PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI CAHAYA

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI CAHAYA

Oleh

Fitriyani April Ningsih

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI CAHAYA

Oleh

Fitriyani April Ningsih

Data hasil observasi analisis kebutuhuan di SMPN 12 dan SMAN 1 Bandar Lampung menunjukkan bahwa sulitnya siswa kelas VIII memahami materi Cahaya . Guru membutuhkan inovasi dalam menjelaskan konsep-konsep pada materi tersebut agar siswa lebih mudah menerima pelajaran yang diberikan. Mempertimbangkan masalah-masalah tersebut, maka peneliti bermaksud

mengembangkan Lembar Kerja Siswa yang berisi tuntunan melakukan praktikum dan evaluasi.

Metode pengembangan yang dilakukan yaitu : (1) Analisis kebutuhan, (2) Identifikasi sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan, (3) Identifikasi spesifikasi produk yang diinginkan pengguna, (4) Pengembangan produk, (5) Uji internal: Uji ahli materi dan Uji ahli desain, (6) Uji eksternal: Uji kemenarikan,

kemudahan, kemanfaatan, dan keefektifan produk oleh pengguna, (7) Produksi. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan pembagian angket.


(3)

Fitriyani April Ningsih

ii Hasil uji ahli menunjukkan lembar kerja siswa yang dikembangkan layak

digunakan sebagai media pembelajaran. Hasil uji lapangan menunjukkan kualitas media pada uji kemenarikan nilai kuantitatifnya 3,01 dikategorikan menarik, pada uji kemudahan nilai kuantitatifnya 3,06 dikategorikan mudah digunakan, dan pada uji kemanfaatan nilai kuantitatifnya 3,00 dikategorikan bermanfaat serta efektif digunakan sebagai lembar kerja siswa materi Cahaya karena 80 % siswa memenuhi standar KKM yang ditetapkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dihasilkan lembar kerja siswa materi Cahaya yang berisi tuntunan melakukan praktikum dan evaluasi dan telah teruji sesuai teori dengan kualitas: menarik, mudah digunakan, dan bermanfaat dan dinyatakan efektif digunakan sebagai media dalam pembelajaran.


(4)

;

t

l

l

Judul Skripsi

Nama Mahasiswa No. PokokMahasiswa

Program Studi Jurusan Fakultas

pENGEMBAIIGAN LEMBAR KERJA SrSWA (LKS)

BERMUATAN KARAKTER PAI}A MATERI

%

CAHAY,{

SrtitysvliAyritqtngsirt

a913022045 Pendidikan Fisika

Pendidikan MIPA

Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MEI\TYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Drs.

I

Dewa Putu Nyeneng

M.Sp-NrP 19s80603 198303 1 002

Drs" Eko Suyanto, M.Pd.

NIP 19640310 199112

1 001

2. Ketua J Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M,Si.


(5)

-I

,[[m

MENGESAHKAN

1.

Tim Penguji

Ketua : Drs.I Dewa Putu Nyeneng,

M.Sc

%

Sekretaris

: Drs. Eko Suyanto, M.Pd.

Penguji

BukanPembimbing : Dr. Abdurrahman, M"Si.

Keguruan dan Ilmu Pendidikan

ng Rahman,

M.Si,Q

15 198503

I

003


(6)

Saya yang bertanda Nama

NPM

Fakultas/Jurusan Program Studi Alamat

SURAT PER}IYATAAN

tangan di bawah ini:

Fitriyani April Ningsih 0913022445

FKIP/P MIPA Pendidikan Fisika

Kota Negara Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara

ivienyaiakan bahwa ciaiam siripsi ini tidak rerdapai karya yang pernah iiiajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan sayajuga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, 2zfuli ZOt

:

Yang lvlenyatakan, NIETERAI NflZ

ffiil**'.w1d,r

dffi,6lw.m'

Fitriyani April Ningsih

rrm r nn t an^^n ra


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Pengembangan ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 6

B. Manfaat Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 7

C. Instrumen Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 8

D. Format Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 9

E. Deskripsi Desain Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Lay out ... 12

2. Prinsip Dasar Lay Out yang baik ... 13

F. Pembelajaran Cahaya dan Muatan Karakter ... 14

1. Sifat-Sifat Cahaya ... 18

2. Pemantulan Cahaya ... 19

3. Pembiasan ... 23 III. METODE PENELITIAN


(8)

x

A. Setting Penelitian ... 26

B. Prosedur Pengembangan ... 26

1. Analisis Kebutuhan ... 30

2. Identifikasi Sumber Daya ... 31

3. Identifikasi Spesifikasi Produk ... 31

4. Pengembangan Produk ... 33

5. Uji Internal ... 33

6. Uji Eksternal ... 35

7. Pencetakan Produk ... 39

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengembangan ... 40

B. Pembahasan ... 48

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 52

B. Saran ... 52


(9)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Media dalam pendidikan digunakan untuk membantu dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa sehingga siswa lebih mudah menerima pelajaran yang diberikan. Media yang digunakan dalam pembelajaran bermacam-macam sehingga media dalam proses pembelajaran dipilih oleh guru berdasarkan materi dan metode yang digunakan. Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu dari media cetak. Lembar Kerja Siswa digunakan siswa sebagai penuntun melakukan praktikum yang dapat mempermudah siswa mengerti materi yang diberikan dengan melihat secara langsung dari materi yang diberikan oleh guru.

Lembar Kerja Siswa yang telah dibuat yaitu pada materi Cahaya. Materi Cahaya merupakan salah satu materi fisika yang bersifat abstrak dan juga bersifat nyata sehingga siswa perlu melakukan praktikum agar lebih mudah dalam

mempelajarinya. Kompetensi Dasar (KD) dari Cahaya yaitu menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. Berdasarkan Kompetensi Dasar tersebut dengan melakukan praktikum siswa dapat melihat secara langsung jalannya sinar jika melewati cermin atau lensa dan bayangan yang terbentuk. Hasil observasi di lapangan diketahui bahwa siswa yang kesulitan dalam materi Cahaya sebesar 72,00% dan media pembelajaran seperti Lembar Kerja Siswa pada materi Cahaya belum tersedia. Jika siswa


(10)

2 melakukan praktikum, guru tidak membagikan Lembar Kerja Siswa pada siswa guru memberi petunjuk siswa melalui perkataan. Lembar Kerja Siswa yang telah dikembangkan berisi tahapan-tahapan dalam percobaan dan evaluasi yang memungkinkan siswa dapat menumbuhkan karakter yang baik karena guru harus memberikan pendidikan karakter agar karakter siswa menjadi lebih baik.

Pendidikan karakter adalah sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada siswa meliputi kemampuan pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindak untuk melakukan nilai-nilai tersebut. Pembentukan karakter seperti jujur, tanggung jawab, berperilaku santun, dan kerja sama perlu dikembangkan agar pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik lagi.

Pendidikan karakter juga sangat perlu dalam proses belajar mengajar karena menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Berdasarkan fungsi dan tujuan nasional di atas pendidikan disetiap jenjang sekolah mencangkup semua aspek yang ada dalam UU yaitu bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif atau mencerdaskan kehidupan saja

melanikan juga pada pengembangan karakter siswa . Adanya karakter siswa yang kurang baik yang sering ditemui (manipulasi data saat melaksanakan praktikum),


(11)

3 tidak peduli terhadap ligkungan, kurangnya rasa tanggung jawab dalam

menyelesaikan tugas, kurangnya rasa hormat tehadap guru, dan hal lainnya yang sangat menghambat tercapainya tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu perlu diterapkannya pendidikan karakter dalam proses pembelajaran.

Dengan demikian kegiatan pembelajaran di sekolah tidak hanya terbatas pada kognitif tetapi juga afektif dan psikomotor agar membentuk siswa yang

mempunyai karakter. Siswa juga perlu menggunakan media seperti Lembar Kerja Siswa dalam pembelajaran untuk mempermudah menerima pelajaran.

Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan maka telah dilakukan pengambangan tentang “lembar kerja siswa (LKS) bermuatan karakter pada materi Cahaya”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. belum ada Lembar Kerja Siswa Bermuatan Karakter pada Materi Cahaya untuk siswa kelas VIII di SMPN 12 Bandar Lampung.

