Konsep Dasar Penyakit Kanker

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Penyakit Kanker

2.1.1 Definisi Kanker Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Kanker sering dikenal oleh masyarakat sebagai tumor, padahal tidak semua tumor adalah kanker. Tumor adalah segala benjolan tidak normal atau abnormal. Tumor dibagi dalam dua golongan, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas Brunicardi, et al, 2010. 2.1.2 Patofisiologi Kanker Mekanisme pembentukan neoplasma atau tumor ganas disebut dengan karsinogenesis. Karsinogenesis merupakan suatu proses multi-tahap. Proses transformasi sel normal menjadi sel ganas melalui displasi terjadi melalui mekanisme yang sangat rumit, tetapi secara umum mekanisme karsinogenesis ini terjadi melalui empat tahap Campbell, Reece, Mitchell, 2007 yaitu: 1. Tahap Inisiasi Tahap inisiasi merupakan tahap pertama karsinogenesis yang bersifat irreversible, dimana gen pada sel normal bertransformasi menjadi malignan. DNA dirusak oleh zat-zat inisiator seperti radiasi dan radikal bebas dapat mengganggu proses reparasi normal, sehingga terjadi mutasi DNA dengan kelainan pada kromosomnya. Kerusakan DNA ini diturunkan pada anak-anak sel dan seterusnya. Tahap inisiasi berlangsung dalam satu sampai beberapa hari. 2. Tahap Promosi Pada proses proliferasi sel terjadi pengulangan siklus sel tanpa hambatan dan secara continue terus mengulang. Diteruskan dengan proses metastasis dimana penyebab utama dari kenaikan morbiditas dan mortalitas pada pasien dengan keganasan. Dalam berlangsungnya proses ini melibatkan interaksi kompleks, tidak hanya ditentukan oleh jenis sel kanker itu sendiri, namun matriks ekstraseluler, membran basal, reseptor endotel serta respon kekebalan host yang berpartisipasi. Mekanisme metastasis merupakan indikasi bahwa mekanisme pertahanan pasien kanker gagal untuk mengatasi dan memblokir penyebaran sel kanker. Setelah itu terjadi lagi proses neoangiogenesis. 3. Tahap angiogenesis Tahap angiogenesis adalah proses pembentukan pembuluh darah baru yang terjadi secara normal dan sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Angiogenesis juga terlibat dalam proses penyembuhan, seperti pembentukan jaringan baru setelah cidera. Angiogenesis juga merupakan tahap yang sangat penting dalam karsiogenesis atau pertumbuhan sel kanker sehingga terjadi perkembangan sel kanker yang tidak terkendali dan bersifat ganas. Angiogenesis dapat berkembang menjadi sesuatu yang bersifat patologis dan berhubungan dengan kanker, inflamasi, penyakit kulit dan penyakit mata. Kondisi patologi angiogenesis ini diawali oleh pembentukkan pembuluh darah baru dan penghancuran sel normal yang ada di sekitarnya. Berbeda dangan angiogenesis fisiologis, angiogenesis patologi ini dapat berlangsung lama sampai beberapa tahun dan biasanya berhubungan dengan beberapa gejala klinis. 4. Tahap Progresif Pada tahap progresif gen-gen pertumbuhan yang diaktivasi oleh kerusakan DNA mengakibatkan mitosis dipercepat dan pertumbuhan liar dari sel-sel ganas. Terjadi aktivasi, mutasi atau hilangnya gen. Pada tahap progresi ini timbul perubahan benigna menjadi pra-malignan dan malignan. Metastasis kanker terjadi akibat penyebaran sel kanker utama dan terjadi pembentukan tumor di tempat baru yang jauh dari sel kanker utama. Pada awalnya kanker primer harus memiliki akses ke sirkulasi, baik melalui pembuluh darah maupun sistim limfatik, setelah sel kanker mampu menembus saluran tersebut, sel kanker harus mampu bertahan hidup dan pada akhirnya sel kanker tersebut akan menyebar ke organ dan membentuk jaringan baru. Selanjutnya sel kanker harus bisa memulai pertumbuhan jaringan baru dengan membentuk vaskularisasi baru untuk suplay oksigen dan nutrisi Brunicardi, et al, 2010. Dalam Brunicardi, et al 2010 terdapat faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker, yaitu bahan kimia yang terdapat pada asap