commit to user 14
2. Stuffing
a. Pengertian
Stuffing merupakan proses pemindahan produk yang sudah di packing ke dalam container dengan diberi kode-kode yang ditentukan dan
dihitung untuk pembuatan packing list Suyono, 2003: 198 Langkah-langkah yang harus dilakukan pada saat persiapan
pemuatan barangstuffing Sudijono Sarjiyanto, 2007: 8 : 1. Memeriksa container :
Light test, bersih, bebas bau, kering dan bebas hama, pintu dapat ditutup dengan baik dan atap tidak berkarat.
2. Stuffing yang baik Sudijono Sarjiyanto, 2007: 9 : a. Memaksimumkan kapasitas container
b. Berat terbagi rata c. Peraturan umum pemuatan barang dalam karton
d. Yang ringan di atas yang berat di bawah e. Ruang kosong harus di dunnage diganjal
f. Kemasan mudah pecah jangan tertekan di dinding g. Susunan jangan runtuh menimpa pintu container
h. Peraturan special cargo harus diperhatikan i. Muatan berbahaya harus diperhatikan
3. Mengurangi kondensasi : a. Harus ditata di tempat yang lebih lapang
b. Container harus kering c. Pergunakan silica gel
commit to user 15
d. Dunnage harus kering e. Besi telanjang harus dicat atau dibungkus pipa PVC
Ada beberapa cara stuffing container Suyono, 2003:198 1. Untuk peti karton
Bila berat peti atau karton tidak sama, maka peti atau karton yang lebih berat diletakkan dan disusun di bawah. Bila susunan peti
kartonnya seragam, maka tumpukan pertama disusun dari kanan ke kiri dan tumpukan dua dari kiri ke kanan.
2. Untuk muatan drumbarrels Drum atau barrel harus selalu disusun berdiri, selang satu baris
dipergunakan dunnage, mulai dari kiri ke kanan atau dari depan ke belakang. Pergunakan dunnage di atas tumpukan atau susunan pertama
untuk memulai tumpukan atau susunan kedua. Untuk mengurangi broken space, gunakan alas papan pada baris urutan ganjil agar
benjolan drum tidak saling bersentuhan. 3. Untuk muatan yang dipalet
Muatan di atas palet harus diikat kuat menggunakan ban, ikatan baja atau plastic, dan diikat pada palet. Bila petikemas hanya diisi
dengan satu atau dua palet saja maka letakkan susunan palet di tengah- tengah petikemas dan diperkuat letaknya dengan ganjal chocking
agar muatan palet tidak bergoyang. 4. Untuk muatan karung yang tidak dapat dipalet
Susunlah karung pada tumpukan pertama dengan baris melintang petikemas dan paling ujung membujur petikemas.
commit to user 16
Selanjutnya, pada tumpukan kedua, dua baris melintang dimulai dari atas yang membujur dan yang paling ujung disusun membujur.
5. Untuk long length cargo Lebih baik menggunakan petikemas jenis flat-rack atau open-
top untuk memudahkan pemuatan dan pembongkarannya. Pasang chocking di ujung-ujung petikemas. Agar mudah mengeluarkan
muatan, gunakan dunnage agar sling dapat mudah dimasukkan atau di- presling dahulu.
b. Petikemas
1. Pengertian Petikemas Petikemas adalah Suatu peti empat persegi panjang, tahan
cuaca, digunakan untuk mengangkut dan menyimpan sejumlah muatan kemasan dan barang-barang curah yang melindungi isinya dari
kehilangan dan kerusakan, dapat dipisahkan dari alat transportasi, diperlakukan sebagai satuan muat dan jika pindah kapal tanpa harus
dibongkar isinya Sudijono Sarjiyanto, 2007:7. Petikemas container adalah suatu kemasan yang dirancang
secara khusus dengan ukuran tertentu, dapat dipakai berulang kali, dipergunakan untuk menyimpan dan sekaligus mengangkut muatan
yang ada di dalamnya Suyono, 2003:179. 2. Ukuran Petikemas
Menurut Sudijono Sarjiyanto, 2007:7, ukuran-ukuran petikemas sebagai berikut :
Panjang : 20’kaki : Twenty Footer 40’kaki : Forty Footer
commit to user 17
Perkembangan terakhir 45’, 48’ dan 53’ Lebar
: 8’ Tinggi
: Standar 8’6” High Cube = 9’ dan 9’6”
Kapasitas : a. 20’ 20 feet - Cubic Capacity
: 33 Cbm Pay load
: 22,1 ton b. 40’ 40 feet - Cubic Capacity
: 67,3 Cbm Pay load
: 27,396 ton c. 40’ High Cube - Cubic Capacity : 76 Cbm
Pay load : 29,6 ton
Ukuran muatan dalam pemuatan kapal petikemas dinyatakan dalam TEU Twenty Footer Equivalent Unit. Oleh karena itu ukuran
standar dari petikemas dimulai dari panjang 20’ 20 feet, maka suatu petikemas 20 feet dinyatakan sebagai 1 TEU dan petikemas 40 feet
dinyatakan dengan 2 TEU atau sering dinyatakan dalam FEU Forty Footer Equivalent Unit.