2. bagaimanakah keefektifan Lembar Kerja Siswa bermuatan karakter pada materi Cahaya sebagai media belajar alternatif bagi siswa SMPN 12 Bandar Lampung kelas VIII?


(12)

4 C. Tujuan Penelitan

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. membuat Lembar Kerja Siswa Bermuatan Karakter pada Materi Cahaya untuk siswa kelas VIII di SMPN 12 Bandar Lampung.

2. mendeskripsikan keefektifan Lembar Kerja Siswa bermuatan karakter pada materi Cahaya sebagai sumber belajar alternatif bagi siswa SMPN 12 Bandar Lampung kelas VIII.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. memberikan alternatif pemecahan masalah dalam kekurangan media belajar di SMP.

2. tersedianya Lembar Kerja Siswa sebagai media belajar bagi siswa yang dapat digunakan secara mandiri atau bersama kelompok belajarnya untuk mencapai penguasaan kompetensi belajar.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini mencapai sasaran sebagaimana yang telah dirumuskan, penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut:

1. pengembangan adalah proses menerjemahkan spesifikasi desain ke dalam suatu wujud fisik tertentu.

2. pengembangan yang dimaksud adalah pembuatan Lembar Kerja Siswa bermuatan karakter.


(13)

5 3. metode pengembangan mengadaptasi dari Suyanto.

4. karakter yang dimaksud adalah jujur, bertanggung jawab, berperilaku santun, dan kerja sama.

5. kompetensi dasar yang menjadi fokus untuk dikembangkan menjadi Lembar Kerja Siswa adalah menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa.

6. objek penelitian pengembangan pada siswa kelas VIII di SMPN 12 Bandar Lampung.


(14)

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)

Menurut Trianto (2007 :73) “Lembar Kerja Siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah". Dalam proses pembelajaran, Lembar Kerja Siswa digunakan sebagai media bagi siswa untuk mendalami materi fisika yang sedang dipelajari. Dengan adanya Lembar Kerja Siswa siswa dituntut untuk mengemukakan pendapat, mampu membuat kesimpulan, dan bekerja sama. Hal ini menunjukkan bahwa Lembar Kerja Siswa berfungsi sebagai media yang dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar. Lembar Kerja Siswa dikatakan media

pembelajaran, karena dapat digunakan secara bersama dengan sumber belajar atau media pembelajaran yang lain. Lembar Kerja Siswa menjadi sumber belajar dan media pembelajaran tergantung pada kegiatan pembelajaran yang dirancang.

Penggunaan media memberikan manfaat dalam proses pembelajaran, hal ini dikemukakan oleh Arsyad (2004 : 25-27) antara lain yaitu :

1. memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga proses belajar semakin lancar dan meningkatkan hasil belajar.

2. meningkatkan motivasi siswa, dengan mengarahkan perhatian siswa sehingga memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri sesuai kemampuan dan minatnya.


(15)

7 4. siswa akan mendapat pengalaman yang sama mengenai suatu peristiwa,

dan memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan lingkungan sekitar.

Lembar Kerja Siswa sebagai sumber belajar dapat digunakan sebagai alternatif media pembelajaran. Lembar Kerja Siswa termasuk media cetak hasil

pengembangan teknologi cetak yang berupa buku dan berisi materi visual, seperti yang diungkapkan oleh Arsyad (2004 : 29).

B. Manfaat Lembar Kerja Siswa (LKS)

Manfaat dan tujuan Lembar Kerja Siswa, menurut Prianto dan Harnoko (1997): a) mengefektifkan siswa dalam proses belajar mengajar.

b) membantu siswa dalam mengembangkan konsep.

c) melatih siswa untuk menemukan dan mengembangan proses belajar mengajar.

d) sebagai pedoman bagi guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.

e) membantu guru dalam menyusun pelajaran.

f) membantu siswa dalam menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar.

g) membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.

Pada proses pembelajaran, Lembar Kerja Siswa digunakan sebagai sarana pembelajaran untuk menuntun siswa dari suatu materi pokok atau sub materi pokok yang telah atau sedang disajikan. Melalui Lembar Kerja Siswa siswa dituntut mengemukakan pendapat dan mampu mengambil kesimpulan. Dalam hal ini Lembar Kerja Siswa merupakan salah satu media pembelajaran yang

digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan kecerdasan siswa dalam proses pembelajaran.


(16)

8 C. Instrumen Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika SMA/MA

Lembar Kerja Siswa dan Buku teks pembelajaran yang dibuat baik yang berbasis cetakan maupun berbasis elektronik (e-Book) harus melalui tahapan pengujian untuk menilai kelayakan isi, agar sesuai dengan sasaran pengguna.

Instrumen penilaian tersebut meliputi komponen kelayakan isi, komponen kebahasaan, dan komponen penyajian. Pada komponen-komponen tersebut terdapat butir-butir penilaian yang lebih rinci. Dalam komponen kelayakan isi terdapat butir-butir seperti cakupan materi, akurasi materi, dan kemuktahiran. Dalam komponen kebahasaan terdapat butir-butir seperti kesesuaian bahasa yang digunakan dengan perkembangan peserta didik, komunikatif, interaktif, lugas, sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar, dan penggunaan istilah dan simbol/lambang. Komponen penyajian meliputi butir-butir teknik penyajian, pendukung penyajian materi, dan penyajian pembelajaran.

Penilaian instrumen untuk menilai Lembar Kerja Siswa pelajaran Fisika SMP dilakukan oleh ahli materi dan ahli desain, untuk menilai sesuai atau tidaknya Lembar Kerja Siswa pelajaran Fisika dengan sasaran pengguna Lembar Kerja Siswa tersebut yang dilakukan uji lapangan oleh siswa. Instrumen penilaian pada uji lapangan memiliki skor pada setiap butir pertanyaan. Skor 1 untuk tidak sesuai, 2 untuk kurang sesuai, 3 untuk sesuai, dan 4 untuk sangat sesuai. Penilaian instrumen total dilakukan dari jumlah skor yang diperoleh kemudian dibagi dengan jumlah total skor kemudian hasilnya dikalikan dengan banyaknya pilihan jawaban. Instrumen yang digunakan memiliki 4 pilihan jawaban, sehingga skor penilaian total dapat dicari dengan menggunakan rumus:


(17)

9

Hasil dari skor penilaian tersebut kemudian di konversikan ke pernyataan penilaian. Suyanto (2009:20) menyatakan bahwa

Konversi skor penilaian ke pernyataan penilaian dapat di bagi dalam rentang 1,01 – 1,75 dengan kriteria Tidak Baik; 1,76 – 2,50 dengan kriteria Kurang Baik; 2,51 – 3,25 dengan kriteria Baik; dan 3,26 – 4,00 dengan kriteria Sangat Baik.

Tabel 2.1. Konversi skor penilaian ke pernyataan kualitas. Skor Penilaian Pernyataan Kualitas

3,26--4,00 Sangat Baik

2,51--3,25 Baik

1,76--2,50 Kurang Baik

1,01--1,75 Tidak Baik

D. Format Lembar Kerja Siswa (LKS)

Menurut Sriyono (1992) dalam Asyhari (2011: 18) Lembar Kerja Siswa dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian berdasarkan isinya yaitu :

1. fakta, merupakan tugas yang sifatnya mengarahkan siswa untuk mencari fakta-fakta atau hal-hal lain yang berhubungan dengan bahan yang diajarkan.

2. pengkajian, merupakan penggalian pengertian tentang bahan kearah pemahaman.

3. pemantapan dan kesimpulan, yang sifatnya memantapkan materi pelajaran yang dikaji dalam diskusi kelas dimana kebenaran kesimpulan telah ditemukan dan diterima oleh semua peserta.


