Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran fisika pada jenjang sekolah menengah pertama merupakan bagian dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam atau sains. Ilmu Pengetahuan Alam atau sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip- prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan Depdiknas, 2003:6. Berdasarkan hasil wawancara di SMP Negeri 3 Ungaran tahun 2007, diperoleh data bahwa guru-guru sains fisika di sekolah tersebut lebih sering menggunakan metode tradisional ceramah dalam proses pembelajarannya. Penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran sains kurang dapat melatih siswa untuk belajar secara aktif dan kreatif karena siswa tidak diberikan pengalaman langsung dalam belajar sains. Hal tersebut menyebabkan keterampilan proses sains siswa kurang terlatih, padahal keterampilan proses sains tersebut berguna untuk menemukan suatu konsep dan mengembangkan pengetahuan mereka agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran sains yang dikehendaki dalam dunia pendidikan adalah pembelajaran sains yang didasarkan pada prinsip-prinsip ilmiah, baik sikap ilmiah, proses ilmiah maupun produk ilmiah. Dengan kata lain, bahwa 1 dalam menyajikan pembelajaran sains harus memadukan antara pengalaman proses sains dan pemahaman produk sains. Untuk mencapai hal tersebut maka diperlukan suatu metode yang mempunyai karakteristik dapat melibatkan peserta didik secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran sains. Peserta didik dilatih untuk menemukan sendiri sesuatu yang baru melalui proses belajar yang aktif dan kreatif. Untuk melatih hal tersebut, maka pembelajaran sains tidak dapat terlepas dari kegiatan inkuiri. Menurut Koes 2003:12 inkuiri merupakan metode pembelajaran sains yang mengacu pada suatu cara untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan, informasi atau mempelajari suatu gejala. Salah satu penunjang utama untuk memperoleh keberhasilan dalam berinkuiri adalah dengan menerapkan kegiatan laboratorium. Melalui kegiatan laboratorium tersebut, siswa dapat menyelidiki atau menemukan suatu fakta dan konsep melalui proses sains. Dengan kata lain, melalui kegiatan laboratorium tersebut maka siswa tidak hanya akan memperoleh produk sains, tetapi mereka juga akan memperoleh proses sains yang berupa keterampilan proses sains. Pernyataan ini diperkuat oleh hasil penelitian sebelumnya bahwa penerapan kegiatan laboratorium yang bersifat inkuiri dalam pembelajaran sains dapat untuk menumbuhkan keterampilan proses sains siswa Rahayu, 2006. Keterampilan proses sains tersebut terdiri dari langkah-langkah yang dilakukan selama melakukan kegiatan ilmiahkegiatan laboratorium. Keterampilan proses dalam belajar sains perlu ditumbuhkembangkan dengan tujuan agar siswa mampu mempelajari sains dengan baik dan untuk memperoleh konsep sains yang benar serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti mencoba menerapkan kegiatan laboratorium berbasis inkuri dalam pembelajaran sains fisika, khususnya pada sub pokok bahasan pemantulan cahaya. Pemilihan sub pokok bahasan pemantulan cahaya dikarenakan beberapa alasan antara lain berdasarkan hasil penelitian sering terjadi miskonsepsi pada siswa mengenai peristiwa pemantulan cahaya Sutardi,2002; peristiwa pemantulan cahaya sangat sering dijumpai siswa dalam kehidupan sehari-hari sehingga hal tersebut dapat memotifasi siswa untuk menemukan sendiri suatu konsep, prinsip, teori atau hukum yang berkaitan dengan peristiwa pemantulan cahaya; alat- alat yang tersedia pada sekolah tempat penelitian untuk melakukan kegiatan laboratorium yang berhubungan dengan peristiwa pemantulan cahaya cukup banyak; materikonsep tentang pemantulan cahaya lebih mudah dipahami oleh siswa apabila siswa diberikan pengalaman langsung untuk menemukan sendiri konsep tersebut. Dengan menerapkan kegiatan laboratorium berbasis inkuri dalam pembelajaran sains fisika, khususnya pada sub pokok bahasan pemantulan cahaya diharapkan dapat untuk menumbuhkan keterampilan proses sains siswa. Untuk kepentingan tersebut, maka dilakukan penelitian yang berjudul ”Pembelajaran Fisika Dengan Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri Pada Sub Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Untuk Menumbuhkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Ungaran”.

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN KEGIATAN LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BEPIKIR KRITIS SISWA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS

0 9 165

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA POKOK BAHASAN PEMANTULAN CAHAYA

2 20 199

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN DENGAN PENDEKATAN INKUIRI PADA MATERI CAHAYA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP.

0 0 50

PENERAPAN ASESMEN KINERJA PADA PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP MATERI CAHAYA SISWA SMP.

5 9 32

PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA DENGAN PERCOBAAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 2

Pengembangan Software Pembelajaran Fisika Mandiri Berbasis J2ME Untuk Siswa SMP Kelas VIII Pokok Bahasan Gaya.

0 0 1

Pembelajaran Fisika Dengan Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri Pada Sub Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Untuk Menumbuhkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Ungaran.

0 0 83

PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA POKOK BAHASAN PEMBIASAN CAHAYA KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 SIDOARJO

0 0 7

Efektivitas Modul dengan Model Inkuiri untuk Menumbuhkan Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi Kalor

0 1 6

PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS WEB PADA POKOK BAHASAN HUKUM PEMANTULAN DAN PEMBIASAN CAHAYA

0 0 144