Pengembangan kurikulum pendidikan nasional Indonesia dalam pembelajaran PAI di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo.

(1)

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONA INDONESIA DALAM PEMBELAJARAN PAI

DI SMP BAHAUDIN NGELOM SEPANJANG SIDOARJO

SKRIPSI Oleh :

Fahmi Taufiq Nugroho NIM. D01213011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Fahmi Taufiq Nugroho, D01213011, 2017, pengembangan Kurikulum Pendidikan Nasional dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Bahaudin Ngalom Sepanjang Sidoarjo, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Kata kunci : Kurikulum Pendidikan Nasional Indonesia, Pengembangan Kurikulum

Berbedanya kurikulum pada lembaga pendidikan akan mempengaruhi hasil atau produk dari lembaga pendidikan tersebut, untuk itu peneliti ingin mengkaji lebih dalam lagi tentang kurikulum yang diterapkan di SMP Bahaudim Ngalom Sepanjang Sidoarjo, karena dalam lembaga tersebut memiliki beberapa komponen kurikulum yang saling dipadukan.

Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana konsep Kurikulum Pendidikan Nasional Indonesia di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo ? (2) Bagaimana eksistensi Kurikulum Pendidikan Nasional Indonesia di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo? (3) Bagaimana pengembangan Kurikulum Pendidikan Nasional Indonesia dalam pembelajaran PAI di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo?.

Dalam penelitiannya peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan menggunakan teknik observasi partisipasif, dimana peneliti ikut berpartisipasi dalam objek penelitiannya, wawancara untuk menggali informasi dari data primer dan dokumentasi berupa data yang diperoleh dari dokumen lembaga sebagai data sekundernya. Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis konten dan analisis deskriptif. Yang akhirnya data akan diolah dengan proses editing dan pengorganisasian data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dalam pembelajaran PAI di SMP Bahaudin Ngalom Sepanjang Sidoarjo mengembangkan kurikulumnya dengan memadukan antara kurikulum yang dipakai di sekolah umum dengan kurikulum madrasah serta kurikulum yang diolah oleh lembaga tersebut dengan memisahkan antara aspek dalam pembelajaran PAI dengan 4 mata pelajaran yakni fiqih, aqidah akhlaq, sejarah

keislaman dan Alqur’an. Pada masing masing aspek menggunakan kurikulum yang

berbeda.

Kesimpulannya, dalam pembelajaran PAI di SMP Bahaudin Ngalom Sepanjang Sidoarjo, pada dasarnya menggunakan kurikulum sekolah pada umumnya. Akan tetapi dalam implementasinya, dalam pembelajaran Fiqih dan Aqidah Akhlaq lembaga tersebut menggunakan kurikulum yang dipakai di madrasah. Sementara untuk lainnya, lembaga tersebut mengembangkan kurikulum muatan lokal yang disesuaikan dengan lingkungan tempat berdirinya lembaga tersebut.


(7)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... x

BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Batasan Masalah... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Kerangka Konseptual ... 8

F. Sistematika Pembahasan... 11

BAB II : KAJIAN TEORI A. kurikulum pendidikan nasional indonesia ... 12

B. pengertian pendidikan agama islam ... 20

C. Pengembangan kurikulum nasional dalam pembelajaran pendidikan agama islam di SMP ... 29


(8)

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 35

B. teknik pengumpulan data ... 39

C. jenis data ... 41

D. sumber data ... 42

E. Analisis data ... 43

BAB IV: HASIL PENELITIAN A.Gambaran umum objek penelitian ... 45

B. Pengembangan kurikulum Pembelajaran PAI di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo. ... 70

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 75

B. Saran-saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA


(9)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR TABEL

4.1 Data siswa 5 tahun terakhir... 51

4.2 Data Keadaan Guru Dan Karyawan ... 54

4.3 Data Fasilitas Sarana Prasarana ... 56

4.4 Data Komponen Kurikulum Wajib SMP Bahaudin... 67

4.5 Data Komponen Kurikulum Kekhasan SMP Bahaudin... 69


(10)

A. LATAR BELAKANG

Dalam era yang serba maju ini indonesia mengalami suatu perkembangan yang cepat. Sistem kehidupan masyarakat juga tak luput dari arus globalisasi ini. Globalisasi yang melanda masyarakat muslim indonesia ini berasal dari dunia barat dan terus memegang supremasi dan dominasi dalam berbagai lapisan kehidupan masyarakat dunia umumnya.