(18)

10 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan isi dari Lembar Kerja Siswa yang akan dibuat memuat fakta, pengkajian, dan pemantapan dan kesimpulan. Lembar kerja siswa yang akan dibuat terdiri dari langkah-langkah kerja agar tercapainya ketiga aspek tersebut, Lembar Kerja Siswa tidak hanya berisi petunjuk praktikum yang berisi tiga aspek tersebut tetapi memuat pertanyaan-pertanyaan yang

menggiring siswa untuk memiliki karakter yang lebih baik. Jadi melakukan peyelidikan yang berbentuk tertulis dan memiliki fungsi sebagai media untuk membuat siswa menjadi aktif, cerdas, dan berkepribadian bagus.

Berdasarkan pada definisi pembelajaran, bahwa pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa, Suyanto (2009) telah mengembangkan suatu model pembelajaran yang memperhatikan bekal ajar awal siswa dengan prinsip

eksplicitisme dan ketuntasan serta langkah-langkah pembentukan karakter siswa. Pembentukan karakter siswa menggunakan langkah-langkah yang sesuai dengan langkah-langkah inkuiri jenis D (lihat Tabel 2.2).

Tabel 2.2 Langkah latihan melakukan prosedur ilmiah dalam proses pembelajaran

No

Indikator Jenis Langkah- langkah

Keterangan

A B C D E

1. Merumuskan masalah G G G G S G = Langkah dilakukan guru S= Langkah

dilakukan siswa 2. Merumusakan hipotesis G G G S S

3. Merencanakan kegiatan G G S S S 4. Melaksanakan kegiatan G S S S S 5. Mengumpulkan data S S S S S 6. Menarik Kesimpulan S S S S S

(Suyanto.2009) Bekal awal ajar jika diberikan dengan prinsip eksplicitism, yaitu jika bekal awal ajar disampaikan secara eksplicit yang maksudnya diberikan pengetahuan secara


(19)

11 gamblang, tidak ada sesuatu yang disembunyikan meskipun dengan maksud agar terjadi self construction. Pengetahuan yang diberikan dengan cara seperti itu, disebut dengan pengetahuan eksplisit. Lawan dari pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan tasit (tacit). Pengetahuan tasit adalah pengetahuan yang diberikan secara tidak gamblang dengan maksud agar pada pikiran siswa terjadi self construction.

Bimbingan langkah-langkah inkuiri dalam pembelajaran model Suyanto (2009) menggunakan pertanyaan-pertanyaan dan tuntunan instruksional. Bimbingan langkah tersebut jika dijawab dan diikuti akan merupakan serangkaian kegiatan belajar siswa (hasilnya pembelajaran siswa), berupa latihan melakukan prosedur ilmiah untuk memecahkan suatu masalah yang diajukan.

Dengan mengadaptasi model pembelajaran menurut Suyanto (2009) tersebut disajikan secara tercetak, dengan format sebagai berikut:

a. judul: Berupa judul suatu topik pembelajaran

b. tujuan Pembelajaran: Berupa tujuan pembelajaran berdasarkan Standar Kompetensi (Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik) dan Kompetensi Dasar (Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif) tujuannya yaitu siswa dapat melakukan percobaan tentang cermin cekung cembung dan lensa cekung cembung, mengamati sinar-sinar pada cermin celkung cembung, dan melihat pembentukan bayangan pada lensa

cekung cembung.

c. wacana-wacana materi prasyarat berupa Pendahuluan, sebagai pengetahuan dan keterampilan yang merupakan bekal awal ajar. Pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat berupa kemampuan konseptual fisika ataupun keterampilan-ketrampilan dasar laboratoris. Diharapkan agar terbentuk sikap percaya diri pada siswa.

d. kegiatan mendefinisikan masalah dan pengumpulan fakta, berupa panduan untuk memahami permasalahan dan metode pencarian fakta dengan merujuk sumber-sumber materi yang dapat dijadikan referensi dalam memecahkan permasalahan. Dapat juga berupa penyajian masalah yang harus disampaikan guru untuk dipecahkan oleh siswa dengan prosedur ilmiah. Berisi pula tuntunan merumuskan hipotesis, tuntunan merencanakan suatu kegiatan kerja untuk menguji rumusan hipotesis


(20)

12 yang telah dirumuskan. Pada kegiatan ini dihapkan siswa terbentuk karakter jujur, berperilaku santun, dan bekerja sama.

e. kegiatan pemecahan masalah, berupa panduan alternatif penyelesaian masalah secara kolaboratif. Alternatif pemecahan masalah yang diterapkan dapat mengadopsi strategi pemecahan masalah secara sistematis (systematic approach to problem solving). Dari kegiatan ini akan diperoleh kesimpulan materi yang dipelajari dapat diujikan

kebenarannya. Pada kegiatan ini dihapkan siswa terbentuk karakter jujur, berperilaku santun, dan bertanggung jawab.

f. kegiatan melakukan pengujian hasil pemecahan masalah, berupa metode yang digunakan untuk menguji validitas dari hasil pemecahan masalah yang telah disampaikan.

Berdasarkan prosedur pengembangan produk dan uji produk media instruksional menurut Suyanto (2009), yang meliputi tujuh tahap yaitu:

1) analisis kebutuhan

2) identifikasi sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan 3) Identifikasi spesifikasi produk yang diinginkan pengguna 4) Pengembangan produk

5) uji internal: Uji spesifikasi dan Uji operasionalisasi produk 6) uji eksternal: Uji kemanfaatan produk oleh pengguna 7) produksi.

Mengacu pada spesifikasi produk yang telah direncanakan dengan mengadaptasi prosedur pengembangan produk dan uji produk menurut Suyanto (2009), maka penelitian pengembangan ini diharapkan terwujud.

E. Deskripsi Desain Lembar Kerja Siswa (LKS)

1. Lay Out

Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa juga disebut manajemen bentuk dan bidang. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan.

Pada dasarnya tidak ada aturan baku dalam seni atau pun design itu sendiri selain dari segi keindahan (estetika) tentunya, dan tantangan yang paling menarik dari seni design layout adalah “ketiadaan aturan atau hukum yang


(21)

13 universal, semuanya serba relatif”. Oleh karena di dalam design tata letak tidak dikenal aturan-aturan yang berlaku secara menyeluruh, namun sesungguhnya disitulah peran seorang designer layout.

2. Prinsip Dasar Layout yang Baik

Kalaulah mengharusakan ditulisnya dan diciptakan prinsip-prinsip dasar layout, hal tersebut hanyalah untuk sekedar menjaga ajaran-ajaran tradisional agar tidak luntur dan ini juga menjadi landasan teori yang mempermudah orang dalam menentukan kualitas layout yang baik, mempelajari yang baku dan tidak baku, hingga yang penting hingga tidak penting, dan sesuai dan tidak sesuainya dengan prinsip estetika yang baik dan benar, di dalam setiap buku atau tulisan yang membahas pembelajaran tentang prinsip design setidaknya ada 4 prinsip utama dari design tata letak layout yang sering dipakai maupun dijumpai, antara lain;

a) Contras (Kontras)/Emphasize (Penekanan),

Adalah suatu teknik dimana seorang designer layout mampu menampilkan unsure yang dominan karena jika suatu layout desain menampilkan elemen-elemen yang sama kuatnya, maka akhirnya tidak ada satu pun materi di halaman itu yang menonjol. Oleh karena itu, diperlukan suatu kontras sehingga akan diperoleh fokus yang ingin ditonjolkan.

b) Repetition (Pengulangan)

Seperti yang telah dijelaskan di atas, keefektifan suatu informasi dalam suatu layout adalah kreasi yang tanpa batas, artinya adalah suatu produk layout yang telah dibuat jangan sampai sama pada project-project lainnya, atau setidaknya mempunyai ciri khas yang membedakan suatu layout dengan layout lainnya.

c) Allignment (Peletakkan)

Dalam peletakan unsur-unsur atau komposisi elemen layout dapat dibagi atas a. Proporsi (Penempatan/Peletakkan Yang sesuai)

b. Sekuensi (Urutan/Berurut) c. Rhythm (Irama)

d. Balance (Keseimbangan)

d) Proximity (Fokus-Kedekatan)/Unity (Kesatuan)

Prinsip kesatuan dan kedekatan adalah hubungan antara elemen-elemen desain yang semula berdiri sendiri-sendiri serta memiliki ciri tersendiri yang disatukan menjadi sesuatu yang baru dan memiliki fungsi baru yang utuh.


