian

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan, yaitu diantaranya: model Kurt Lewin, model Kemmis dan Mc. Taggart, model John Elliot dan model Dave Abbutt.

Pada penelitian ini mengacu pada model penelitian spiral yang dikembangkan Kemmis dan Taggart. Prosedur penelitian yang digunakan


(30)

oleh model Kemmis dan Taggart yang terdiri atas empat siklus atau fase kegiatan, meliputi: perencanaan (plan), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observasion), dan refleksi (reflection). Sesudah sesuatu siklus selesai diimplementasikan khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri.

Sesuai dengan prinsip umum penelitian tindakan setiap tahap dan siklusnya selalu dilakukan secara partisipatoris dan kolaboratif antara peneliti dengan praktisi (guru dan kepala sekolah) dalam sistem sekolah. Desain keempat tahap atau fase dalam penelitian tindakan kelas tersebut digambarkan pada gambar berikut ini.

Gambar 3.2

Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart (Sumadayo, 2013: 41)


(31)

Berdasarkan gambar di atas, tahapan dalam penelitian ini meliputi perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observe) dan refleksi (reflection).

Tahap pertama dalam penelitian ini adalah perencanaan (planning), dalam hal ini setelah mengetahui masalah dalam pembelajaraan, peneliti merencanakan rencana tindakan dan penerapan model penelitian yang akan dilakukan sebagai solusi dari masalah pembelajaran tersebut. Sehingga akan mengetahui kerangka atau gambaran apa saja yang akan dilakukan. Kegiatan ini dilakukan secara kolaborasi antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan.

Tahap kedua dalam penelitian ini adalah tindakan (action) yang merupakan implementasi isi rancangan. Tentunya dalam hal ini peneliti akan menerapakan apa yang telah direncanakan sehingga dapat melakukan tindakan sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.

Tahap ketiga dalam penilitian adalah pengamatan (observe), peneliti mengamati pada saat proses diterapkannya tindakan yaitu pada saat penerapan modifikasi permainan bola jaring. Observasi ini dilakukan untuk mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan dan sebagai bekal untuk perbaikan dalam siklus selanjutnya.

Tahap keempat dalam penelitian ini adalah refleksi (reflection), yaitu kegiatan menganalisis kembali terhadap semua yang telah dilakukan dan hasil serta informasi yang diperoleh. Maksud dalam tahap ini untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan kemudian dievaluasi sebagai perbaikan dan penyempurnaan tindakan.

Semua tahapan tersebut merupakan satu siklus atau satu putaran berkelanjutan, artinya apabila telah melakukan tahapan keempat (refleksi) maka akan keembali lagi pada tahapan pertama (perencanaan) dan seterusnya.


(32)

D. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur pada penelitian ini yaitu berbentuk siklus yang akan dilaksanakan dalam tiga siklus yang satu siklusnya terdiri dari empat tahapan. Sesuai dengan apa yang dipaparkan Sukardi (2003: 212) ”secara umum empat langkah penting dalam penelitian tindakan yaitu pengembangan perencanaan (plan), tindakan (action), pengamatan (observe) dan perenungan (reflection) atau disingkat PAOR yang dilakukan secara intensif dan sistematis.”

Berdasarkan kajian diatas berikut ini adalah prosedur penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan oleh peneliti:

a. Tahapan Perencanaan Tindakan

Dalam tahapan ini merupakan serangkaian tindakan terencana untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Dalam penelitian tindakan kelas, rencana tindakan harus berorientasi ke depan. Dalam hal ini yang dilakukan yaitu dengan cara penerapan model modifikasi permainan bola jaring untuk meningkatkan teknik dasar chest pass. Adapun langkah-langkah dalam perencaannya yaitu sebagai berikut :

1. Mencari sekolah dasar untuk dijadikan sebagai tempat penelitian. 2. Meminta izin kepada kepala sekolah dan kesediaan guru kelas IV

untuk menjadi observer serta rekan-rekan guru sebagai mitra peneliti. 3. Mengkaji standar kompentensi, kompetensi dasar, indikator serta

tujuan pembelajaran dalam kurikulum pendidikan jasmani.

