digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
pejabat yang datang untuk meminta dukungan beliau, banyak pejabat yang meminta dukungan beliau khususnya di kabupaten Gresik, maka
dari itu banyak tawaran-tawaran posisi yang menggiurkan pada beliau oleh beberapa pejabat tetapi tetap beliau tidak menerima tawaran-
tawaran tersebut meskipun bagi keluarganya juga, beliau tidak memanfaatkan kesemapatan kedekatan beliau dengan pejabat untuk
mendapatkan posisi posisi yang menggiurkan khususnya dalam
keluarganya.
Beliau adalah seorang yang sangat berperngaruh di masyarakat, meskipun banyak juga masyarakat sekitar yang
mencemooh beliau, bukan hanya masyarakat sekitar yang mengkarismatikan beliau tetapi banyak juga dari pengusaha-
pengusaha dan menjadikan beliau sebagai seorang penasehat pengusaha tersebut.
10
10
Wahyu, Wawancara, Pangkah Kulon, 15 Mei 2015.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB IV AJARAN DAN PERILAKU TASAWUF ABAH DILLAH
A. Ajaran Abah Dillah
Pada dasarnya ajaran Abah dillah secara resmi belum melakukan beberapa proses terbentuknya jiwa sufisme. Sebagaimana dapat
dimaklumi bahwa seorang sufi harus melewati jumlah tangga atau maqomat yang harus ditempuh untuk menuju Tuhan. Selain melewati
beberapa usaha atau melewati beberapa maqomat
1
. Abah Dillah dikatakan sufi karena dapat dilihat dari pola
hidupnya yang sederhana,tawakkal, tidak mudah marah apabila mendapat kritikan orang, selalu mementingkan kepentingan orang lain dan juga
dermawan. Dari beberapa perilakunya tersebut Abah Dillah dapat dikatakan menduduki maqam qanaah.
Dalam tradisi keislaman terdapat satu konsentrasi yang membahas tentang perilaku manusia dengan Tuhan. Selain itu upaya
pendekatan kepada Tuhan sangat diperhatikan dalam tradisi keislaman ini. bahwa segala macam pola dan tingkah laku manusia pasti ada
kaitannya dengan tradisi ketasawufan, apalagi orang yang memang fokus atau menyelami tasawuf.
Ciri khas dari tasawuf dapat dilihat dari perilaku taubah, wara’,
zuhud, faqr, tawakkal dan ridla. Hal ini akan senantiasa menyertai
1
Maqomat adalah jalan yang harus ditempuh seorang sufi untuk menapai tujuan yaitu Tuhan, dan perjalanan tersebut tidak mudah untuk dilakukan.
59
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
pengalaman manusia yang memfokuskan diri pada tasawuf. Perilaku keseharian Abah dillah bisa dikatakan memiliki tradisi ketasawufan.