(22)

14 (Centris. 2013) Kutipan di atas merupakan catatan dari Centris yang akan digunakan sebagai acuan untuk membuat Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan. Kerja Siswa ini dibuat pada materi Cahaya. Lembar Kerja Siswa ini berisi tahapan-tahapan dalam percobaan dan pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan siswa dalam dapat menumbuhkan karakter yang baik karena guru haru harus memberikan pendidikan karakter agar karakter siswa menjadi lebih baik.

F. Pembelajaran Cahaya dan Muatan Karakter

Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Brooks and Goble (1997) dalam Koesoema (2010: 212) menyatakan bahwa:

Pendidikan karakter yang secara sistematis diterapkan dalam pendidikan dasar dan menengah merupakan daya tawar berharga bagi seluruh komunitas. Para siswa mendapatkan keuntungan dengan memperoleh perilaku dan kebiasaan positif yang mampu meningkatkan rasa percaya dalam diri mereka , membuat hidup mereka lebih bahagia dan lebih produktif. Tugas–tugas guru menjadi lebih ringan dan lebih memberikan kepuasan ketika para siswa memiliki disiplin yang lebih besar di dalam kelas. Orang tua bergembira ketika anak–anak mereka belajar untuk menjadi lebih sopan , memiliki rasa hormat dan produktif . Para pengelola sekolah akan menyaksikan berbagai macam perbaikan dalam hal disiplin, kehadiran , beasiswa , pengenalan nilai – nilai moral bagi siswa maupun guru, demikian juga berkurangnya tindakan vandalisme di dalam sekolah. Metodelogi Pendidikan Karakter:

Mengajarkan

Pendidikan karakter mengandaikan pengetahuan teoritis tentang konsep nilai tertentu

Keteladanan

Anak lebih banyak belajar dari apa yang mereka lihat. Verba movent exempla trahunt. Kata–kata itu memang dapat menggerakkan orang, namun keteladanan itulah yang menarik hati


(23)

15 Menentukan prioritas

Pendidikan karakter menghimpun banyak kumpulan nilai yang dianggap penting bagi pelaksanaan dan realisasi atas visi lembaga pendidikan Praksis Prioritas

Bukti dari penentuan prioritas

Uraian di atas menyatakan bahwa pendidikan karakter sangat diperlukan untuk semua orang dan harus diajarkan dari usia dini. Dan disinlah peran seorang guru untuk menumbuhkan pendidikan karakter pada siswanya. Untuk menumbuhkan pendidikan karakter pada individu memiliki beberapa metode yaitu mengajarkan, keteladanan, menentukan prioritas, dan praksis prioritas.

Lembar Kerja Siswa yang dibuat pada materi Cahaya. Nilai karakter yang diharapkan terbentuk jika mempelajari Lembar Kerja Siswa yang dibuat yaitu beberapa yang diungkapkan oleh Megawangi dalam Elmubarok (2008:111) yaitu tanggung jawab, keadilan dan kepemimpinan, berperilaku santun, kerja sama, dan yang diungkapkan oleh Efendy dalam Yulia (2011:10) yaitu jujur.

Indikator-indikator yang diharapkan tercapai pada Lembar Kerja Siswa yang dibuat yaitu:

Kognitif

1. Produk

a) Menyebutkan 3 sifat-sifat cahaya

b) Menggambarkan jalannya sinar-sinar istimewa pada cermin c) Menggambarkan pembentukan bayangan pada cermin. d) Menentukan sifat bayangan pada cermin.


(24)

16 f) Menghitung banyaknya bayangan yang dibentuk oleh dua cermin datar g) Menggambarkan jalannya sinar-sinar istimewa pada lensa.

h) Menggambarkan pembentukan bayangan pada pada lensa. i) Menentukan sifat bayangan pada lensa.

j) Menghitung jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus pada lensa

2. Proses

a) Menggunakan alat percobaan dan melakukan pengamatan

b) Mengkomunikasikan hasil percobaan melalui diskusi dan persentasi

Afektif:

Karakter: jujur, berperilaku santun,bertanggung jawab, dan kerja sama.

Psikomotorik:

Melakukan percobaan untuk mengetahui sifat-sifat cahaya, pemantulan cahaya pada cermin, dan pembiasan cahaya pada lensa.

Dari indikator di atas dibuat tujuan pembelajaran berdasarkan indikator yang dibuat, yang diharapakan dari tujuan tersebut tercipta kegiatan pembelajaran yang dapat membentuk karakter yang diharapkan terbentuk. Tujuan pembelajarannya adalah sebagai berikut:

Kognitif:

1. Produk:

a) Berdasarkan percobaan dan studi pustaka siswa dapat menentukan 3 sifat-sifat cahaya secara jujur, berperilaku santun, bertanggung jawab, dan kerja sama


(25)

17 b) Berdasarkan percobaan siswa mampu menggambarkan jalannya sinar pada

cermin secara jujur, berperilaku santun, kerja sama, dan bertanggung jawab.

c) Berdasarkan percobaan dan studi pustaka siswa dapat menggambarkan pembentukan bayangan pada cermin secara berperilaku santun, kerja sama, dan bertanggung jawab.

d) Berdasarkan studi pustaka secara berperilaku santun, kerja sama, dan bertanggung jawab siswa dapat menentukan sifat bayangan pada cermin. e) Berdasarkan studi pustaka siswa dapat menghitung jarak benda dan jarak

bayangan pada cermin secara berperilaku santun, kerja sama, dan bertanggung jawab.

f) Berdasarkan studi pustaka secara berperilaku santun, kerja sama, dan bertanggung jawab siswa dapat menentukan banyaknya bayangan yang dibentuk oleh dua cermin datar cermin datar.

g) Berdasarkan percobaan siswa mampu menggambarkan jalannya sinar pada lensa secara jujur, keadilan dan kepemimpin, berperilaku santun, kerja sama, dan tanggung jawab.

h) Berdasarkan percobaan dan studi pustaka siswa dapat menggambarkan pembentukan bayangan pada lensa secara berperilaku santun, kerja sama, dan bertanggung jawab.

i) Berdasarkan studi pustaka secara berperilaku santun, kerja sama, dan bertanggung jawab siswa dapat menentukan sifat bayangan pada lensa.


(26)

18 j) Berdasarkan studi pustaka siswa dapat menghitung jarak benda dan jarak

bayangan pada lensa secara berperilaku santun, kerja sama, dan bertanggung jawab.

2. Proses

a. Disediakan bahan, siswa dapat melakukan percobaan sifat-sifat cahaya, pemantulan cahaya pada cermin, dan pembiasan cahaya pada lensa. b. Melalui percobaan, siswa dapat melakukan pengamatan dan

menggunakan alat dalam percobaan.

Afektif:

Terlibat aktif dalam pembelajaran dan menunjukkan karakter jujur, berperilaku santun, kerja sama, dan bertanggung jawab

Psikomotorik:

Terampil dalam menyusun alat dan menggunakan bahan dalam percobaan untuk mengetahui sifat-sifat cahaya, pemantulan cahaya pada cermin, dan pembiasan cahaya pada lensa.

CAHAYA

1. Sifat-Sifat Cahaya

Materi cahaya dalam lembar kerja siswa ini membahas tentang sifat-sifat cahaya, pemantulan cahaya pada cermin, dan pembiasan cahaya pada lensa. Lembar kerja siswa yang pertama yaitu tentang sifat-sifat cahaya yang terdiri dari perambatan cahaya, pemantulan cahaya, pembiasan cahaya, dan dispersi cahaya. Pada


(27)

sifat-19 sifat cahaya siswa melakukan praktikum yang sangat sederhana. Langkah-langkah dalam praktikum dibuat agar terbentuk karakter siswa yaitu jujur, berperilaku santun, bekerja sama, dan bertanggung jawab.

2. Pemantuan Cahaya

Pemantulan cahaya dalam Lembar Kerja Siswa disini membahas pemantulan cahaya pada cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung dan langkah-langkah yang dilakukan dalam Lembar Kerja Siswa diharapkan terbentuknya karakter jujur, berperilaku santun, kerja sama, dan tanggung jawab seperti halnya pada sifat-sifat cahaya.

