1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tahun ajaran 20132014 Depdiknas menetapkan kurikulum yang baru setelah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yakni Kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 adalah sebuah pembelajaran yang menekankan pada aspek afektif atau perubahan perilaku dan Kompetensi yang ingin dicapai adalah
kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan.
Satuan pendidikan pada tingkat SMP harus mempertimbangkan keragaman potensi yang ada di sekolah masing-masing dalam pengembangannya, termasuk
penerapannya dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Setiap sekolah memiliki karakteristik peserta didik yang berbeda-beda. Karakteristik peserta
didik yang berbeda-beda ini yang membuat pendidik atau guru memiliki cara tersendiri untuk menciptakan pembelajaran yang dapat membuat peserta didik
lebih antusias. Antusiasme peserta didik dapat diciptakan oleh pendidik sendiri. Peserta didik bisa belajar mandiri, lebih bisa menggali informasi yang
mendalam, rasa keingin tahuan yang sangat tinggi, memahami manfaat mempelajari suatu konsep materi sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari, mengerti kata kunci dari konsep tersebut, dan memudahkan pendidik menyampaikan materi merupakan pembelajaran IPA yang ideal dalam suatu
2
proses pembelajaran. Untuk itu agar pembelajaran efektif bagi pendidik dan peserta didik digunakan model pembelajaran Learning Cycle.
Kurikulum 2013 ini terdapat model pembelajaran Siklus Belajar Learning Cycle dimana proses pembelajarannya peserta didik dapat menguasai
kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dengan ikut serta berperan aktif. Learning Cycle ini menekankan pada proses penyelidikan peserta didik untuk
menyelidiki pengetahuan ilmiah melalui keterampilan proses untuk mendapatkan pengetahuan atau pengalaman belajar berdasarkan teori konstruktivisme. Teori
konstruktivisme tersebut mengarahkan agar peserta didik menemukan sendiri informasi atau pengetahuan yang diharapkan. Hal tersebut bertujuan agar peserta
didik benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, berkegiatan memecahkan masalah dan menemukan ide-ide baru. Zubaidah, dkk 2014:94
Pemahaman konsep merupakan hal penting dalam proses belajar karena konsep-konsep merupakan batu-batu pembangun building blocks berpikir dan
dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip- prinsip dan generalisasi-generalisasi Ratna, 1988: 95. Jika dalam proses belajar
mengajar peserta didik mengalami masalah dalam pemahaman konsep, hal ini akan berakibat pada rendahnya prestasi belajar IPA. Meskipun tidak semua
peserta didik mengalami hal tersebut karena setiap peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan
suatu inovasi dalam pembelajaran agar proses belajar peserta didik berjalan secara efektif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai seutuhnya. Benny A
3
Pribadi 2009: 20-22 mengemukakan bahwa proses belajar dapat disebut sukses apabila peserta didik melakukan interaksi dengan sumber belajar secara sungguh-
sungguh dan terus menerus, melakukan latihan untuk penguasaan kompetensi, memperoleh umpan balik segera setelah melakukan proses belajar, menerapkan
kemampuan dalam konteks nyata, dan melakukan interaksi dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Untuk mewujudkan proses belajar yang sukses
dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, diperlukan pendekatan, model, dan metode pembelajaran yang sesuai.
Pembelajaran IPA di SMP N 1 Wates dilakukan dengan model discovery learning, namun dari hasil observasi, peserta didik belum bisa menemukan
sendiri konsep-konsep dan prinsip dalam tema yang diajarkan. Terlihat dalam pembelajaran di kelas pendidik masih menyampaikan secara utuh materi dari
awal sampai akhir pembelajaran. Dan respon peserta didik untuk bertanya atau mengajukan pertanyaan terkait materi pembelajaran sangat rendah. Mengamati
rencana pembelajaran dari pendidik terlihat kegiatan laboratorium tidak ada. Hal ini tidak sesuai dengan pembelajaran Kurikulum 2013.
Proses belajar di kelas tentunya tidak lepas dari peran guru sebagai pendidik. Untuk menemukan sebuah konsep, pendidik perlu membimbing
peserta didiknya ke arah penemuan konsep. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep yaitu kegiatan percobaan karena pada
kegiatan tersebut, peserta didik diposisikan seolah-olah menjadi scientist yang melakukan suatu proses untuk menghubungkan antar gejala yang dijumpainya.
4
Kegiatan percobaan memerlukan petunjuk kegiatan, yaitu berupa LKPD Lembar Kegiatan Peserta didik yang dapat disusun sebagai panduan bagi peserta didik
dalam melakukan kegiatan. Menurut Trianto 2014: 111 lembar kegiatan peserta didik adalah panduan peserta didik yang digunakan untuk melakukan kegiatan
penyelidikan atau pemecahan masalah. LKPD memiliki peran yang besar dalam proses pembelajaran karena dapat membantu pendidik untuk mengarahkan
peserta didik menemukan konsep-konsep melalui aktivitasnya sendiri. Materi yang sangat kompleks, seperti materi pada Sistem Transportasi
Makhluk Hidup. Membuat guru kewalahan untuk membelajarkannya di dalam kelas. Dan biasanya guru akan menjelaskan materi tersebut dengan teori tanpa
adanya percobaaneksperimen yang dilakukan peserta didik. Berdasarkan keadaan tersebut, maka untuk mengembangkan bahan ajar
pembelajaran dalam bentuk LKPD untuk meningkatkan pemahaman peserta didik pada pokok bahasan sistem transportasi makhluk hidup perlu dilakukan
penelitian “Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik LKPD IPA dengan
Tema “Sistem Transportasi Makhluk Hidup” dalam Model Pembelajaran Learning Cycle untuk Meningkatkan Pemahaman Peserta didik SMP Kelas
VIII”.
5
B. Identifikasi Masalah