5
Jenis penelitian yang dipakai adalah adalah penelitian kualitatif.Jenis penelitian kualitatif adalah penelitian yang lebih mengutamakan penghayatan serta berusaha
memahami dan menafsirkan makna dari suatu peristiwa interaksi dan tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri sehingga hal ini
mengharuskan peneliti terjun sendiri ke lapangan secara aktif
10
. Jenis data yang digunakan adalah primer dan sekunder yaitu dengan cara observasi, wawancara dan
studi pustaka. Observasi digunakan untuk mendapatkan fakta-fakta empirik yang tampak kasat mata. Observasi yang di lakukan adalah partisipasi yakni observer atau
yang melakukan observasi terlibat langsung dalam objek yang diteliti
11
. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara. Wawancara bertujuan untuk
mendapatkan keterangan tentang masalah yang diteliti, dengan percakapan tatap muka
12
. Wawancara akan dilakukan secara individual dengan pasien
terminall illness
jika dimungkinkan, keluarga dan pendeta yang bertugas di rumah sakit Ibu Lisa Frans untuk mendapatkan data primer. Penulis juga akan melakukan wawancara
dengan 3 pasien kanker mewakili pasien
terminal
. 1.7.
Sistematika Penulisan
Penulisan ini disistematika dalam 5 bagian: Bagian pertama berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, lokasi
penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian. Bagian kedua penulis memaparkan teori Howard Clinebell tentang pendampingan pastoral yang berisi
tujuan dari pendampingan, fungsi dari pendampingan pastoral,peran pendeta sebagai konselor pastoral dan pasien
Terminal Illness
. Bagian ketiga berisi deskripsi dan analisis tentang peran Pendeta bagi pasien terminall illness di Rumah Sakit Dr.M
Haulussy. Bagian keempat penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
2. Pendampingan Pastoral dan Peran Pendeta
2.1 Definisi Pendampingan dan Konseling Pastoral
Pendampingan dan konseling pastoral adalah pemanfaatan hubungan antara seseorang dan orang lainnya di dalam pelayanan. Hubungan itu dapat berupa
10
Usman, Setiady. Metode penelitian Sosial, Jakarta:Bumi Aksara, 2008
11
Widodo. Cerdik menyusun Proposal. Jakarta:2004
12
Koentjaranigrat. Teknik Pengumpulan data , Yogyakarta: kanisius,1983
6
hubungan satu orang tertentu dengan satu orang lainnya atau dalam suatu kelompok kecil. Hubungan itu memungkinkan timbulnya kekuatan dan pertumbuhan yang
menyembuhkan baik di dalam diri orang-orang yang dilayani tersebut maupun di dalam relasi-relasi mereka. Konseling pastoral adalah sebuah dimensi dari
pendampingan. Pendampingan mencangkup pelayanan yang saling menyembuhkan dan menumbuhkan di dalam suatu jemaat dan komunitasnya sepanjang perjalanan
hidup mereka. Pendampingan adalah pelayanan pendeta dan anggota jemaat secara bersama. Pelayanan pendampingan umum adalah pelayanan yang mencangkup
kehadiran, pendengaran, kehangatan, dan dukungan praksis
13
Menurut penulis pendampingan dan konseling pastoral adalah dua bagian yang tidak dapat dipisahkan, karena bila keterampilan konseling adalah percakapan yang
mempunyai dimensi vertikal dan menggunakan dimensi religius maka pendampingan merupakan suatu tindakan untuk menolong orang membuka diri kepada kekuatan
kasih Allah yang menyembuhkan. Karena dalam sebuah proses konseling pastoral, pendampingan adalah proses yang dilakukan sebagai wujud dukungan terhadap pihak
yang sedang menderita. Proses konseling harus bersifat menyeluruh artinya bahwa berusaha untuk bisa memungkinkan terjadinya pertumbuhan serta penyembuhan
secara utuh. Untuk itu, peran pendeta serta jemaat merupahkan dimensi yang berperan penting dalam terciptanya suatu hubungan yang baik.
