Analisis Data Subjek 2 S

b. Analisis Data Subjek 2 S 2 pada Pengambilan Data Kedua 1. Soal operasi penjumlahan Berikut cuplikan hasil wawancara subjek 2 S 2 untuk soal operasi penjumlahan. P menyatakan pewawancara, S menyatakan subjek, dan “…” menyatakan ada jeda waktu. P 2.1.1 : Coba hitung dengan cepat duapuluh tujuh ditambah duabelas S 2.1.1 : Duatujuh ditambah duabelas ya? P 2.2.1 : Iya. Berapa jawabannya? S 2.2.1 : Tigapuluh Sembilan P 2.3.1 : Kamu yakin dengan jawaban itu? S 2.3.1 : Iya P 2.4.1 : Mengapa kamu yakin? S 2.4.1 : Iya yakin aja P 2.6.1 : Coba ceritakan bagaimana kamu menghitungnya sampai ketemu jawaban tigapuluh sembilan? S 2.6.1 : Ya kan dihitung dari depan P 2.6.2 : Iya bagaimana menghitungnya? S 2.6.2 : Berapa tadi soalnya? P 2.6.3 : Duapuluh tujuh ditambah duabelas P 2.6.3 : Ya dua ditambah dua. Ehh bukan dua ditambah satu terus tujuh ditambah dua jadi jawabannya tigapuluh sembilan P 2.7.1 : Mengapa demikian? S 2.7.1 : Dua ditambah satu kan tiga. Terus tujuh ditambah dua samadengan sembilan P 2.2.2 : Jadi berapa jawabannya? S 2.2.2 : Tigapuluh sembilan P 2.8.1 : Apakah menurutmu cara tersebut yang paling cepat untuk menghitung soal seperti itu? P 2.8.1 : Iya kayaknya Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa subjek S 2 menyelesaikan soal operasi penjumlahan dengna cara dimulai dengan menjumlahkan bilangan yang berada di depan atau sebelah kiri yaitu bilangan yang bernilai puluhan, kemudian menjumlahkan bilangan yang berada di belakangnya atau di sebelah kanannya yaitu bilangan yang bernilai satuan. Langkah selanjutnya yang dilakukan subjek S 2 ialah menjumlahkan setiap hasil dari penjumlahan yang telah dilakukan sebelumnya. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari hasil transkrip wawancara subjek S 2 dengan kode S 2.6.1 sampai S 2.7.1 . Jika diilustrasikan hasilnya ialah sebagai berikut: 27 + 12 = 20 + 10 + 7 + 2 = 30 + 9 = 39 Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa strategi mental computation yang digunakan oleh subjek S 2 dalam menyelesaikan soal matematika pada operasi penjumlahan dapat dikategorikan dalam strategi mental computation yang dikemukakan oleh McIntosh dalam bukunya Mental Computation: A Strategies Approach Module 4: Two-Digit Whole Number, yaitu strategi Working from The Left. 2. Soal operasi pengurangan Berikut cuplikan hasil wawancara subjek 2 S 2 untuk soal operasi pengurangan. P menyatakan pewawancara, S menyatakan subjek, dan “…” menyatakan ada jeda waktu. P 2.1.1 : Coba hitung dengan cepat limapuluh sembilan dikurangi duapuluh lima S 2.1.1 : Berapa? P 2.1.2 : Limapuluh sembilan dikurangi duapuluh lima P 2.2.1 : Berapa jawabannya? S 2.2.1 : Tiga empat P 2.2.2 : Berapa? S 2.2.2 : Tigapuluh empat P 2.3.1 : Yakin? S 2.3.1 : Iya yakin P 2.4.1 : Mengapa kamu yakin? S 2.4.1 : Iya dihitung P 2.6.1 : Coba ceritakan bagaimana kamu menghitungnya sampai ketemu jawaban itu? S 2.6.1 : Dikurangi dari belakang P 2.6.2 : Iya bagaimana dihitung dari belakang itu? S 2.6.2 : Sembilan dikurangi lima. Lima dikurangi dua P 2.6.3 : Terus bagaimana lagi? S 2.6.3 : Ya sudah P 2.6.4 : Jawaban tigapuluh empat darimana? S 2.6.4 : Ya hasilnya dikurangi tadi P 2.6.5 : Berapa? S 2.6.5 : Sembilan dikurangi lima