rokok dapat menyebabkan berbagai jenis kanker pada perokok dan perokok pasif orang bukan perokok yang tidak sengaja menghirup asap rokok orang lain dalam jangka waktu yang lama. Bahan kimia untuk industri serta asap yang mengandung senyawa karbon dapat meningkatkan kemungkinan seorang pekerja industri menderita kanker. Penyinaran yang berlebihan dari sinar ultra violet yang berasal dari matahari dapat menimbulkan kanker kulit. Sinar radio aktif, sinar X yang berlebihan atau sinar radiasi dapat menimbulkan kanker kulit dan leukemia. Beberapa jenis virus berhubungan erat dengan perubahan sel normal menjadi sel kanker. Jenis virus ini disebut virus penyebab kanker atau virus onkogenik. Hormon adalah zat yang dihasilkan kelenjar tubuh yang fungsinya adalah mengatur kegiatan alat-alat tubuh dari selaput tertentu. Pada beberapa penelitian diketahui bahwa pemberian hormon tertentu secara berlebihan dapat menyebabkan peningkatan terjadinya beberapa jenis kanker seperti payudara, rahim, indung telur dan prostat. Selain itu, zat atau bahan kimia yang terdapat pada makanan tertentu juga dapat menyebabkan timbulnya kanker misalnya makanan yang lama tersimpan dan berjamur dapat tercemar oleh aflatoxin. Aflatoxin adalah zat yang dihasilkan jamur Aspergillus Flavus yang dapat meningkatkan resiko terkena kanker hati. 2.1.3 Jenis-jenis dan Manifestasi Kanker Jenis-jenis kanker menurut Brunicardi, et al 2010, yaitu karsinoma, limfoma, leukemia, sarcoma, dan glioma. Karsinoma adalah setiap kanker ganas yang muncul dari sel-sel epitel. Limfoma adalah kanker yang dimulai di dalam limfosit dari sistem kekebalan tubuh dan muncul sebagai tumor padat dari sel-sel limfoid. Leukemia atau lebih dikenal sebagai kanker darah merupakan penyakit dalam klasifikasi kanker pada darah atau sumsum tulang yang ditandai oleh perbanyakan secara tidak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid yang umumnya terjadi pada leukosit sel darah putih. Sarkoma jarang terjadi tetapi tumor agresif muncul dari subtipe jaringan primitif yang dikenal sebagai mesoderm, dan dengan demikian dapat mempengaruhi berbagai jaringan dan organ dalam tubuh di berbagai kelompok usia, dari anak kecil hingga orang tua. Glioma adalah jenis tumor yang dimulai di otak atau tulang belakang, hal ini disebut glioma karena muncul dari sel glial. Gejala kanker secara umum yaitu nyeri yang dapat terjadi akibat tumor yang meluas menekan syaraf dan pembuluh darah disekitarnya, reaksi kekebalan dan peradangan terhadap kanker yang sedang tumbuh, dan nyeri juga disebabkan karena ketakutan atau kecemasan. Pendarahan atau pengeluaran cairan yang tidak wajar, misalnya ludah, batuk atau muntah yang berdarah, mimisan yang terus menerus, cairan puting susu yang mengandung darah, cairan liang senggama yang berdarah diantara menstruasimenopause, darah dalam tinja, darah dalam air kemih. Selain gejala umum, gejala khusus juga biasanya dapat dilihat sesuai dengan organ yang terkena kanker, seperti pada kanker otak gejala yang muncul adalah sakit kepala pada pagi hari dan berkurang pada tengah hari, epilepsi, lemah, mati rasa pada lengan dan kaki, kesulitan berjalan, mengantuk, perubahan tidak normal pada penglihatan, perubahan pada kepribadian, perubahan pada ingatan, sulit bicara. Hal ini diakibatkan sel kanker menyerang saraf di otak Brunicardi, et al, 2010. Gejala yang muncul pada kanker mulut yaitu terdapat sariawan pada mulut, lidah dan gusi yang tidak kunjung sembuh. Pada kanker saluran pernapasan gejala yang terjadi biasanya batuk terus menerus, suara serak atau parau, dahak bercampur darah, rasa sakit di dada. Pada kanker payudara gejala yang muncul biasnya terdapat benjolan, penebalan kulit tickening, perubahan bentuk, gatal- gatal, kemerahan, rasa sakit yang tidak berhubungan dengan menyusui atau menstruasi. Pada kanker saluran pencernaan biasanya terdapat darah pada feses yang ditandai