Dominasi pada lapisan kehidupan masyarakat ini bukan hanya berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi dan sains-teknologi, tetapi juga dalam bidang lainnya seperti sosial, budaya, gaya hidup dan setrusnya.

Berkembangnya globalisasi modern ini dapat terjadi melalui media televisi, smartphone dan media elektonik lainnya. Seperti informasi dan konten-konten pada internet yang tidak disadari menjadi pemicu perkembangan globalisasi di dunia.

Sulit untuk menyeleksi bahkan mengevaluasi nilai-nilai modern yang disuguhkan oleh pihak ekstern terhadap bangsa indonesia dengan mengakses berbagai konten yang tersebar dan berkembang pada negara maju yang tak luput memberikan pengaruh terhadap prilaku keseharian, baik pengaruh positif ataupun negatif.1


(11)

2

Pendidikan berperan penting dalam membendung bentuk modernisasi yang terjadi pada lapisan masyarakat, degan adanya pendidikan dan sistem pendidikan yang bagus akan menghasilkan pula produk-produk yang bagus. Pendidikan agama islam menjadi salah satu alternatif pilihan pendidikan yang mengajarkan banyak tentang nilai-nilai dan moral terhadap peserta didiknya.

Sementara pendidikan yang baik adalah pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan tersebut, seperti yang telah disimpulkan saat konferensi dunia pertama tentang pendidikan islami bahwa tujuan akhir dari pendidikan islami adalah manusia yang menyerahkan diri secara mutlak kepada Allah. Sampai dari sini dapat dilihat bahwa para ahli pendidikan islami bersepakat bahwa manusia yang baik adalah manusia yang bertaqwa kepada Allah.2

Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan pengetahuan, tingkahlaku, jasmani dan ruhani, serta kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup didunia dan akhirat. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat, memperkaya pengalaman masyarakat. Sementara tujuan profesional dari pendidikan yang islami adalah keterkaitan pendidikan sebagai seni, profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat.3

Bukan hanya bagaimana pembelajaran pendidikan agama islam yang diterapkan dengan baik akan tetapi hal yang lebih intens lagi adalah

2Ahmad Tafsir,Ilmu Pendidikan Islami(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 67 3Ibid., h. 67-68


(12)

bagaimana menata pembelajaran pendidikan agama islam yang baik pula. Hal itu bisa tersampaikan apabila kurikulum yang digunakan adalah kurikulum yang tepat. Sementara untuk menuju tujuan pendidikan agama islam yang baik dibutuhkan adanya perubahan-perubahan sistem pendidikan yang baik seperti perkembangan pada kurikulum yang ada. Mengutip pendapat Audrei

danHoward Nichools, oemar hamalik mengemukakan bahwa pengembangan kurikulum (curriculum development) adalah the planning of learning oppurtunities intended to bring about certain desired in pupils, and assessment of the extend to which these changes heve taken place. Yang artinya, pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa peserta diidik ke arah perubahan perubahan yang diinginkan serta menilai hingga sejauh mana perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri peserta didik.

Adapun yang dimaksud dengan kesempatan belajar adalah hubungan yang telah direncanakan dan terkontrol antara para peserta didik, guru, bahan dan peralatan, serta lingkungan belajar. Semua rencana belajar yang direncanakan oleh guru bagi para peserta didik sesungguhnya adalah kurikulum itu sendiri.4

Pada mulanya orang islam menganggap kurikulum hanyalah kumpulan pelajaran yang diajarkan kepada peserta didik. Pengertian sempit ini tidaknya dianut oleh orang islam saja, akan tetapi orang barat pun pernah menganut

4Zainal Arifin,Pengembangan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan Islam(Jogjakarta: Diva Press 2012), h. 42


(13)

4

pandanagn ini. Kemudian orang barat memperluas pengertian kurikulum. Ketika konsep barat itu memasuki dunia Islam pada akhir abad ke-19, dan sudah banyak pula muslim yang mengambil spesialis dalam bidang pendidikan modern, maka mulailah kecaman terhadap pengertian kurikulum dalam arti sempit yang masih dianut ketika itu, misalnya universitas Al-Azhar, Azzaituna di Tunisia, Al-Qurawiyyin di Maroko. Diantar kecamannya adalah, dalam kurikulum arti sempit itu tidak diantumkan pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik di sekolah, perhatian hanya terpusat pada teori dan hafalan, kurang memperhatikan pengembangan pengaplikasian keduanya, terlalu memusatkan perhatian pada hal yang telah berlalu, kurang memperhatikan materi dengan kemampuan, bakat, minat, dan kebutuhan peserta didik, serta kekreatifan siswa, pelajaran terkadang berbeda dari realita, kurang memahami individu peserta didik dan tidak menggunakan pendekatan multi disiplin dalam memecahkan masalah.5