kan empat. Lima dikurangi dua kan tiga. Jadi tigapuluh empat P 2.8.1 : Apakah menurutmu cara tersebut yang paling cepat untuk menghitung soal seperti itu? P 2.8.1 : Iya Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa subjek S 2 menyelesaikan soal operais pengurangan dengan cara dimulai dengan mengurangkan bilangan yang berada di belakang atau sebelah kanan yaitu bilangan yang bernilai satuan, kemudian mengurangkan bilangan yang berada di depan atau di sebelah kirinya yaitu bilangan yang bernilai puluhan. Langkah selanjutnya yang dilakukan subjek S 2 ialah menjumlahkan setiap hasil dari pengurangan yang telah dilakukan sebelumnya. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari hasil transkrip wawancara subjek S 2 dengan kode S 2.6.1 sampai S 2.6.5 . Jika diilustrasikan hasilnya ialah sebagai berikut: 59 + 25 = 9 – 5 + 50 – 20 = 4 + 30 = 34 Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa strategi mental computation yang digunakan oleh subjek S 2 dalam menyelesaikan soal matematika pada operasi pengurangan dapat dikategorikan dalam strategi mental computation yang dikemukakan oleh McIntosh dalam bukunya Mental Computation: A Strategies Approach Module 4: Two-Digit Whole Number, yaitu strategi Working from The Right yang digunakan pada operasi pengurangan. Tabel 4.6 Strategi Mental Computation Subjek 2 S 2 pada Pengambilan Data Kedua Subjek Strategi Mental Computation Penjumlahan Pengurangan S 2 Working from The Left Working from The Right, namun digunakan pada operasi pengurangan c. Analisis Data Subjek 2 S 2 pada Pengambilan Data Ketiga 1. Soal operasi penjumlahan Berikut cuplikan hasil wawancara subjek 2 S 2 untuk soal operasi penjumlahan. P menyatakan pewawancara, S menyatakan subjek, dan “…” menyatakan ada jeda waktu. P 2.1.1 : Coba hitung dengan cepat empatpuluh tiga ditambah duapuluh tiga S 2.1.1 : . . .. enam enam P 2.2.1 : Berapa? S 2.2.1 : Enampuluh enam P 2.3.1 : Kamu yakin? S 2.3.1 : Iya P 2.4.1 : Mengapa kamu yakin? S 2.4.1 : Kan sudah dihitung P 2.6.1 : Coba ceritakan bagaimana kamu menghitungnya? S 2.6.1 : Ya ditambah satu-satu P 2.6.2 : Ditambah satu-satu bagaimana? S 2.6.2 : Empat ditambah dua terus tiga ditambah tiga P 2.6.3 : Terus bagaimana lagi? P 2.6.3 : Empat ditambah dua samadengan enam. Tiga ditambah tiga samadengan enam. Jadi hasilnya enampuluh enam P 2.7.1 : Mengapa demikian? S 2.7.1 : Ya hasilnya tadi ditambah enampuluh ditambah enam kan enampuluh enam P 2.8.1 : Apakah menurutmu cara tersebut yang paling cepat untuk menghitung soal seperti itu? P 2.8.1 : Iya P 2.8.2 : Kenapa menghitungnya menggunakan cara itu? S 2.8.2 : Soalnya lebih mudah kalau yang besar dulu Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa subjek S 2 menyelesaikan soal operasi penjumlahan dengan cara dimulai dengan menjumlahkan bilangan yang berada di depan atau sebelah kiri yaitu bilangan yang bernilai puluhan, kemudian menjumlahkan bilangan yang berada di belakangnya atau di sebelah kanannya yaitu bilangan yang bernilai satuan. Langkah selanjutnya yang dilakukan subjek S 2 ialah menjumlahkan setiap hasil dari penjumlahan yang telah dilakukan sebelumnya. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari hasil transkrip wawancara subjek S 2 dengan kode S 2.6.1 sampai S 2.7.1 . Jika diilustrasikan hasilnya ialah sebagai berikut: 27 + 12 = 20 + 10 + 7 + 2 = 30 + 9 = 39 Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa strategi mental computation yang digunakan oleh subjek S 2 dalam menyelesaikan soal matematika pada operasi penjumlahan dapat dikategorikan dalam strategi mental computation yang dikemukakan oleh McIntosh dalam bukunya Mental Computation: A Strategies Approach Module 4: Two-Digit Whole Number, yaitu strategi Working from The Left. 2. Soal operasi pengurangan Berikut cuplikan hasil wawancara subjek 2 S 2 untuk soal operasi pengurangan. P menyatakan pewawancara, S menyatakan subjek, dan “…” menyatakan ada jeda waktu. P 2.1.1 : Coba hitung dengan cepat delapanpuluh lima dikurangi tujuhpuluh satu P 2.2.1 : Berapa jawabannya? S 2.2.1 : Empatbelas P 2.3.1 : Yakin? S 2.3.1 : Iya P 2.4.1 : Mengapa kamu yakin? S 2.4.1 : Iya sudah dihitung P 2.6.1 : Coba ceritakan bagaimana kamu menghitungnya sampai ketemu jawaban itu? S 2.6.1 : Iya dikurangi P 2.6.2 : Iya berapa yang dikurangi? S 2.6.2 : Delapan dikurangi satu kan tujuh. Terus lima dikurangi satu kan empat P 2.6.3 : Berapa hasilnya? S 2.6.3 : Ya empat satu. eh salah satu empat P 2.6.4 : Berarti hasilnya berapa? S 2.6.4 : Empatbelas P 2.8.1 : Apakah menurutmu cara tersebut yang paling cepat untuk menghitung soal seperti itu? P 2.8.1 : Iya bisa dari belakang juga Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa subjek S 2 menyelesaikan soal operasi pengurangan dengan cara dimulai dengan mengurangkan bilangan yang berada di depan atau sebelah kiri yaitu bilangan yang bernilai puluhan, kemudian mengurangkan bilangan yang berada di belakang atau di sebelah kanannya yaitu bilangan yang bernilai satuan. Langkah selanjutnya yang dilakukan subjek S 2 ialah menjumlahkan setiap hasil dari pengurangan yang telah dilakukan sebelumnya. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari hasil transkrip wawancara subjek S 2 dengan kode S 2.6.1 sampai S 2.6.4 . Jika diilustrasikan hasilnya ialah sebagai berikut: 85 + 71 = 80 – 70 + 5 – 1 = 10 + 4 = 14 Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa strategi mental computation yang digunakan oleh subjek S 2 dalam menyelesaikan soal matematika pada operasi pengurangan dapat dikategorikan dalam strategi mental computation yang dikemukakan oleh McIntosh dalam bukunya Mental Computation: A Strategies Approach Module 4: Two-Digit Whole Number, yaitu strategi Working from The Left yang digunakan pada operasi pengurangan. Tabel 4.7 Strategi Mental Computation Subjek 2 S 2 pada Pengambilan Data Ketiga Subjek Strategi Mental Computation Penjumlahan Pengurangan S 2 Working from The Left Working from The Left, namun digunakan pada operasi pengurangan Berdasar uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa startegi mental computation yang digunakan oleh subjek S 2 ialah sebagai berikut: Tabel 4.8 Strategi Mental Computation Subjek 2 S 2 Pengambilan Data Strategi Mental Computation Penjumlahan Pengurangan Pertama Spin-arounds komutatif Counting Back Kedua Working from The Left Working from The Right, namun digunakan pada operasi pengurangan Ketiga Working from The Left Working from The Left, namun