Hukum pemantulan atau hukum Snellius berbunyi

1. Sinar datang, sinar pantul dan garis normal berpotongan pada satu titik dan terletak pada satu bidang.

2. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r), i = r. Seperti pada gambar 2.1

Gambar 2.1. Pemantulan Cahaya pada Cermin Datar

r i

Garis Normal

Sinar Pantul Sinar


(28)

20 a. Pemantulan Cahaya pada Cermin Datar

Pada pemantulan pada cermin datar praktikum yang dilakukan yaitu untuk melihat sifat bayangan pada cermin datar dan melihat banyaknya bayangan yang terbentuk dari dua cermin datar yang membentuk sudut tertentu.

b. Pemantulan Cahaya pada Cermin Cekung

Lembar Kerja Siswa yang berisi materi pemantulan cahaya pada cermin cekung mula-mula akan diberikan masalah kontekstual hal ini agar membangkitkan semangat dan membuka pikiran siswa.

Setelah itu guru memberikan arahan agar secara santun setiap kelompok melakukan percobaan serta melakukan pengamatan secara teliti sesuai tugas dan tanggung jawab yang diberikan, perobaan ini untuk melihat sinar-sinar istimewa pada cermin cekung, karakter yang diharapkan terbentuk yaitu jujur, berperilaku santun, kerja sama, dan bertanggung jawab.

Membuat sinar-sinar istimewa pada cermin cekung menggunakan Hukum Snellius tentang hukum pemantulan yang menyatakan sudut datang sama dengan sudut pantul. Dengan demikian sinar-sinar istimewa pada cermin cekung adalah sebagai berikut:

1. sinar yang datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus (F).


(29)

21 2. sinar yang datang melalui titik fokus (F) akan dipantulkan sejajar sumbu

utama.

Gambar 2.3 Sinar 2 pada Cermin Cekung

3. sinar-sinar yang datang melalui pusat kelengkungan (M) akan dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan tersebut.

Gambar 2.4 Sinar 3 pada Cermin Cekung

Setelah melakukan percobaan untuk melihat sinar-sinar istimewa siswa mendiskusikan hasil dari percobaan karakter yang diharapkan terbentuk yaitu jujur, berperilaku santun, bekerja sama, dan bertanggung jawab. Perwakilan dari setiap kelompok mengkomunikasikan hasil dari percobaan melalui persentasi karakter yang diharapkan terbentuk yaitu berperilaku santun dan bertanggung jawab. Kemudian pada Lembar Kerja Siswa yang dibuat disiapkan soal agar siswa menentukan sifat bayangan pada cermin, karakter yang dibentuk berperilaku santun, kerja sama, dan tanggung jawab, setelah itu ketika menghitung jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus pada cermin, karakter yang dibentuk berperilaku santun, kerja sama, dan bertanggung jawab, dan menggambarkan pembentukan bayangan pada


(30)

22 cermin cekung, karkater yang diharapkan yaitu berperilaku santun, kerja sama, dan tanggung jawab.

c. Pemantulan Cahaya pada Cermin Cembung

Sama halnya dengan pemantulan cahaya pada cermin cekung, pemantulan cahaya pada cermin cembung percobaannya untuk melihat sinar-sinar istimewa yang terbentuk, langkah-langkah dalam percobaan sama dengan pemantulan pada cermin cekung dan karakter yang diharapkan juga sama. Membuat sinar-sinar istimewa pada cermin cembung berlandasan dengan Hukum Snellius tentang hukum pemantulan yang menyatakan sudut datang sama dengan sudut pantul.

Dengan demikian sinar-sinar istimewa pada cermin cembung adalah sebagai berikut:

1. sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus (F).


(31)

23 2. sinar yang datang menuju titik fokus (F) akan dipantulkan sejajar sumbu

utama.

Gambar 2.5 Sinar 2 pada Cermin Cembung

3. sinar-sinar yang menuju titik pusat kelengkungan (M) akan dipantulkan seolah-olah berasal dari titik pusat kelengkungan tersebut.

Gambar 2.5 Sinar 3 pada Cermin Cembung

3. Pembiasan

a. Pembiasan pada Lensa Cembung dan Cekung

Lembar Kerja Siswa pembiasan pada lensa cembung sama dengan pembiasan pada lensa cekung yang berbeda hanya hasil dari percobaan.

Langkah-langkah dalam Lembar Kerja Siswa ini yaitu diberikan masalah kontekstual hal ini agar membangkitkan semangat dan membuka pikiran siswa.

Setelah itu guru memberikan arahan agar secara santun setiap kelompok melakukan percobaan serta melakukan pengamatan secara teliti sesuai tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Perobaan ini untuk melihat bayangan yang terbentuk pada lensa cembung dan lensa cekung, karakter yang diharapkan terbentuk yaitu jujur, berperilaku santun, kerja sama, dan bertanggung jawab.


(32)

24 b. Melukis pembentukan bayangan pada lensa cembung

1) Benda AB berada di ruang II lensa cembung

Gambar 2.8. Pembentukan Bayangan Benda di Ruang II

2) Benda AB berada di ruang III lensa cembung

Gambar 2.9. Pembentukan Bayangan Benda di Ruang III

3) Benda AB berada di ruang I lensa cembung


(33)

25 c. Melukis pembentukan bayangan pada lensa cekung

1) Benda AB berada di ruang II lensa cekung

Gambar 2.11. Pembentukan Bayangan pada Lensa Cekung

Setelah melakukan percobaan untuk melihat sifat bayangan pada lensa cekung dan lensa cembung, siswa mendikusikan hasil dari percobaan, karakter yang diharapkan terbentuk yaitu jujur, berperilaku santun, bekerja sama, dan bertanggung jawab. Perwakilan dari setiap kelompok

mengkomunikasikan hasil dari percobaan melalui persentasi, karakter yang diharapkan terbentuk yaitu berperilaku santun dan bertanggung jawab. Kemudian pada Lembar Kerja Siswa yang dibuat disiapkan soal diskusi agar siswa menentukan sifat bayangan pada lensa, karakter yang dibentuk

berperilaku santun, kerja sama, dan bertanggung jawab, ketika siswa

menghitung jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus pada lensa karakter yang dibentuk berperilaku santun, kerja sama, dan tanggung jawab, dan menggambarkan pembentukan bayangan pada cermin cekung karkater yang diharapkan yaitu berperilaku santun, kerja sama, dan bertanggung jawab.

Jika kita tinjau dari materinya saja, pada materi Cahaya jika pembelajaran yang diajarkan dengan melihat secara langsung bagaimana sifat-sifat cahaya


(34)

26 maka karakter siswa akan muncul dengan sendirinya berdasarkan karakter dalam diri masing-masing. Dapat diambil contoh ketika siswa melakukan praktikum untuk melihat secara langsung tanpa adanya kerja sama antar satu sama yang lain tidak akan mendapatkan hasil yang diharapkan.


(35)

27

III. METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

pengembangan.Pada penelitian pengembangan ini telah dikembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) bermuatan karakter. Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 12 Bandar lampung. Pengembangan dilaksanakan pada materi Cahaya semester genap tahun ajaran 2012/2013 di SMPN 12 Bandar lampung.

Model pengembangan produk yang menjadi pedoman dalam penelitian ini dari model pengembangan program media menurut Suyanto (2009)

B. ProsedurPengembanganProduk

Metode penelitian yang digunakan mengacu pada prosedur pengembangan media intruksional pembelajaran menurut Suyanto (2009), yang memuat langkah-langkah pokok penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan produk. Produk yang dihasilkan pada penelitian pengembangan ini berupa Lembar Kerja Siswa. Lembar Kerja Siswa yang dihasilkan diharapkan dapat digunakan sebagai sumber belajar mandiri bagi siswa untuk memahami materi pelajaran. Model pengembangan tersebut meliputi tujuh prosedur pengembangan produk dan


(36)

28 uji produk, yatiu:(1) Analisis kebutuhan, (2) Identifikasi sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan, (3) Identifikasi spesifikasi produk yang diinginkan pengguna, (4) Pengembangan produk, (5) Uji internal: Uji spesifikasi dan Uji operasionalisasi produk, (6) Uji eksternal: Uji kemanfaatan produk oleh

pengguna, dan (7) Produksi. Untuk prosedur pengujian produk dalam hal ini uji operasionalisasi produk tidak dilaksanakan karena uji tersebut berlaku untuk produk yang memerlukan pengoperasian dalam pengggunaannya, misalnya pada media-media berbasis non teks, seperti VCD tutorial. Sedangkan untuk media berbasis teks seperti Lembar Kerja Siswa dan modul pembelajaran, uji tersebut tidak dilakukan.


