Faktor-faktor yang mempengaruhi kontribusi ibu bekerja terhadap pendapatan keluarga di kecamatan Pamulang

(1)

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI

IBU BEKERJA TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA DI

KECAMATAN PAMULANG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas ekonomi dan Bisnis

Untuk memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh :

Rezi Septiawan

106084003614

ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

i

Pada hari kamis Tanggal tujuh belas Maret Dua Ribu Sebelas telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Rezi Septiawan NIM: 106084003614 dengan judul skripsi

“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI IBU

BEKERJA TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA DI KECAMATAN

PAMULANG”. Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama

ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 17 Maret 2011 Tim Penguji Ujian Skripsi


(3)

ii

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI IBU BEKERJA TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA DI KECAMATAN

PAMULANG KOTA TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas ekonomi dan Bisnis

Untuk memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh Rezi Septiawan NIM: 106084003614

Di Bawah Bimbingan

JURUSAN ILMUEKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(4)

iii

Pada hari selasa tanggal 30 november 2010 telah dilakukan ujian komprehensif atas nama Rezi Septiawan NIM: 106084003614 dengan judul skripsi “FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI IBU BEKERJA TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA DI KECAMATAN PAMULANG”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 30 November 2010


(5)

iv

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Rezi Septiawan Nim : 106084003614

Jurusan : Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kontribusi Ibu Bekerja Terhadap Pendapatan Keluarga Di Kecamatan Pamulang” adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri dan bukan merupakan rekapitulasi maupun saduran dari hasil karya atau penelitian orang lain.

Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau rekapitulasi maka skripsi ini dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang ataupun menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian hari menjadi tanggung jawab saya.


(6)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA DIRI

Nama : Rezi Septiawan

Tempat/Tanggal Lahir : Garut/8 September 1988

Alamat : Pamulang Indah (MA) Jl. Flamboyan Blok C 1 No.3

Anak ke : Pertama (1) dari tiga bersaudara Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Kewarganegaraan : WNI

Hobi : Otomotif

RIWAYAT PENDIDIKAN

TK Aisyah 12 : 1993-1994

SDN Kebon Duren 2 : 1994-2000

SMPN 1 Ciputat : 2000-2003

SMAN 1 Ciputat : 2003-2006

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2006-2010

ORGANISASI

OSIS SMAN 1 Ciputat : 2004-2005


(7)

vi ABSTRACT

This study aims to examine the effect of income working mothers, education level, number of family members on family income. The sample in this study as many as 50 respondents who are working mothers who are in sub Pamulang South Tangerang City.

The results in this study were collected through questionnaires in the process and the analysis using multiple regression analysis. Sampling method used in this study was convenience sampling. Test the quality of data used in this study is to test the validity of the Pearson correlation and reliability test using Cronbach Alpha. To test this hypothesis, researchers used a test that has been adjusted R2, F test and t test The results of this research data shows that the number of family members did not significantly affect family income. While other variables such as income working mothers and the level education affect the family income with their respective significant values of 0.000 and 0.031. However, when tested together, all significant variables with a significance value of 0.000.

Keywords: Working Mother Income, Education Level, Number of Family Members, Family Income


(8)

vii ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pendapatan ibu bekerja, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga terhadap pendapatan keluarga. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 orang responden yang merupakan ibu bekerja yang berada di Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan.

Hasil dalam penelitian ini dikumpulkan melalui kuisioner yang di proses dan di analisis dengan menggunakan analisa regresi berganda. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Convenience Sampling. Uji kualitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas pearson correlation dan uji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha. Untuk uji hipotesis dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji R2 yang sudah disesuaikan, uji F, dan uji t.

Hasil data penelitian ini menunjukan bahwa variabel jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan keluarga. Sedangkan variabel yang lain seperti variabel pendapatan ibu bekerja dan variabel tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pendapatan keluarga dengan nilai signifikansi masing-masing sebesar 0,000 dan 0,031. Akan tetapi ketika dilakukan pengujian secara bersama-sama, semua variabel berpengaruh secara signifikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000.

Kata Kunci : Pendapatan Ibu Bekerja, Tingkat Pendidikan, Jumlah Anggota Keluarga, Pendapatan Keluarga


(9)

viii

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan mengharap puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, taufiq dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul: “Faktor - faktor Yang Mempengaruhi Kontribusi Ibu Bekerja Terhadap Pendapatan Keluaraga Di Kecamatan Pamulang”, sebagai tugas akhir untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana ekonomi (SE) pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada awal pelaksanaan sampai akhir penyelesaian penulisan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan, bantuan serta dorongan dan saran yang bermanfaat, baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima aksih kepada:

1. Kedua orang tuaku, yang senantiasa selalu memberi semangat baik doa maupun financial kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Kalian juga telah memberikan kasih sayang yang tak terhingga kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah kalian berikan kepada penulis selama ini. Amin Ya Rabbal’alamin.

2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bantuan baik waktu, saran maupun ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini. Terimakasih juga atas dorongan dan motivasi yang bapak berikan kepada saya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Bapak Drs. Lukman, M.Si selaku Ketua jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan dan dosen pembimbing II yang telah memberikan bantuan baik waktu, saran, maupun ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.


(10)

ix

4. Ibu Utami Baroroh, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis dan atas bantuannya selama ini.

5. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

6. Kepada adik-adik saya Revina Septhiani dan Rival Tri Septian, terimakasih atas semua dukungan dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

7. Kepada Gita Aprilia Sari dan Keluarganya, Terimakasih atas bantuan doa dan semangatnya

8. Anak-anak jurusan IESP angkatan 2006

9. Buat seluruh anak-anak ATDEUH mania, Anda, Awank, Ikel, Iwan, Arsy, Zidney, Jack, Bakar, dll

10.Semua Pihak yang belum disebut diatas, terima kasih atas segala bantuan selama proses penulisan skripsi ini.

Akhirnya penulis hanya dapat mengharap semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan ketulusan semuanya dalam memberikan dukungan serta bantuan baik moril maupun materiil penulis selama ini. Amin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk tercapainya penulisan skripsi yang lebih baik lagi.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, Maret 2011


(11)

x

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi... i

Lembar Pengesahan Skripsi... ii

Lembar Pengesahan Ujian Kompre... iii

Surat Pernyataan... iv

Daftar Riwayat Hidup... v

Abstrack... vi

Kata Pengantar... viii

Daftar Isi………... x

Daftar Tabel... xiv

Daftar Gambar... xv

Daftar Lampiran... xvi

BAB I PENDAHULUAN………. 1

A. Latar Belakang……… 1

B. Rumusan Masalah….…………..……… 8

C. Tujuan Penelitian………. 10

D. Kegunaan Penelitian……… 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………..……….... 11

A. Landasan Teori……… 11


(12)

xi

2. Tingkat Pendidikan Wanita……….... 12

3. Pengertian Tenaga Kerja………...………. 13

4. Macam-Macam Tenaga Kerja……… 18

5. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja……… 20

6. Partisipasi Tenaga Kerja Wanita Dewasa Ini………. 21

7. Teori Alokasi Waktu……….. 25

8. Tingkat Pendapatan Wanita……… 29

9. Jumlah Anggota Keluarga……….. 30

B. Peneliti Terdahulu………...……… 31

C. Kerangka Pemikiran……..………... 39

D. Hipotesis……….……….. 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN….……… 42

A. Ruang lingkup penelitian …………..………..……… 42

B. Metoda Penentuan Sampel……….. 42

C. Metoda pengumpulan Data….……… 43

1. Data Primer………. 43

2. Data Sekunder……… 44

D. Metoda Anaisis Data…..……….. 45


(13)

xii

2. Uji kualitas Data………. 45

3. Uji Asumsi Klasik……….. 46

4. Uji Hipotesis………... 48

E. Operasional Variabel Penelitian………..………. 51

1. Tingkat Pendapatan……….………... 51

2. Tingkat Pendidikan………. 52

3. Jumlah Anggota Keluarga……..……… 52

4. Pendapatan Keluarga……….. 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……….………... 54

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian………. 54

1. Tempat dan Waktu Penelitian………. 54

2. Karakteristik Profil Responden……….. 56

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian………. 60

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif……….. 60

2. Hasil Uji Kualitas Data………... 61

3. Hasil Uji Asumsi Klasik………. 63

4. Hasil Uji Hipotesis……….. 68


(14)

xiii

1. Pengaruh Pendapatan Ibu Bekerja………….………. 72

2. Pengaruh Tingkat Pendidikan…….……… 73

3. Pengaruh Jumlah Anggota Keluarga……….………. 73

4. Pengaruh Pendapatan Keluarga………..……… 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………....………. 75

A. Kesimpulan………... 75

B. Saran………. 75


(15)

xiv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Jumlah penduduk Kecamatan Pamulang... 2

1.2 Tingkat Partisipai Angkatan Kerja... 3

2.1 Penelitian terdahulu………..………... 31

4.1 Jenis pekerjaan ibu rumah tangga……… 55

4.2 Data Sampel Penelitian……… 55

4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Umur... 56

4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 57

4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja... 58

4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan Ibu Bekerja Setiap Bulan... 59 4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif………..……. 60

4.8 Hasil Uji Validitas………..…. 61

4.9 Hasil Uji Reliabilitas……… 62

4.1 Hasil Uji Multikolonieritas... 63

4.1 Hasil Uji Normalitas... 64

4.1 Hasil Uji Autokorelasi... 67

4.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi……… 68

4.1 Hasil Uji t Statistik……… 69


(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran... 40 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas………..……… 66


(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

I. Kuisioner Penelitian………. 80

II. Skor Jawaban Penelitian……….. 84

III. Total Skor Jawaban Penelitian…………...……….. 90

IV. Hasil Uji Validitas……… 93

V. Hasil Uji Reliabilitas……… 99


(18)

