Identifikasi Masalah Batasan Masalah

6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori 1.

Definisi Bermain Ada orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana, karena para ahli psikologi mengatakan bahwa bermain sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak. Bermain adalah aktivitas yang menyenangkan dan merupakan kebutuhan yang sudah melekat dalam diri setiap anak. Dengan demikian anak dapat belajar berbagai keterampilan dengan senang hati, tanpa merasa terpaksa, atau dipaksa untuk mempelajarinya. Menurut Meyke S 2001: 7 para tokoh yang bergabung dalam teori kognitif masing-masing memberikan pandangannya mengenai bermain 1. Jerome Bruner Fungsi bermain adalah sebagai sarana mengembangkan kretivitas dan fleksibilitas. Dalam bermain yang lebih penting adalah makna bermain dan bukan hasil akhir. 2. Sutton Smith Variabilitas bermain memegang factor kunci dalam perkembangan manusia. Pentingnya bermain dalam perkembangan manusia adalah untuk menunjang potensi adaptif. 7 3. Berlyne Bermain disebabkan adanya dorongan agar system saraf pusat tetap berada dalam keadaan terjaga. 4. Jerome Singer Bermain memberikan suatu cara bagi anak untuk memajukan kecepatan masuknya perangsangan stimulasi baik dari luar maupun dari dalam diri. 5. Lev Vygostsky Bermain memiliki peran langsungterhadap perkembangan kognisi seorang anak, karena anak kecil tidak mampu berfikir abstrak karena bagi mereka, makna dan objek berbaur menjadi satu. Jika anak bermain atau diberi permainan dalam rangka pelajaran pendidikan jasmani, maka anak akan melakukan permainan itu dengan rasa senang. Karena rasa senang inilah maka anak akan mengungkapkan keadaan pribadinya yang asli pada saat mereka bermain, baik itu berupa watak asli, maupun kebiasaan yang telah membentuk kepribadiannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan bermain orang dapat mengaktualisasikan potensi aktivitas manusia dalam bentuk gerak, sikap, dan perilaku. Dari situasi yang timbul ini maka seorang guru pendidikan jasmani dapat melaksanakan kewajibannya sebagai pendidik. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa dengan bermain kita dapat meningkatkan kualitas anak sesuai dengan aspek pribadi manusia Sukintaka, 1992 11-12.