Asuhan Keperawatan pada Tn.M dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman di Kel. Harjo Sari 1 Kec.Medan Amplas

(1)

Asuhan keperawatan pada Tn. M dengan

Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman

di Kelurahan Harjosari 1 Medan Amplas

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Hamdani Sitanggang

102500007

PROGRAM STUDI D

-

III KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat yang Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Tn.M dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman di Kel. Harjo Sari 1 Kec.Medan Amplas. karya tulis ilmiah ini disusun sebagai syarat dalam menyelesaikan program pendidikan Ahlimadya Keperawatan di program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata M. Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

2. Ibu Erniyati S. Kep, Ns., MNS, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

3. Bapak Iwan Rusdi, S.kp, MNS, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan meluangkan waktu, tenaga serta pikiran dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

4. Yang terhormat kepada kedua orangtua, dan saudara tercinta yang tidak pernah lelah memberi dukungan baik secara materi maupun doa sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

5. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU) Medan khususnya Program Studi DIII Keperawatan Stambuk 2010 yang telah berpartisipasi dan mendukung selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.


(4)

DAFTAR ISI

Lembar pengesahan ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar belakang ... 1

1.2Tujuan ... 4

1.3Manfaat ... 4

BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aktivitas Mobilisasi ... 5

2.1.1 Pengkajian ... 6

2.1.2 Analisa Data ... 9

2.1.3 Rumusan Masalah ... 9

2.1.4 Perencanaan... 10

2.2Asuhan Keperawatan Kasus ... 12

2.2.1 Pengkajian ... 12

2.2.2 Analisa Data ... 17

2.2.3 Rumusan Masalah ... 17

2.2.4 Perencanaan... 18

2.2.5 Implementasi dan evaluasi ... 21

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan ... 24

3.2 Saran ... 24

Daftar Pustaka ... 25 Lampiran


(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Masalah kesehatan di Indonesia yang kita hadapi saat ini diantaranya adalah beban ganda penyakit, yaitu masih adanya penyakit infeksi, dan semakin meningkatnya penyakit tidak menular, serta adanya penyakit paru. Proporsi angka kematian penyakit tidak menular meningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 59,5% pada tahun 2007. Salah satu penyakit tidak menular yang sekarang ini banyak di derita oleh masyarakat adalah rhemathoid arthritis (Riskesdes,2007).

Penyakit rhemathoid arthritis adalah terminology yang digunakan untuk menggambarkan segala kondisi sakit yang melibatkan sistem muskuloskleteal termasuk persendian otot-otot, jaringan ikat, jaringan lunak disekitar persendian dan tulang, yang diakibatkan oleh berbagai factor diantaranya gangguan metabolik, faktor nutrisi, inflamasi, autoimun, trauma dan penyebab idiopatik. Meskipun kelainan terutama terjadi pada sendi, tulang dan otot, tetapi penyakit rhemathoid arthritis dapat juga mengenai jaringan ekstra-artikuler (Syafei, 2010).

Saat ini sudah dikenal kurang lebih 110 jenis penyakit rhemathoid arthritis yang sering kali menunjukkan gambaran klinis yang mirip penyakit rhemathouid arthritis dan peradangan sendi merupakan penyakit yang banyak di jumpai di masyarakat, khusus nya pada orang yang berumur 40 tahun keatas. Lebih dari 40 persen dari golongan umur tersebut menderita keluhan nyeri sendi dan otot. Dalam hal ini masalah rhemathoid arthritis dipandang sebagai salah satu masalah kesehatan utama sejak tahun 2000. Seperti penyakit menahun yang lain, maka rhemathoid arthritis sering menyebabkan kecatatan. Dapat memberikan akibat yang memberatkan baik bagi penderita sendiri maupun bagi keluarganya.

Kejadian penyakit rhemathoid arthritis ini yang relative tinggi, yaitu 1-2 persen dari total populasi di Indonesia. Jumlah pasien rhemathoid arthritis pada tahun 2004 mencapai 2 juta orang, dengan perbandingan pasien wanita lebih banyak dari pria (Adelia, 2011).

Lebih dari 355 juta orang di dunia ternyata menderita penyakit rhemathoid arthritis, berdasarkan penelitian dari Mayo Klinic yang dilakukan di Amerika


(6)

Serikat menunjukkan, antara tahun 1995 hingga 2005 penderita wanita mencapai 54 dari 100 ribu orang dari pria hanya 29 dari 100 orang. Keluhan muskuloskletal dikeluhkan sedikitnya 315 pasien rawat jalan di Amerika Serikat setiap tahunnya. Survey terbaru oleh Center of disease Control (CDC) di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 33% (69,9 juta) penduduk As mengalami gangguan muskuloskletal.

Sementara itu hasil survey di benua Eropa tahun 2004 menunjukkan bahwa penyakit rhemathoid arthritis merupakan penyakit kronik yang paling sering di jumpai. Penyakit rhemathoid arthritis merupakan penyakit kronik yang paling sering dijumpai. Penyakit rhemathoid arthritis berada pada urutan ke -8 dari 10 yang paling sering dijumpai di Eropa (Syafei, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian terakhir dari Zeng QY et (2008), prevalensi nyeri rhemathoid arthritis di Indonesia mencapai 23,6 % hingga 31,3%. Angka ini menunjukkan bahwa rasa nyeri akibat rhemathoid arthritis sudah cukup mengganggu aktivitas masyarakat Indonesia, terutama mereka yang memiliki aktivitas sangat padat di daerah perkotaan seperti mengendarai kendaraan di tengah arus kemacetan, duduk selama berjam-jam tanpa gerakan tubuh yang berarti, tuntunan untuk tampil menarik dan prima, kurang nya porsi berolah raga, serta faktor bertambah nya usia.

