Prinsip Bank Syariah Produk Bank Syariah

17 Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan menyebutkan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sementara menurut Bank IFI dalam www.bankifi.co.id, mengartikan bank syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah. Jadi, Bank Islam atau bank syariah merupakan bank yang beroperasi dengan tidak menggunakan sistem bunga. Bank syariah merupakan lembaga keuangan bank yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang, yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariah Islam.

2.2.2. Prinsip Bank Syariah

Islam mengajarkan segala sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi manusia. Oleh karena itu juga Islam disebut agama yang fitrah atau yang sesuai dengan sifat dasar manusia. Bagi masyarakat modern, aktivitas keuangan dan perbankan dipandang sebagai wahana untuk membawa kepada setidaknya dua ajaran dalam Al-Quran, yakni : 18 1. Prinsip Ta’awun Merupakan prinsip untuk saling membantu dan bekerja sama antara anggota masyarakat dalam kebaikan. ”...Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa. Dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran...” QS. Al-Maidah:2 2. Prinsip Menghindari Al-Ikhtinaz Seperti membiarkan uang menganggur dan tidak berputar dalam transaksi yang bermanfaat bagi masyarakat umum. ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu...” QS. An-Nisaa’:29 Dalam perbankan syariah dilarang keras melakukan transaksi apabila terdapat hal-hal sebagai berikut : a. Adanya unsur ketidakpastian atau tipu muslihat dalam transaksi gharar b. Adanya unsur judi yang transaksinya bersifat spekulatif yang dapat menimbulkan kerugian salah satu pihak dan keuntungan bagi pihak lain maysir c. Transaksi menggunakan sistem bunga riba

2.2.3. Produk Bank Syariah

Menurut ”Kodifikasi Produk Perbankan Syariah” yang di keluarkan oleh Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, produk perbankan syariah dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu : 19 1. Produk Pengimpunan Dana a. Giro Syariah Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cekbilyet giro, sarana perintah membayar lainnya, atau dengan memindahbukukan. b. Tabungan Syariah Tabungan adalah simpanan yang penarikannnya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cekbilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. c. Deposito Syariah Deposito adalah simpanan yang penarikannnya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara nasabah dengan bank. 2. Produk Penyaluran Dana a. Pembiayaan Atas Dasar Akad Mudharabah Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa : 1 Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah; 2 Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; 3 Transaksi jual-beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan istishna’; 4 Transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan 20 5 Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa. Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah danatau unit usaha syariah dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai danatau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujroh, tanpa imbalan, atau bagi hasil. b. Pembiayaan Atas Dasar Akad Musyarakah Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa : 1 Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah; 2 Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; 3 Transaksi jual-beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan istishna’; 4 Transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan 5 Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa. Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah danatau unit usaha syariah dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai danatau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujroh, tanpa imbalan, atau bagi hasil. c. Pembiayaan Atas Dasar Murabahah 21 Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa : 1 Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah; 2 Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; 3 Transaksi jual-beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan istishna’; 4 Transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan 5 Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa. Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah danatau unit usaha syariah dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai danatau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujroh, tanpa imbalan, atau bagi hasil. d. Pembiayaan Atas Dasar Akad Salam Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa : 1 Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah; 2 Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; 3 Transaksi jual-beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan istishna’; 4 Transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan 22 5 Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa. Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah danatau unit usaha syariah dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai danatau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujroh, tanpa imbalan, atau bagi hasil. e. Pembiayaan Atas Dasar Akad Istishna’ Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa : 1 Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah; 2 Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; 3 Transaksi jual-beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan istishna’; 4 Transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan 5 Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa. Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah danatau unit usaha syariah dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai danatau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujroh, tanpa imbalan, atau bagi hasil. f. Pembiayaan Atas Dasar Akad Ijarah 23 Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa : 1 Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah; 2 Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; 3 Transaksi jual-beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan istishna’; 4 Transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan 5 Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa. Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah danatau unit usaha syariah dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai danatau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujroh, tanpa imbalan, atau bagi hasil. g. Pembiayan Atas Dasar Akad Qardh Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa : 1 Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah; 2 Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; 3 Transaksi jual-beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan istishna’; 4 Transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan 24 5 Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa. Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah danatau unit usaha syariah dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai danatau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujroh, tanpa imbalan, atau bagi hasil. h. Pembiayaan Multijasa Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa : 1 Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah; 2 Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; 3 Transaksi jual-beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan istishna’; 4 Transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan 5 Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa. Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah danatau unit usaha syariah dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai danatau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujroh, tanpa imbalan, atau bagi hasil. 3. Layanan Jasa a. Letter Of Credit LC Impor Syariah 25 LC impor adalah surat pernyataan akan membayar kepada Eksportir Beneficiary yang diterbitka oleh bank issuing bank atas permintaan importir dengan pemenuhan persyaratan tertentu Uniform Custome and Practice for Documentary CreditsUCP b. Bank Garansi Syariah Bank Garansi adalah jaminan yang diberikan oleh bank kepada pihak ketiga penerima jaminan atas pemenuhankewajiban tertentu nasabah bank selaku pihak yang dijamin kepada pihak ketiga dimaksud. c. Penukaran Valuta Asing Sharf Penukaran Valas merupakan jasa yang diberikan bank syariah untuk membeli atau menjual valuta asing yang sama single currency maupun berbeda multi currency, yang hendak ditukarkan atau dikehendaki oleh nasabah.

2.2.4. Peranan Bank Syariah