Abah Dillah juga memiliki kebiasaan berziarah pada makam-makam wali yang ada di jawa timur khususnya, ia juga suka mengunjungi tempat-
tempat bersejarah yang berbau keislaman. Dari beberapa pernyataan tentang Abah Dillah ini, sebenarnya ia
masih belum bisa dikatakan sufi pengikut tarekat muktabara. Abah Dillah lebih masuk pada kategori sufi ghoiru muktabarAh yaitu aliran
tarekat yang tidak memiliki sanad yang bersambung sampai kepada Rasulullah, yang mana jka dilihat pada dari perilaku sufistik Abah Dillah
yang terletak pada sikap dan konsistensinya terhadap nilai-nilai tasawuf yang sama sekali tidak terpaku pada simbolisme tasawuf sebagaimana
gerakan kaum sufi modern saat ini. Dari sisi pemikiran dan perilakunya, bahwa Abah Dillah ini bisa
juga dikatakan sebagai pengant pada tasawuf akhlaki. Tradisi-tradisi tasawuf akhlaki bisa dianalisis melalui perilakunya yang serba sederhana,
sifatnya yang terpuji, walaupun memang ada yang tidak bisa menerima segala macam pendapatnya, dan yang terakhir pandangan penulis adalah
bahwa Abah Dillah selalu mementingkan kepentingan masyarakat khususnya para santri-santrinya dan masyarakat sekelilingnya pada
umumnya. Maka dari itu, alam menentukan Abah Dillah berada pada sisi
ketasawufan yang mana memang sangat sulit sekali, karena ia sendiri
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
tidak selalu memfokuskan dirinya pada ranah tertentu, semisal pada ranah kaum sufi amali yang kerap pada zaman modern ini sangat banyak
yang berpartisispasi dalam ranah tarekat. Namun pandangan penulis sendiri bahwa Abah Dillah cukuplah layak dikategorikan pada seseorang
yang berperilaku pada sisi tasawuf akhlaki. Akan tetapi adapun sudut lain yang dapat dijadikan kaca pandang
terhadap Abah Dillah, yaitu Abah Dillah ini dapat dimasukkan dalam konsep Malamatiyah. Musthofa mengatakan bahwa perilaku Abah
Dillah memang cenderung seperti konsep Malamatiyah, yaitu selalu menunjukkan watak apa adanya, dan kadang menunjukkan sikap yang
tidak disukai oleh orang lain. Namun bagi penganut Malamatiyah, apalah arti cacian orang, apalagi di fitnah. Bahwa cacian dan fitnah bisa jadi
energy besar, sebab gerakan positif yang ia kerjakan bisa terlindungi dari sifat riya’, suka di puji atau penyakit hati yang lainnya.
Maka mudah dipahami, jika orang seperti Abah Dillah ini merasakan tenang-tenang saja meskipun perilakunya dianggap aneh oleh
masyarakat. Sebab selain memang mencerdaskan masyarakat terkecuali masyarakat yang kurang maju cara berfikirnya juga banyak menstimulasi
akal pikiran untuk langkah kreatif masyarakat ke depan. Dapat dikatakan sebagai penganut yang dapat dikategorikan
Malamatiyah karena bisa dipahami sesuai dengan alasan, bahwa Abah Dillah selalu menunjukkan watak apa adanya, dan kadang menunjukkan
sifat yang tidak disukai orang. Sebab gerakan positif yang ia kerjakan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
tersebut dapat terlindungi dari penyakit hati lainnya. tapi jika dilihat dari sisi lain, mungkin Abah dillah melakukan perilaku atau kebiasaan yang
nyeleneh tersebut memiliki maksud tersendiri, yang mana tidak bisa ditebak dan di reka-reka. Karena orang lain akan mengetahuoi maksud
perilakunya tersebut setelah jauh-jauh hari dari segala kenyelenehan yang telah dilakukan itu.
B. Perilaku Abah Dillah
H. Abdillah Annas atau yang biasa dipanggil Abah Dillah adalah salah seorang tokoh masyarakat, yang mana beliau adalah salah seorang
tokoh yang dapat dikatakan menarik dan juga unik bagi masyarakat sekitarnya. Ia sering menjadi tumpuan bahkan tempat berkonsultasi bagi
para santri khususnya dan masyarakat sekitar, bahkan terkadang juga di
mintai restu serta doa bagi para masyarakat sekitar tersebut.
Abah Dillah merupakan salah seorang yang memiliki kebiasaan yang unik, salah satu kebiasaan tersebut adalah bahwa ia tidak pernah
memakai alas kaki kemanpun ia pergi, bahkan suatu ketika ia mendapatkan teguran hingga tidak dizinkan masuk sebuah mall yang ada
di Surabaya dikarenakan ia tidak memakai alas kaki. Abah dillah tidak semena-mena malas atau kemproh, akan tetapi ia tidak memakai alas kaki
hanya karena ingin menunjukkan hidup yang sederhana dimata Allah SWT, maksudnya bahwa hidup di dunia ini kita hanya numpang, dan
hiasilah semua dengan kesederhanaan.