Setiap individu membutuhkan rasa nyaman. Kebutuhan rasa nyaman ini dipersepsikan berbeda pada setiap orang. Ada yang mempersepsikan bahwa hidup rasa nyaman bila mempunya banyak uang, ada juga yang indikatornya bila tidak ada gangguan dalam hidupnya. Dalam konteks asuhan keperawatan ini, maka perawat harus memperhatikan dan memenuhi rasa nyaman. Gangguan rasa nyaman yang dialami klien oleh perawat melalui intervensi keperawatan (Asmadi, 2008).

Nyeri adalah perasaan yang tidak nyamanyang sangat subjektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut (Long, 1996).

Secara umum, nyeri dapat didefenisikan sebagai perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat (Priharjo, 1992).


(7)

Nyeri merupakan problem yang sering terjadi pada orang yang selalu melakukan aktivitas, misanya pada pekerja industry, pekerja yang melakukan gerakan tubuh, seperti tangan, kaki, dan yang lainnya secara berulang tanpa istirahat, seperti penyakit yang timbul akibat proses penuaan atau degenerasi.

Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor. Nyeri tidak memandang usia ataupun jenis kelamin, jadi siapa saja punpasti bias terkena serangan nyeri.

Menurut kesepakatan para ahli dibidang rematologi rematik dapat terungkap dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskletal yaitu, Nyeri kekakuan ( rasa kaku ) dan kelemahan serta adanya tiga tanda utama yaitu : pembengkakan sendi, kelemahan otot, dan gangguan gerak ( Sonarto, 1982 ).


(8)

1.2 TUJUAN

1. Tujuan Umum

Memahami Konsep Asuhan Keperawatan lansia dengan masalah khususnya tentang nyeri

2. Tujuan Khusus

a. Memahami masalah kesehatan pada lansia khususnya tentang nyeri. b. Memahami tentang pengkajian lansia dengan masalah nyeri.

c. Mengetahui Asuhan Keperawatan lansia dengan masalah nyeri.

1.3 MANFAAT

1. Untuk kegiatan belajar mengajar

Sebagai sumber informasi dalam menangani masalah kesehatan pada lansia.dalam upaya pencegahan tentang adanya nyeri.

2. Untuk kebutuhan klien.

Membantu meningkatkan kesehatan lansia dalam upaya perawatan dan pencegahan tentang adanya nyeri.

3. Untuk penulis.


(9)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

2.1Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nyeri di Kelurahan Harjo Sari 1, Kecamatan Medan Amplas.

Defenisi

Nyeri memiliki makna yang berbeda bagi setiap orang, juga untuk orang yang samadisaat yang berbeda. Umumnya, manusia memandang nyeri sebagai pengalaman yang negatif, walaupun nyeri juga mempunyai aspek positif. Beberapa makna nyeri antara lain berbahaya atau merusak, menunjukkan adanya komplikasi (mis, infeksi), memerlukan penyembuhan, menyebabkan ketidakmampuan, merupakan hukuman akibat dosa yang merupakan sesuatu yang harus ditoleransi.

Faktor yang mempengaruhi makna nyeri bagi individu antara lain usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, lingkungan, pengalaman nyeri sekarng dan masa lalu. Nyeri biasanya terjadi pada saat sudah melakukan aktivitas masing – masing, selain melakukan aktivitas, nyeri bias karena keadaan fisiologis, contohnya pada saat hait yang dialami oleh wanita.

1. Persepsi Nyeri

Pada dasarnya, nyeri merupakan salah satu bentuk refleks guna menghindar rangsangan dari luar tubuh, atau melindungi tubuh dari segala bentuk bahaya. Akan tetapi, jika nyeri itu terlalu berat atau berlangsung lama dapat berakibat tidak baik bagi tubuh, dan hal ini akan menyebabkan penderita menjadi tidak tenang dan putus asa. Bila nyeri cenderung tidak tertahankan, penderita bias sampai bunuh diri (setyanegara, 1978).

2. Toleransi Terhadap Nyeri

Toleransi terhadap nyeri terkait intensitas nyeri yang membuat seseorg sanggup menahan nyeri sebelum mencapai pertolongan. Tingkat toleransi yang


(10)

tinggi berarti bahwa individu mampu menahan nyeri yang berat sebelum ia mencari pertolongan. Meskipun setiap orang memiliki pola penahanan nyeri yang relati stabil, namun tingkat toleransi terhadap nyeri tidak di pengaruhi oleh usia, jenis kelamin kelelahan, atau sedikit perubahan sikap.

3. Reaksi Terhadap Nyeri

Setiap orang memberikan reaksi yang berbeda terhadap nyeri. Ada orang yang menanggapinya dengan perasaan takut, gelisah, dan cemas, ada pula yang menanggapinya dengan sikap yang optimis dam penuh toleransi.

