Kontribusi pemulung terhadap pendapatan keluarga.

74 disebut pemulung. Pekerjaan ini sering dimanfaatkan sebagai pekerjaan sampingan bagi masyarakat kelas bawah. Akan tetapi juga tidak sedikit yang melakukannya sebagai pekerjaan pokok setiap hari Menik, 2003:2. Dimana dalam penelitian diketahui bahwa terdapat 20 orang dari 60 responden atau 40 yang tidak memiliki pekerjaan lain. Mereka hanya hidup dari hasil memulung sampah di tempat-tempat pembuangan sampah.

3. Kontribusi pemulung terhadap pendapatan keluarga.

Pemerataan pendapatan merupakan salah satu prioritas yang dicanangkan oleh pemerintah. Peningkatan pendapatan yang tinggi akan sedikit manfaatnya bagi masyarakat banyak apabila tingkat pemerataannya rendah, bahkan memungkinkan timbulnya akses negatif berupa kerawanan sosial jika kesenjangan antara kaya dan miskin semakin lebar. Data nilai pendapatan riil yang diterima masyarakat secara teknis sangat sulit diperoleh sehingga didekati dengan pengeluaran rumah tangga. Keberadaan pemulung dari kehidupan di perkotaan pada dasarnya tidak dapat dipisahkan. Meskipun pada keberadaan mereka sebenarnya secara tidak langsung sangat membantu masyarakat dalam mengelola sampah di sekitar rumah mereka. Namun pekerjaan sebagai pemulung sering dipandang remeh oleh masyarakat. Penampilannya yang kotor dan kumuh terkesan sangat mengganggu pemandangan di masyarakat. Disisi lain pemulung juga melakukan mobilitas untuk menopang kehidupannya, yang akhirnya akan mengkontribusikan pendapatan bagi keluarganya. Hal ini sesuai dengan Hadiningsih 1998: 4 yang menyatakan bahwa penduduk yang selalu melakukan mobilitas memperoleh 75 pendapatan baik berupa uang atau barang. Pendapatan dapat memberikan sumbangan untuk pendapatan. Besarnya sumbangan yang diberikan oleh seseorang yang melakukan mobilitas tergantung pada besarnya pendapatan yang di perolehnya. Berdasarkan hasil penelitian diketahui kontribusi pendapatan pemulung setiap bulan sebesar 72,43 atau Rp 367.000,00 untuk lebih jelasnya lihat lampiran 4 halaman 103. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Siswati 2006:55 pendapatan pelaku mobilitas ulang-alik rata-rata setiap bulan adalah Rp 213.433,00 atau 82,77. Dari hasil tersebut dapat kita bandingkan bahwa pemulung yang melakukan mobilitas mondok memperoleh pendapatan lebih tinggi daripada orang yang melakukan mobilitas ulang-alik. Aktivitas memulung cukup memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan keluarga. Besar kecilnya pendapatan dipengaruhi oleh mata pencaharian atau pekerjaan yamg dilakukan. Menurut Sukirno 1997: 49 bahwa pendapatan seseorang individu diartikan sebagai semua jenis pendapatan termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun yang diterima oleh penduduk suatu negara.

4. Alasan pemulung melakukan mobilitas