1 A. Latar Belakang

Dalam masa pembangunan sekarang ini, peran dan partisipasi seluruh masyarakat Indonesia tanpa memandang dari golongan manapun sangatlah dibutuhkan demi kelancaran pembangunan. Tidak terkecuali peran wanita yang sekarang ini sangat diakui oleh masyarakat. Jumlah penduduk wanita yang besar sebagai sumber daya manusia merupakan salah satu bagian dari modal dasar pembangunan bangsa. Jumlah perempuan yang demikian besar merupakan aset dan problematika di bidang ketenagakerjaan. Dengan mengelola potensi perempuan melalui bidang pendidikan dan pelatihan maka tenaga kerja perempuan akan semakin menempati posisi yang lebih terhormat untuk mampu mengangkat derajat bangsa. Pertumbuhan ekonomi akan memacu pertumbuhan industri dan peningkatan pemenuhan kebutuhan dan kualitas hidup. Perempuan dapat membantu peningkatan ekonomi keluarga melaui berbagai jalur baik kewirausahaan maupun sebagai tenaga kerja yang terdidik. Potensi sumber daya yang besar ini dapat dilihat pada tabel 1. yang diambil dari data jumlah penduduk Kecamatan Pamulang di bawah ini:


(19)

2

Tabel 1.1

Jumlah Penduduk Kecamatan Pamulang Berdasarkan Hasil verifikasi dan Validasi Data Penduduk Per Maret 2010 (dalam jiwa)

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 Pamulang Barat 10.431 20.342 20.149 40.491

2 Benda Baru 7.656 14.844 14.427 29.271

3 Pondok Benda 8.723 17.129 16.694 33.823

4 Pondok Cabe Udik 4.719 9.170 8.746 17.916

5 Pondok Cabe Ilir 7.833 15.300 14.802 30.102

6 Kedaung 9.337 18.905 18.405 37.310

7 Bambu Apus 4.143 8.179 7.799 15.978

8 Pamulang Timur 6.786 12.979 12.622 25.601

59.628 116.848 113.644 230.492 NO KELURAHAN JUMLAH KK JUMLAH PENDUDUK

Jumlah

Sumber: Statistik Kecamatan Pamulang

Apabila kita lihat pada tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk wanita dengan penduduk laki-laki tidak ada perbedaan yang cukup besar. Hal ini menunjukkan bahwa potensi kaum wanita sebagai salah satu unsur dalam menunjang pembangunan tidak perlu diragukan lagi keberadaannya, baik peranannya secara langsung maupun tidak langsung Adanya potensi yang cukup besar dari penduduk wanita ini, tidaklah mengherankan apabila pemerintah mulai memperhatikan bagaimana memberdayakan penduduk wanita yang ada. Pemerintah mengeluarkan adanya slogan pemberdayaan perempuan (woman empowerment) salah satu diantaranya melalui BKKBN. Dengan adanya program BKKBN yang diluncurkan pemerintah ini mempunyai tujuan bahwa upaya prioritas yang digalakkan untuk mendongkrak status keluarga pra sejahtera menjadi keluarga sejahtera satu adalah melalui pemberdayaan wanita. Adapun untuk lebih mendukung bagi kemajuan wanita diperlukan upaya sebagai berikut:


(20)

1. Peningkatan ketahanan keluarga sebagai wahana utama dan pembinaan sikap, perilaku dan pandangan masyarakat yang kurang menguntungkan bagi kehidupan dan peran wanita.

2. Perwujudan kemitrasejajaran yang harmonis dan seimbang antara pria dan wanita, baik sektor domestik maupun public sosial dan kemasyarakatan. 3. Penciptaan kondisi yang mendukung terwujudnya kemitrasejajaran yang

harmonis dan seimbang antara pria dan wanita, dengan membangun perilaku saling menghargai, saling menghormati, saling membutuhkan, saling membantu dan saling peduli. (Noorkasiani,Heryati,Ismail Rita,2009:100) 4. Masih rendahnya tingkat partisipasi angkatan kerja meskipun untuk saat ini

TPAK wanita mengalami peningkatan yang cukup besar. Seperti yang terlihat pada table berikut ini :

Tabel 2.2

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin dan Umur Golongan Umur Laki-laki Wanita

UMUR LAKI-LAKI PEREMPUAN

15-19 11.734 11.661

20-24 11.722 11.648

25-29 12.161 12.085

30-34 11.022 10.953

35-39 10.642 10.575

40-44 9344 9235

45-49 4641 4593

50-54 3270 3231

55-59 2111 2079

60+ 1632 1605

Sumber: Statistik Kecamatan Pamulang 2010

Dari table diatas dapat dilihat pada umur 25-29 tingkat partisipasi angkatan kerja mula-mula meningkat sesuai dengan pertambahan umur kemudian


(21)

4

menurun kembali menjelang usia pensiun atau tua. Keterlibatan wanita dan pria dalam pekerjaan mempunyai motif dan tujuan yang berbeda. Bagi pria, bekerja merupakan kewajiban yang harus dijalani karena tanggung jawabnya sebagai pencari nafkah. Sedangkan wanita, khususnya yang berstatus kawin menurut Fanny Fredlina (Mengapa Wanita Bekerja?:2009), menentukan untuk memasuki angkatan kerja merupakan pilihan yang sulit, karena semuanya tergantung dari keadaan sosial ekonomi masing-masing keluarga mereka. Beberapa alasan mengapa wanita bekerja atau menjadi wanita karir:

1. Suaminya tidak punya penghasilan/tidak mampu memberikan penghasilan. Kita tidak bisa menutup mata akan realitas yang ada di depan mata saat seorang isteri ditinggal mati oleh suaminya. Dalam keadaan demikian, tentu saja sang isteri akan berusaha/bekerja untuk menghidupi keluarganya. Begitu pula, jika sang suami oleh karena suatu sebab menjadi cacat dan tidak bisa bekerja lagi. Atau suami tiba-tiba di PHK oleh perusahaan tempatnya bekerja dan belum mendapatkan pekerjaan baru. Bisa juga terjadi suami malas bekerja sehingga sang isterilah yang harus bekerja agar anak- anaknya dapat hidup dengan layak.

2. Menambah penghasilan rumah tangga

di jaman sekarang ini biaya hidup kian mahal sehingga penghasilan suami saja seringkali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga. Mungkin untuk makan masih cukup, tapi untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak, biaya sekolah anak (setidaknya sampai tamat SMA), sebuah rumah tangga perlu pendapatan tambahan. Dengan


(22)

demikian, tidak salah jika ibu-ibu turut bekerja agar ada penghasilan tambahan.

3. Mengembangkan kepribadian

Selain alasan ekonomi tersebut di atas, ada pula alasan lain mengapa wanita bekerja diluar rumah:

1). mencari jati diri

Dengan perkembangan zaman dimana persamaan hak wanita terus diperjuangkan maka banyak kaum wanita yang mendapat pendidikan yang lebih baik dan maju sehingga konsekuensi logisnya mereka juga akan terus

mengembangkan dirinya.

2). hobi

Banyak ibu-ibu yang bekerja karena hal ini memang menjadi kesukaannya. Ia tak bisa berpangku tangan saja setelah semua tugasnya sebagai ibu rumah tangga selesai dikerjakan. Maka dia pun bekerja sesuai dengan hobinya. Contoh : banyak novelis/penulis wanita yang semula hanya ibu rumah tangga biasa tapi dia mengisi waktu luangnya dengan menulis novel/buku yang bermutu dan bisa memberikan penghasilan tambahan

bagi keluarganya.

3.Ingin menjadi berkat.

Ada juga ibu-ibu yang bekerja karena ingin jadi berkat bagi orang lain, misalnya:

Dia melakukan pekerjaan sosial yang nirlaba alias non profit a.k.a tidak cari keuntungan untuk dirinya. Ia bekerja hanya untuk menjadi berkat bagi


(23)

6

orang lain, entah melalui pendapatan yang ia hasilkan, atau melalui keterampilan/pengetahuan yang ia tularkan kepada orang lain. Misalnya : mengajari ibu-ibu di lingkungan tempat tinggalnya keterampilan memasak, menjahit, dsbnya.

Program lain yang dilakukan oleh pemerintah adalah melalui Program Panca Upaya yang didasarkan pada kemitrasejajaran yang harmonis, selaras, serasi, seimbang antara pria dan wanita yang dilandasi sikap dan prilaku saling peduli, saling menghargai dan saling menghormati, saling mengisi serta saling membantu sesuai dengan stategi pembangunan untuk mengejar ketinggalan dan kesenjangan antara pria dan wanita yang dapat dilakukan dengan cara :

• Peningkatan kemampuan wanita, agar wanita sebagai warga negara dan sebagai sumber insani pembangunan dapat mengembangkan diri secara optimal dengan semakin meningkatnya kualitas pengetahuan dan ketrampilan dalam kegiatan pembangunan.

• Peningkatan kedudukan wanita, agar wanita tidak terbatas sebagai pemanfaat dan penikmat hasil pembangunan saja, melainkan harus mampu berperan aktif dalam pembangunan yakni sebagai penentu kebijaksanaan, perencana, pengambil keputusan dan pelaksana pembangunan.

• Peningkatan peran dan kesempatan wanita dalam pembangunan agar wanita dapat memberikan sumbangan yang sebesar-besarnya bagi pembangunan bangsa dengan memperhatikan kodrat, harkat dan martabatnya.

• Peningkatan ketahanan mental dan spiritual agar wanita mampu menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi, baik dimasyarakat dalam


(24)

negeri maupun dunia internasional serta mampu menanggulangi dampak negatif yang dibawa oleh arus globalisasi yang melanda dunia dengan tetap bertumpu pada ajaran agama dan nilai-nilai luhur bangsa.

Tetapi dalam pemberdayaan tersebut kita tidak dapat mengabaikan peran seorang perempuan dimana ia memiliki peranan yang sentral dalam kelangsungan hidup rumah tangganya. Dengan kodratnya sebagai ibu yang menuntutnya memiliki sifat-sifat yang feminim dan berbagai karakteristik lainnya yang berbeda dengan kaum laki-laki, menjadikan perempuan tidak bebas berpartisipasi didalam semua lapangan pekerjaan.

Kehadiran wanita sebagai salah satu potensi yang besar sangatlah dibutuhkan, walaupun tingkat partisipasinya relatif rendah dalam suatu pekerjaan daripada laki-laki. Karena motivasi kerja bagi wanita masih dipengaruhi oleh anggapan masyarakat bahwa lebih baik wanita melaksanakan fungsinya sebagai ibu rumah tangga.