Bentuk Nyeri

Secara umum, bentuk nyeri terbagi 2: 1. Nyeri Akut

Nyeri ini biasanya berlangung tidak lebih dari 6 bulan. Awitan gejala mendadak, dan biasanya penyebab dan lokasi nyeri sudah di ketahui. Nyeri akut ditandai dengan peningkatan tegangan otot dan kecemasan yang keduanya meningkatkan persepsi nyeri.

2. Nyeri kronis

Nyeri ini berlangsung lebih dari 6 bulan. Sumber nyeri bisa diketahui atau tidak. Nyeri cenderung hilang timbul dan biasanya tidak dapat disembukan.

2.1.1 Pengkajian Sistem Muskuloskletal

a. Inspeksi

Perhatikan keadaan sendi – sendi pada leher, spina servikal, spina torakal, lumbal, bahu dan siku, pergelangan tangan dan jari tangan, pinggul, lutut, ekstremitas bawah, dan panggul. Amati kemerahan dan bengkak pada jaringan lunak di sekitar sendi.


(11)

b. Palpasi

Adanya nyeri sendi pada daerah yang disertai kemerahan / bengkak. Dengan skala nyeri:

Ringan: 0 - 3 Sedang: 3 - 7 Berat: 7 – 10

Hal-hal yang perlu dikaji: 1. Lokasi

Untuk menentukan lokasi nyeri yang spesifik minta klien untuk menunjukkan area nyerinya, bisa dengan bantuan gambar. Klien bisa menandai bagian tubuh yang mengalami nyeri.

2. Intensitas nyeri

Penggunaan skala intensitas nyeri adalah metode yang mudah dan terpercaya untuk menetukan intensitas nyeri pasien.

3. Kualitas nyeri

Terkadang nyeri bisa terasa seperti dipukul-pukul atau ditusuk-tusuk. Perawat perlu mencatat kata-kata yang digunakan klien untuk menggambarkan nyerinya. Sebab informasi berpengaruh besar pada diagnosis dan etiologi nyeri.

4. Pola

Pola nyeri meliputi waktu awitan, durasi, dan kekambuhan atau interval nyeri. Karenanya, perawat perlu mengkaji kapan nyeri dimulai, berapa lama nyeri berlangsung, apakah nyeri berulang, dan kapan nyeri terakhir muncul.

5. Faktor presipitasi

Terkadang, aktivitas tertentu dapat memicu munculnya nyeri sebagai contoh, aktivitas fisik yang berat dapat menimbulkan nyeri dada. Selain itu, factor


(12)

lingkungan (lingkungan yang sangat dingin atau sangat panas), stressor fisik dan emosionaljuga dapat memicu munculnya nyeri.

6. Kualitas nyeri

Terkadang nyeri bisa terasa seperti dipukul-pukul atau ditusuk-tusuk. Perawat perlu mencatat kata-kata yang digunakan klien untuk menggambarkan nyerinya. Sebab informasi berpengaruh besar pada diagnosis dan etiologi nyeri.

7. Gejala yang menyertai

Gejala ini meliputi mual, muntah, pusing, dan diare. Gejala tersebut dapat disebabkan awitan nyeri atau oleh nyeri itu sendiri.

8. Pengaruh pada aktivitas sehari-hari

Dengan mengetahui sejauh mana nyeri mempengaruhi aktivitas harian klien akan membantu perawat memahami perspektif klien tentang nyeri. Beberapa aspek kehidupan yang perlu dikaji terkait nyeri adalah tidur, napsu makan, konsentrasi, pekerjaan, hubungan interpersonal, hubungan pernikahan, aktivitas dirumah, aktivitas diwaktu senggang serta status emosional.

9. Sumber koping

Setiap individu memiliki strategi koping yang berbeda dalam menghadapi nyeri. Strategi tersebut dapat dipengaruhi oleh pengalaman nyeri sebelumnya atau pengaruh agama atau budaya.

10. Respon afektif

Respon afektif klien terhadap nyeri bervariasi, bergantung pada situasi, derajat, dan durasi nyeri, interpretasi tentang nyeri, dan banyak factor lainnya. Perawat perlu mengkaji adanya perasaan ansietas, takut, lelah, depresi, atau perasaan gagal pada klien.


(13)

2.1.2 Analisa data

Analisa data adalah kemampuan untuk mengaitkan data dan menghubungkan data dengan keluhan yang dirasakan klien secara objektif, sehingga dapat diketahui apa masalah kesehatan ataupun masalah keperawatan yang dihadapi oleh klien. Hal-hal yang di analisa dalam konsep kebutuhan dasar nyeri :

a. Pengkajian

1. Karakter nyeri (PQRS) 2. Lokasi

3. Intensitas nyeri 4. Kualitas nyeri 5. Pola

6. Faktor presipitasi b. Kualitas nyeri

c. Gejala yang menyertai

d. Pengaruh pada aktifitas sehari-hari e. Sumber Koping

f. Respon afektif

g. Observasi respon perilaku dan fisiologis.

2.1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan analisa data yang diperoleh, maka dapat diketahui masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang dihadapi oleh klien yang selanjutnya dapat dilakukan intervensi. Namun masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh karna itu perawat harus membuat prioritas masalah. (Bambang, 2009). Dimana kriteria penentuan prioritas masalah keperawatan ini ditentukan berdasarkan hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Abraham H. Maslow.


