1. Orientasi merupakan fase untuk memberi kesempatan kepada siswa memperhatian
dan mengembangkan motivasi terhadap topik materi pembelajaran.
2. Elicitasi merupakan fase untuk membantu siswa menggali ide-ide yang dimilikinya
dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan atau menggambarkan pengetahuan dasar atau ide mereka melalui poster, tulisan yang
dipresentasikan kepada seluruh siswa.
3. Restrukturisasi ide dalam hal ini siswa melakukan klarifikasi ide dengan cara mengkontraskan ide-idenya dengan ide orang lain atau teman melalui diskusi.
Berhadapan dengan ide-ide lain seseorang dapat terangsang untuk merekonstruksi gagasannya, kalau tidak cocok. Sebaliknya menjadi lebih yakin jika gagasannya cocok.
Membangun ide baru hal ini terjadi jika dalam diskusi idenya bertentangan dengan ide lain atau idenya tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
teman-temannya. Mengevaluasi ide barunya dengan eksperimen. Jika dimungkinkan, sebaiknya gagasan yang baru dibentuk itu diuji dengan suatu percobaan atau
persoalan yang baru.
4. Aplikasi ide dalam langkah ini ide atau pengetahuan yang telah dibentuk siswa perlu
diaplikasikan pada bermacam-macam situasi yang dihadapi. Hal ini akan membuat pengetahuan siswa lebih lengkap bahkan lebih rinci.
5. Review dalam fase ini memungkinkan siswa mengaplikasikan pengetahuannya pada
situasi yang dihadapi sehari-hari, merevisi gagasannya dengan menambah suatu keterangan atau dengan cara mengubahnya menjadi lebih lengkap. Jika hasil review
kemudian dibandingkan dengan pengetahuan awal yang telah dimiliki maka akan memunculkan kembali ide-ide elicitasi pada diri siswa.
RESTRUCTURING OF IDEAS
Clarification and Exchange Exposure to conflict
situation Construction of new ideas
Evaluation COMPARISON
WITH PREVIOUS IDEAS
ORIENTATION
APPLICATION OF IDEAS REVIEW CHANGE IN
IDEAS ELICITATION OF IDEAS
82
MODUL PLPG 2014 | MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
D. Teori Belajar Sosial Humanistik
Teori belajar sosial Humanistik diperkenalkan oleh Albert Bandura 1977--1986 yang menjelaskan tentang pengaruh penguatan dari luar diri atau lingkungan seorang
siswa. Aktivitas kognitif dalam diri siswa kemampuan belajar iswa dilaului dengan cara “modelling” atau mencontoh perilaku orang lain. Teori ini mementingkan pilihan pribadi,
kreativitas, dan aktualisasi dari setiap individu yang belajar.
Bandura mengemukakan ada enam prinsip yang mendasar dalam menerapkan teori belajar Humanistik, yaitu 1 menyatakan perilaku, 2 kemampuan membuat atau
memahami simboltandalambang, 3 kemampuan berpikir ke depan, 4 kemampuan untuk seolah-olah mrngalami sendiri apa yang dialami orang lain, 5 kemampuan
mengatur diri sendiri dan 6 kemampuan untuk berefleksi. 1. Faktor-faktor yang Saling Menentukan
Dalam hal ini ada tiga faktor yang saling menentukan, yaitu a perilaku, b berbagai faktor yang ada pada pribadi seseorang dan c peristiwa-peristiwa yang terjadi
pada lingkungan diri orang tersebut. Ketiga faktor tersebut secara bersama-sama saling bertindak sebagai penentu atau penyebab yang satu terhadap yang lain.
2. Kemampuan Membuat atau Memahami SimbolTandaLambang
Bandura berpendapat bahwa seseorang dalam memahami dunia ini secara simbolis melalui gambar-gambar kognitif cognitive representation. Oleh karena itu
seseorang termasuk Anda lebih cepat bereaksi terhadap gambaran kognitif dari dunia sekitar daripada terhadap dunia itu sendiri. Artinya Anda memiliki kemampuan berpikir
dan memanfaatkan bahasa sebagai alat untuk berpikir yang kemudian tersimpan dalam ngatan dan hal-hal yang akan datang dapat pula diuji coba secara simbolis dalam pikiran.
Pikiran-pikiran merupakan simbol-simbol atau gambaran kognitif dari masa lalu maupun masa depan yang dapat memengaruhi atau menyebabkan munculnya perilaku tertentu.
3. Kemampuan Berpikir ke Depan