digunakan pada operasi pengurangan Berikut adalah kesimpulan strategi mental compuation yang digunakan oleh subjek 1 S 1 dan subjek 2 S 2 dalam menyelesaikan soal matematika operasi penjumlahan dan pengurangan yang didasarkan pada analisis data di atas. Tabel 4.9 Strategi Mental Computation Subjek 1 S 1 dan Subjek 2 S 2 dalam Menyelesaikan Soal Matematika Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Sub jek Strategi Mental Computation Penjumlahan Pengurangan Data Pertama Data Kedua Data Ketiga Data Pertama Data Kedua Data Ketiga S 1 Spin- arounds komutat if Working from The Right Working from The Right Think Addition menjadi kan penjumla han Working from The Right, namun digunaka n pada operasi penguran gan Working from The Left, namun digunaka n pada operasi penguran gan S 2 Spin- arounds komutat if Working from The Left Working from The Left Counting Back Working from The Right, namun digunaka n pada operasi penguran gan Working from The Left, namun digunaka n pada operasi penguran gan 75 BAB V PEMBAHASAN

A. Strategi Mental Computation Siswa Disleksia pada Operasi Penjumlahan

Berdasarkan tabel 4.9, untuk menyelesaikan soal matematika operasi penjumlahan pada pengambilan data pertama dimana soal operasi penjumlahan merupakan penjumlahan pada bilangan satuan, subjek 1 S 1 dan subjek 2 S 2 menggunakan strategi yang sama yaitu strategi Spin-arounds komutatif. Subjek 1 S 1 menggunakan strategi Spin-Arounds komutatif yaitu dengan memperhatikan bilangan kedua terlebih dahulu dan kemudian dijumlahkan dengan bilangan pertama karena menurut subjek 1 S 1 untuk menyelesaikan soal tersebut lebih mudah menjumlahkan dari bilangan yang terbesar. Sedangkan subjek 2 S 2 menggunakan strategi Spin-Arounds komutatif yaitu dengan memperhatikan bilangan kedua terlebih dahulu dan kemudian dijumlahkan dengan bilangan pertama karena menurut subjek 2 S 2 cara tersebut merupakan cara yang lebih cepat untuk menyelesaikan soal seperti yang diberikan. Selain itu, strategi tersebut dipilih karena ia pernah diajari menggunakan strategi tersebut. Pada pengambilan data kedua dan ketiga dimana soal operasi penjumlahan berupa penjumlahan pada bilangan puluhan, untuk menyelesaikannya subjek 1 S 1 dan subjek 2 S 2 menggunakan strategi yang berbeda. Subjek 1 S 1 menggunakan strategi Working from The Right dan subjek 2 S 2 menggunakan strategi Working from The Left. Strategi Working from The Right digunakan oleh subjek 1 S 1 karena menurutnya cara tersebut merupakan cara yang mudah untuk menyelesaikan soal matematika operasi penjumlahan seperti yang diberikan. Disisi lain, menurut subjek 1 S 1 dia menggunakan cara tersebut juga dikarenakan pernah diajari menggunakan cara tersebut. Sedangkan strategi Working from The Left digunakan oleh subjek 2 S 2 karena menurutnya strategi tersebut merupakan strategi paling cepat untuk menyelesaikan soal operasi penjumlahan. Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa subjek 1 S 1 dan subjek 2 S 2 dalam melakukan mental computation pada operasi penjumlahan menggunakan strategi Spin-arounds komutatif pada operasi penjumlahan bilangan satuan dan strategi Working from The Right dan Working from The Left pada operasi penjumlahan bilangan puluhan.