(14)

2.1.4 Perencanaan

Perencanaan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah di tentukan dengan tujuan terpenuhi kebutuhan klien (Zaidin, 2001). Intervensi keperawatan yang muncul pada pasien dengan Rheumatoid Arthritis menurut Doenges et al (1999) meliputi:

a. Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan akibat akumulasi cairan / proses inflamasi / dekstruksi sendi.

1. Tujuan : Nyeri dapat berkurang atau hilang 2. Kriteria hasil : a) Pasien tampak tenang

b) Pasien melaporkan nyeri berkurang atau hilang 3. Intervensi

a) Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga

Rasional: hubungan yang baik membuat klien dan keluarga kooperatif. b) Kaji tingkat intensitas, skala nyeri (0 – 10) dan frekuensi nyeri

menunjukkan skala nyeri.

c) Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring.

Rasional: menghilangkan nyeri dan mengurangi dekstruksi pada send kaki.

d) Jelaskan prosedur sebelum memulai setiap tindakan.

Rasional: memungkinkan pasien untuk siap secara mental untuk setiap aktifitas. Juga berpartisipasi dalam mengontrol tingkat ketidak nyamanan.

e) Dorong pasien untuk mendiskusikan masalah sehubungan dengan rheumatoid arthritis.

Rasional: membantu untuk menghilangkan ansietas. f) Lakukan dan awasi dalam latihan gerak aktif atau pasif.

Rasional: Mempertahankan kekuatan otot yang sakit dan mempermudahkan dalam resolusi inflamasi pada jaringan yang nyeri. g) Dorong pasien dalam menggunakan teknik manajemen stress, seperti


(15)

Rasional: memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa control dan dapat meningkatkan kemampuan koping dalam manajemen nyeri. h) Kolaborasi pemberian analgesic sesuai indikasi.

Rasional: merupakan tindakan dependent perawatan, dimana analgesic berfungsi untuk memblok stimulus nyeri.


(16)

2.2Asuhan Keperawatan Kasus 2.2.1 Pengkajian

FORMAT KELOLAAN PRIMER PENGKAJIAN KEPERWATAN GERONTIK

1.Identitas

a. Nama : Tn. M

b. Tempat / tanggal lahir : Medan, 16 Maret 1952 c. Jenis kelamin : Laki - laki

d. Status perkawinan : Menikah e. Agama : Islam f. Suku : Batak Toba G. Pendidikan : Tidak tamat SD h. Pekerjaan : Wiraswasta

i. Alamat : Jl.Garu 1 No 23B Kelurahan Harjosari Kecamatan Medan Amplas.

Komposisi Keluarga Lansia :

Tn. M memiliki 4 orang anak diantaranya 3 orang anak perempuan dan 1 orang anak laki-laki,1 orang anaknya sudah meninggal dunia. IstriTn. M sudah meninggal sejak ± 6 tahun yang lalu, Semua anaknya sudah menikah,sekarang Tn. M tinggal bersama anak nya An. S sebagai anak pertama.


(17)

III. Riwayat kesehatan saat ini.

Saat ini Tn. M mengalami penyakit rhemathoid arthritis, Tn. M sudah mengalami penyakitnya selama 3 bulan. Sebelumnya Tn.M pernah memeriksakan penyakitnya ke puskesmas yang ada di sekitar Harjo Sari. Dokter mengatakan bahwa Tn. M mengalami masalah dibagian persendian ekstremitas bawahnya akibat dari penumpukan purin. Dari hasil pengkajian Tn. M mengatakan kakinya seperti di tusuk-tusuk bila penyakit di kakinya kambuh. Saat berjalan Tn. M sering meringis kesakitan, hanya bisa duduk dan dibantu dengan anak nya. Terkadang Tn. M terbangun di tengah malam akibat rasa ngilu yang tiba – tiba timbul pada kedua belah kakinya, selama 1 bulan Tn. M rutin untuk berobat ke puskesmas yang ada di sekitar Harjo Sari, akibat kekurangan biaya saat ini Tn.M hanya meminum obat2 ramuan yang berasal dari tumbuhan kumis kucing.

IV. Riwayat kesehatan masa lalu.

Tn. M tidak pernah mengalami riwayat kesehatan masa lalu. V. Riwayat sehari-hari.

a. Persepsi lansia terhadap sehat-sakit.

Tn. M mengatakan sehat adalah: suatu keadaan saat badannya tidak mengalami penyakit dan bisa bekerja seperti biasa.

Sakit adalah: suatu keadaan dimana saat badannya menderita penyakit seperti yang dirasakannya saat saat dia tidak bisa berjalan akibat rhemathoid arthritis yang dialami Tn. M.

b. Kebiasaan

Tn. Mselalu berkumpul dengan orang tua sebaya disekitar lingkungan rumah nya, Tn. M selalu mengkonsumsi pil tablet yang di jualan di pasaran saat dia kurang enak badan,itu sudah berlansung sejak ± dari 1 tahun yang lalu.

c. Pola nutrisi.

Tn. M makan 3 x 1 hari,yaitu sarapan pagi,makan siang dan makan malam walaupun sedikit-sedikit dan dia juga selalu mengontrol makanan yang dikonsumsi oleh Tn. M dengan bantuan anak nya An. S.


(18)

d.Pola istirahat / tidur.

Tn. M selalu tidur di malam hari di bawah dari jam 23.00 wib, masalah yang dialami Tn. M saat ini sering terbangun atau sudah tidor bila rasa ngili pada kakinya tiba – tiba muncul.

e.Pola eleminasi.