dengan warna merah terang atau hitam, nyeri perut, benjolan pada perut, rasa sakit setelah makan, penurunan berat badan, serta adanya perubahan pola buang air besar diare atau sulit buang air besar. Pada kanker saluran reproduksi wanita biasanya akan terjadi perdarahan yang banyak saat periode menstruasi, pengeluaran darah saat mens tidak seperti biasanya dan rasa sakit yang luar biasa. Kanker pada saluran reproduksi juga dapat menyebabkan infertile kemandulan. Pada kanker saluran perkemihan kandung kemih atau ginjal gejala yang muncul biasanya terdapat darah pada urin, rasa sakit atau perih pada saat buang air kecil, keseringan atau kesulitan buang air kecil, sakit pada kandung kemih, nyeri pada pinggang. Pada kanker testis biasanya terdapat benjolan pada testis, ukuran penampungan pada testis yang membesar dan menebal secara mendadak, nyeri pada perut bagian bawah. Pada leukemia gejala yang terjadi adalah pucat, kelelahan kronis, penurunan berat badan, sering terkena infeksi, mudah terluka, rasa sakit pada tulang dan persendian, mimisan. Gejala pada kanker kulit biasanya terdapat benjolan pada kulit yang menyerupai kutil mengeras seperti tanduk, infeksi yang tidak sembuh-sembuh, bintik-bintik berubah warna dan ukuran, rasa sakit pada daerah tertentu, perubahan warna kulit berupa bercak-bercak Brunicardi, et al, 2010. 2.1.4 Pemeriksaan dan Penatalaksanaan Kanker 1. Penatalaksanaan kanker Terdapat beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis kanker, yaitu dengan penanda tumor, patologi anatomi, USG, mammografi, pemeriksaan imaging Smith, Cokkinides, Brawley, 2009. Penanda tumor umumnya diperiksa dari darah. Kegunaan dari penanda tumor adalah untuk skrining kanker. Penanda tumor yang biasanya diperiksa adalah Alpha fetoprotein AFP adalah glikoprotein yang dihasilkan oleh kantung telur yang akan menjadi sel hati pada janin. Carcinoembryonic antigen CEA adalah protein yang dihasilkan oleh epitel saluran cerna janin yang juga dapat diekstraksi dari tumor saluran cerna orang dewasa. Cancer antigen 72-4 atau dikenal dengan Ca 72-4 adalah mucine-like, tumor associated glycoprotein TAG 72 di dalam serum. Cancer antigen 19-9 Ca 19-9 adalah antigen kanker yang dideteksi untuk membantu menegakkan diagnosis, keganasan pankreas, saluran hepatobiliar, lambung dan usus besar. Cancer antigen 12-5 Ca 125 digunakan untuk indikator kanker ovarium epitel non-mucinous. Human chorionic gonadotropin HCG meningkat pada keganasan seperti mola hidatidosa, korioepitelioma, koriokarsinoma testis. Cancer antigen 15-3 Ca 15-3 digunakan untuk mengidentifikasi kanker payudara dan monitoring hasil pengobatan. Prostat Spesific Antigen PSA digunakan untuk diagnosis kanker prostat. Neuron Specific Enolase NSE digunakan untuk menilai hasil pengobatan dan perjalanan penyakit keganasan small cell bronchial carcinoma, neuroblastoma, dan seminoma. Squamous cell carcinoma SCC antigen diperoleh dari jaringan karsinoma sel skuamosa dari serviks uteri. Umumnya SCC meningkat pada keganasan sel squamosa seperti faring, laring, palatum, lidah dan leher. Cyfra 21-1 digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis kelainan paru yang jinak seperti pneumonia, sarcoidosis, TBC, bronchitis kronik, asma, dan emfisema. Patologi anatomi adalah pemeriksaan morfologi tumor baik secara makro maupun mikro. Bahan yang digunakan dapat diperoleh dari biopsi. Ada beberapa cara biopsi, diantaranya biopsi insisi, eksisi, truncut, aspirasi, ataupun endoskop. Setelah bahan didapatkan, diproses melalui beberapa cara agar dapat terpotong halus, diantaranya: sediaan beku, paraffine block, plastic coupe, dan dilakukan pengecatan sesuai tujuan pemeriksaan. USG adalah singkatan dari Ultrasonography yang artinya adalah alat yang prinsip dasarnya menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi. Penggunaan USG salah satunya dalam mendiagnosis kanker adalah dalam