Bagi wanita keterlibatannya didalam ketenagakerjaan mempunyai arti tersendiri dalam kehidupannya yaitu sebagai individu, isteri, ibu rumah tangga dan anggota masyarakat. Menurut Bustanul Arifin (2005:15) apabila kita membahas tentang partisipasi wanita pedesaan di Indonesia secara umum Peranan wanita dalam pertanian dan kegiatan rumah tangga. Program-program pendidikan dan penyuluhan pertanian, kredit dan bantuan usaha kecil dan menengah sebaiknya juga menjangkau wanita tani dan pedesaan, karena peranan dan posisi mereka dalam pembangunan pertanian secara keseluruhan. Sebenarnya kita menelaah dua peranan yaitu peranan wanita


(25)

8

sebagai ibu, isteri, dan peranan wanita sebagai pencari nafkah. Semakin tinggi tingkat partisipasi angkatan kerja wanita sering dianggap sebagai indikasi adanya proses transformasi ekonomi dari sektor pertanian ke industri. Proses ini cenderung mendesak tenaga kerja untuk keluar dari sektor pertanian.

Bersamaan dengan proses industrialisasi dan semakin meningkatnya tingkat pendidikan maka akan semakin terbuka pula wanita yang memasuki dunia publik.

B. Perumusan Masalah

Sejalan dengan kemajuan pembangunan nasional secara keseluruhan terdapat kecenderungan meningkatnya peranan wanita dalam ikut mencari nafkah bagi keluarga. Jika menilik uraian tentang “ professional full time mother”, sesungguhnya kita dapat berbicara bahwa yang disebut ibu rumah tangga professional adalah mereka yang mengaktualisasikan diri ke dalam (domestik) serta mengaktualisasikan ke luar (publik). Dikotomi domestik dan publik dalam hal peran ganda disini, secara umum mengacu kepada aktivitas pekerjaan seorang ibu rumah tangga yang disebut karier. Pekerjaan domestik adalah peran ibu rumah tangga ke dalam yang berhubungan dengan seluruh aspek rumah tangga. Pekerjaan publik adalah peran ibu rumah tangga ke luar, dengan aspek memiliki jam kerja tetap, penghasilan tetap serta karier sebagai profesi. Atau dengan kata lain, ibu publik adalah ibu rumah tangga yang memiliki karier di luar rumah tangga.


(26)

Seiring dengan perkembangan zaman, benturan ekonomi, status sosial atau semakin tingginya jenjang pendidikan, mengakibatkan paradigm bahwa seorang wanita (istri) dituntut untuk bekerja. Apalagi jika perempuan tersebut berhasil meraih gelar kesarjanaan, master ataupun doktor, sepertinya peran ke luar (publik) lebih dititikberatkan daripada perannya ke dalam (domestik). Tak jarang mereka dengan pendidikan tinggi, memandang rendah profesi ibu rumah tangga.

Mereka berkiprah pada dua peran, ibu rumah tangga dan wanita karier, ada kecenderungan mendahulukan karier sebagai profesi. Menjadi wanita karier adalah suatu kebanggaanyang tidak bias didapat dari rumah. Apalagi jika dari karier tersebut dia memiliki jabatan tinggi, penghasilan besar, status sosial baik rasanya enggan untuk melepaskan peran tersebut (Lizsa Anggraeny, 2008:53).

Implikasi dari keadaan ini antara lain ditunjukkan oleh adanya perubahan atau pergeseran peranan antara pria dan wanita dalam rumah tangga. Dimana kegiatan wanita dalam keluarga tidak hanya terbatas dalam proses sosialisasi dan reproduksi. Wanita banyak melakukan kegiatan ekonomi bersama-sama dengan pria diluar rumah tangga. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh pendapatan ibu bekerja terhadap pendapatan keluarga di kecamatan Pamulang?


(27)

10

2. Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan ibu terhadap pendapatan keluarga di kecamatan Pamulang?

3. Bagaimana pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap pendapatan keluarga di kecamatan Pamulang?

4. Bagaimana pengaruh kontribusi ibu bekerja terhadap pendapatan keluarga terhadap pendapatan keluarga?

C. Tujuan Penelitian

Atas dasar latar belakang dan permasalahan seperti dikemukaakan diatas, maka penelitian ini dimaksudkan :

1. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan ibu bekerja terhadap pendapatan keluarga.

2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan ibu terhadap pendapatan keluarga.

3. Untuk mengetahui pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap pendapatan keluarga.

4. Untuk mengetahui pengaruh kontribusi ibu bekerja terhadap pendapatan keluarga.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi penulis, penelitian ini merupakan kesempatan untuk mengembangkan dan menerapkan secara langsung teori-teori yang telah diperoleh dengan kenyataan yang ada di lapangan.


(28)

2. Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam rencana dan mengelola khususnya potensi sumber daya wanita yang dimiliki.


(29)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Ibu Rumah Tangga

Akhir-akhir ini marak dibicarakan tentang gender. Pengertian gender adalah perbedaan perilaku (behaviour deferences) antara perempuan dan laki-laki yang dikonstruksikan secara sosial yaitu perbedaan yang bukan kodrat atau bukan ketentuan Tuhan melainkan diciptakan oleh manusia (perempuan dan laki-laki) melalui proses sosial dan kultural yang panjang. Dengan demikian diketahui bahwa gender terbentuk karena konstruksi dan bukan kodrat perempuan untuk melayani suami, merawat anak dan melakukan pekerjaan domestik lainnya khas perempuan. Kodrat perempuan adalah mengandung, melahirkan dan menyusui. Menurut Mariati Sukarni rumah tangga terdiri dari anggota-anggota tambahan atau terdiri dari beberapa keluarga yang masih mempunyai hubungan.Sedangkan menurut Sukarni (2003: 15) rumah tangga adalah sekelompok orang yang tinggal dibawah satu atap atau dalam satu bangunan dan mempunyai dapur dan anggaran rumah tangga yang sama. Dalam penelitian ini, pengertian rumah tangga yaitu sekelompok orang yang tinggal dibawah satu atap atau satu bangunan yang mempunyai dapur dan anggaran rumah tangga yang sama dapat terdiri dari anggota-anggota tambahanatau terdiri dari beberapa keluarga yang masih mempunyai hubungan dan dipimpin oleh satu kepala keluarga.


(30)

2. Tingkat Pendidikan Wanita

Tingkat pendidikan adalah suatu tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan para peserta didik serta keluasan dan kedalaman bahan pengajaran. Menurut ketentuan umum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang (UU SPN No. 2 tahun 1989. Bab I Ps.I). Jenjang pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi (UU No. 2 tahun 1989, Bab V Pasal 12 ayat 1).

Pendidikan berguna untuk proses kehidupan sekarang dan untuk masa yang akan datang, sedang pendidikan meliputi: pendidkan formal dan informal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang mempunyai bentuk/organisasi tertentu yang terdapat di sekolah dan universitas. Dalam pendidikan formal terdapat perjenjangan dalam tingkat persekolahan yang meliputi : (1) SD, (2) SLTP, (3) SMU, (4) Perguruan tinggi. Pendidikan dan latihan merupakan salah satu faktor yang penting dalam mengembangkan sumber daya manusia. Pendidikan dan latihan tidak saja menambah pengetahuan tetapi juga meningkatkan ketrampilan bekerja seseorang.

Wanita sangat berperan dalam pendidikan di dalam rumah. Mereka menanamkan kebiasaan dan menjadi panutan bagi generasi yang akan datang tentang perlakuan terhadap lingkungan. Dengan demikian wanita ikut serta menentukan kualitas lingkungan hidup ini. Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian


(31)

14

ini adalah tingkat pendidikan formal yang pernah diperoleh oleh wanita berdasarkan ijazah terakhir.

3. Pengertian Tenaga Kerja

Sejak 1987 di Indonesia sudah membentuk menteri Urusan Peranan Wanita (UPW) yang bertujuan memperbaiki status perempuan Indonesia. kemudian dibentuklah organisasi PKK dan Dharma Wanita mulai dari tingkat pusat sampai daerah. Namun PKK dan Dharma Wanita hanya mengarahkan ibu rumah tangga untuk mampu menyiapkan hidangan yang sehat dan bergizi, terampil bekerja, mendidik anak secara modern dan rasional, mengatur pengeluaran keluarga yang efisien dan efektif. Tanpa memahami bahwa idealisasi semacam itu membawa ketersaingan sosial, karena beratnya peran ganda yang harus mereka perankan bagi orang lain, dan bukan bagi mereka sendiri. Asumsi dasar semacam ini salah kaprah karena memandang kaum perempuan seakan-akan sebagai identitas yang tunggal, yaitu ibu rumah tangga. Banyak hal yang belum disentuh oleh Dharma Wanita dan PKK, seperti misalnya bagaimana perempuan harus “berkembang” sesuai dengan perubahan realitas sosial. Perempuan yang “terpaksa dan harus” memasuki dua kerja harus siap bersaing dengan lingkungan dan rekan kerjanya, dan pemberdayaan perempuan tidak saja secara fisik tetapi juga secara spesifik.

Menurut Sundari (2004: 72) mengatakan bahwa dalam asumsi tradisional tentang perempuan pada struktur sosial patriakis adalah perempuan dilihat dengan cara berbeda dengan pria, tetapi bukan berarti pembedaan dalam memperlakukan keduanya dibolehkan, keduanya mempunyai hak sebagai tenaga kerja yang sama. Penggunaan standar tunggal (pria) terhadap perempuan adalah hak manusiawi,


(32)

karena secara kodrat keduanya berbeda, perempuan juga bisa menjadi pencari nafkah keluarga disamping kodratnya untuk hamil, beranak dan menyusui.

Kegunaan tenaga kerja ini telah direndahkan oleh budaya patriakis yang menamakan pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan perempuan. Sehingga hanya perempuan yang dianggap pantas melakukan pekerjaan tersebut. Meskipun pekerjaan yang direndahkan tersebut telah menghasilkan pelayanan-pelayanan yang bermanfaat bagi masyarakat yakni pendidikan, perawat kesehatan, dukungan spiritual atau emosional serta tanggungan perawatan bayi, kaum tua atau anakanak.