BAK: lancar, bisa 3-4 x dalam 1 hari karena Tn.selalu banyak minum air putih. BAB: 2 x 1 hari,berwarna kuning kecoklat-coklatan.

f.Kebiasaan olah raga.

Tn. M tidak pernah melakukan olah raga yang khusus, selain pekerjaan yang Tn. M lakukan sebagai pedagang ayam.

g.Kemampuan melakukan aktifitas.

Tn. M masih bisa melakukan pekerjaan yang ringan seperti menyapu, memperbaiki kereta. Tetapi Tn. M tidak bisa melakukan jalan dengan jarak yang cukup jauh lagi kerena kakinya sudah tidak sanggup lagi.

h. Rekreasi.Tn. M melakukan rekreasi dengan duduk di teras rumahnya dan bercerita dengan tetangganya,dan terkadang Tn. M pergi ketempat anaknya tidak jauh dari rumahnya.

i. Riwayat Psikologis

Beban pikiran Tn. M saat ini adalah Tn. M takut nanti bila dia tidak sanggup berjalan lagi Tn. M tidak mampu melakukan usahanya lagi sebagai penjual ayam. VII. Riwayat sosial.

Sebelum Tn. M mengalami penyakit rhemathoid arthritis dia sering kali mengikuti acara – acara yang berkaitan dengan spritual, misalnya mengikuti acara pengajian setiap malam Jum’at.

VIII. Riwayat spiritual dan kultural.

Tn. M melakukan sholat dan membaca Al,Qur’an di rumahnya, walau terkadang Tn. M sholat dalam keadaan berbaring atau duduk.

IX. Pemeriksaan fisik. a. Kesehatan umum.

Wajah Tn. Mkelihatan tampaksegar,rambutnya rapi,penampilan sedikit kurang terawat,kulitnya bersih. Tn.M masih bisa berbicara dengan lancar dan jelas,kuku-kukunya dipotong pendek dan bersih gigi atas dan bawah sebagian sudah ompong.


(19)

B. Tanda-tanda vital. TD : 130/ 80 mmHg. Nadi :94 x / menit. RR : 22 x/ menit. c. Sistem pernafasan.

Tn. M tidak ada mengeluh sesak,ventilasi baik,RR =22 x/menit.Bentuk dada normal.

d. Sistem kardiovaskular.

Tn. M tidak pernah mengeluh nyeri di dada, denyut nadi 94 x/menit. E. Sistem gastrointestinal

Tn. M tidak memiliki masalah dibagian gastrointestinal f. Sistem genitalia.

Tn. M tidak memiliki masalah dibagian genitalia. g. Sistem muskoloskletal.

Gerakan ROM tangan dan kaki baik,kekuatan juga otot baik dan tidak ada nyeri. Kekuatan otot : 5 (Tn. M masih masih bebas bergerak dan mampu melawan tahanan yang setimpal).

ROM : aktif

Skala nyeri : 7 (tampak dari wajah atau pergerakan yang Tn. M lakukan). h.Sistem neurologi

Indra pencium Tn. M masih bagus, Tn. M masih bisa membedakan bau,pergerakan bola mata baik,otot wajah masih bisa menunjukkan sekresi,indara pendengaran masih normal, berbicara masih fasib dan jelas.

CN I : Olfactorius (penghidu)

Pencuman Tn. M masih bagus dan tidak ad gangguan. CN II : opticus (penglihatan)

Tidak ada gangguan pada penglihatan.

CN III :Oculomotorius (penggerak bola mata dan pupil) Tidak ada gangguan dalam pergerakan bola mata dan pupil. CN IV : Trochlearis (melirik kebawah)

Tidak ada gangguan pada saat melirik ke bawah. CN V : Trigeminus (sensibilitas wajah)


(20)

Sensibilitas wajah normal.

CN VI : Abducens (melihat kesamping)

Tidak ada gangguan pada saat melirik kesamping CN VII : Facialis (mimik ajah)

Mimik wajah TN. M normal

CN VIII : vestibuloctrochlearis (keseimbangan dan pendengaran) Keseimbangan dan pendengaran TN. M normal

CN IX : Glossofaringeus (lidah dan tenggorokan) Tidak ada gangguan pada lidah dan tenggorokan. CN X : vagus (rongga dada dan perut)

Tidak dilakukan pengkajian

CN XI : Ascesorius (otot faring dan laring) Tidak dilakukan pengkajian

Hypoglossus : (otot lidah) Tidak dilakukan pengkajian. i. Riwayat terapi.

bila Tn. M sakit demam ia hanya meminum obat yang di jual kedai-kedai,atau di pasaran.seperti Konidin ato paramex.

2.2.2 Analisa data

No. DATA MASALAH KEPERAWATAN

1. DS: Pasien mengatakan bahwa sendi pada kedua kakinya panas dan sakit.

DO : Pasien tampak kesakitan, Skala nyeri 7

- Tampak Tn.M gelisah dan raut wajah yang menahan

sakit.dan tampak memegangi kakinya.

- TD: 130/80 mmHg


(21)

2.

- Nadi: 94 x/i - Suhu: 37oc - Respirasi: 22 x/ i

- Adanya inflamasi atau kemerahan pada sekitar sendi – sendi kaki Tn. M.

DS: Pasien mengatakan tidak dapat menggerakkan kedua kakinya karena tidak ada tenaga.