melakukan pemeriksaan penunjang pada tumor testis. Pemeriksaan ultrasonografi pada umumnya dilakukan dengan menggunakan suatu transduser frekuensi tinggi yang linier. Mammografi adalah pemeriksaan payudara menggunakan sinar X yang dapat memperlihatkan kelainan pada payudara dalam bentuk terkecil yaitu mikrokalsifikasi. Dengan mammografi, kanker payudara dapat dideteksi dengan akurasi sampai 90. Pemeriksaan imaging yang diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis tumor ganas radiodiagnosis terdapat banyak jenis mulai dari yang konvensional hingga yang canggih. Selain untuk membantu menegakkan diagnosis, pemeriksaan imaging juga berperan dalam menentukan staging dari tumor ganas. 2. Penatalaksanaan pasien kanker Penanganan kanker tidak cukup dengan mengandalkan satu modalitas terapi. Terapi kanker memerlukan multimodalitas terapi yang dapat dilakukan secara bersama-sama atau tidak bersama-sama. Masing-masing modalitas terapi memiliki kelebihan dan kekurangan. Bila digunakan bersama maka apa yang kurang dari terapi yang satu akan didapatkan dari terapi lainnya. Demikian juga dalam hal efektivitas dan toxisitas terapi akan dapat dikendalikan dengan melakukan terapi tersebut. Alasan penting lainnya adalah karena sel-sel kanker adalah sel-sel dengan populasi yang heterogen. Masing masing sel kanker memiliki kepekaan terhadap terapi masing-masing Brunicardi, et al, 2010. Berikut ini adalah beberapa terapi yang digunakan pada pasien kanker, yaitu pembedahan, radioterapi, kemoterapi, terapi hormonal, dan biological theraphy. Pembedahan dapat dikatakan sebagai terapi utama dalam penanganan kanker solid. Pada semua level kanker T,N,M dapat dilakukan tindakan pembedahan. Pembedahan memiliki tujuan kuratif atau paliatif. Namun, tidak semua keadaan kanker dapat dilakukan tindakan pembedahan. Pembedahan sendiri juga memiliki kelemahan yaitu rekurensi tumor karena tidak semua tepi dapat dieksisi dengan benar. Oleh sebab itu, pembedahan sendiri harus diikuti dengan modalitas terapi lainnya, khususnya pada kanker yang diperkirakan telah mengalami metastase. Pemberian radioterapi dapat ditujukan sebagai bagian dari terapi primer atau menjadi bagian dari terapi tambahan terhadap pembedahan atau kemoterapi. Tidak semua kanker sensitif terhadap radioterapi. Radioterapi digunakan dalam dosis yang terbatas dan tempat yang terbatas. Radioterapi pada seluruh bagian tubuh tidak dapat dilakukan. Kemoterapi menggunakan obat-obat antikanker yang bersifat cytotoxic. Kemoterapi diberikan pada tumor-tumor yang sensitif terhadap kemoterapi. Pemberian kemoterapi dapat dilakukan sebelum atau sesudah terapi pembedahan. Pemberian obat ini harus melalui infus dan masuk RS. Kemoterapi memiliki respon yang cepat dan dalam waktu yang singkat dapat dilihat responnya. Efek samping dari kemoterapi biasanya akan menyebabkan pasien mual hebat, pusing, kerontokan pada rambut, dan lain-lain. Pemberian terapi hormonal ditujukan pada kanker-kanker yang tumbuh oleh karena rangsangan hormonal. Pemberian obat ini dapat efektif bila tumor tersebut memiliki reseptor hormonal yang baik. Penggunaan terapi ini cukup baik pada kanker payudara dengan cara memblok atau menurunkan produksi hormon estrogen dan progesteron. Terapi hormonal bekerja pada sel kanker dengan respon terapi yang cukup lama, berbeda dengan pemberian kemoterapi. Terakhir adalah Biological Therapy, yaitu terapi kanker melalui manipulasi faktor mekanisme pertahanan tubuh secara natural yang berefek sebagai antitumor. Biological therapy merangsang, menggunakan atau memodifikasi sistem imun tubuh untuk mengenali dan menghancurkan sel kanker secara efektif. Terapi ini penting untuk pengobatan kanker, bersama-sama dengan pembedahan, radioterapi, maupun kemoterapi. Terapi jenis ini masih dalam proses pengembangan dengan harga yang cukup mahal Schwartz, Seymour, 2000.

2.2 Asuhan Keperawatan Pasien Kanker