Semakin banyaknya perempuan keluar rumah untuk bekerja adalah merupakan salah satu tanda adanya “gugatan ideologi familialisme” dan merupakan tanda bahwa perempuan telah merekonstruksi sejarah hidupnya. Ideologi familialisme adalah ideologi yang menempatkan sosok perempuan hanya sebagai ibu yang bertugas mengasuh anak dan suami dan selalu ada jika dibutuhkan. Seorang perempuan bekerja dan berkarier bagus dia tetap bertanggungjawab terhadap urusan domestik, sementara laki-laki tetap dianggap sebagai kepala keluarga yang urusannya mencari naflah tidak bertanggungjawab urusan domestik, meski pada akhir-akhir ini banyak perempuan menjadi kepala keluarga yang mencari nafkah, tetapi tidak pernah diakui. Menurut Fakih (2004: 7) pekerjaan mendidik anak, mengelola dan merawat kebersihan dan keindahan rumah atau urusan domestik lain sering dianggap kodrat perempuan.

Padahal kodrat perempuan bukanlah seperti stereotip yang ada selama ini, kodrat perempuan adalah menstruasi, mengandung, melahirkan, menyusui dan


(33)

16

menopouse. Oleh karena itu boleh jadi urusan mendidik anak, membersihkan rumah, memasak, mencuci bisa dilakukan oleh laki-laki .

Timbul rasa bersalah dalam diri perempuan jika tidak melaksanakan tugas-tugas domestik. Sedangkan bagi kaum laki-laki, tidak saja merasa bukan tanggung jawabnya tetapi juga banyak tradisi secara adat melarang laki-laki terlibat dalam urusan domestik. Tradisi itu misalnya laki-laki tidak boleh berbelanja di pasar. Tradisi semacam ini telah berlangsung secara mapan dan lama sehingga dibutuhkan kekuatan dari diri perempuan untuk memperjuangkan hak-haknya dalam mengembangkan diri.

Dalam dunia kerja perempuan dipandang sebagai pendatang, karena sebelumnya dunia kerja adalah milik laki-laki saja. Sebagai pendatang, tidak hanya dipandang kualitas intelektualnya melainkan sosok dan statusnya sebagai perempuan. Perempuan harus berusaha menampilkan diri habis-habisan agar sebagai pendatang bisa diterima, sekalipun memaksa perempuan untuk selalu berusaha “menjadi laki-laki di dunia kerja”.

Menurut Pudjiwati Sajogyo dalam Ester (1984:15) pokok-pokok perumusan bekerja adalah meliputi lima hal sebagai berikut :

1. Para pelaku mempunyai peranan itu mengeluarkan energi.

2. Para pelaku memberikan sumbangan dalam produksi barang ataupun jasa. 3. Para pelaku menjalin suatu pola interaksi sosial dalam lingkungan dan

memperoleh status.

4. Para pelaku mendapatkan hasil berupa cash atau berbentuk natura. 5. Para pelaku mendapatkan hasil yang mempunyai nilai waktu.


(34)

Adapun pendapat lain tentang pengertian bekerja adalah kegiatan menghasilkan barang atau jasa untuk dijual kepada orang lain diluar rumah tangganya atau pasar guna memperoleh pendapatan bagi keluarga (Suroto : 1992: 15). Dalam dunia ekonomi, definisi bekerja klasik dikaitkan dengan nilai guna dan nilai tukar mempunyai konotasi-konotasi yang sangat luas. Analisis tentang pekerja wanita yang tidak dibayar di rumah (pekerja rumah tangga, pengasuhan anak, perawatan bagi anggota keluarga yang cacat atau tua), adalah didalam komunitas sebagai sukarelawan. Pekerjaan non upahan ini jarang disajikan secara signifikan oleh para ekonomi atau ilmuwan sosial karena sesungguhnya apa yang kita harapkan dalam masyarakat ditunjukkan oleh label harga (Ollenburger dan HellenA.Moore: 2002:92).

Dalam berproduksi terdapat empat faktor produksi yaitu : 1. Faktor produksi alam

2. Faktor produksi tenaga kerja 3. Faktor produksi modal 4. Faktor produksi skill

Ibu rumah tangga yang bekerja dalam penelitian ini sesuai dengan faktor produksi diatas adalah sebagai faktor produksi tenaga kerja. Menurut Undang-undang ketenagakerjaan No 14 tahun 1969, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.Tenaga kerja


(35)

18

adalah seseorang yang bekerja pada majikan dengan menerima upah yang biasanya diketahui dengan adanya perjanjian kerja dengan majikan (HalilidanHari:1987:7).

Pengertian lain tentang tenaga kerja yaitu penduduk yang memasuki usia kerja. Penduduk usia kerja terdiri dari :

a. Angkatan kerja yang terdiri dari golongan yang kerja, golongan yang mengurus dan golongan pencari kerja.

b. Bukan angkatan kerja terdiri dari golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga dan golongan lain-lain.

(Suradjiman dan Toweula, 1997: 53).

Perempuan kerja adalah perempuan sebagai ibu rumah tangga dan berpikiran merdeka untuk pengembangan sosial dan ekonomi masyarakat dan diri mereka masing-masing, berjiwa demokratis, terbuka pada pendapat baru dan tidak apatis terhadap persoalan sosial, ekonomi dan politik yang terjadi dalam masyarakat. Sedangkan menurut Sanderson K Stepen perempuan bekerja adalah suatu kesadaran feminis yang baru bahwa bahwa perempuan melihat diri mereka sendiri sebagai mitra kaum pria dan patut menerima baik imbalan sosial maupun ekonomi yang sama secara tradisional diterima oleh pria (Sumjati AS : 2001: 81).

Sucihatiningsih (1996: 37) menjelaskan bahwa keterlibatan wanita dalam pekerjaan mencari nafkah dipengaruhi oleh faktorfaktor pribadi mencakup umur, tingkat pendidikan dan lain sebagainya. Sedangkan faktor luar meliputi tingkat upah, tingkat ekonomi, tingkat teknologi dan lain sebagainya.

Menurut Suwarno Saljo bahwa secara umum ada tiga hal yang menyebabkan makin banyaknya wanita yang bekerja di luar rumah, yaitu keharusan ekonomi,


(36)

karena pembangunan memerlukan tenaga kerja dan wanita merupakan sumber daya manusia (Amu, 1993 : 4).

4. Macam – Macam Tenaga Kerja

Macam-macam tenaga kerja dibedakan menjadi dua :

a. Tenaga kerja rohani yaitu segala kegiatan kerja yang lebih banyak merupakan kegiatan pemikiran yang lebih produktif dalam produksi misalnya : pekerjaan para pimpinan perusahaan.

b. Tenaga kerja jasmani yaitu segala kegiatan kerja yang lebih banyak merupakan kegiatan pelaksanaan yang lebih produktif dalam produksi.

Tenaga kerja jasmani dibedakan menjadi 3 macam : 1. Tenaga kerja terdidik (Skilled labour)

Yaitu tenaga kerja yang memerlukan proses pendidikan secara teratur dan mendalam.

2. Tenaga kerja terlatih (Trained labour)

Yaitu tenaga kerja yang memerlukan latihan dan pengalaman terlebih dahulu. 3. Tenaga kerja tidak terdidik maupun terlatih (Unskilled labor dan Untrained

labour)

Yaitu tenaga kerja yang tidak memerlukan pendidikan maupun latihan terlebih dahulu.

(Bintari : 1984 : 51)

Sedangkan macam-macam tenaga kerja menurut fungsinya dibedakan : 1. Tenaga kerja eksekutif


(37)

20

Yaitu tenaga kerja yang mempunyai tugas dalam megambil keputusan dan melaksanakan fungsi organik manajemen yang meliputi : perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkordinasian dan pengawasan.

2. Tenaga Kerja operatif

Yaitu tenaga kerja yang mengawasi bidang pekerjaan dan setiap tugas yang dibebankan kepadanya dapat dilaksanakan dengan baik. Tenaga kerja operatif ini dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Tenaga kerja terampil (skilled labour)

2. Tenaga kerja setengah terampil (semi skilled labour) 3. Tenaga kerja tidak terampil (unskilled labour)

Adapun prasyarat minimal harus dipenuhi sebagai tenaga kerja : 1. Batas minimum-maksimum usia

2. Pendidikan minimal yang dimiliki 3. Pengalaman kerja yang diperoleh 4. Bidang keahlian yang dimiliki 5. Keterampilan yang dimiliki 6. Pengetahuan-pengetahuan lain

(Swasta, 2000: 264)

Pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ibu rumah tangga yang bekerja di luar sektor pertanian adalah ibu rumah tangga sebagai tenaga kerja yang bekerja non pertanian di luar pekerjaan domestik (pekerjaan rumah tangga) dan mendapatkan upah berupa uang ataupun barang dan pekerjaan tersebut sesuai dengan nilai sosial yang di masyarakat.


(38)

5. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Jumlah angkatan kerja dalam suatu negara atau daerah pada suatu waktu tertentu tergantung dari jumlah penduduk usia kerja. Menurut Payaman Simanjuntak (1998), perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan penduduk usia kerja dalam kelompok yang sama ini disebut Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja atau Labour Force Participation Rate (LFPR). Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dapat dinyatakan untuk seluruh penduduk dalam usia kerja dan dapat pula dinyatakan untuk satu kelompok penduduk tertentu seperti kelompok laki-laki, kelompok wanita di kota, kelompok tenaga terdidik, kelompok umur 10-14 tahun di desa dan lain-lain. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi besarnya TPAK yaitu yang pertama, jumlah penduduk yang masih bersekolah, semakin besar jumlah penduduk yang bersekolah semakin kecil jumlah angkatan kerja dan semakin kecil TPAK. Kedua, TPAK dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang mengurus rumah tangga, semakin banyak anggota dalam tiap-tiap keluarga yang mengurus rumah tangga maka semakin kecil TPAKnya. Ketiga, TPAK dipengaruhi oleh umur, penduduk berumur muda umumnya tidak memiliki tanggung jawab yang begitu besar sebagai pencari nafkah untuk keluarga, hal ini disebabkan mereka sebagian besar masih sekolah. Penduduk dalam kelompok umur 25-55 tahun terutama laki-laki dituntut untuk lebih banyak ikut mencari nafkah, sehingga TPAKnya relatif besar. Lebih lanjut lagi penduduk diatas usia 55 tahun sudah mulai menurun kemampuannya untuk bekerja, sehingga TPAKnya rendah.