c. Jenis-Jenis Tipe Container
1 General Cargo Container Merupakan jenis petikemas yang digunakan untuk
mengangkut muatan umum, seperti kain, kayu dan lain-lain. Petikemas yang termasuk dalam General Cargo adalah :
commit to user 18
a General Purpose Container Merupakan petikemas yang digunakan untuk mengangkut
barang-barang muatan umum, barang yang tidak perlu penanganan khusus dalam pengiriman.
Gambar 2.1 General Purpose Container
b Open-side Container Merupakan petikemas yang bagian sampingnya dapat
dibuka untuk memasukkan dan mengeluarkan barang yang karena ukuran atau beratnya lebih mudah dimasukkan atau dikeluarkan
melalui samping petikemas. Gambar 2.2
Open-side Container
commit to user 19
c Open-top Container Merupakan petikemas yang bagian atasnya dapat dibuka
agar barang dapat dimasukkan dan dikeluarkan lewat atas. Petikemas ini diperlukan untuk mengangkut barang berat yang
hanya dimasukkan lewat atas dengan menggunakan Derek crane. Gambar 2.3
Open-top Container
d Ventilated Container Merupakan petikemas yang memiliki ventilasi agar terjadi
sirkulasi udara dalam petikemas yang diperlukan oleh muatan tertentu, khususnya muatan yang mengandung kadar air tinggi.
Gambar 2.4 Ventilated Container
commit to user 20
2 Thermal Container Merupakan petikemas yang dilengkapi dengan pengatur suhu
untuk muatan tertentu. Petikemas yang termasuk dalam kelompok thermal antara lain :
a Insulated Container Merupakan petikemas yang bagian dalamnya diberi isolasi
agar udara dingin dalam petikemas tidak merembes keluar. Gambar 2.5
Insulated Container
b Reefer Container Merupakan petikemas yang dilengkapi mesin pendingin
untuk mendinginkan udara dalam petikemas sesuai dengan suhu yang diperlukan untuk barang yang mudah busuk, seperti sayuran,
buah-buahan dan daging. Gambar 2.6
Reefer Container
commit to user 21
c Heated Container Merupakan petikemas yang dilengkapi dengan pemanas
agar udara di dalam petikemas dapat diatur pada suhu panas sesuai yang diinginkan.
Gambar 2.7 Heated Container
3 Tank Tank Container adalah tangki yang ditempatkan dalam kerangka
petikemas yang digunakan untuk muata cair bulk liquid maupun gas bulk gas.
Gambar 2.8 Tank
4 Dry Bulk Dry bulk adalah general purpose container yang dipergunakan
khusus untuk mengangkut muatan curah. Untuk memasukkan
commit to user 22
muatannya dengan cara melalui lubang bagian atas petikemas sedangkan untuk mengeluarkan muatannya dengan melalui lubang atau
pintu di bagian bawah petikemas. Gambar 2.9
Dry Bulk
5 Platform Platform Container adalah petikemas yang terdiri dari lantai
dasar. Pertikemas yang termasuk dalam jenis platform adalah : a Flat Rack Container
Flat Rack Container adalah petikemas yang terdiri dari lantai dasar dengan dinding pada ujungnya. Flat Rack Container
dibedakan menjadi 2 dua jenis, yaitu : 1 Fixed and type : dinding pada ujungnya tidak dapat dibuka atau
dilipat. Gambar 2.10
Fixed and type
commit to user 23
2 Collapsible type : dinding pada ujungnya dapat dilipat agar dapat menghemat ruangan saat diangkut dalam keadaan
kosong. Gambar 2.11
Collapsible type
b Platform Based Container Platform Based Container atau juga disebut artificial tween
deck adalah petikemas yang hanya terdiri dari lantai dasar saja dan apabila diperlukan dapat dipasang dinding. Biasanya digunakan
untuk muatan yang mempunyai lebar dan tinggi yang melebihi petikemas yang standar.