DO: Pasien tampak lemah dan takut menggerakkan kakinya.

- Kekuatan otot : 5, masih bebas bergerak dan menahan tahanan

Intoleransi aktifitas / gangguan mobilisasi

2.2.3 Rumusan Masalah

a. Masalah Keperawatan : 1. Nyeri

2. Gangguan Mobilisasi

b. Diagnosa Keperawatan

1.Nyeri akut akibat penumpukan purin pada ekstremitas bawah ditandai dengan rasa ngilu pada persendian.

2. Gangguan Mobilisasi Berhubungan dengan Nyeri ditandai dengan bagian ekstremitas bawah sulit untuk digerakkan.


(22)

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

Hari / Tanggal No.

Dx Perencanaan Keperawatan Senin 17 juni

2013

1 Tujuan dan Kriteria Hasil :

Tujuan : nyeri dapat berkurang / hilang Kriteria hasil :

- klien tampak tenang - skala nyeri 1

Tujuan :klien dapat beaktivitas secara semula Kriteria hasil :

-klien melakukan mobilisasi secara bertahap. Rencana Tindakan Rasional 1.Lakukan pendekatan pada

klien dan keluarga.

2.Kaji tingkat intensitas dan frekuensi nyeri.

3.Jelaskan pada klien penyebab dari nyeri.

4. Observasi tanda-tanda vital.

5. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesik.

Hubungan yang baik membuat klien dan keluarga koopratif.

Tingkat intensitas nyeri

dan frekuensi menunjukkan skala nyeri. Memberikan penjelasan akan menambah pengetahuan klien tentang nyeri. Untuk mengetahui perkembangan klien Merupakan tindakan dependent perawat, dimana analgesic


(23)

6. Pertahankan imobilisasi pada daerah yang sakit dengan tirah baring

7. Dorong pasien untuk mendiskusikan masalah sehubungan dengan rheumatoid arthritis

8. Lakukan dan awasi dalam setiap gerak aktif atau pasif.

9. Dorong pasien dalam menggunakan teknik manajemen stress seperti relaksasi nafas dalam, imajinasi visualisasi, dan sentuhan terapeutik.

10.Berikan kompres hangat untuk meredakan nyeri.

berfungsi untuk memblok stimulasi nyeri.

Menghilangkan nyeri dan mengurangi kesalahan posisi tulang

jaringan yang inflamasi.

Membantu untuk menghilangkan

ansietas.

Mempertahankan kekuatan otot yang sakit.

Memfokuskan kembali perhatian,

meningkatkan rasa control, dan dapat meningkatkan

kemampuan koping dalam manajemen nyeri

Kompres hangat dapat membuat relaks otot dan tubuh dan dapat meredakan nyeri. Selasa 18 juni

2013

2 1. Berikan penjelasan pada klien tentang penting nya

Meningkatkan


(24)

mobilisasi.

2. Bantu klien untuk mobilisasi secara bertahap.

3. Bantu klien untuk memenuhi semua kebutuhan nya.

Mtentang penting nya mobilisasi se hingga motivasi Tn. M untuk melakukan nya.

Menggerakan perlahan secara bertahap,mulai dari berjalan pelan, atau melakukan aktivitas lain nya.

Untuk memandirikan klien,


(25)

2.2.5 PELAKSANAAN KEPERAWATAN HARI / TANGGAL NO DX. INTERVENSI KEPERAWATAN EVALUASI ( SOAP ) Senin / 17-6-2013

Selasa / 18-6-2013

1. 1. Mengkaji keadaan umum klien.

2. Mengukur vital sign. 3. Mengkaji skala nyeri yang dialami pasien.

1. Mengkaji keadaan umum pasien. 2. Mengajarkan

pasien manajemen nyeri tarik nafas dalam apabila nyeri timbul.

S : klien mengeluh sakit pada kedua belah tungkai nya.

O : TD : 130 / 80 mmHg HR : 80 x /i

RR : 22 x/i T : 37o C Skala nyeri : 7

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensu dilanjutkan.

S : klien mengatakan mengerti dan akan mencoba teknik relaksasi nyeri dengan tarik nafas dalam.

O : - TD : 120 / 80 mmhg

- HR : 82 x/i - RR : 22x/i - T : 36,9o C

A : Masalah teratasi sebagian


(26)

Rabu / 19-6-2013

Kamis / 20-6-2013

1.Mengkaji keadaan umum pasien

2.Mengevaluasi respon klien terhadap manajemen nyeri : tarik nafas dalam.

3.Membantu mengubah posisi klien dengan menyangga bagian yang sakit dengan bantal.

3. Menganjurkan keluarga untuk melakukan kompres hangat dibagian yang sakit untuk meredakan nyeri.

1.Mengevaluasi keadaan umum pasien

2.Mengevaluasi respon klien terhadap metode manejemen nyeri pengalihan perhatian.

3. Evaluasi respon klien terhadap metode kompres hangat.

S : klien mengatakan tarik nafas dalam kurang membantu dalam meredakan nyeri. O : - klien masih tampak kesakitan. A : masalah belum teratasi.

P : intervensi dilanjutkan.

S : klien mengatakan

kompres hangat sangat cukup membantu dalam meredakan nyeri. O : TD : 130 /80 mmhg

HR : 80 x/i RR : 20 x/i T : 36.8oC

A : Masalah teratasi sebagian. P : intervensi dilanjutkan.