Keempat, TPAK dipengaruhi oleh tingkat upah. Semakin tinggi tingkat upah dalam masyarakat, semakin banyak anggota keluarga yang tertarik untuk masuk


(39)

22

pasar kerja. Kenaikan tingkat upah mempengaruhi penyediaan tenaga kerja, disatu pihak tingkat upah meningkatkan pendapatan (income effect) yang cenderung untuk mengurangi TPAK dan dilain pihak peningkatan upah membuat harga waktu menjadi relatif mahal. Pekerjaan menjadi lebih menarik dan menggantikan waktu senggang (substitution effect). Kelima, TPAK dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin banyak waktu yang disediakan untuk bekerja. Terutama bagi para wanita dengan semakin tinggi pendidikan kecenderungan untuk bekerja semakin besar, dengan kata lain TPAK juga akan semakin besar. Pendidikan yang mempengaruhi TPAK ini dapat melalui dua jalur yaitu:

1. Proporsi penduduk yang sedang bersekolah umumnya lebih besar pada kelompok umur muda atau kelompok usia sekolah

2. Dengan semakin tingginya tingkat pendidikan seseorang nilai tambahnya juga akan semakin mahal. Keenam, TPAK juga dipengaruhi oleh adanya kegiatan ekonomi. Program pembangunan, disatu pihak menuntut keterlibatan banyak orang dan dilain pihak dapat menumbuhkan harapan-harapan yang baru. Harapan untuk dapat ikut menikmati hasil pembangunan tersebut dinyatakan dalam peningkatan partisipasi kerja. Jadi semakin bertambah adanya kegiatan ekonomi maka TPAK akan semakin besar. (Payaman S:1998)

6. Partisipasi Tenaga Kerja Wanita Dewasa Ini

Kata partisipasi dalam kamus populer, berasal dari bahasa Belanda yaitu “participate” yang artinya hal ikut serta atau pengikutsertaan. Jadi partisipasi


(40)

kerja wanita adalah keikutsertaan wanita dalam menyumbangkan tenaganya di pasar kerja. Menurut Suroto (1983), partisipasi dalam produksi dan distribusi dapat mempunyai dua wujud yaitu partisipasi aktif dan partisipasi pasif. Partisipasi pasif dapat berupa keikutsertaan dalam menyumbangkan modal / sumber alam pada proses produksi dan distribusi. Sedangkan partisipasi aktif berupa keikutsertaan didalam menyumbangkan tenaga dalam proses produksi dan distribusi dengan kata lain ikut bekerja secara produktif.

Peningkatan peranan wanita dalam pembangunan bangsa pada hakikatnya adalah upaya peningkatan kedudukan, peranan, kamampuan, kemandirian dan ketahanan mental serta spiritual wanita sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Berlainan dengan laki-laki, fungsi pokok dari wanita adalah sebagai isteri dan ibu. Tugas pokok mereka adalah melaksanakan tugas rumah tangga, melahirkan dan membesarkan anak. Karena itu, partisipasi wanita dalam angkatan kerja sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, ekonomi dan budaya.

Partisipasi wanita itu sendiri dalam perekonomian bukanlah suatu hal yang baru. Berbagai bidang pekerjaan telah dimasuki oleh wanita, kecenderungan ini menunjukkan semakin besarnya TPAK wanita dalam pasar tenaga kerja. Aktifnya wanita dalam kegiatan ekonomi (angkatan kerja) yang semakin besar bukan hanya didorong dari dalam diri wanita itu sendiri melainkan dapat juga berasal dari orang lain. Menurut Hidayat Mukmin (1980), motivasi wanita untuk bekerja di luar rumah adalah bermacam-macam baik dilihat dari segi ekonomis-materiil, mental spiritual maupun hanya untuk mengisi waktu saja. Motivasi


(41)

24

wanita bekerja masing-masing wanita tidaklah sama, sedikit banyak hal ini tergantung pada pertumbuhan sosial ekonomi dan kultural serta situasi negara-negara masing-masing.

Untuk motivasi ekonomi materiil misalnya bekerja guna menambah pendapatan keluarga, sedangkan mental spiritual misalnya untuk mempraktekkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang telah diperoleh ataupun guna menaikkan karir mencari kepuasan mental. Motivasi keisengan diantaranya adalah sekedar hobby tanpa tujuan tertentu atau sekedar menghabiskan waktu senggang. Menurut Ratna Siti Respati (2008) dorongan wanita yang bekerja secara umum dikelompokkan menjadi :

1. Bekerja untuk hidup mewah 2. Rasa jenuh

3. Ingin mencari pengalaman yang mengasyikan di luar rumah 4. Ingin meringankan beban suami

5. Iseng

Sedangkan menurut S.C Utami Munandar (1983) disamping faktor-faktor yang diatas yang telah disebutkan, ada faktor lain yang dapat menyebabkan wanita untuk bekerja antara lain :

a. Agar tidak tergantung pada suami

b. Untuk menghindari rasa kebosanan atau untuk mengisi waktu luang c. Karena mempunyai minat/keahlian tertentu yang ingin dinampakkan.

Pada masyarakat modern dewasa ini, wanita justru dituntut lebih berpartisipasi dalam pembangunan, dengan diberinya kesempatan untuk


(42)

mewujudkan potensinya maka diharapkan partisipasi dari wanita akan semakin besar dan lebih berarti lagi. Dalam hal ini Irwan Abdullah menyimpulkan bahwa meningkatnya keterlibatan wanita dalam kegiatan ekonomi dapat ditandai oleh dua proses, diantaranya:

1. Adanya peningkatan dalam “jumlah wanita” yang terlibat dalam pekerjaan diluar rumah tangga (out door activities). Hal ini antara lain terlihat dari adanya kenaikan dari tingkat partisipasi wanita dari waktu ke waktu.

2. Peningkatan dalam “jumlah bidang kerja” yang dapat dimasuki oleh wanita. Bidang-bidang yang sebelumnya masih didominasi oleh laki-laki secara berangsur-angsur dimasuki bahkan didominasi oleh wanita.

Sedangkan Lewis (1968) juga berpendapat dalam bukunya yang berjudul ”Developing Women’s Potential” terjadinya perkembangan peranan wanita bekerja disebabkan antara lain:

1. Perubahan yang terjadi di kehidupan masyarakat tani di desa menjadi kehidupan masyarakat kota modern. Keadaan sosial ekonomi yang kurang baik di daerah pedesaan menjadi alasan utama masyarakat desa mengadu nasib ke kota. Kehidupan yang sulit inilah yang juga membuat kaum wanita tidak dapat berpangku tangan saja di rumah. Mereka tergugah untuk bertanggung jawab atas kelanjutan hidup keluarga dan karena itu mereka bekerja.

2. Berkembangnya sektor industri, karena kenaikan kegiatan industri terjadi penyerapan besar-besaran terhadap tenaga kerja. Karena kekurangan tenaga


(43)

26

kerja, banyak tenaga kerja wanita diperbantukan terutama pekerjaan yang tidak membutuhkan kekuatan fisik.

3. Didunia maju kondisi kerja yang baik serta waktu kerja yang singkat memungkinkan para wanita bekerja dapat membagi tanggung jawab pekerja dengan baik.

4. Kemajuan wanita disektor pendidikan. Dengan semakin meluasnya kesempatan bagi wanita untuk menuntut ilmu, banyak wanita tidak lagi merasa puas bila hanya menjalankan peranannya di rumah saja. Mereka butuh kesempatan berprestasi dan mewujudkan kemampuan dirinya dengan ketrampilan dirinya yang telah dipelajari.

7. Teori Alokasi Waktu

Rumah tangga merupakan satu unit pengambil keputusan kerja memiliki sebuah fungsi sebagai kesatuan utama dalam produksi, konsumsi dan reproduksi serta kesatuan interaksi sosial ekonomi. Umumnya masalah pokok yang dihadapi seorang wanita berkeluarga yang bekerja adalah bagaimana mereka mengalokasikan waktu yang tersedia dalam berbagai macam kegiatan rumah tangga seperti mengurus suami, mengurus anak dan mengelola keuangan keluarga serta mencari nafkah.

Alokasi waktu bagi ibu rumah tangga yang memiliki peran ganda tersebut meliputi berbagai kegiatan yaitu kegiatan mencari nafkah, kegiatan mengelola rumah tangga, kehidupan dalam bermasyarakat (kelembagaan) dan kegiatan untuk waktu luang. Maksud dari kegiatan-kegiatan tersebut adalah: 1. Kegiatan untuk mencari nafkah


(44)

Adalah kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan atau keuntungan.

2. Kegiatan dalam rumah tangga

Menurut Pudjiwati, wanita melakukan pekerjaan rumah tangga (house work) yang tetap merupakan pekerjaan seorang wanita sesuai dengan masyarakat tempat dimana ia tinggal yaitu: memasak, mencuci, mengasuh anak dan sebagainya. Dan waktu yang dicurahkan untuk pekerjaan rumah tangga oleh wanita di pedesaan adalah intensif dan banyak, khususnya dari golongan ekonomi lemah yang pekerjaannya memerlukan banyak waktu dan energi.

3. Yaitu waktu yang dipakai untuk beristirahat misalnya tidur, mandi, makan, mengunjungi sanak keluarga, rekreasi dan sebagainya. Untuk mandi, makan dan tidur adalah waktu luang karena merupakan kebutuhan pokok setiap individu. Waktu yang tersedia per hari bagi tiap-tiap keluarga sudah tetap yaitu 24 jam. Dari jumlah waktu tersebut keluarga yang bersangkutan harus menyediakan waktu keperluan tidur, makan, mandi dan lain-lain yang bersifat personal. Sisanya dipakai untuk bekerja (untuk memperoleh barang konsumsi) dan untuk waktu senggang. Jadi dasarnya setiap penambahan barang konsumsi (melalui penambahan waktu kerja) berarti juga mengurangi waktu senggang. Dalam teori alokasi waktu kerja yang dikembangkan dengan menggunakan rumah tangga sebagai unit analisanya membagi waktu yang tersisa menjadi 3 yaitu:


(45)

28

1. Waktu kerja untuk mencari nafkah 2. Waktu kerja di rumah

3. Waktu senggang penjelasan lebih lanjut menurut Hart, bahwa waktu kerja mencari nafkah dapat meliputi empat hal yaitu:

1. Melalui produksi rumah tangga yang merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh anggota keluarga dengan menggunakan asset sendiri, misalnya bekerja di sawah sendiri, beternak, berkebun dan lain-lain. 2. Melalui upah baik itu pada sektor pertanian maupun non pertanian. 3. Mencari bahan pangan.