4. Membuat perencanaan pembelajaran dengan menerapkan modifikasi permainan bola jaring.

5. Membuat lembar observasi yang bertujuan mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa.

6. Membuat alat evaluasi yang sesuai untuk mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman siswa dan dampak penerapan modifikasi permainan bola jaring terhadap pembelajaran bola basket khususnya teknik dasar chest pass.


(33)

b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

Pada langkah kedua yang perlu diperhatikan adalah langkah tindakan yang terkontrol secara seksama. Tindakan dalam penelitian harus hati-hati dan merupakan kegiatan praktis yang terencana. Pada tahapan ini peneliti menerapkan atau mengimplementasikan rancangan perencanaan yang telah direncanakan (RPP), yaitu melaksanakan pembelajaran chest pass bola basket dengan modifikasi permainan bola jaring pada kelas V SDN Pangrango yang dikemudian di ikuti dengan kegiatan observasi dan refleksi. Dalam penelitian ini dilakukan tiga siklus apabila siklus sebelumnya dirasakan belum berhasil.

c. Tahapan Observasi

Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, yaitu selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan saat hasil akhir kerja siswa. Observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang kinerja guru atau aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan dengan mengisi lembar observasi untuk menjadi perbandingan dari satu siklus yang dilakukan terhadap siklus selanjutnya.

d. Tahapan Analisis dan Refleksi

Analisis dan refleksi dilakukan untuk mengetahui segala hal yang terjadi dan diperoleh dalam proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan dengan cara:

1. Mengecek data yang diperoleh selama melakukan penelitian.

2. Mendiskusikan hasil yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan.

3. Menyusun rencana kembali yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperbaiki dalam siklus yang akan dilakukan selanjutnya.


(34)

E. Instrument Penelitian

Instrument yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4 macam, yaitu: pedoman wawancara, lembar observasi, hasil tes dan dokumentasi.

a. Pedoman Wawancara

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Nasution dalam Sudaryono dkk (2013: 35) menyatakan bahwa “wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi”.

Selanjutnya menurut Cresswell dalam Sudaryono dkk (2013: 35) menyatakan bahwa

Pedoman wawancara berisi tentang uraian penelitian yang biasanya dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat berjalan dengan baik. Isi pertanyaan atau pernyataan bisa mencakup fakta, data, penbgetahuan, konsep, pendapat, persepsi atau evaluasi responden berkenaan dengan fokus masalah atau variabel-variabel yang dikaji dalam penelitian.

Pada penelitian ini wawancara dilakukan dengan memberikan sejumlah pertanyaan terhadap guru mata pelajaran pendidikan jasmani dan siswa sebagai peserta didik yang dapat menggambarkan kondisi kegiatan pembelajaran di SDN Pangrango khususnya pada pembelajaran chest pass. b. Format Observasi

Sudaryono dkk (2013: 38) menyatakan bahwa:

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek penelitian bersifat perilaku, tindakan manusia, dan fenomena alam (kejadian-kejaddian yang ada di alam sekitar), proses kerja, dan penggunaan responden kecil.

Secara ringkas observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah tindakan yang merupakan penafsiran dari teori dengan cara mengamati tentang perencanaan guru, kinerja guru, aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan hasil belajar siswa sehingga mengetahui


(35)

hal-hal yang harus diperbaiki, dipertahankan, atau ditingkatkan pada siklus selanjutnya.

c. Tes

Menurut Sudaryono dkk (2013: 40) tes sebagai instrument pengumpul data adalah “serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, inteligensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.

Pemberian tes dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan siswa dalam melakukan teknik dasar chestpass setelah penerapan permainan bola jaring yang dimodifikasi dalam kegiatan pembelajaran. Tes yang diberikan pada penelitian ini berupa tes praktek gerak dasar chest.

d. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan gambaran dan data dari suasana pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung di kelas V SDN Pangrango dalam upaya meningkatkan teknik dasar chestpass melalui permainan bola jaring yang dimodifikasi.

