commit to user
simak, dan jika masih diragukan lagi maka akan digunakan metode kerjasama dengan informan penutur bahasa Tobati sehingga diperoleh data yang valid.
3.6 Metode Analisis Data
Metode  yang dipakai dalam menganalisis data penelitian ini dibagi dua  yaitu metode padan dan metode distribusional. Kedua metode ini dijabarkan berikut.
3.6.2 Metode Padan
Menurut  Edi  Subroto  1992:55,  metode  padan  sering  disebut  metode identitas.  Metode  identitas  adalah  metode  yang  dipakai  untuk  mengkaji  atau
menentukan satuan lingual tertentu dengan memakai alat penentu yang berada di luar bahasa, terlepas dari bahasa dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan
lihat  Sudaryanto,  1993:13.  Metode  ini  menggunakan  teknik  referensial,  yaitu menggunakan alat penentu referen bahasa. Teknik ini digunakan dengan tujuan untuk
menerangkan makna satual lingual misalnya morfem pembentuk verba bahasa Tobati. Berikut contohnya :
far
„beri‟
risor
„tarik‟
Penentuan  satuan  lingual  verba  atau  bukan  dilihat  dari  ciri  semantis, morfologis,  dan  sintaksis.  Untuk  melihat  ciri  semantis
far
dan
risor,
maka  ciri semantis  itu  berada  di  luar  bahasa  itu.  Dengan  demikian,  dengan  melihat  makna  di
commit to user
luar  bahasa  dapat  dlihat  perbedaan
far
dan
fadok  far+ {-rok},  risor
dan
risodok  risor+ {-rok}.
Makna  luar  bahasa  yang  dimaksud  dalam  hal  ini  adalah bagaimana  makna  yang  nampak  dari  verba  tersebut  dalam  kehidupan  masyarakat
berbahasa Tobati secara nyata.
3.6.3 Metode Distribusional
Metode  distribusional  disebut  juga  metode  agih  lihat  Sudaryanto,  1993. Metode  ini  digunakan  dengan  menggunakan  alat  penentu  yaitu  unsur  bahasa  itu
sendiri.  Metode  ini  terdiri  atas  beberapa  teknik  yaitu  teknik  ganti,  teknik  sisip,  dan teknik oposisi dua-dua.
Menurut  Sudaryanto  1993:31,  teknik  ini  didahului  oleh  teknik  bagi  unsur langsung.  Teknik  ini  dilakukan  dengan  cara  penguraian  terhadap  satuan-satuan
lingual  sesuai  dengan  tingkatannya.  Teknik  ini  oleh  Edi  Subroto  1992,  menyebut teknik  ini  sebagai  teknik  urai  atau  teknik  pilah  langsung,  yaitu  teknik  memilah  atau
mengurai  suatu  konstruksi  tertentu  morfologi  atau  sintaksis  atau  unsur-unsur langsungnya.  Unsur  langsung  berkaitan  dengan  unsur  yang  langsung  membentuk
konstruksi  yang  dianalisis.  Penerapan  metode  ini  dijelaskan  pada  contoh  a  dan  b berikut.
a. Ntia nhut mahire fasrok
„Dia memaki saya‟
fasrok
„memaki‟ fas       -rok
maki    suf.Op1t
commit to user
b. Ntia ntent mahire fasho
„Dia memaki engkau‟
fasho
„memaki‟ fas       -ho
maki    suf.Op2t
Pada tahap awal analisis, dipakai teknik bagi unsur langsung, satuan lingual tersebut dibagi atas unsur langsungnya sebagai berikut.
fas +  {-rok}
„memaki‟ →
fasrok
„memaki‟ Op1t
fas +  {-ho}
„memaki‟ → fasho  „memaki‟ Op2t
Selain  teknik  urai  langsung  sebelumnya,  dipakai  juga  teknik  ganti  untuk mengetahui  kadar  kesamaan  kelas  atau  kategori  unsur  terganti  atau  unsur  ginanti
dengan  unsur  pengganti,  khususnya  bila  tataran  pengganti  sama  dengan  tataran terganti  atau  tataran  ginanti  lihat  Sudaryato,  1993:48  dan  Edi  Subroto,  1992:74.
Pada pelaksanaan penelitian nantinya, teknik ini dipakai untuk melihat wujud konkret verba dan morfem bentuknya. Berikut contohnya.
c. Ntia nhut mahire fasrok
„Dia memaki saya‟
fasrok
„memaki‟ fas       -rok
maki    suf.Op1t
commit to user
d. Ame nhut snoshrok
„Ibu memandikan saya‟
sn
shrok
„memandikan‟ snsh       -rok
mandi    suf.Op1t
Teknik  ganti  pada  contoh  data  c  dan  d  di  atas,  tercermin  sufiks  { –rok}  pada  kata
fasrok
fas  +  {-rok}  dan
sn
shrok
snsh  +  {-rok}.  Kedua  contoh  ini memiliki  kategori  yang  verba  yang  sama  yaitu  akardasar  +  sufiks  {
–rok}  yang terbentuk karena memiliki objek persona pertama tunggal Op1t.
3.7 Metode Penyajian Data