(37)

29 Dengan mengadaptasi model tersebut, maka prosedur pengembangan yang

digunakan yaitu:

Gambar 3.1 Model Pengembangan Media Instruksional termodifikasi (diadaptasi dari prosedur pengembangan produk dan uji produk menurut Suyanto (2009))

Tahap I:

Analisis Kebutuhan program Tahap II:

Identifikasi Sumber Daya Tahap III:

Identifikasi Spesifikasi Produk Tahap VII:

Pencetakan Produk

Tahap IV: Pengembangan Produk Tahap VI: UjiEksternal

Uji Kemanfaatan Produk

TahapV: Uji Internal

Uji ahli desain Uji ahli materi


(38)

30 1. Tahap I: Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengumpulkan informasi bahwa diperlukan adanya media pembelajaran di sekolah. Analisis kebutuhan ini dilakukan dengan observasi langsung yaitu wawancara dengan guru dan membagikan angket kepada siswa yang sudah menempuh materi yang diteliti.

Wawancara dalam penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur atau terbuka yang ditujukan kepada guru mata pelajaran fisika kelas VIII. Wawancara terhadap guru mata pelajaran fisika kelas bertujuan untuk mengungkap ada tidaknya penggunaan Lembar Kerja Siswa ketika

melakukan praktikum dan menganalisis karakteristik peserta didik dengan membagikan angket yang tujuannya sama dengan wawancara.

Analisis karakteristik siswa dimaksudkan untuk mengetahui ciri, kemampuan, dan pengalaman siswa baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Analisis ini meliputi antara lain: kemampuan akademik, keaktifan siswa, dan motivasi terhadap mata pelajaran.Analisis kebutuhan juga dilakukan dengan menganalisis Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran fisika kelas VIII semester genap. Analisis Kompetensi Dasar dilakukan untuk mengetahui materi-materi yang mungkin untuk dijadikan objek pengembangan.

Hasil analisis kebutuhan didapatkan dari hasil observasi berupa wawancara terhadap guru fisika kelas VIII SMPN 12 Bandar Lampung dan membagikan angket pada siswa kelas X5 di SMAN 1 Bandar Lampung bahwa

diperlukannya Lembar Kerja Siswa dalam pembelajaran khusunya pada materi Cahaya.


(39)

31 2. Tahap II: Identifikasi Sumberdaya

Identifikaksi sumberdaya digunakan untuk mengetahui sumber daya yang dimiliki oleh sekolah. Dengan mengetahui sumberdaya yang ada maka ditetapkan produk dengan spesikikasi tertentu yang sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki dan kebutuhan yang ingin dipenuhi.

Sumber daya sekolah yang diidentifikasi meliputi kelengkapan peralatan laboratorium yang digunakan untuk melakukan percobaan atau eksperimen yang dapat mendukung pengembangan yang dibuat. Identifikasi sumberdaya ini dilakukan dengan observasi langsung ke sekolah. Observasi yang

dilaksanakan dengan memeriksa keberadaan peralatan praktikum dan wawancara dengan guru mata pelajaran fisika dan yang mengelola laboratorium fisika. Pada tahap ini juga dilakukan observasi dengan

memeriksa perpustakaan hal ini bertujuan Lembar Kerja Siswa yang dibuat ada tahap dimana siswa harus menggunakan buku sebagai sumber untuk telaah literatur. Hasil identifikasi ini selanjutnya digunakan untuk menentukan spesifikasi produk yang mungkin untuk diwujudkan.

3. Tahap III: Identifikasi Spesifikasi Produk

Identifikasi spesifikasi produk dilakukan untuk mengetahui ketersediaan sumber daya yang mendukung pengembangan produk, dengan memperhatikan hasil analisis kebutuhan dan identifikasi sumber daya yang dimiliki oleh sekolah. Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :


(40)

32 a. penentuan topik atau materi pokok pembelajaran yang akan

dikembangkan. Materi yang akan dikembangkan yaitu Cahaya terdiri dari cahaya, pemantulan cahaya pada cermin dan pembiasan cahaya pada lensa.

b. mengidentifikasi Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Pembelajaran, dan Tujuan Pembelajaran.

c. membuat lembar kerja siswa yang akan dikembangkan.

Spesifikasi produk diharapkan mencapai tujuan dari pengembangan yang akan dibuat.Untuk mencapai tujuan pengembangan yang diharapkan, maka spesifikasi produk yang diharapkan berbentuk perangkat lunak.

Perangkat lunak yang akan dikembangkan ini berupa lembar kerja siswa memuat komposisi halaman sebagai berikut :

a) Halaman muka atau cover

b) Tujuan Pembelajaran yang berisi Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Pembelajaran, dan Tujuan Pembelajaran.

c) Pemaparan masalah kontekstual atau soal-soal latihan menyelesaikan soal, atau latihan menyelesaikan tugas memecahkan masalah secara laboratoris.hal ini sebagai rangsangan awal memulai pembelajaran. Pemaparan ini dikerjakan secara individu. Pada langkah ini diharapkan siswa dapat menumbuhkan karakter percaya diri.

d) Pertanyaan untuk membuat suatu prediksi atau hipotesis. Pada langkah ini diharapkan siswa dapat menumbuhkan karakter jujur, berperilaku santun, dan kerja sama.


(41)

33 e) Latihan melakukan prosedur ilmiah sebagai alternatif metode pemecahan

masalah dan aplikasi konsep yang dipelajari. Berisi langkah-langkah percobaan, alat dan bahan, dan tabel data hasil percobaan. Pada langkah ini diharapkan siswa dapat menumbuhkan karakter jujur, berperilaku santun, kerja sama, dan bertanggung jawab.

f) Kesimpulan

g) Soal. Soal disini digunakan untuk mengumpulkan fakta dengan merujuk sumber-sumber materi yang dapat dijadikan referensi dalam

memecahkan permasalahan atau berkaitan dengan materi yang sedang diajarkan. Pada kegiatan ini diharapkan siswa dapat menumbuhkan karakter berperilaku santun, kerja sama, dan bertanggung jawab

4. Tahap IV: Pengembangan Produk

Kegiatan pengembangan pada tahap ini dilakukan pembuatan Lembar Kerja Siswa Fisika bermuatan karakter pada materi Cahaya. Dengan

memperhatikan retensi bekal awal ajar siswa diharapkan siswa dapat mempersiapkan materi yang berkaitan. Dengan memperhatikan peralatan yang ada dalam laboratorium fisika membantu dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa. Dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa dibuat langkah yang sedemikian rupa sehingga dapat membuat anak menumbuhkan karakter yang diharapkan. Hasil pengembangan pada langkah ini berupa prototipe 1. 5. Tahap V: Uji Internal

Tahap lima pada pengembangan ini yaitu tahap uji internal. Pada tahap ini dilakukan uji validasi ahli yang ditujukan pada praktisi pembelajaran fisika,


(42)

34 yang terdiri dari dosen. Validasi ini terdiri dari dua aspek, yaitu validasi ahli materi dan validasi ahli desain. Uji ahli dilakukan untuk mengetahui

ketidaksesuaian atau kesalahan pada produk yang dibuat baik dari tampilan maupun isi Lembar Kerja Siswa yang dibuat atau dapat disebut uji spesifikasi dan kualitas produk. Adapun langkah-langkah uji spesifikasi dan kualitas produk ini adalah sebagai berikut :

1. Menentukan indikator penilaian yang akan digunakan untuk menilai prototipe I yang sudah dibuat.

2. Menyusun instrumen uji spesifikasi dan kualitas produk menurut indikator penilaian yang telah dibuat sebelumnya.

3. Melakukan uji spesifikasi dan kualitas produk terhadap ahli desain dan ahli materi.

4. Menganalisis hasil uji spesifikasi dan kualitas produk 5. Melakukan perbaikan

6. Mengonsultasikan hasil perbaikan kepada ahli desain dan ahli materi.

Instrumen yang dipakai dalam uji internal yaitu menggunakan angket. Instrumen angket uji ahli digunakan untuk menilai dan mengumpulkan data tentang kelayakan produk berdasarkan sesuai atau tidaknya produk yang dihasilkan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran. Data hasil validasi ahli dijadikan sebagai acuan untuk melakukan revisi terhadap prototipe I. Setelah mengalami uji ahli, maka prototipe I akan mendapat saran-saran perbaikan dari ahli isi/materi dan ahli materi dan akan diperoleh prototipe II.