Sebagaimana yang dinyatakan Sudaryono dkk (2013: 41) bahwa: Dokumentasi adalah ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitia, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian.

Selanjutnya menurut Sudaryono (2013: 41) menyatakan bahwa “hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada”. Pada penelitian ini dokumentasi yang akan digunakan berupa foto-foto aktivitas siswa dari setiap siklus.


(36)

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, catatan lapangan, tes dan dokumentasi yang dilakukan pada siswa kelas V SDN Pangrango dikumpulkan serta dirangkum. Data tersebut di bagi menjadi dua bagian yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif didapatkan hasil dari wawancara, observasi dan catatan lapangan. Data kuantitatif didapatkan dari hasil tes.

Teknik pengolahan data kualitatif yaitu dengan menggunakan pendekatan kualitatif berupa uraian/ pembahasan. Karena dalam metode penelitian kelas peneliti akan mengamati proses sebelum, pada saat proses dan setelah tindakan dilaksanakan.

Teknik pengolahan data kuantitatif yaitu hasil belajar. Dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan anak dalam melakukan teknik dasar chest pass bola basket setelah tindakan dilaksanakan.

2. Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil tes, observasi, wawancara dan catatan lapangan. Bogdan dalam Sugiyono (2005: 89) menyatakan bahwa “Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat dinformasikan kepada orang lain”. Proses analisis data dilakukan secara bertahap yaitu : a) Ketegorisasi dan kodifikasi. Pada tahap ini data yang diperoleh akan

diseleksi dan di himpun sesuai karakteristiknya.

b) Reduksi data. Pada tahap ini peneliti mengelompokkan data, merangkum dan memilah serta memilih data yang penting bagi penelitiannya

c) Klasifikasi data, untuk melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian tertentu data yang diperoleh.


(37)

3. Validasi Data

Strategi yang bisa digunakan dalam meningkatkan validitas menurut Hopskin dalam Wiriaatmadja (2007: 168) meliputi empat langkah, yaitu:

1. Member Check

2. Triangulasi 3. Audit Trail 4. Expert Opinion

Setiap langkah tersebut bisa dijadikan dasar informasi, pemeriksaan dan komunikasi agar diperoleh dan dilihat serta ditentukan mengenai kemajuan atau peningkatan sesuai dengan tujuan penelitian. Penjelasan dari empat langkah tersebut sebagai berikut :

1. Member Check, yaitu setiap anggota kelompok action research saling

mengecek, menilai, dan memutuskan validitas suatu instrument dengan cara mengkomfirmasikan dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir tindakan. Pada tahapan ini setelah peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara mengkonfrimasikan terhadap subjek penelitian maupun sumber yang berkompeten, peneliti melakukan diskusi dengan balikan dengan kepala sekolah yang bertujuan untuk memperoleh keabsahan data terhadap kebenaran data tersebut, maka kegiatan yang dilakukan adalah mengecek:

a. Perencanaan pembelajaran b. Kinerja guru dalam pembalajaran c. Aktivitas siswa

d. Hasil belajar siswa

2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data dari berbagai sumber

yang diperoleh peneliti untuk meningkatkan kualitas penelitian.

Triangulasi dilakukan dengan cara membandingkan serta

mendiskusikan hasil yang dilaksanakan bersama dengan teman sejawat. Hal tersebut dilakukan sebagai keperluan pengecekan derajat kepercayaan terhadap validasi data yang diperoleh selama penelitian berlangsung.


(38)

Maka peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. Memvalidasi data perencanaan pada setiap siklus dalam pembelajaran chest pass melalui modifikasi permainan bola jaring.

b. Memvalidasi data kinerja guru pada setiap siklus dalam pembelajaran chest pass melalui modifikasi permainan bola jaring.

c. Memvalidasi data aktivitas siswa pada setiap siklus dalam pembelajaran chest pass melalui modifikasi permainan bola jaring.

d. Memvalidasi data hasil belajar siswa pada setiap siklus dalam pembelajaran chest pass melalui modifikasi permainan bola jaring.

e. Diskusi dengan guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SDN Pangrango.