Kata pendampingan pastoral adalah gabungan dua kata yang mempunyai makna pelayanan, yaitu kata pendampingan dan kata pastoral. Pertama, istilah pendampingan.
Kata ini berasal dari kata kerja “mendampingi”. Mendampingi merupahkan suatu kegiatan menolong orang lain yang karena suatu sebab perlu didampingi. Orang yang
melakukan kegiatan “mendampingi” disebut sebagai “pendamping”. Antara pendamping dan didampingi terjadi suatu interaksi sejajar atau relasi timbal balik.
Dengan demikian pendampingan memiliki arti kegiatan kemitraan, bahu-membahu, menemani, membagiberbagi dengan tujuan untuk saling menumbuhkan dan
mengutuhkan. Dalam hubungan ini, tampaknya pendamping mempunyai fasilitas yang lebih dari orang yang didampingi yakni lebih sehat, mempunyai keterampilan.
Interaksi yang demikian akan menempatkan pendamping dalam perspektif yang lebih luas bahwa perhatiannya tidak hanya pada problem atau gejala saja tetapi lebih dalam,
13
Howard,Clinebell. Tipe-tipe dasar pendampingan dan Konseling Pastoral,Yogyakarta: kanisius,2002
7
yakni kepada manusia yang utuh: fisik, mental, sosial, dan rohani. Dengan demikian istilah pendampingan mempunyai spektrum yang menyeluruh atau holistis, bermuara
pada pengutuhan kehidupan si penderita yang semula hidupnya telah tercabik karena berbagai krisis. Kedua istilah pastoral. Pastoral berasal d
ari “pastor” dalam bahasa latin atau bahasa Yunani disebut “poimen”, yang artinya “gembala”. Secara
tradisional, dalam kehidupan gerejawi kita hal ini merupahkan tugas “pendeta” yang harus menjadi gembala bagi jemaat atau “dombanya”. Pengistilahan ini dihubungkan
dengan diri Yesus Kristus dan karya- Nya sebagai “Pastor Sejati” atau “gembala yang
baik” Yoh. 10. Hal ini mengaju pada pelayanan Yesus yang tanpa pamrih, bersedia memberikan pertolongan dan pengasuhan terhadap pengikutNya, oleh karena itu tugas
pastoral bukan hanya tugas resmi atau monopoli para pastorpendeta saja, tetapi juga setiap orang yang menjadi pengikutNya
14
. Sedangkan konseling itu sendiri adalah sebuah runcingan dari proses
pendampingan. Konseling dapat diartikan sebagai sebuah layanan pendampingan yang lebih formal dan tersruktur, dilakukan oleh orang yang dipersiapkan, didik dan dilatih
untuk melakukan konseling secara penuh waktu, sehingga mempu melakukan pendampingan secara profesional dalam sebuah perjumpaan antara pendampingan
secara profesional dalam sebuah perjumpaan antara pendampingan secara professional dalam sebuah sekompok orang sering disebut konseli, dengan
menggunahkan metode psikologis untuk menstimulasikan daya pertumbuhan dan daya penyembuhan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang
15
. Menurut penulis dari pengertian di atas terlihat bahwa pendampingan pastoral
berperan sebagai katalisator proses perubahan, pertumbuhan serta penyembuhan bagi konseli. Pertolongan yang demikian bertujuan supaya konseli mampu memfungsikan
dirinya secara maksimal untuk mengatasi krisis-krisis yang terjadi dalam dirinya. Seperti yang dijelaskan, Proses konseling adalah sebuah pertolongan yang
professional. Oleh sebab itu, proses konseling harus dilakukan oleh orang yang benar- benar dipersiapkan, dididik, dilatih dan diberi wewenang untuk mempratikkan
konseling sesuai dengan metode dan prosedure pertolongan yang telah ditetapkan
16
.
2.2 Dasar dan Tujuan Pastoral