(43)

35 6. TahapVI: Uji Eksternal

Hasil prototipe II akan dikenakan uji eksternal yaitu uji kemanfaatan produk oleh pengguna. Pada uji ini produk diberikan kepada siswa untuk digunakan sebagai sumber belajar sekaligus media belajar. Uji eksternal merupakan uji coba kemanfaatan oleh pengguna, yaitu kemenarikan kemudahan, melihat tingkat karakter siswa, dan kemanfaatan efektifitas menggunakan produk atau ketercapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran fisika.

Uji eksternal ini dilakukan uji lapangan yang terdiri dari 32 orang siswa SMP kelas VIII di SMPN 12 Bandar Lampung pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Data kemenarikan, kemudahan menggunakan produk sebagai sumber belajar diperoleh dari siswa sebagai pengguna. Instrumen pada tahap ini yang digunakan berupa Angket respon. Angket respon terhadap

penggunaan produk memiliki 4 pilihan jawaban sesuai konten pertanyaan, misalnya “Sangat menarik”, “Menarik”, “Kurang Menarik”, dan Tidak menarik”. Masing-masing pilihan jawaban memiliki skor berbeda yang mengartikan tingkat kesesuaian produk bagi pengguna. Penilaian instrumen total dilakukan dari jumlah skor yang diperoleh kemudian dibagi dengan jumlah skor total kemudian hasilnya dikalikan dengan banyaknya pilihan jawaban. Skor penilaian dari tiap pilihan jawaban ini dapat dilihat dalam Tabel 3.1.


(44)

36

Tabel 3.1. Skor Penilaian terhadap Pilihan Jawaban Pilihan Jawaban Pilihan Jawaban Skor Sangat Menarik Sangat Baik 4

Menarik Baik 3

Kurang Menarik Kurang Baik 2

Tidak Menarik Tidak Baik 1

Instrumen yang digunakan memiliki 4 pilihan jawaban, sehingga skor penilaian total dapat dicari dengan menggunakan rumus:

Hasil dari skor penilaian tersebut kemudian dicari rata-ratanya dari sejumlah sampel uji coba dan dikonversikan ke pernyataan untuk menentukan kualitas dan tingkat kemanfaatan produk yang dihasilkan berdasarkan pendapat pengguna. Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini dapat dilihat dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Konversi Skor Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas dalam Suyanto (2009:20)

Pengumpulan data pada aspek karakter menggunakan lembar observasi dengan melihat langsung kegiatan yang dilakukan siswa ketika melakukan praktikum. Penilaian karakter dilakukan oleh dua mahasiswi sebagai observer. Penilaian dilakukan sesuai dengan rubrik yang telah dibuat. Sebelum mulai praktikum siswa diberi penomoran pada punggungnya agar

Skor Penilaian Rerata Skor Klasifikasi 4 3,26 – 4,00 Sangat Baik 3 2,51 – 3,25 Baik

2 1,76 - 2,50 Kurang Baik 1 1,01 – 1,75 Tidak Baik


(45)

37 mempermudah observer melakukan penilaian. Cara menilaianya observer mendatangi setiap kelompok untuk menilai karakter siswanya. Sebagai contoh lembar penilaian karakter siswa dapat dilihat pada Tabel 3.3

Tabel 3.3 lembar penilaian diri/karakter siswa

No Aspek yang

dinilai Penjelasan

Skor

Maksimal Keterangan

1 Jujur Apa adanya 4

2 Bertanggung

jawab

Menerima konsekuensi dan mau mengakui dari segala sesuatu yang telah

dilakukan

4

3 Berperilaku

santun

Ramah, menjadi pendengar yang baik, menanggapi pendapat orang lain, dan sopan baik sikap

maupun tutur kata.

4

4 Kerja sama Kerja dalam

kelompok 4

Jumlah 16

Pada kolom keterangan dapat diisi berdasarkan hasil dari skor pengamatan karakter siswa.

Keterangan skor untuk masing-masing skala sikap yaitu:

1. belum terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator).

2. mulai terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten).


(46)

38 3. mulai berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan

berbagai tanda perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).

4. membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).

Untuk pengkategorian penilaian karakter kriteria yang digunakan adalah dengan merata-ratakan hasil dari setiap aspek yang diteliti dalam beberapa kali siswa melakukan praktikum jika rata-ratanya satu dapat dikategorikan belum terlihat, jika dua maka dikategorikan mulai terlihat, jika tiga maka dikategorikan mulai berkembang, dan jika empat maka dikategorikan membudaya.

Mengetahui tingkat efektifitas ketergunaan produk yang dihasilkan sebagai media pembelajaran. Pada tahap ini, produk digunakan sebagai sumber belajar, pengguna (siswa) diambil berdasarkan teknik acak atas dasar

kesetaraan subjek penelitian untuk memenuhi kebutuhan berdasarkan analisis kebutuhan dan menggunakan desain penelitian One-Shot Case Study.

Gambar dari desain yang digunakan adalah sebagai berikut :

Gambar 3.2 One-Shot Case Study Keterangan : X = Treatment, penggunaan BSE


(47)

39 O = Hasil belajar siswa

Tes khusus ini dilakukan oleh 12 siswa kelas X di SMP N 1 Bandar Lampung, pada tahap ini siswa menggunakan Lembar Kerja Siswa yang dibuat dan melakukan tahapan-tahapan dalam Lembar Kerja Siswa, kemudian siswa diberi soal post-test. Hasil post-test dianalis digunakan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran fisika disekolah sebagai pembanding. Apabila 75% nilai siswa yang diuji coba telah mencapai KKM,dapat disimpulkan produk pengembangan digunakan sebagai media pembelajaran.

Dari hasil uji tersebut akan diperoleh saran atau masukan terkait manfaat produk yang dihasilkan. Berdasarkan masukan-masukan tersebut oleh pengembang akan dilakukan penyempurnaan sehingga dihasilkan prototipe IV yang merupakan produk akhir pengembangan.

7. Tahap VII: Pencetakan Produk

Pada tahap 7 dilakukan pencetakan produk setelah dilakukan perbaikan dari hasil uji eksternal. Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian


(48)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. dihasilkan Lembar Kerja Siswa Fisika kelas VIII SMP yang disusun dengan menerapkan tahap-tahap yang menghasilkan nilai karakter siswa dan telah teruji sesuai teori dengan kualitas: menarik mudah digunakan, dan bermanfaat

2. lembar kerja siswa dinyatakan efektif digunakan sebagai media

pembelajaran berdasarkan perolehan hasil belajar siswa pada uji lapangan terhadap siswa kelas VIII C SMPN 12 Bandar Lampung Tahun 012/2013.

B. Saran

Saran dari penelitian pengembangan ini adalah:

1. guru atau peneliti yang hendak melanjutkan penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan Lembar Kerja Siswa bermuatan karakter pada materi Cahaya lebih lanjut dengan memperluas cakupan materi yang disampaikan, baik penjabaran materi maupun soal-soal latihan lebih diperkaya lagi.