3. Audit Trail, yaitu mengecek kebenaran dari prosedur dan metode yang

digunakan dalam pengumpulan data dengan cara mendiskusikannya dengan pembimbing. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan validasi yang tinggi. Tahap awal yang dilakukan adalah dengan mengungkapkan hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan guru.

Kegiatan tersebut dilakukan dengan keterbukaan dan memaparkan keadaan yang sejujurnya, dimulai tentang:

a. Data awal chest pass.

b. Data hasil observasi nilai perencanaan pada setiap siklus dalam pembelajaran chest pass melalui modifikasi permainan bola jaring.

c. Data hasil observasi kinerja guru pada setiap siklus dalam pembelajaran chest pass melalui modifikasi permainan bola jaring.


(39)

d. Data hasil observasi aktivitas siswa pada setiap siklus dalam pembelajaran chest pass melalui modifikasi permainan bola jaring.

e. Data hasil observasi nilai akhir belajar siswa pada setiap siklus dalam pembelajaran chest pass melalui modifikasi permainan bola jaring.

f. Membandingkan dan mendiskusikan serta menganalisis data .

4. Expert Opinion, yaitu mengkonsultasikan hasil temuan peneliti terhadap para ahli (dosen pebimbing), hal ini bertujuan untuk mengecek kesahihan temuan peneliti dan memperoleh arahan dan masukan sehingga validitas temuan peneliti dapat di pertanggungjawabkan. Kegiatan ini diawali dengan pertemuan antara peneliti dan pembimbing. Dalam hal ini yang dijadikan pembimbing penelitian ini adalah:

a. Dr. Herman Subarjah, M.Si (sebagai pembimbing I) b. Dewi Susilawati, M.Pd ( sebagai pembimbing II)

Hal tersebut dilakukan selama pelaksanaan pengajuan dan pembuatan proposal penelitian, bimbingan penyusunan skripsi, pembahasan masalah yang ada dalam pembelajaran, judul penelitian, masalah dalam penelitian dan pemecahan masalah dalam penelitian.


(40)

111

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian melalui proses pengolahan data, analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai penerapan modifikasi permainan bola jaring untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar chest pass di kelas V SDN Pangrango, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Pada bagian ini peniliti akan menyimpulkan tahap perencanaan dalam pembelajaran. Pertama peneliti mempersiapkan materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran chest pass dalam permainan bola basket, menentukan tujuan pembelajaran, metode pembelajaran dan penerapan modifikasi permainan bola jaring untuk meningkatkan gerak dasar chest pass. Kemudian menentukan langkah-langkah pembelajaran dalam RPP, menentukan instrument yang akan digunakan selama proses pembelajaran, dan menentukan teknik pengolahan data yang akan digunakan untuk mengetahui hasil setelah pembelajaran dengan permainan bola jaring yang dimodifikasi.

Pada data awal hasil observasi baru mencapai 46,33%, kemudian pada perencanaan siklus I yaitu meningkat mencapai 65,9% dan belum mencapai target yang telah ditentukan, sehingga diperlukan perbaikan pada siklus II dan hasil yang dicapai pada siklus II adalah 83,08%. Dalam siklus III target sudah dapat tercapai dan dipertahankan pada siklus III yaitu 100%.

2. Pelaksanaan Kinerja Guru

Pada tahap pelaksanaan, guru menyampaikan tujuan penerapan modifikasi permaianan bola jaring untuk meningkatkan gerak dasar chest pass bola basket. Penilaian pada akhir pembelajaran dilakukan dengan melakukan tes akhir dan penilaian selama proses pembalajaran. Penilaian proses pembelajaran dilakukan dengan observasi, wawancara, dan aktivitas siswa yang meliputi aspek disiplin, semangat dan kerjasama. Sedangkan tes akhir


(41)

dilakukan dengan tes praktik melakukan permainan bola jaring yang dimodifikasi dengan menggunakan bola basket.

Pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari presentase setiap siklusnya selama penerapan modifikasi permainan bola jaring pada pembelajaran chest pass. Kinerja guru pada data awal mencapai 56,5 %, selanjutnya pada siklus I mencapai 70,41% dan belum mencapai target yang telah ditentukan, sehingga diperlukan perbaikan pada siklus II dan hasil yang dicapai adalah 89,58%. Dalam siklus III target sudah dapat tercapai dan dipertahankan pada siklus III yaitu 100%.

3. Aktivitas Siswa

Peningkatan aktivitas siswa setelah pembelajaran chest pass dengan modifikasi permainan bola jaring mengalami peningkatan. Berdasarkan analisis selama pembelajaran dapat dilihat hampir seluruh siswa menunjukan peningkatan dalam aktivitas pembelajaran. Siswa telah berani dan percaya diri melakukan gerakan chest pass dengan menggunakan modifikasi permainan bola jaring serta menunjukan sikap disiplin, semangat dan kerjasama dalam mengikuti pembelajaran.

Aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari presentase setiap siklusnya selama penerapan modifikasi permainan bola jaring pada pembelajaran chest pass. Aktivitas siswa pada data awal baru mencapai 9,52 %, selanjutnya yang di capai pada siklus I baru mencapai 26,19% dan belum mencapai target yang telah ditentukan, sehingga diperlukan perbaikan pada siklus II dan hasil yang dicapai adalah 50%. Dalam siklus III target sudah dapat tercapai dan dipertahankan pada siklus III yaitu 85,71%.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari presentase setiap siklusnya selama penerapan modifikasi permainan bola jaring pada pembelajaran chest pass. Pada data awal yang diambil peneliti setelah melakukan observasi hasil belajar


(42)

siswa baru mencapai 7,14% dan selanjutnya yang di capai pada siklus I mencapai 33,33% dan belum mencapai target yang telah ditentukan, sehingga diperlukan perbaikan pada siklus II dan hasil yang dicapai adalah 57,14%. Dalam siklus III target sudah dapat tercapai dan dipertahankan pada siklus III yaitu 90,48%.

Dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa dalam melakukan gerak dasar chest pass melalui penerapan modifikasi permainan bola jaring, dapat disimpulkan bahwa penerapan modifikasi permainan bola jaring dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas V SDN Pangrango Kelurahan Larangan Kecamatan Harjamukti dalam melakukan gerakan chest pass.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, penulis mengajukkan beberapa saran:

1. Bagi Guru

a. Guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan di lapangan dan menciptakan pembelajaran yang membuat anak aktif, kreatif dan bersemangat. Hal tersebut bisa didapatkan dengan melakukan pembelajaran yang menyenangkan, salah saatunya menerapkan permainan pada pembelajaran tersebut. Modifikasi permainan bola jaring dapat digunakan untuk guru dalam upaya meningkatkan gerak dasar chest pass bola basket.

b. Hal yang perlu diperhatikan guru sebelum menerapkan modifikasi permainan bola jaring, terlebih dulu menyiapkan alat, saran dan prasarana yang dibutuhkan dalam menerapkan modifikasi bola jaring serta menjelaskan aturan permainan bola jaring yang dimodifikasi yang jelas dan mudah dimengerti.

c. Guru hendaknya dapat selalu meningkatkan kemampuannya dan profesionalismenya dalam upaya membantu siswa untuk memahami materi yang diajarkan. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat memilih metode, atau pun permainan yang tepat dalam setiap pembelajaran.


(43)

2. Bagi Siswa Sekolah Dasar

Dalam penerapan modifikasi permainan bola jaaring, sebelum melakukan kegiatan terlebih memperhatikan aturan-aturan yang ditetapkan dalam modifikasi permainan bola jaring, agar pada saat pelaksanaanya tidak menyalahi aturan dan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

3. Bagi Sekolah

a. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani. b. Dapat menerapkan modifikasi permainan bola jaring dalam pembelajaran c. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, maka pihak sekolah diharapkan untuk memberikan kontribusi yang maksimal agar pembelajaran berlangsung efektif dan sesuai kurikulum. Hal tersebut dapat dilakukan dengan sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran baik untuk siswa maupaun guru.

