Pengawasan Bersifat Preventif dan Represif

44 Media pergerakan muncul di Semarang, sejalan dengan derap pergerakan kebangsaan di Indonesia. Sarekat Islam Semarang memiliki Sinar Djawa dan dalam tahun 1918 berganti Sinar Hindia. Organ Insulind yaitu Goentoer Bergerak terbit pada tahun 1915, Perhimpunan Pegawai Negeri Sekolah Rendah mempunyai surat kabar Soera Setalian yang terbit pada tahun 1919. SI Tetap menjadi organ VSTP yang terbit pada tahun 1919 hingga tahun 1925, dan Persatuan Hindia merupakan surat kabar milik Nasional Indische Partij. Demikian juga PKI menerbitkan surat kabar Api pada tahun 1924 dan mampu bertahan hingga tahun 1926 Yuliati,2000:62-63. Media organisasi yang lahir dan bangkitnya kesadaran politik, sosial dan ekonomi dikalangan pribumi mengancam aturan kolonial yang sangat mendasar. Munculnya partai politik telah menyiagakan pemerintah akan bahaya kebebasan pers, yang dimungkinkan oleh pelonggaran undang-undang pers Hindia tahun 1906. Pemerintah melakukan amandemen lagi terhadap undang-undang pers pada tahun 1914. Berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam undang-undang 1914 pemerintah melanjutkan tekanan terhadap perbedaan pendapat politik dalam pers berbahsa anak negeri, yang semakin radikal sejak 1913 Adam,2003:293.

B. Pengawasan Bersifat Preventif dan Represif

Tekanan terhadap surat kabar yang terbit di Hindia Belanda telah nampak pada Bataviasche Nouvelles, sebelum ditetapkannya peraturan mengenai pers. Surat kabar ini terpaksa berenti terbit karena Direktur pelaksana VOC di 45 Amsterdam tidak senang dengan kehadiran surat kabar ini. Surat kabar ini dianggap dapat merugikan dan membahayakan kepentingan VOC Smith,1949:3. Pemerintah Belanda mulai menerbitkan kembali surat kabar yang diberi nama Vendu Nieuws, setelah VOC dibubarkan pada tahun 1799. Pada tanggal 2 November 1809 dibuat peraturan yang menjadikan surat kabar ini sebagai Neo- penerbitan dan catatan kegiatan untuk pemerintah. Peraturan itu termasuk pula ketentuan mengenai penyensoran yang tertulis sebagai berikut: Pasal 9. Surat kabar tersebut akan terbit pada setiap Jumat dan akan selalu di sampaikan sehari sebelumnya untuk di setujui, kepada mereka yang diangkat oleh Yang Mulia Marsekal dan Gebernur Jenderal untuk itu…………… Pasal 13. Penyensoran iklan dan bahan lainnya yang dikirim ke percetakan oleh perorangan akan dilaksanakan sekretaris pemerintah, dan untuk maksud itu naskah yang dikirimkan oleh perorangan tersebut akan disampaikan kepadanya oleh mandor percetakan, untuk disahkan agar dicetak atau kalau ia menemukan hala yang menjadi keberatan didalamnya ia akan membuat laporan kepada Yang Mulia Marsekal dan Gubernur Jenderal Smith, 1949:64. Edward C.Smith seorang penulis buku yang meneliti mengenai sejarah pembreidelan pers di Indonesia, menurutnya pengawasan terhadap pers telah terjadi sejak diterbitkannya koran pertama di Hindia. Smith adalah seorang dari luar kalangan pers sehingga tulisannya bebas dari subyektifitas dan keberpihakan. Peraturan pertama mengenai pers yang ditetapkan dalam Reglement op de Drukwerken In Nederlandsch-Indie RR pada tahun 1856. peraturan ini diperbaiki kembali pada tahun 1906 sesuai tuntutan keadaan dan sulitnya menetapkan sistem sensor preventif. 46 Drukpers Reglemen tahun 1856 merupakan alat untuk mengekang pertumbuhan pers dan sebagai cara utnuk menindak setiap kritik yang tidak diterima oleh pemerintah kolonial. Peraturan ini dibuat sebagai reaksi terhadap munculnya pers swasta di daerah koloni yang sebagian besar berkarakter liberal dan dianggap mengganggu pemerintah karena sifatnya terus terang dan menghasut Yuliati,2000:194. Peraturan RR 1856 yang mencerminkan sifat pengawasan preventif berikut ini dikutip dari karya Surjomiharjo sejarawan yang menekuni sejarah pers di Indonesia, ia telah melakukan penelitian sejak tahun 1976-1980. Pasal 13. Semua karya cetak sebelum diterbitkan satu eksemplar harus dikirimkan dulu kepada kepala kpemerintahan setempat pejabat justisi dan Algemene Secretarie. Pengiriman ini harus dilakukan oleh pihak pencetak atau penerbitnya dengan ditanda tangani. Kalau ketentuan ini dilanggar maka akan mengakibatkan penyegelan percetakan atau tempat penyimpanan barang-barang percetakan, atau dikenakan denda f.50 – f.1000 Surjomiharjo,2002:171-172. Pihak-pihak demokratis mendesak Drukpers Reglement tahun 1856 agar diperbaiki dan pada tahun 1906, peraturan tersebut diperbaharui dengan Koninklijk Besluit 19 Maret 1906, sistem pengawasan preventif mencegah diganti dengan sistem pengawasan represif mengekang atau menekan. Dalam Reglement tahun 1856, 1 eksemplar karya cetak dikirimkan ke pejabat yang bersangkutan sebelum diedarkan, sedangkan dalam Koninklijk Besluit 1906 karya cetak baru dikirim 24 jam setelah diedarkan, denda yang dikenakan berkurang menjadi f.10 – f.100. 47 Peraturan-peraturan pers berdasarkan ketentuan sensor ini lahir didahului tindakan-tindakan dijatuhkannya hukuman badan dan pembuangan oleh pemerintah Hindia Belanda terhadap para wartawan yang sejak awal menginginkan kebebasan pers. Dalam abad ke-19 tercatat kurang lebih 19 orang wartawan dibuang karena memperjuangkan kebebasan pers di daerah jajahan Harahap,2000:114. Pemerintah Belanda dalam menerapkan undang-undang pers tidak berat sebelah, peraturan mengenai pers berlaku tidak hanya bagi penerbitan-penerbitan pribumi namun juga berlaku untuk penerbitan Belanda yang dianggap telah melanggar undang-undang pers. Sebagai contoh yaitu J.W Cohen Stuart dari surat kabar De Locomotief ditahan pada tahun 1879. Cohen dituduh menulis artikel yang menghasut dan sangat kritis terhadap gubernur jenderal dalam korannya edisi 8 Januari 1879, Cohen dihukum 6 bulan penjara. Pemerintah juga tidak segan-segan melakukan pembreidelan terhadap penerbitan yang dianggap melanggar undang-undang pers. Selompret Melajoe pada bulan Oktober 1885 di breidel oleh pemerintah Belanda dengan alasan koran tersebut telah melanggar undang-undang pers 1856, akibatnya Selompret Melajoe tidak terbit lagi di Semarang sejak 8 Oktober 1885. Residen Semarang J.M Van Vleuten memohonkan ijin meneruskan penerbitan Selompret Melajoe kepada gubernur, sehingga surat kabar ini dapat terbit kembali pada 17 Oktober 1885 Adam,2003:93-95. 48

B. Peraturan yang Bersifat Karet dan Pers Breidel Ordonantie