15
mempunyai tugas pokok mengumpulkan dan mengolah data sumber- sumber pendapatan daerah, merumuskan naskah rancangan peraturan
daerah dan keputusan Bupati tentang perpajakan daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya.
D. Latar Belakang Masalah
Penerimaan pajak merupakan salah satu sumber dana yang sangat penting
dalam rangka pembiayaan Pembangunan Nasional, guna mendukung terciptanya masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pajak yang ada di Indonesia merupakan iuran rakyat kepada negara berdasarkan undang-undang yang
dapat dipaksakan dengan tiada jasa timbal kontraprestasi yang dapat langsung ditunjukkan dan dapat digunakan untuk membayar pengeluaran
umum Ilyas, 2000: 3. Pajak merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam
memberikan kontribusinya yang cukup besar bagi penerimaan negara yang berguna bagi pembiayaan nasional sehingga pajak mempunyai peran yang
berarti dalam menunjang kesejahteraan Rakyat Indonesia. Oleh karena itu masalah pajak menjadi masalah seluruh rakyat dalam suatu negara sehingga
setiap orang sebagai masyarakat harus mengetahui setiap permasalahan yang berhubungan dengan pajak baik mengenai asas, jenis atau macam pajak yang
berlaku di negaranya serta tata cara pembayaran pajak dan fungsi dari pemungutan pajak itu sendiri Munawir, 1992: 1.
16
Peningkatan kesadaran masyarakat akan pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan, sangatlah diperlukan dasar-dasar hukum yang kuat.
Pasal 23 undang-undang 1945 menyebutkan bahwa segala pajak untuk kegunaan kas negara harus berdasarkan undang-undang. Dengan demikian
secara jelas bahwa setiap bentuk pelaksanaan pajak harus ada undang-undang yang mengaturnya. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah diatur dalam Undang-
Undang Nomor 34 tahun 2000. dijelaskan dalam pasal 1, ayat 6: “ Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadibadan kepada
daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan Pembangunan Daerah”.
Daerah-daerah di Indonesia dengan segala usahanya mengoptimalkan segala potensi yang dimilikinya untuk menunjang pembangunan di daerahnya.
Kekayaan daerah yang telah dimiliki sangatlah diperlukan untuk menopang biaya pembangunan daerah disamping adanya subsidi dari Pemerintah Pusat.
Menurut lembaga yang memungut, pajak dibedakan menjadi dua 2 yaitu Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Pajak Pusat penerimaannya berasal dari: Pajak
Penghasilan PPh, Pajak Bumi dan Bangunan PBB, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah PPN dan PPn BM, Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan BPHTB, dan Bea Materai. Sedangkan Pajak Daerah dibagi menjadi dua yaitu Pajak Daerah Propinsi dan
Pajak Daerah KabupatenKota. Pajak Daerah Propinsi yang penerimaannya
17
berasal dari: Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor, Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan. Sedangkan pajak daerah tingkat II di Kabupaten
Karanganyar, meliputi: 1
Pajak Hotel diatur dalam Perda Nomor 20 Tahun 2001. 2
Pajak Restoran diatur dalam Perda Nomor 21 Tahun 2001. 3
Pajak Hiburan diatur dalam Perda Nomor 16 Tahun 2006. 4
Pajak Reklame diatur dalam Perda Nomor 17 Tahun 2006. 5
Pajak Penerangan Jalan diatur dalam Perda Nomor 16 Tahun 2001. 6
Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C diatur dalam Perda Nomor 18 Tahun 2006.
7 Pajak Parkir diatur dalam Perda Nomor 19 Tahun 2001.
Peningkatan sektor pembangunan daerah sangat dipengaruhi oleh pajak daerah. Pajak daerah merupakan sumber pandapatan daerah yang sangat
penting guna membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah untuk lebih memantapkan otonomi daerah yang nyata, dinamis,
bertanggung jawab dengan menitikberatkan pada kota atau kabupaten. Terdapat dua sistem yang digunakan dalam pemungutan dan penghitungan
pajak yaitu
Self Assesment System
dan
Official Assesment System. Self Assesment System
adalah sistem pemungutan dan penghitungan pajak dimana Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan
selutuh kewajiban pajak terutangnya sendiri. Sedangkan
Official Assesment
18
System
adalah suatu sistem pemungutan dan penghitungan besarnya pajak terhutang yang menjadi kewajiban Wajib Pajak yang dilakukan oleh Fiskus.
Sistem yang digunakan untuk pemungutan Pajak Reklame adalah
Official Assesment System.
Dalam hal ini Wajib Pajak adalah Pengusaha atau biro jasa periklanan.
Seiring dengan majunya perkembangan pembangunan di Kabupaten Karanganyar, hal ini tentunya tidak jauh dari peranan pajak daaerah terutama
pajak reklame. Tolak ukur dari sektor perdagangan yang semakin meningkat, potensi sektor pariwisata yang tidak kalah kualitas dan kuantitasnya, sehingga
persaingan bisnis menjadi kian marak. Untuk mensosialisasikan kepada khalayak ramai khususnya masyarakat banyak cara yang dapat dilakukan oleh
perusahaan, baik melalui media audio, media visual, media audio visual. Sebuah estimasi mengatakan bahwa penerimaan Pajak Daerah dari Pajak
Reklame akan meningkat sangat beralasan karena semakin berkembangnya sektor perdagangan baik barang maupun jasa di suatu wilayah maka secara
otomatis akan diikuti dengan semakin bertambahnya sarana periklanan yang menjadi kebutuhan utama dalam menginformasikannya.
Peningkatan penerimaan dari Pajak Reklame diharapkan mampu memberikan kontribusi serta pengaruh yang positif bagi perkembangan
pembangunan di
Kabupaten Karanganyar
yang akhirnya
mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, yang kemudian digunakan untuk
peningkatan dan kemajuan daerah. Meskipun realisasi penerimaan selalu memenuhi target namun pihak pemerintah daerah masih perlu untuk
19
melakukan evaluasi yang bertujuan ke depan untuk lebih meningkatkan dan mempertahankan penerimaan dari sektor Pajak Reklame. Sehingga untuk
mengetahui besarnya realisasi penerimaan dan perkembangan dari penerimaan Pajak Reklame dari tahun ke tahun, maka penulis mengambil judul
“ANALISIS REALISASI DAN PROSPEK PENERIMAAN PAJAK REKLAME
SEBAGAI PENDAPATAN
ASLI DAERAH
DI KABUPATEN KARANGANYAR”.
E. Perumusan Masalah