B. Strategi Mental Computation Siswa Disleksia pada Operasi Pengurangan

Berdasarkan tabel 4.9, untuk menyelesaikan soal matematika operasi pengurangan pada pengambilan data pertama dimana soal operasi pengurangan berupa pengurangan pada bilangan satuan, subjek 1 S 1 dan subjek 2 S 2 menggunakan strategi yang berbeda. Subjek 1 S 1 menggunakan strategi Think Addition inverse dan subjek 2 S 2 menggunakan strategi Counting Back. Subjek 1 S 1 menggunakan strategi Think Addition Inverse yaitu dengan menjadikan soal operasi pengurangan menjadi bentuk penjumlahan. Strategi tersebut dipilih oleh subjek 1 S 1 karena menurutnya cara tersebut merupakan cara yang mudah untuk menyelesaikan soal operasi pengurangan. Alasan lain subjek 1 S 1 ialah karena ia pernah diajari menggunakan cara tersebut. Sedangkan subjek 2 S 2 menggunakan strategi Counting Back atau menghitung mundur. Strategi tersebut digunakan oleh subjek 2 S 2 karena menurutnya strategi tersebut merupakan strategi yang mudah dan lebih cepat untuk menyelesaikan soal operasi pengurangan yang diberikan. Pada pengambilan data kedua dan ketiga dimana soal operasi pengurangan berupa pengurangan pada bilangan puluhan, untuk menyelesaikannya subjek 1 S 1 dan subjek 2 S 2 menggunakan strategi yang sama yaitu Working from The Right pada pengambilan data kedua dan strategi Working from The Left pada pengambilan data ketiga. Pada pengambilan data kedua subjek 1 S 1 menggunakan strategi Working from The Right yang digunakan pada operasi pengurangan. Strategi tersebut digunakan oleh subjek 1 S 1 karena menurutnya cara tersebut merupakan cara tercepat untuk menyelesaikan soal operasi pengurangan seperti yang diberikan. Selain itu, subjek 1 S 1 menggunakan cara tersebut juga dikarenakan mudah karena seperti pengurangan bersusun. Sedangkan subjek 2 S 2 menggunakan strategi yang sama dengan subjek 1 S 1 karena menurutnya strategi tersebut merupakan strategi yang lebih cepat untuk menyelesaikan soal yang telah diberikan. Strategi Working from The Left digunakan oleh subjek 1 S 1 dan subjek 2 S 2 untuk menyelesaikan soal operasi pengurangan pada pengambilan data ketiga. Alasan subjek 1 S 1 dan subjek 2 S 2 menggunakan strategi tersebut dikarenakan lebih cepat untuk menyelesaikan soal seperti yang diberikan. Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa subjek 1 S 1 dan subjek 2 S 2 dalam melakukan mental computation pada operasi pengurangan menggunakan strategi Think Addition inverse dan Counting Back pada operasi pengurangan bilangan satuan dan strategi Working from The Right dan Working from The Left yang digunakan pada operasi pengurangan untuk menyelesaikan soal matematika operasi pengurangan bilangan puluhan. Halaman sengaja dikosongkan 79 BAB VI PENUTUP Berdasarkan pembahasan pada bab V terkait strategi mental computation yang digunakan oleh siswa disleksia dalam menyelesaikan soal matematika pada operasi penjumlahan dan pengurangan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

A. Simpulan

1. Strategi mental computation siswa disleksia dalam menyelesaikan soal matematika operasi penjumlahan menggunakan strategi Spin-Arounds komutatif untuk operasi penjumlahan pada bilangan satuan dan strategi Working from The Right dan Working from The Left untuk operasi penjumlahan pada bilangan puluhan. 2. Strategi mental computation siswa disleksia dalam menyelesaikan soal matematika operasi pengurangan menggunakan strategi Think Addition menjadikan penjumlahan dan Counting Back untuk operasi pengurangan pada bilangan satuan dan strategi Working from The Right dan Working from The Left untuk operasi pengurangan pada bilangan puluhan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, berikut saran yang dapat diberikan yaitu: 1. Saran untuk guru Penelitian ini mengungkap strategi mental computation siswa disleksia dalam menyelesaikan soal matematika, sehingga diharapkan bagi guru untuk melatihkan mental computation bagi siswa disleksia dalam kegiatan belajar mengajar.