4. Melalui usaha perdagangan.

Selanjutnya waktu wanita bekerja dibagi menjadi :

• Kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan rumah tangga • Kegiatan mencari nafkah untuk kebutuhan rumah tangga • Kegiatan sosial masyarakat

• Kegiatan individual masyarakat

Alokasi waktu bagi ibu merupakan suatu sumber dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan yang setara dengan barang dan jasa. Oleh karena itu, kesejahteraan maksimum dapat berubah dengan adanya kendala pendapatan (dalam memperoleh barang dan jasa yang akan dikonsumsi) dan kendala waktu. Barang dan jasa bukanlah satu-satunya input yang diciptakan suatu komoditi melainkan adalah input lain yaitu waktu yang dimiliki oleh konsumen (dalam hal ini adalah ibu rumah tangga). Sehingga menurut


(46)

pendekatan ini, konsumen dalam memaksimumkan kesejahteraanya bisa berubah karena adanya kendala waktu dan budget, serta kesejahteraan merupakan fungsi komoditi yang dihasilkan dengan menggunakan barang-barang dan waktu.

Sedangkan Neoklasikal teori tentang house hold function menyatakan bahwa terdapat tiga alokasi waktu dari waktu yang tersedia bagi ibu rumah tangga yaitu :

1. Bekerja di rumah

2. Bekerja di luar rumah (diantaranya mencari nafkah) 3. Waktu istirahat

Ketiga alokasi waktu tersebut dapat menghasilkan tiga macam komoditi antara lain:

• Hasil kerja dirumah diantaranya adalah memasak, mengurus anak atau membersihkan rumah (house work).

• Hasil kerja di luar rumah (market work) berupa upah yang digunakan untuk membeli keperluan hidup sehari-hari.

• Utility yang diperoleh dari waktu istirahat.

Pada dasarnya banyak faktor yang dapat mempengaruhi alokasi waktu seseorang, alokasi waktu bagi setiap anggota rumah tangga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya keadaan sosial ekonomi keluarga, pemilikan asset produktif, tingkat upah, karakteristik yang melekat pada setiap anggota rumah tangga yang bercirikan faktor umur, tingkat pendidikan atau keahlian yang dimiliki oleh anggota keluarga lain.


(47)

30

8. Tingkat Pendapatan Wanita

Pendapatan penduduk dapat dibedakan menjadi menjadi dua arti, yaitu: (a) pendapatan adalah hasil pencarian (usaha, pengelolaan dan sebagainya); dan (b) pendapatan adalah suatu yang diharapkan yang sedianya belum ada (Poerwodarminto, 2002 : 236).

Menurut Biro Pusat Statistik (BPS), pendapatan yang diterima seseorang tidak hanya berupa uang tetapi dapat berupa barang atau lainnya. Pendapatan berupa uang merupakan penghasilan yang diterima biasanya sebagai balas jasa, sumber utama gaji atau upah serta lain-lain balas jasa, misalnya dari atasan, pendapatan bersih dari usaha sendiri dan dari pekerjaan bebas. Pendapatan dari penjualan barang yang dipelihara dari halaman rumah, hasil investasi seperti modal tanah, uang pensiun, jaminan sosial serta keuntungan sosial berupa barang merupakan segala penghasilan yang diterimakan dalam bentuk barang dan jasa. Barang dan jasa yang diterima dengan harga pasar sekalipun tidak diimbangi ataupun disertai transaksi uang yang menikmati barang dan jasa tersebut. Demikian juga penerimaan barang secara cuma-cuma pembelian barang dengan harga subsidi atau reduksi dari atasan merupakan pendapatan berupa barang (BPS, 1996 : 27).

Salah satu faktor yang mempengaruhi besar kecilnya pendapatan adalah jumlah anggota keluarga. Keterlibatan atau keputusan anggota rumah tangga untuk melakukan pekerjaan selain dipengaruhi oleh faktor budaya juga faktor internal yang terdapat dalam rumah tangga itu sendiri, seperti keterbatasan


(48)

pendapatan, besarnya beban yang mesti ditanggung (dependency ratio) dari suatu rumah tangga (Sriyono, 2002 : 18).

9. Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga sangat menentukan jumlah kebutuhan keluarga. Semakin banyak anggota keluarga berarti semakin banyak pula jumlah kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi. Begitu pula sebaliknya, semakin sedikit anggota keluarga berarti semakin sedikit pula kebutuhan yang harus dipenuhi keluarga. Setiap individu mempunyai kebutuhan sendiri. Sehingga dalam keluarga yang jumlah anggotanya banyak kebutuhan- kebutuhannya akan banyak. Jumlah tanggungan adalah banyaknya anak atau anggota yang lain yang menjadi tanggungan rumah tangga pekerja wanita yang tinggal bersama dalam satu rumah serta makan alam satu dapur, diukur dalam satuan orang. Sedangkan menurut Irawati dalam sucihatiningsih (1996: 91) jumlah anggota rumah tangga mencerminkan pengeluaran rumah tangga. Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak tanggungan anggota rumah tangga, maka semakin banyak jumlah jam kerja yang dicurahkan oleh wanita pedesaan ibu rumah tngga untuk mencari nafkah. Demikian pula jumlah anak yang tertanggung dalam keluarga akan berdampak pada besar kecilnya pengeluaran suatu keluarga. Demikian juga anggota-anggota keluarga yang cacat maupun lanjut usia. Mereka tidak bisa menanggung biaya hidupnya sendiri sehingga mereka bergantung pada kepala keluarga dan istrinya. Anak-anak yang belum dewasa perlu di bantu biaya pendidikan, kesehatan dan biaya hidup lainnya. Jumlah anggota yang


(49)

32

ditanggung yang tinggal bersama dalam satu rumah serta makan dalam satu dapur menjadi tanggung jawab rumah tangga tersebut. Jumlah anggota keluarga dalam penelitian ini adalah banyaknya seluruh anggota rumah tangga termasuk anggota rumah tangga yang tertanggung yang tinggal bersama dalam satu rumah dan makan dalam saru dapur.

B. Peneliti Terdahulu

Penelitian mengenai pengaruh kontribusi ibu bekerja terhadap pendapatan keluarga telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian-penelitian terebut telah banyak memberikan masukan serta kontribusi tambahan dalam melengkapi penelitian selanjutnya. Tabel berikut menunjukan hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh kontribusi ibu bekerja terhadap pendapatan keluarga.

Tabel 2.1

Tabel Peneliti Terdahulu

Peneliti Judul

Penelitian Variabel yang diteliti Hasil Penelitian (Kesimpulan) hasil penelitian dan pembahasan skripsi Anita Ariyani Fakultas Ekonomi Universitas Semarang tahun 2005 Pengaruh ibu rumah tangga yang bekerja di luar sektor pertanian terhadap pendapatan keluargadi desa Purwosari Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang

1. Pendidikan (X1) 2. Jumlah anggota keluarga (X2) 3. Jam kerja non domestik (X3) 4. Jenis pekerjaan (X4)

5. Pendapatan keluarga (Y) Dari temuan penelitian diperoleh bahwa Secara simultan variabel pendidikan, jumlah anggota rumah tangga, jam kerja non domestik, jenis pekerjaan berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan


(50)

keluarga. Hasil penelitian staf pengajar departemen ilmu keluarga dan konsumen, fakultas ekologi manusia, Institut Pertanian Bogor tahun 2009 (diringkas oleh Herien Puspitawati). Diambil dari jurnal ilmu keluaga dan konsumen volume 2, nomor 1 - tahun 2009 Pengaruh nilai ekonomi pekerjaan ibu rumah tangga terhadap kesejahteraan keluarga subyektif

1. Pendidikan (X1) 2. umur istri (X2) 3. umur balita (X3) 4. Pengeluaran perbulan (X4) 5. Nilai ekonomi pekerjaan ibu rumah tangga (X5)

6. Kesejahteraan keluarga subyektif (Y) Dari temuan penelitian diperoleh bahwa nilai ekonomi pekerjaan ibu rumah tangga yang memiliki anak balita adalah lebih rendah

dibandingkan dengan ibu rumah tanggga yang tidak memiliki anak balita. Penelitian ini menunjukkan bahwa ibu mengalokasikan waktu untuk anak balita perempuan lebih besar (untuk perawatan dan pengasuhan) daripada anak laki-laki, sehingga nilai ekonomi pekerjaan ibu rumah tangga untuk kegiatan domestik pengasuhan anak perempuan lebih besar dibandingkan dengan anak laki-laki. Selain itu, nilai ekonomi pekerjaan ibu rumah tangga untuk pengasuhan


(51)

34

anak akan semakin menurun dengan bertambahnya umur balita dan akan semakin bertambah dengan bertambahnya jumlah anak balita. Hasil penelitian dosen fakultas ekonomi universitas jambi tahun 1997 (diringkas oleh paulina lubis). Diambil dari jurnal manajemen dan pembangunan, edisi 7, tahun 1997 Peranan ibu rumah tangga dalam meningkatkan pendapatan keluarga 1. Penghasilan responden per bulan (X1)

2. Jumlah anak respoden (X2) 3. Jarak dari tempat tinggal ke tempat kerja (X3)

4. Intensitas kerja (Y) Hasil perhitungan menunjukanbahwa berpengaruh tidaknya variabel-variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen bagi ibu rumah tangga terlihat bahwa penghasilan ibu rumah tangga sangat mempengaruhi intensitas kerja ibu rumah tangga tersebut. Sementara itu jumlah tanggungan keluarga, jarak dari tempat tinggal ke tempat kerja merupakan faktor potensial bagi pekerja yang juga akan

mempengaruhi intensitas kerja seseorang.