(49)

53 2. guru atau peneliti yang hendak melanjutkan penelitian ini diharapkan

dapat mengembangkan Lembar Kerja Siswa bermuatan karakter pada materi dan metode pembelajaran yang lain.

3. menilai karakter siswa pada saat uji lapangan sebaiknya menggunakan


(50)

54

DAFTAR PUSTAKA

Asyhar, Rayanda. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung Persada (GP) Press Jakarta. Jakarta

Asyhari, Ardian. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika SMA Bermuatan Pendidikan Karakter, Keterampilan Sosial, dan Keterampilan Proses Sains. Skipsi tidak Diterbitkan. Universitas lampung. Bandar lampung

Centris, Syahta. 2013. Konsep Prinsip Dasar Desain Layout.

ttp://leevanode.blogspot.com/2013/01/konsep-prinsip-dasar-design-layout.html

Elmubarok, Zaim. 2008. Membumikan Pendidikan Nilai. Alfabeta. Bandung Faoziah, Khaerani. 2012. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Praktikum

Berbasis Inkuiri pada Pokok Bahasan Reaksi Kimia. Pendidikan Kimia. Upi. Bandung.

Khan, Yahya. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri. Pelangi Publising. Yogyakarta

Koesoema, Dani.2010. Pendidikan Karakter Strategi mendidik Anak di Zaman.Global. Grasindo. Jakarta

Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. PT. Remaja Rosdakarya Offset. Bandung.

Maryati, Anita Arina. 2012. Hasil Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Eksperimen dan Non-Eksperimen Berbasis Inkuiri Terstruktur pada Sub Pokok Materi Pergeseran Kesetimbangan Kimia. Pendidikan Kimia. Upi. Bandung.

Priyanto dan Harnoko. 1997. Perangkat Pembelajaran. Depdikbud. Jakarta. Suyanto, Eko. 2009. Pengembangan Contoh Lembar Kerja Fisika Siswa dengan

Latar Penuntasan Bekal Awal Ajar Tugas Studi Pustaka dan Keterampilan Proses UntukSMA Negeri 3 Bandar Lampung. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2009: Universitas Lampung. Bandar Lampung.


(51)

55 Trianto. 2010. Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta.

Utomo, Pristiadi. 2012. http://www.scribd.com/doc/19793132/Fisika- Optik-Geometri. 1 April 2012. Pukul 17.08

Yulia, Yeni. 2011. Pengaruh Pendidikan Karakter dengan Menggunakan Metode Discovery terhadap Kompetensi Afektif Siswa. Skripsi tidak Diterbitkan. Universitas lampung. Bandar Lampung


(1)

38 3. mulai berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan

berbagai tanda perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).

4. membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).

Untuk pengkategorian penilaian karakter kriteria yang digunakan adalah dengan merata-ratakan hasil dari setiap aspek yang diteliti dalam beberapa kali siswa melakukan praktikum jika rata-ratanya satu dapat dikategorikan belum terlihat, jika dua maka dikategorikan mulai terlihat, jika tiga maka dikategorikan mulai berkembang, dan jika empat maka dikategorikan membudaya.

Mengetahui tingkat efektifitas ketergunaan produk yang dihasilkan sebagai media pembelajaran. Pada tahap ini, produk digunakan sebagai sumber belajar, pengguna (siswa) diambil berdasarkan teknik acak atas dasar

kesetaraan subjek penelitian untuk memenuhi kebutuhan berdasarkan analisis kebutuhan dan menggunakan desain penelitian One-Shot Case Study.

Gambar dari desain yang digunakan adalah sebagai berikut :

Gambar 3.2 One-Shot Case Study Keterangan : X = Treatment, penggunaan BSE


(2)

39 O = Hasil belajar siswa

Tes khusus ini dilakukan oleh 12 siswa kelas X di SMP N 1 Bandar Lampung, pada tahap ini siswa menggunakan Lembar Kerja Siswa yang dibuat dan melakukan tahapan-tahapan dalam Lembar Kerja Siswa, kemudian siswa diberi soal post-test. Hasil post-test dianalis digunakan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran fisika disekolah sebagai pembanding. Apabila 75% nilai siswa yang diuji coba telah mencapai KKM,dapat disimpulkan produk pengembangan digunakan sebagai media pembelajaran.

Dari hasil uji tersebut akan diperoleh saran atau masukan terkait manfaat produk yang dihasilkan. Berdasarkan masukan-masukan tersebut oleh pengembang akan dilakukan penyempurnaan sehingga dihasilkan prototipe IV yang merupakan produk akhir pengembangan.

7. Tahap VII: Pencetakan Produk

Pada tahap 7 dilakukan pencetakan produk setelah dilakukan perbaikan dari hasil uji eksternal. Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. dihasilkan Lembar Kerja Siswa Fisika kelas VIII SMP yang disusun dengan menerapkan tahap-tahap yang menghasilkan nilai karakter siswa dan telah teruji sesuai teori dengan kualitas: menarik mudah digunakan, dan bermanfaat

2. lembar kerja siswa dinyatakan efektif digunakan sebagai media

pembelajaran berdasarkan perolehan hasil belajar siswa pada uji lapangan terhadap siswa kelas VIII C SMPN 12 Bandar Lampung Tahun 012/2013.

B. Saran

Saran dari penelitian pengembangan ini adalah:

1. guru atau peneliti yang hendak melanjutkan penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan Lembar Kerja Siswa bermuatan karakter pada materi Cahaya lebih lanjut dengan memperluas cakupan materi yang disampaikan, baik penjabaran materi maupun soal-soal latihan lebih diperkaya lagi.


(4)

53 2. guru atau peneliti yang hendak melanjutkan penelitian ini diharapkan

dapat mengembangkan Lembar Kerja Siswa bermuatan karakter pada materi dan metode pembelajaran yang lain.

3. menilai karakter siswa pada saat uji lapangan sebaiknya menggunakan observer sebanyak kelompok yang sedang melakukan praktikum.


(5)

54

DAFTAR PUSTAKA

Asyhar, Rayanda. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung Persada (GP) Press Jakarta. Jakarta

Asyhari, Ardian. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika SMA Bermuatan Pendidikan Karakter, Keterampilan Sosial, dan Keterampilan Proses Sains. Skipsi tidak Diterbitkan. Universitas lampung. Bandar lampung

Centris, Syahta. 2013. Konsep Prinsip Dasar Desain Layout.

ttp://leevanode.blogspot.com/2013/01/konsep-prinsip-dasar-design-layout.html

Elmubarok, Zaim. 2008. Membumikan Pendidikan Nilai. Alfabeta. Bandung Faoziah, Khaerani. 2012. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Praktikum

Berbasis Inkuiri pada Pokok Bahasan Reaksi Kimia. Pendidikan Kimia. Upi. Bandung.

Khan, Yahya. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri. Pelangi Publising. Yogyakarta

Koesoema, Dani.2010. Pendidikan Karakter Strategi mendidik Anak di Zaman.Global. Grasindo. Jakarta

Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. PT. Remaja Rosdakarya Offset. Bandung.

Maryati, Anita Arina. 2012. Hasil Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Eksperimen dan Non-Eksperimen Berbasis Inkuiri Terstruktur pada Sub Pokok Materi Pergeseran Kesetimbangan Kimia. Pendidikan Kimia. Upi. Bandung.

Priyanto dan Harnoko. 1997. Perangkat Pembelajaran. Depdikbud. Jakarta. Suyanto, Eko. 2009. Pengembangan Contoh Lembar Kerja Fisika Siswa dengan

Latar Penuntasan Bekal Awal Ajar Tugas Studi Pustaka dan Keterampilan Proses UntukSMA Negeri 3 Bandar Lampung. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2009: Universitas Lampung. Bandar Lampung.


(6)

55 Trianto. 2010. Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta.

Utomo, Pristiadi. 2012. http://www.scribd.com/doc/19793132/Fisika- Optik-Geometri. 1 April 2012. Pukul 17.08

Yulia, Yeni. 2011. Pengaruh Pendidikan Karakter dengan Menggunakan Metode Discovery terhadap Kompetensi Afektif Siswa. Skripsi tidak Diterbitkan. Universitas lampung. Bandar Lampung