HASIL DAN PEMBAHASAN Pengembangan model pembelajaran blended-learning pada mata kuliah al-qur’an hadits dan fikih di Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) ONENG NURUL BARIYAH
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa;
dan Keputusan
Menteri Pendidikan
Nasional RI
Nomor:045U2002 tanggal 2 April 2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi.
Kurikulum terdiri dari kurikulum inti maksimal 80 dan kurikulum institusional maksimal 20. Kurikulum Institusional dikembangkan sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas daerah yang bersangkutan. Kurikulum program Blended Learning untuk mata kuliah
Alqur‟an Hadis dan Fiqih mempunyai beban studi 6 SKS. Peserta didik dalam penyelenggaraan program blended learning ini adalah mahasiswa aktif program
studi Pendidikan Agama Islam semester III yang mengambil mata kuliah Alqur‟an Hadis dan Fiqih. Kurikulum terlampir
Sistem Pembelajaran Sistem pembelajaran program Blended Learning ini dilaksanakan
sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan SNP antara lain : 1. Proses Pembelajaran
Penggunaan metode pembelajaran interaktif berdasarkan konsep belajar mandiri, terstruktur, dan terbimbing yang menggunakan berbagai sumber
belajar dan dengan dukungan bantuan belajar serta fasilitas pembelajaran. a. Belajar mandiri adalah proses pembelajaran yang diinisiasi oleh peserta
didik dalam periode tertentu. Dosen menyiapkan beragam tugas dan pemicu yang dapat membantu peserta didik belajar secara mandiri.
b. Belajar terbimbingterstruktur: proses pembelajaran yang disediakan oleh perguruan tinggi untuk membantu proses belajar peserta didik dalam
bentuk tutorial tatap muka dan tutorial elektronik. dengan mengandalkan bimbingan dosentutor secara langsung maupun virtual, secara residensial
maupun non-residensial. 1 Tutorial tatap muka: proses pembelajaran jarak jauh dilaksanakan
dengan mempersyaratkan adanya tutorialpembimbingan tatap muka
langsung atau termediasi sinkron kepada peserta didik untuk beragam mata kuliah. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 24 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Jarak Jauh pada Pendidikan Tinggi maka dalam PJJ menuntut kompetensi psikomotor dimungkinkan tutorial tatap muka
maksimal 50 dari total pertemuan selama 1 satu semester. 2 Tutorial elektronik: proses pembelajaran jarak jauh
yang dilaksanakan dengan mempersyaratkan adanya interaksi peserta
didik dengan dosentutor, atau peserta didik dengan peserta didik yang termediasi oleh media berbasis TIK.
3 Bantuan lainnya Bantuan lainnya dilakukan melalui media komunikasi yang relevan
seperti koresponden, telepon, dan faksimili.
2. Evaluasi Pembelajaran Evaluasi dilakukan untuk mengukur kemampuan teori dan kemampuan
praktik pada setiap semester. Bentuk dan jenis evaluasi menyesuaikan dengan kompetensi yang akan dicapai.
Evaluasi hasil belajar dapat berupa formatif dan sumatif. Evaluasi secara formatif dilakukan sebagai penjajagan kemampuan self assessment dan
diagnosa hasil belajar. Pelaksanaannya dimungkinkan dilakukan secara jarak jauh.
Evaluasi sumatif dilakukan untuk mengukur keberhasilan belajar, dalam bentuk UTS dan UAS, yang soalnya dikembangkan oleh dosen pengampu.
3. Layanan Bantuan Belajar Layanan bantuan belajar adalah layanan yang memberikan layanan bantuan,
panduan, bimbingan dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi peserta didik selama 24 jam.
4. Media Pembelajaran
Media pembelajaran digunakan sebagai sumber belajar cetak dan elektronik. Media pembelajaran adalah media yang dirancang khusus untuk pendidikan
jarak jauh yang memungkinkan dapat dipelajari secara mandiri. Media pembelajaran tersebut meliputi media cetak, elektronik dan bentuk-bentuk
media lain yang relevan.