(52)

dosen jurusan sosial ekonomi, fakultas pertanian, Universitas Udayana, Bali tahun 2010 (diringkas oleh M.Th. Handayani dan Ni Wayan Putu Artini) Diambil dari jurnal piramida volume 5 nomor 1 tahun 2009 pendapatan ibu rumah tangga pembuat makanan olahan terhadap pendapatan keluarga

bekerja (X1) 2. kontribusi (X2) 3. Tingkat

pendidikan (X3) 4. Pemprosesan makanan (X4) 5. Jumlah pendapatan keluarga (Y) penelitian diperoleh bahwa keseluruhan responden ibu rumah tangga anggota KWT Boga Sari berada pada usia produktif kerja, sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan yang cukup tinggi (setara SLTA). Hasil penelitan dari institut lingkungan hidup dan pembangunan dan fakultas ekonomi dan manejemen UKM Malaysia (diringkas oleh Ferdoushi Ahmed, Chamhuri Siwar dan Nor Aini Hj. Idris) diambil dari American Journal of Applied Sciences tahun 2010 Kontribusi Perempuan Pedesaan terhadap Pendapatan Keluarga Melalui Partisipasi dalam Kredit Mikro: Sebuah Analisis Empiris

1. Umur (X1)

2. Status Perkawinan (X2)

3. Pendidikan (X3) 4. Ukuran Keluarga (X4)

5. Jumlah anggota produktif (X5) 6. Pekerjaan responden seorang petani (X6) 7. Penghasilan, bulanan suami (X7) 8. Pendapatan responden Bulanan (X8)

9. Total pendpatan keluarga (Y) Hasil penelitian menunjukkan bahwa program kredit mikro memiliki tingkat signifikan yang berdampak pada peningkatan pendapatan dan sumber mata pencaharian perempuan pedesaan dengan sosial ekonomi. Pendapatan meningkat kredit mikro dari perempuan miskin pedesaan dan membantu mereka untuk membelanjakan


(53)

36

uang lebih banyak untuk pengembangan kehidupan mereka dan keluarga. Hasil penelitian dari jurnal Departemen Bimbingan dan Konseling, Fakultas Pendidikan, Universitas Nigeria Ado Ekiti (disusun oleh Theresa Onyinye Owuamanam dan Odunayo Alowolodu) tahun 2010 Pengejaran Pendidikan dan Pendapatan sebagai korelasi Ukuran Keluarga di Negara Ondo, Nigeria

1. Tingkat pendidikan(X1) 2. Pendapatan pasangan (X2) 3. Ukuran keluarga (Y)

Dari hasil temuan penelitian disimpulkan bahwa pendidikan dan pendapatan adalah angka indeks yang signifikan yang mempengaruhi ukuran keluarga di Ondo State, Nigeria tapi pendapatan lebih prediktor ukuran keluarga dari pendidikan.

1. Dari penelitian yang berjudul pengaruh ibu rumah tangga yang bekerja di luar sektor pertanian terhadap pendapatan keluarga di desa Purwosari Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang Secara parsial variabel pendidikan berpengaruh terhadap pendapatan keluarga sebesar 24,01%, variabel jumlah anggota rumah tangga berpengaruh terhadap pendapatan keluarga sebesar 6,20%, variabel jam kerja non domestik berpengaruh terhadap pendapatan keluarga sebesar 13,91% dan jenis pekerjaan berpengaruh terhadap pendapatan keluarga sebesar masing-masing berpengaruh sebesar 0,92%.


(54)

2. Hasil perhitungan penelitian yang berjudul Pengaruh nilai ekonomi pekerjaan ibu rumah tangga terhadap kesejahteraan keluarga subyektif menunjukkan bahwa total rata-rata nilai ekonomi pekerjaan ibu rumah tangga setara dengan Rp 6.223,00 per hari atau Rp 186.690,00 per bulan atau Rp 2.240.280,00 per tahun. Nilai ekonomi ekerjaan ibu rumah tangga yang memiliki anak balita adalah lebih rendah dibandingkan dengan ibu rumah tanggga yang tidak memiliki anak balita. Penelitian ini menunjukkan bahwa ibu mengalokasikan waktu untuk anak balita perempuan lebih besar (untuk perawatan dan pengasuhan) daripada anak laki-laki, sehingga nilai ekonomi pekerjaan ibu rumah tangga untuk kegiatan domestik pengasuhan anak perempuan lebih besar dibandingkan dengan anak laki-laki. Selain itu, nilai ekonomi pekerjaan ibu rumah tangga untuk pengasuhan anak akan semakin menurun dengan bertambahnya umur balita dan akan semakin bertambah dengan bertambahnya jumlah anak balita.

3. Hasil perhitungan penelitian yang berjudul Peranan ibu rumah tangga dalam meningkatkan pendapatan keluarga menunjukan bahwa berpengaruh tidaknya variabel-variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen bagi ibu rumah tangga terlihat bahwa penghasilan ibu rumah tangga sangat mempengaruhi intensitas kerja ibu rumah tangga tersebut. Sementara itu jumlah tanggungan keluarga, jarak dari tempat tinggal ke tempat kerja merupakan faktor potensial bagi pekerja yang juga akan mempengaruhi intensitas kerja seseorang.


(55)

38

4. Hasil perhitungan penelitian yang berjudul kontribusi pendapatan ibu rumah tangga pembuat makanan olahan terhadap pendapatan keluarga menunjukan bahwa rata-rata curahan jam kerja responden ibu rumah tangga anggota KWT Boga Sari pada kegiatan membuat jajan olahan sebesar 4,27 jam per hari atau 18,36 jam per minggu dengan ratarata 4 hari kerja per minggu. Rata-rata sumbangan pendapatan responden ibu rumah tangga anggota KWT Boga Sari terhadap pendapatan keluarga sebesar sebesar Rp 429.754,00 atau 12,82% dari total pendapatan keluarga, dengan Produktivitas kerja responden sebesar Rp.3.594,00 per jam. Motivasi responden ibu rumah tangga anggota KWT Boga Sari adalah untuk menambah pendapatan keluarga, untuk mengisi waktu luangdengan kegiatan positif dan untuk mencari pengalaman. Sebagaian besar responden ibu rumah tangga anggota KWT Boga Sari (83,3%) tidak mengalami hambatan, sedangkan 16,7% mengalami hambatan dalam hal pesaing dan tidak dapat membagi waktu untuk keluarga.

5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program kredit mikro memiliki tingkat signifikan yang berdampak pada peningkatan pendapatan dan sumber mata pencaharian perempuan pedesaan dengan sosial ekonomi. Pendapatan meningkat kredit mikro dari perempuan miskin pedesaan dan membantu mereka untuk membelanjakan uang lebih banyak untuk pengembangan kehidupan mereka dan keluarga. Penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi dari 'dengan kredit' perempuan pedesaan yang memberikan kontribusi terhadap pendapatan keluarga adalah jauh


(56)

lebih tinggi (19%) dibandingkan 'tanpa kredit' perempuan pedesaan (10%). Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa pendapatan bulanan keluarga 'dengan kredit' responden, rata-rata 9.851,75 dibandingkan dengan 'tanpa kredit keluarga, di rata-rata 5.278,00 (hampir setengah dari 'dengan kredit' penghasilan bulanan keluarga). Temuan penelitian menunjukkan bahwa perempuan pedesaan, setelah bergabung dengan Grameen Program kredit mikro Bank diilhami dan dipandu lebih untuk melakukan kegiatan menghasilkan berbagai sumber dan pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa Grameen Bank Program kredit mikro memberikan kesempatan penghasilan generasi yang membantu meningkatkan pendapatan keluarga perempuan pedesaan serta mata pencaharian mereka. Oleh karena itu, dapat menyimpulkan bahwa program kredit mikro membantu kaum miskin pedesaan perempuan untuk menjadi mandiri secara ekonomi dan finansial dalam masyarakat mereka.

6. Disimpulkan bahwa pendidikan dan pendapatan adalah angka indeks yang signifikan 242 (60,5%) dan 246 (51,5%) yang mempengaruhi ukuran keluarga dalam Ondo State, Nigeria tapi pendapatan lebih prediktor ukuran keluarga daripada faktor pendidikan. Seminar - seminar dan lokakarya harus diatur oleh departemen kesehatan ke (unit keluarga berencana) memberikan kesadaran kepada orang-orang di pengaruh pendidikan dan pendapatan pada ukuran keluarga. Pasangan yang kurang berpendidikan harus diberitahukan atau disebar luaskan pada konsekuensi bahwa memiliki banyak anak dapat mengurangi dari pendapatan mereka yang


(57)

40

dapat dihasilkan bila mempunyai sedikit anak. Hal ini juga merekomendasikan bahwa pemerintah harus melaksanakan kebijakan pengendalian jumlah anak dalam keluarga.

C. Kerangka Pemikiran

Setiap keluarga menginginkan kehidupan yang damai sejahtera terpenuhi segala kebutuhan-kebutuhan keluarganya. Sebagai salah satu anggota keluarga, seorang ibu rumah tangga mengupayakan tercapainya keluarga sejahtera melalui bekerja yang pada jaman dahulu masih dianggap tabu. Ibu rumah tangga bekerja dimaksudkan untuk menambah pendapatan sehingga kebutuhan-kebutuhan terpenuhi. Ibu rumah tangga yang bekerja di bagi dalam beberapa variabel-variabel: yaitu variabel pendapataniburumah tangga (X1) variabel tingkat pendidikan ibu rumah tangga (X2), jumlah anggota keluarga (X3) dan pendapatan keluarga (Y). Berdasarkan teori–teori diatas dapat dikemukakan bahwa terdapat pengaruh antara pendapatan ibu bekerja, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga terhadap pendapatan keluarga sehingga hal tersebut dapat dibuat persamaan sebagai berikut :

Dimana :

Y= f(X1,X2,X3)………(2.1) Y : Pendapatan Keluarga

X1 : Pendapatan Ibu Bekerja X2 : Tingkat Pendidikan X3 : Jumlah Anggota Keluarga


(58)

Untuk lebih jelasnya pengaruh pendapatan ibu bekerja, tingkat pendidikan, jumlah anggota terhadap pendapatan keluarga dapat dijelaskan pada gambar berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

1. Pendapatan ibu bekerja (X1) 2. Tingkat pendidikan (X2) 3. Jumlah anggota keluarga (X3) G a m b a r 2 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Dari gambar 2.1 terlihat bahwa variabel independen yaitu pendapatan ibu bekerja, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga mempengaruhi terhadap variabel Dependen yaitu pendapatan keluarga. Untuk mencari pengaruh anatara variabel independen terhadap variabel dependen dilakukan beberapa uji. yang pertama Yaitu uji kualitas data yang meliputi validitas dan realibilitas. lalu yang

Pendapatan Keluarga (Y)

Uji Kualitas Data - Validitas - Reliabilitas

Uji Asumsi Klasik - Normalitas - Multikoleniaritas - Heterokeastisitas - Autokorelasi Pembahasan dan Kesimpulan Hipotesis - Koefisien determinasi - Uji t - Uji f


(59)

42

kedua dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi normalitas, multikoleniaritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Setelah itu lalu yang ketiga dilakukan uji hipotesis dengan mengunakan koefisien determinasi, uji t, dan uji f. Setelah dilakukan uji tersebut lalu dilakukan analisis untuk menentukan hasil dan kesimpulan.