Gambar 2.12 Platform Based Container
commit to user 24
6 Specials Specials Container adalah petikemas yang khusus dibuat untuk
muatan tertentu, seperti petikemas untuk muatan ternak cattle container atau muatan kendaraan car container.
Gambar 2.13 Specials
d. Pengepakan Petikemas
Dalam pengangkutan petikemas dari suatu negara ke negara lainnya, petikemas memiliki 2 dua pola pengepakan Sudijono
Sarjiyanto, 2007: 9 yaitu : 1. Pola FCL Full Container Load
FCL adalah Shipper dan Consignee bertanggungjawab untuk mengisi dan membongkar petikemas.
Program pengepakan FCL adalah : a. Petikemas yang di supply oleh carrier atau dipinjam dari container
kering di Stuffing oleh shipper di gudang shipper atau tempat lainnya. Setelah itu petikemas disegel oleh Bea Cukai.
b. Petikemas yang disegel dibawa oleh shipper atau oleh Freight container ke perusahaan pelayaran atau terminal yang ditunjuk carrier.
commit to user 25
c. Di pelabuhan bongkar, carrier mengurus pengangkatan dari petikemas yang dibongkar dari C.Y Container Yard dari pelayaran atau C.Y
Container Yard lain yang ditunjuk oleh carrier atas biaya carrier. d. Dari C.Y Container Yard consignee atau freight forwarder mengirim
muatannya dalam petikemas di Bea Cukai untuk mengangkat petikemas kemudian ke gudangnya untuk di stripping atas biaya
consignee. Tanggungjawab Shipper :
Semua biaya untuk mengangkut petikemas kosong ke gudang shipper, stuffing petikemas dan mengangkat ke C.Y Container Yard dari
carrier menjadi beban shipper. Tanggung jawab carrier :
a. Bertanggungjawab terhadap
petikemas dan
isinya setelah
menerimanya dari shipper di C.Y Container Yard carrierpelabuhan. b. Bertanggungjawab memuat petikemas ke atas kapal.
c. Di pelabuhan bongkar, bertanggungjawab penuh membongkar petikemas dari kapal dan mengangkut ke C.Y Container Yard
carrier atau C.Y Container Yard pelabuhan . d. Tanggungjawab carrier berhenti setelah menyerahkan petikemas
kepada consignee atau kepada C.Y Container Yard pelabuhan.
commit to user 26
Gambar 2.14 Status Petikemas FCL
FCL FCL
Sumber : Modul Transportasi Ekspor Impor dan Tatalaksana Kepabeanan
1. Pola LCL Less Than Container Load LCL adalah Shipper mengkonsolidasimencampur barangnya
dengan barang shipper lain dalam satu petikemas. Prosedur pengepakan LCL adalah :
a. Muatan dari beberapa shipper yang akan dikirim ke berbagai consignee diterima oleh carrier di CFS Container Freight Station.
b. CarrierEMKL mengurus stuffing dari parcel muatan ke dalam
petikemas atas biaya carrier. c. Carrier memuat petikemas yang telah diisi oleh berbagai shipper oleh
shipper tunggal ke atas kapalnya. d. Di pelabuhan tujuan, petikemas yang sudah dibongkar dari kapal
dibawa oleh pelayaran ke CFS Container Freight Station untuk di stripping.
e. Barang-barang secara parcel dapat diambil oleh berbagai consignee atau dikirim ke dalam muatannya.
Tanggungjawab Shipper : Shipper bertanggungjawab sampai barangnya masuk CFS
Container Freight Station dari carrier. Shipper
FCL FCL
Consignee CY
CY Moda
Angkutan
commit to user 27
Tanggungjawab Carrier : a. Bertanggungjawab atas barang sejak waktu barang diterima dari
shipper. b. Bertanggungjawab untuk stuffing dari kiriman barang jenis LCL ke
dalam petikemas atas biayanya dan memasukkan petikemas ke atas kapal.
c. Di tempat tujuan, carrier bertanggungjawab untuk membawa petikemas yang dibongkar dari kapal ke CFS Container Freight
Station shipper dan memberi muatan LCL ke masing-masing consignee atas biaya carrier.
Gambar 2.15 Status Petikemas LCL
FCL FCL
LCL FCL
LCLLCL
Sumber : Modul Transportasi Ekspor Impor dan Tatalaksana Kepabeanan Shipper
FCL LCL
Consignee CY
CFS Moda
Angkutan Consignee
Consignee
Shipper LCL
FCL Consignee
CFS CY
Moda Angkutan
Shipper Shipper
Shipper LCL
LCL Consignee
CFS CFS
Moda Angkutan
Shipper Shipper
Consignee Consignee
commit to user 28
2. Packing