(27)

HARI / TANGGAL NO. DX INTERVENSI KEPERAWATAN EVALUASI (SOAP) Senin /

17-6-2013

2. 1. Mengkaji keadaan umum pasien

2. Mengukur vital sign 3. Mengkaji ROM pada Tn. M

S :klien merasa sulit untuk beraktivitas akibat nyeri yang Tn. M rasakan. O : TD : 130/80 mmHg HR : 82 x/i

RR : 24 x/i T :37,5oC ROM : pasif

A : Masalah belum teratasi P : intervensi dilanjutkan Selasa

/18-6-2013

1. Mengkaji keadaan umum klien

2. Memberikan penjelasan pada klien tentang pentingnya mobilisasi

3. membantu klien untuk mobilisasi secara

bertahap

4. bantu kliem untuk memenuhi semua kebutuhan klien dan dibantu oleh dengan bantuan keluarga

S : klien klien mengatakan mengerti bahwa

pentingnya mobilisasi hingga memotivasi Tn.M untuk melakukan nya O : Tn.M mulai bisa menggerakkan perlahan kedua tungkainya secara bertahap.

A: masalah teratasi sebagian.


(28)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1Kesimpulan

Nyeri mempengaruhi proses kenyaman di mana nyeri dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada seorang individu, karena nyeri merupakan sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang rusak, dan menyebabkan individu tersebut nyeri.

Dari hasil pengkajian yang dilakukan kepada Tn.M dia mengatakan bahwa nyerinya seperti tertusuk-tusuk dan terasa nyeri dibagian sendi kedua tungkainya, adanya inflamasi dan pembengkakan di bagian sendi kakinya. Dengan berolah raga ringan atau mengkompres dengan air hangat adalah cara untuk menghilangkan rasa nyeri nya.

3.2Saran

Karya tulis ilmiah ini memberikan gambaran bahwa nyeri yang dialami setiap individu itu beda. Hal ini tergantung stimulus nyeri yang dirasakan dan penyebab dari faktor nyeri yang dirasakan, untuk itu setiap individu harus mempunyai koping yang kuat dalam menangani nyeri yang dirasakan.


(29)

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan; Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Jakarta, Salemba Medika.

A. Potter, Perry. 2005, Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik, Ed. 4 . Jakarta, EGC.

Doengoes, Marilynn E., (1999),Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Prencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC.

Tarwoto dan Wartonah, 2010,Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawata,. Edisi 4. Jakarta, Salemba Medika.


(30)

CATATAN PERKEMBANGAN

Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan No.

Dx

Hari /tanggal Pukul Tindakan keperawatan

1. Senin / 17-6-2013

10.00 WIB - Mengkaji keadaan umum pasien - Mengukur vital sign

- Mengkaji skala nyeri yang dialami pasien

No Dx

Hari / tanggal Pukul Tindakan keperawatan

1. Selasa /18-6-2013

10.00 WIB - Mengkaji keadaan umum pasien. - Mengajarkan pasien manajemen nyeri tarik nafas dalam apabila nyeri pada tungkaitimbul.

- Mengevaluasi perasaan klien. No

Dx

Hari / tanggal Pukul Tindakan keperawatan

1. Rabu /19-6-2013

10.00 WIB -Mengkaji keadaan umum pasien

- Mengevaluasi respon klien terhadap. manajemen nyeri : tarik nafas dalam.

-menganjurkan keluarga untuk melakukan. kompres hangat dibagian yang sakit untuk meredakan nyeri. No

Dx

Hari / tanggal Pukul Tindakan keperawatan

Kamis / 20-6-2013

10.00 WIB - Mengkaji keadaan umum pasien

- Mengevaluasi resppn klien terhadap metode manajemen


(31)

nyeri pengalihan perhatian - Evaliasi respon klien terhadap


(1)

Rabu / 19-6-2013

Kamis / 20-6-2013

1.Mengkaji keadaan umum pasien

2.Mengevaluasi respon klien terhadap manajemen nyeri : tarik nafas dalam.

3.Membantu mengubah posisi klien dengan menyangga bagian yang sakit dengan bantal.

3. Menganjurkan keluarga untuk melakukan kompres hangat dibagian yang sakit untuk meredakan nyeri.

1.Mengevaluasi keadaan umum pasien

2.Mengevaluasi respon klien terhadap metode manejemen nyeri pengalihan perhatian.

3. Evaluasi respon klien terhadap metode kompres hangat.

S : klien mengatakan tarik nafas dalam kurang membantu dalam meredakan nyeri. O : - klien masih tampak kesakitan. A : masalah belum teratasi.

P : intervensi dilanjutkan.

S : klien mengatakan

kompres hangat sangat cukup membantu dalam meredakan nyeri. O : TD : 130 /80 mmhg

HR : 80 x/i RR : 20 x/i T : 36.8oC

A : Masalah teratasi sebagian. P : intervensi dilanjutkan.