4. Bagi Peneliti lain

a. Hasil penelitian ini dapat menjadi bandingan sekaligus landasan lanjut yang berhubungan dengan penerapan permainan dalam pembelajaran. b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain

yang akan melalkukan penelitian dengan menerapkan permainan pada pembelajaran sebagai tindakan.

5. Bagi Lembaga UPI

a. Hasil penelitian ini semoga dapat dijadikan sebagai referensi dalam pembeljaran pendidikan

b. Hasil penelitian ini semoga bermanfaat untuk perbaikan dalam pembelajaran pendidikan jasmani


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Ariesbowo, F. (2007). Menjadi Pemain Basket Hebat. Jakarta: Be Champion.

Budiamin dkk. (2006). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: UPI Press. Dahlan, D. (2008). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Husdarta, JS dan Saputra, YM. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Dewa Ruchi.

Hendrayana. (2007). Bermain Atletik. Bandung: UPI.FPOK.

Husnan , E. (1985). Peraturan Permainan Bola Baket- Softball- Rounders. Bandung: CV Rosda.

Lutan, R. (1997). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Olahraga.

Lutan, R. (2001). Asas-asas Pendidikan jasmani. Jakarta: PT Rineke Cipta. Oliver, J. (2007). Dasar-Dasar Bola Basket. Bandung: Pakar Raya.

Rumini, S dan Sundari. (2004). Perkembangan Anak & Remaja. Jakarta: PT Rineke Cipta.

Sodikun , I. (1992). Olahraga Pilihan Bola Basket. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Olahraga.

Sudayono (2013). Pengembangan Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suherman, A. (2009). Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV Bintang Warli Artika.

Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukmadinata, A. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Somadayo, S. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu. Susilawati, D. (2010). Pendidikan Jasmani dan Olahraga Adaptif.

Sumedang: Program Studi Pendidikan Jasmani Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang.


(45)

Sugala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: CV Alfabeta.

Suyono dan Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yusuf, S. (2008). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Badan Standar Nasional Pendidikan (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/ MI. Jakarta: Dharma Bhakti


(1)

111 A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian melalui proses pengolahan data, analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai penerapan modifikasi permainan bola jaring untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar chest pass di kelas V SDN Pangrango, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Pada bagian ini peniliti akan menyimpulkan tahap perencanaan dalam pembelajaran. Pertama peneliti mempersiapkan materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran chest pass dalam permainan bola basket, menentukan tujuan pembelajaran, metode pembelajaran dan penerapan modifikasi permainan bola jaring untuk meningkatkan gerak dasar chest pass. Kemudian menentukan langkah-langkah pembelajaran dalam RPP, menentukan instrument yang akan digunakan selama proses pembelajaran, dan menentukan teknik pengolahan data yang akan digunakan untuk mengetahui hasil setelah pembelajaran dengan permainan bola jaring yang dimodifikasi.

Pada data awal hasil observasi baru mencapai 46,33%, kemudian pada perencanaan siklus I yaitu meningkat mencapai 65,9% dan belum mencapai target yang telah ditentukan, sehingga diperlukan perbaikan pada siklus II dan hasil yang dicapai pada siklus II adalah 83,08%. Dalam siklus III target sudah dapat tercapai dan dipertahankan pada siklus III yaitu 100%.

2. Pelaksanaan Kinerja Guru

Pada tahap pelaksanaan, guru menyampaikan tujuan penerapan modifikasi permaianan bola jaring untuk meningkatkan gerak dasar chest pass bola basket. Penilaian pada akhir pembelajaran dilakukan dengan melakukan tes akhir dan penilaian selama proses pembalajaran. Penilaian proses pembelajaran dilakukan dengan observasi, wawancara, dan aktivitas siswa yang meliputi aspek disiplin, semangat dan kerjasama. Sedangkan tes akhir


(2)

dilakukan dengan tes praktik melakukan permainan bola jaring yang dimodifikasi dengan menggunakan bola basket.

Pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari presentase setiap siklusnya selama penerapan modifikasi permainan bola jaring pada pembelajaran chest pass. Kinerja guru pada data awal mencapai 56,5 %, selanjutnya pada siklus I mencapai 70,41% dan belum mencapai target yang telah ditentukan, sehingga diperlukan perbaikan pada siklus II dan hasil yang dicapai adalah 89,58%. Dalam siklus III target sudah dapat tercapai dan dipertahankan pada siklus III yaitu 100%.

3. Aktivitas Siswa

Peningkatan aktivitas siswa setelah pembelajaran chest pass dengan modifikasi permainan bola jaring mengalami peningkatan. Berdasarkan analisis selama pembelajaran dapat dilihat hampir seluruh siswa menunjukan peningkatan dalam aktivitas pembelajaran. Siswa telah berani dan percaya diri melakukan gerakan chest pass dengan menggunakan modifikasi permainan bola jaring serta menunjukan sikap disiplin, semangat dan kerjasama dalam mengikuti pembelajaran.

Aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari presentase setiap siklusnya selama penerapan modifikasi permainan bola jaring pada pembelajaran chest pass. Aktivitas siswa pada data awal baru mencapai 9,52 %, selanjutnya yang di capai pada siklus I baru mencapai 26,19% dan belum mencapai target yang telah ditentukan, sehingga diperlukan perbaikan pada siklus II dan hasil yang dicapai adalah 50%. Dalam siklus III target sudah dapat tercapai dan dipertahankan pada siklus III yaitu 85,71%.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari presentase setiap siklusnya selama penerapan modifikasi permainan bola jaring pada pembelajaran chest pass. Pada data awal yang diambil peneliti setelah melakukan observasi hasil belajar


(3)

siswa baru mencapai 7,14% dan selanjutnya yang di capai pada siklus I mencapai 33,33% dan belum mencapai target yang telah ditentukan, sehingga diperlukan perbaikan pada siklus II dan hasil yang dicapai adalah 57,14%. Dalam siklus III target sudah dapat tercapai dan dipertahankan pada siklus III yaitu 90,48%.

Dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa dalam melakukan gerak dasar chest pass melalui penerapan modifikasi permainan bola jaring, dapat disimpulkan bahwa penerapan modifikasi permainan bola jaring dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas V SDN Pangrango Kelurahan Larangan Kecamatan Harjamukti dalam melakukan gerakan chest pass.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, penulis mengajukkan beberapa saran:

1. Bagi Guru

a. Guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan di lapangan dan menciptakan pembelajaran yang membuat anak aktif, kreatif dan bersemangat. Hal tersebut bisa didapatkan dengan melakukan pembelajaran yang menyenangkan, salah saatunya menerapkan permainan pada pembelajaran tersebut. Modifikasi permainan bola jaring dapat digunakan untuk guru dalam upaya meningkatkan gerak dasar chest pass bola basket.

b. Hal yang perlu diperhatikan guru sebelum menerapkan modifikasi permainan bola jaring, terlebih dulu menyiapkan alat, saran dan prasarana yang dibutuhkan dalam menerapkan modifikasi bola jaring serta menjelaskan aturan permainan bola jaring yang dimodifikasi yang jelas dan mudah dimengerti.

c. Guru hendaknya dapat selalu meningkatkan kemampuannya dan profesionalismenya dalam upaya membantu siswa untuk memahami materi yang diajarkan. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat memilih metode, atau pun permainan yang tepat dalam setiap pembelajaran.


(4)

2. Bagi Siswa Sekolah Dasar

Dalam penerapan modifikasi permainan bola jaaring, sebelum melakukan kegiatan terlebih memperhatikan aturan-aturan yang ditetapkan dalam modifikasi permainan bola jaring, agar pada saat pelaksanaanya tidak menyalahi aturan dan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

3. Bagi Sekolah

a. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani. b. Dapat menerapkan modifikasi permainan bola jaring dalam pembelajaran c. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, maka pihak sekolah diharapkan untuk memberikan kontribusi yang maksimal agar pembelajaran berlangsung efektif dan sesuai kurikulum. Hal tersebut dapat dilakukan dengan sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran baik untuk siswa maupaun guru.

