78
Keempat jemaat ini memiliki ciri khas tersendiri dimana masing-masing jemaat mempunyai
aset-aset yang bisa untuk dikelola bagi kepentingan anggota jemaat maupun organisasi gerejanya. Tetapi
cara mereka
dalam mengelola
berbeda-beda tergantung sumber daya manusia yang mengelola
dan cara strategis mereka dalam pengelolaan aset tersebut.
4.2 Pengelolaan Aset Gereja
Gereja mengelola aset-asetnya dengan harapan dapat menjawab kebutuhan internal organisasi
maupun pelayanan kepada kelompok sasaran. Tulisan ini akan membahas pengelolaan aset gereja
yang difokuskan pada aset ruang berupa lahan tanah untuk pertanian dan peternakan serta gedung.
Gereja memiliki aset-aset yang dikelola untuk kepentingan kesejateraan warga sebagai kelompok
sasaran dan sekaligus untuk mencukupi kebutuhan
79
gereja sebagai
organisasi. Tabel
dibawah ini
menunjukan data luas lahan dan jumlah ternak yang dimiliki oleh masing-masing jemaat GPM yang
menjadi sampel penelitian.
Tabel 4.1 Pemanfaatan Ruang
Jemaat Aset Ruang
Kandang Ternak ekor
Gedung Lahan kebun ha
Kerbau Sapi
Babi Dikelola
Tidak dikelola
Werwaru 1
1 Patti
4 4
40 6
30 Serwaru
1 0,06
Tomra 3
Selain Gereja dan Konsistori Tabel 4.1 menunjukan bahwa yang memiliki
aset terbanyak adalah Jemaat Patti dan yang paling sedikit adalah Jemaat Serwaru. Jemaat Patti
memiliki tiga buah kebun kelapa dan empat kebun jemaat. Kebun jemaat ditanami tanaman musiman
seperti jagung, kacang merah, kacang tanah, dan
80
lainnya. Jemaat Patti memiliki delapan hektar tanah yang berada di lokasi yang berbeda. Lahan seluas
empat hektar letaknya di pegunungan, tetapi tidak diolah walaupun subur karena enam kilo meter
jauhnya dari perkampungan warga. Sisanya, seluas empat hektar di daerah semenanjung yang jauhnya
satu sampai dua kilo meter dari perkampungan warga, sehingga diolah untuk kebun jemaat yang
ditanami jagung dan kacang merah. Serta lahan kayu jati hibah dari warga yang selama ini hasilnya
digunakan untuk mendirikan pastori maupun gedung gereja dan dijual untuk kebutuhan lainnya.
Jemaat Serwaru memiliki satu buah gedung yang dipergunakan untuk mengadakan pertemuan
atau ibadah khusus gerejawi yang sifatnya internal organisasi. Jemaat Serwaru memiliki kebun jambu
mete seluas 0,06 ha tetapi tidak diolah. Jemaat Serwaru termasuk dalam kategori kelas satu yang
terletak di pusat perkotaan, sehingga pendapatan
81
atau dana yang diperoleh melalui persembahan jemaat telah cukup untuk membiayai pelayanan
gereja kepada warganya. Jemaat Werwaru memiliki lahan seluas satu
hektar dan diolah untuk ditanami kelapa dan jambu mete. Lokasi kebun kelapa jauh dari perkampungan
sehingga jarang untuk dikelola sedangkan kebun jambu mete lokasinya dekat perkampungan jadi
hasilnya diolah oleh warga. Jemaat Tomra memiliki luas lahan tiga hektar dan diolah untuk ditanami
tanaman umur pendek seperti sayur-sayuran dan juga jambu mete. Aset-aset yang dimiliki oleh setiap
jemaat berfungsi untuk membantu pelayanan gereja kepada warganya. Kemampuan organisasi gereja
dalam mengelola
aset-asetnya mendukung
pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi dalam mensejahterakan
dan memelihara
keselamatan warganya.
82
4.3 Peran Warga Gereja dalam Pengelolaan Aset