D. Hipotesis

Istilah hipotesis berasal dari kata "hypo" yang artinya "di bawah" dan "thesa" yang artinya "kebenaran". Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul, setelah membuat anggaran dasar, maka membuat teori yang kebenarannya masih perlu di uji (Suharsimi Arikunto, 2002: 64).

Setelah melihat kontribusi yang ada dan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka untuk penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang besar antara pendapatan ibu bekerja terhadap pendapatan keluarga .

2. Terdapat pengaruh yang besar antara tingkat pendidikan ibu terhadap pendapatan keluarga.

3. Terdapat pengaruh yang besar antara jumlah anggota keluarga terhadap pendapatan keluarga

4. Terdapat pengaruh yang besar antara kontribusi ibu bekerja terhadap pendapatan keluarga.


(60)

43 A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mencakup dalam bidang tenaga kerja wanita, yaitu mengumpulkan data mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kontribusi ibu bekerja terhadap pendapatan keluarga, yaitu dengan mengumpulkan jurnal-jurnal, buku-buku yang berkaitan serta melalui situs internet (studi pustaka) dan data primer dari ibu yang bekerja didalam keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa adanya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan keluarga, diantaranya adalah tingkat pendapatan ibu yang bekerja, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga. Penelitian dilakukan terhadap beberapa keluarga yang berada di wilayah Kecamatan Pamulang.

Penelitian ini menguji dan memberikan bukti empiris mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan ibu bekerja terhadap pendapatan keluarga. Populasi dari penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang bekerja yang berada di wilayah Kecamatan Pamulang.

B. Metoda Penentuan Sampel

Sampel adalah sebagian dari junlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Adapun tekhnik sampling yang digunakan adalah Convenience Sampling. Convenience Sampling adalah metode pemilihan sampel berdasarkan kemudahan, dimana metode ini memilih sampel dari elemen


(61)

44

populasi yang datanya mudah diperoleh peneliti. Elemen populasi yang dipilih sebagai subyek sampel adalah tidak terbatas sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel dengan cepat (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2004:130).

C. Metoda Pengumpulan Data

Abdul Hamid (2007:33) dalam bukunya Pedoman Penulisan Skripsi, jika dilihat dari sumber datanya maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder. Adapun metode yang digunakan penulis dalam proses pengumpulan data berupa:

1. Data Primer

Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuisioner dan melaksanakan interview atau tanya jawab kepada ibu yang bekerja, sehingga dapat memperoleh informasi mengenai pendapatan keluarga tersebut. Ada beberapa cara dalam pengambilan data antara lain yaitu:

a) Observasi

Menurut Burhan Bungin (2005:133) observasi atau pengamatan yaitu kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, pencuiman, mulut, dan kulit.


(62)

Yaitu serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan kepetugas atau peneliti (Burhan Bungin, 2009:123).

c) Dokumentasi

Menurut Lexy J. Moleong (2005:13) Studi dokumentasi adalah data-data yang mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang masih aktual.

2. Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder meggunakan sumber bacaan atau kepustakaan. Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data sekunder (Nur Indiriantoro dan Bambang Supomo, 2004:150). Data sekunder diperoleh peneliti tidak secara langsung yaitu melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak luar) dengan menggunakan:

a. Riset pustaka yaitu penelitian jurnal, literatur dan bahan bacaan.

b. Riset Dokumentasi data mengutip langsung data yang berhubungan dengan penelitian terhadap pendapatan keluarga. Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.

D. Metode Analisis data


(63)

46

Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti, melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2009:29). Statistik deskriptif juga memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (Imam Ghozali, 2009:19).

2. Uji Kualitas Data

Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer, maka peneliti melakukan uji reliabilitas dan validitas.

a. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika seseorang terhadap pernyataan tersebut konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konsisten meskipun diuji berkali-kali. b. Uji Validitas

Suatu alat ukur dikatakan valid apabila dapat menjawab secara cermat tentang variabel yang diukur. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Pengujian validitas ini menggunakan


(64)

Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Imam Ghozali, 2009:45).

3. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer, maka peneliti melakukan uji multikoloneritas, uji normalitas dan uji heteroskedastisitas. a. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem (multiko). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.

Suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika mempunyai nilai VIF tidak lebih dari angka 10, sedangkan jika dilihat dengan besaran korelasi antar variabel independen, maka suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika koefisien antar variabel independen haruslah lemah (dibawah 0,5). Jika korelasinya kuat, maka terjadi problem multiko (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2004:120).


(65)

48

b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Sebagai dasar bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka model regresi dianggap tidak valid dengan jumlah sampel yang ada. Ada dua cara yang biasa digunakan untuk menguji normalitas model regresi tersebut yaitu dengan analisis statistik (analisis Z skor skewness dan kurtosis) one sample Kolmogorov-Smirnov Test.

c. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Jika varians berbeda, disebut heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik, dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di stundentized. Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas.


(66)

4. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan regresi berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya (Sugiyono, 2009). Model ini digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2004:72). Variabel independen terdiri dari tingkat pendapatan ibu bekerja, tingkat pendidikan dan jumlah anggota keluarga. Sedangkan variabel dependennya adalah pendapatan keluarga.

Untuk menguji hipotesis tersebut, maka rumus persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Y = pendapatan keluarga

a = konstanta b1-b3 = koefisien regresi

X1 = pendapatan ibu bekerja X2 = tingkat pendidikan ibu


(1)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s

t Sig.

Correlations

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta

Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) -7.817 4.556 -1.716 .093

Pendapatan Ibu Bekerja .993 .056 .917 17.710 .000 .930 .934 .907 .980 1.020

Tingkat Pendidikan .428 .193 .187 2.220 .031 .221 .311 .114 .369 2.707

Jumlah Anggota Keluarga

-.318 .222 -.120 -1.432 .159 .123 -.207 -.073 .373 2.682

a. Dependent Variable: Pendapatan Keluarga

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimensi

on Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions (Constant) Pendapatan Ibu Bekerja Tingkat Pendidikan Jumlah Anggota Keluarga

1 1 3.981 1.000 .00 .00 .00 .00

2 .015 16.403 .01 .92 .02 .01

3 .003 34.423 .86 .07 .19 .02

4 .001 59.002 .13 .01 .79 .96


(2)

Casewise Diagnosticsa

Case

Number Std. Residual

Pendapatan Keluarga

Predicted

Value Residual

1 -3.626 22 29.60 -7.597

2 -2.752 25 30.77 -5.767

3 .598 29 27.75 1.252

4 -.005 32 32.01 -.011

5 -.094 37 37.20 -.197

6 .423 34 33.11 .886

7 -.146 37 37.31 -.307

8 .683 31 29.57 1.431

9 .209 31 30.56 .437

10 .465 31 30.02 .975

11 .370 34 33.22 .776

12 .154 32 31.68 .322

13 -.337 43 43.71 -.706

14 -.284 43 43.60 -.596

15 .041 28 27.91 .087

16 .779 32 30.37 1.633

17 -.156 34 34.33 -.327

18 .364 32 31.24 .762

19 .098 31 30.80 .205

20 .459 29 28.04 .962

21 .088 28 27.82 .184

22 -1.413 18 20.96 -2.961

23 -1.430 31 34.00 -2.997

24 .203 35 34.58 .425

25 .555 28 26.84 1.163

26 -.947 42 43.98 -1.984

27 .031 39 38.94 .064

28 -.360 36 36.75 -.754

29 -1.184 36 38.48 -2.480


(3)

31 .150 35 34.69 .315

32 -.179 43 43.38 -.376

33 -.331 43 43.69 -.694

34 .295 27 26.38 .618

35 .327 35 34.32 .685

36 .410 32 31.14 .860

37 .091 31 30.81 .190

38 .364 32 31.24 .762

39 -.097 32 32.20 -.204

40 .114 36 35.76 .239

41 .410 32 31.14 .860

42 .347 23 22.27 .728

43 .370 34 33.22 .776

44 2.220 40 35.35 4.652

45 .495 42 40.96 1.038

46 2.174 42 37.44 4.556

47 1.719 42 38.40 3.602

48 .459 41 40.04 .961

49 -.973 38 40.04 -2.039

50 -.459 40 40.96 -.962


(4)

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 20.96 43.98 33.84 5.479 50

Std. Predicted Value -2.351 1.852 .000 1.000 50

Standard Error of Predicted Value

.298 1.187 .568 .173 50

Adjusted Predicted Value 21.60 44.46 33.90 5.472 50

Residual -7.597 4.652 .000 2.030 50

Std. Residual -3.626 2.220 .000 .969 50

Stud. Residual -3.767 2.300 -.013 1.040 50

Deleted Residual -8.495 4.991 -.061 2.359 50

Stud. Deleted Residual -4.481 2.418 -.033 1.138 50

Mahal. Distance .008 14.754 2.940 2.604 50

Cook's Distance .000 1.320 .046 .190 50

Centered Leverage Value .000 .301 .060 .053 50


(5)

(6)