(2)

HARI / TANGGAL NO. DX INTERVENSI KEPERAWATAN EVALUASI (SOAP) Senin /

17-6-2013

2. 1. Mengkaji keadaan umum pasien

2. Mengukur vital sign 3. Mengkaji ROM pada Tn. M

S :klien merasa sulit untuk beraktivitas akibat nyeri yang Tn. M rasakan. O : TD : 130/80 mmHg HR : 82 x/i

RR : 24 x/i T :37,5oC ROM : pasif

A : Masalah belum teratasi P : intervensi dilanjutkan Selasa

/18-6-2013

1. Mengkaji keadaan umum klien

2. Memberikan penjelasan pada klien tentang pentingnya mobilisasi

3. membantu klien untuk mobilisasi secara

bertahap

4. bantu kliem untuk memenuhi semua kebutuhan klien dan dibantu oleh dengan bantuan keluarga

S : klien klien mengatakan mengerti bahwa

pentingnya mobilisasi hingga memotivasi Tn.M untuk melakukan nya O : Tn.M mulai bisa menggerakkan perlahan kedua tungkainya secara bertahap.

A: masalah teratasi sebagian.


(3)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1Kesimpulan

Nyeri mempengaruhi proses kenyaman di mana nyeri dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada seorang individu, karena nyeri merupakan sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang rusak, dan menyebabkan individu tersebut nyeri.

Dari hasil pengkajian yang dilakukan kepada Tn.M dia mengatakan bahwa nyerinya seperti tertusuk-tusuk dan terasa nyeri dibagian sendi kedua tungkainya, adanya inflamasi dan pembengkakan di bagian sendi kakinya. Dengan berolah raga ringan atau mengkompres dengan air hangat adalah cara untuk menghilangkan rasa nyeri nya.

3.2Saran

Karya tulis ilmiah ini memberikan gambaran bahwa nyeri yang dialami setiap individu itu beda. Hal ini tergantung stimulus nyeri yang dirasakan dan penyebab dari faktor nyeri yang dirasakan, untuk itu setiap individu harus mempunyai koping yang kuat dalam menangani nyeri yang dirasakan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan; Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Jakarta, Salemba Medika.

A. Potter, Perry. 2005, Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik, Ed. 4 . Jakarta, EGC.

Doengoes, Marilynn E., (1999),Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Prencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC.

Tarwoto dan Wartonah, 2010,Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawata,. Edisi 4. Jakarta, Salemba Medika.


(5)

CATATAN PERKEMBANGAN

Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan No.

Dx

Hari /tanggal Pukul Tindakan keperawatan 1. Senin /

17-6-2013

10.00 WIB - Mengkaji keadaan umum pasien - Mengukur vital sign

- Mengkaji skala nyeri yang dialami pasien

No Dx

Hari / tanggal Pukul Tindakan keperawatan 1. Selasa

/18-6-2013

10.00 WIB - Mengkaji keadaan umum pasien. - Mengajarkan pasien manajemen nyeri tarik nafas dalam apabila nyeri pada tungkaitimbul.

- Mengevaluasi perasaan klien. No

Dx

Hari / tanggal Pukul Tindakan keperawatan 1. Rabu

/19-6-2013

10.00 WIB -Mengkaji keadaan umum pasien

- Mengevaluasi respon klien terhadap. manajemen nyeri : tarik nafas dalam.

-menganjurkan keluarga untuk melakukan. kompres hangat dibagian yang sakit untuk meredakan nyeri. No

Dx

Hari / tanggal Pukul Tindakan keperawatan Kamis /

20-6-2013

10.00 WIB - Mengkaji keadaan umum pasien

- Mengevaluasi resppn klien terhadap metode manajemen


(6)

nyeri pengalihan perhatian - Evaliasi respon klien terhadap


Dokumen yang terkait

Asuhan Keperawatan Pada Ny.L dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Aman, Nyaman di Kelurahan Harjo Sari 1 Kecamatan Medan Amplas

0 37 32

Asuhan Keperawatan pada Tn.B dengan Gangguan Kebutuhan dasar Aman dan nyaman di Kelurahan Harjo Sari 2 Kecamatan Medan Amplas

1 37 31

Asuhan Keperawatan pada Tn.B dengan Gangguan Kebutuhan dasar Aman dan nyaman di Kelurahan Harjo Sari 2 Kecamatan Medan Amplas

0 2 31

Asuhan Keperawatan pada Ny. N dengan prioritas masalah Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman : Nyeri di Lingkungan V Kelurahan Harjo sari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan

0 0 24

Asuhan Keperawatan pada Tn.B dengan Gangguan Kebutuhan dasar Aman dan nyaman di Kelurahan Harjo Sari 2 Kecamatan Medan Amplas

0 0 5

Asuhan Keperawatan pada Tn.B dengan Gangguan Kebutuhan dasar Aman dan nyaman di Kelurahan Harjo Sari 2 Kecamatan Medan Amplas

0 0 3

Asuhan Keperawatan pada Tn.B dengan Gangguan Kebutuhan dasar Aman dan nyaman di Kelurahan Harjo Sari 2 Kecamatan Medan Amplas

0 0 1

Asuhan Keperawatan pada Tn.B dengan Gangguan Kebutuhan dasar Aman dan nyaman di Kelurahan Harjo Sari 2 Kecamatan Medan Amplas

0 0 1

BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nyeri di Kelurahan Harjo Sari 1, Kecamatan Medan Amplas. Defenisi - Asuhan Keperawatan pada Tn.M dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman di Kel. Harjo Sari

0 0 19

BAB II PENGELOLAAN KASUS - Asuhan Keperawatan Pada Ny.L dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Aman, Nyaman di Kelurahan Harjo Sari 1 Kecamatan Medan Amplas

0 0 20