4. Bagi Peneliti lain

a. Hasil penelitian ini dapat menjadi bandingan sekaligus landasan lanjut yang berhubungan dengan penerapan permainan dalam pembelajaran. b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain

yang akan melalkukan penelitian dengan menerapkan permainan pada pembelajaran sebagai tindakan.

5. Bagi Lembaga UPI

a. Hasil penelitian ini semoga dapat dijadikan sebagai referensi dalam pembeljaran pendidikan

b. Hasil penelitian ini semoga bermanfaat untuk perbaikan dalam pembelajaran pendidikan jasmani


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ariesbowo, F. (2007). Menjadi Pemain Basket Hebat. Jakarta: Be Champion.

Budiamin dkk. (2006). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: UPI Press. Dahlan, D. (2008). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Husdarta, JS dan Saputra, YM. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Dewa Ruchi.

Hendrayana. (2007). Bermain Atletik. Bandung: UPI.FPOK.

Husnan , E. (1985). Peraturan Permainan Bola Baket- Softball- Rounders. Bandung: CV Rosda.

Lutan, R. (1997). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Olahraga.

Lutan, R. (2001). Asas-asas Pendidikan jasmani. Jakarta: PT Rineke Cipta. Oliver, J. (2007). Dasar-Dasar Bola Basket. Bandung: Pakar Raya.

Rumini, S dan Sundari. (2004). Perkembangan Anak & Remaja. Jakarta: PT Rineke Cipta.

Sodikun , I. (1992). Olahraga Pilihan Bola Basket. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Olahraga.

Sudayono (2013). Pengembangan Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suherman, A. (2009). Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV Bintang Warli Artika.

Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukmadinata, A. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Somadayo, S. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu. Susilawati, D. (2010). Pendidikan Jasmani dan Olahraga Adaptif.

Sumedang: Program Studi Pendidikan Jasmani Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang.


(6)

Sugala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: CV Alfabeta.

Suyono dan Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yusuf, S. (2008). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Badan Standar Nasional Pendidikan (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/ MI. Jakarta: Dharma Bhakti


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN GERAK DASAR BOUNCE PASS BOLA BASKET MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN KOOPERATIF TEKNIK TGT PADA SISWA KELAS V SDN CIHANEUT KECAMATAN PASEH KABUPATEN BANDUNG.

0 1 47

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR CHEST PASS BOLA BASKET MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN BOLA TANGAN (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Baranangsiang Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang).

0 1 54

MENINGKATKAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA MELALUI MODIFIKASI BOLA DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BAKAR (Penelitiantindakankelaspadasiswakelas IV MIN GuwaKidulKecamatan KaliwediKabupaten Cirebon).

0 1 37

MENINGKATKAN GERAK DASAR SERVIS SAMPING PADA PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN PUKULAN BOLA KIPERS PTK pada Kelas IV SDN 1 Bayalangu Kidul Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon.

0 0 38

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR CHEST PASS MELALUI MEDIA SIMPAI DALAM PERMAINAN BOLA BAKET DI KELAS V SDN BABAKAN KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 1 39

MENINGKATKAN GERAK DASAR BOUNCE PASS DALAM PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI MEDIA SASARAN PADA SISWA KELAS V ( SDN Tegalkalong 1 Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang).

0 1 39

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR DRIBBLING BOLA BASKET MELALUI TEKNIK MENEKAN BOLA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Balerante 3 Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon.

0 2 49

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR CHEST PASS BOLA BASKET MELALUI PERMAINAN KUCING BOLA DI KELAS V SDN CIBULAN II KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA.

0 1 39

MENINGKATKAN GERAK DASAR CHEST PASS DALAM BOLA BASKET MELALUI PERMAINAN KUCING BOLA PADA SISWA KELAS V SDN 2 KEMLAKA GEDE KECAMATAN TENGAHTANI KABUPATEN CIREBON.

0 0 98

PENERAPAN MODEL PERMAINAN BOLA PANTUL UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN TEKNIK CHEST PASS DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA KELAS V SDN MANGLAYANG II KECAMATAN SUKASARI KABUPATEN SUMEDANG.

0 12 53