Kecaman-kecaman ini diperhatikan oleh para pendidik, dan mulai merubah pandangan mereka tentang kurikulum. Menurut Al Syaibani

kurikulum pendidikan Islami seharusnya menonjolkan mata pelajaran agama dan akhlaq.6Hal ini juga dapat mencegah dan membendung perkembangan globalisasi yang menyebar luas diantera masyarakat muslim dunia terutam di Indonesia. Kurikulum pendidikan Islami seharusnya memperhatikan pengembangan seluruh aspek pribadi siswa, yaitu aspek jasmani dan ruhani.

5Ahmad Tafsir, Ilmu, h. 98 6Ibid., h. 98


(14)

Untuk pengembangan menyeluruh ini kurikulum harus berisi mata pelajaran yang banyak sesuai dengan pembinaan aspek itu.7

Berbedanya kurikulum pada lembaga pendidikan juga akan mempengaruhi hasil atau produk dari lembaga pendidikan tersebut, menurut sutrisno madrasah/sekolah didirikan dengan maksud untuk mengumpulkan keunggulan yang ada pada madrasah/sekolah tersebut.8Misalnya madrasah dengan kurikulum pesantren maka akan unggul dengan ilmu-ilmu islami, sementara sekolah dengan kurikulum umum akan unggul dengan ilmu-ilmu umumnya.

Mendesain kurikulum berarti juga mempertimbangkan nilai-nilai yang pastinya nilai tertinggi yang diyakini kebenarannya. Ralitanya, kebanyakan madrasah memiliki kualitas yang lebih rendah daripaa pesantren padahal didalam madrasah sudah mencantumkan kurikulum yang diterapkan dalam pesantren, jauh lebih terbelakang lagi dengan ilmu-ilmu umum, karena tidak mencantumkan kurikulum yang digunakan pada sekolah umum.

Dari uraian latar belakang tersebut, penulis bermaksud mengetahui lebih lanjut tentang lembaga pendidikan yang mengintegrasikan 3 macam kurikulum yang terdapat di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo yaitu kurikulum pembelajaran PAI yang mengacu pada Kurikulum Pendidikan Nasional Indonesia, kurikulum PAI yang mengacu pada kurikulum muatan lokal dengan menekankan keagamaan yang lebih. Dengan

7Ibid., h. 101 8Ibid., h. 27


(15)

6

judul “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Nasional dalam Pembelajaran PAI di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo”. Yang mana untuk mengetahui bagaimana lembaga pendidikan tersebut memadukan kurikulum yang diterapkan dalam pembelajaran PAI.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana konsep Kurikulum Pendidikan Nasional Indonesia di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo ?

2. Bagaimana eksistensi Kurikulum Pendidikan Nasional Indonesia di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo ?

3. Bagaimana pengembangan kurikulum pendidikan nasional Indonesia dalam pembelajaran PAI di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo?

C. BATASAN MASALAH

Peneliti memberikan batasan pada penelitian ini agar dalam penelitian ini tidak keluar dan permasalahan yang dibahas, yaitu:

1. Penelitian ini hanya membahas tentang kurikulum pendidikan nasional Indonesia yang digunakan dalam pembelajaran PAI di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo.


(16)

2. Penelitian ini hanya membahas tentang integrasi/ keterpaduan kurikulum pendidikan nasional Indonesia dan kurikulum muatan lokal dalam pembelajaran PAI di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo.

D. TUJUAN

Tujuan penelitian yang diharapkan dapat dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui konsep dan eksistensi kurikulum Kurikulum Pendidikan Nasional Indonesia di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo.

2. Mengetahui eksistensi kurikulum Kurikulum Pendidikan Nasional Indonesia di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo

3. Mengetahui pengembangan kurikulum Kurikulum Pendidikan Nasional Indonesia dalam pembelajaran PAI di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo.

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Sebagai sumbangan kepada UIN Sunan Ampel Surabaya, khususnya kepada perpustakaan sebagai bahan bacaan yang bersifat ilmiah dan sebagai konstribusi hasanah intelektual pendidikan.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi positif tentang pengembangan kurikulum pendidikan agama islam.


(17)

8

3. Hasil penelitia ini dihrapkan dapat memperkaya hazanah pemikiran islam, khususnya sebagai upaya pencarian solusi alternatif dalam melakukan melakukan pembaharuan pendidikan islam di indonesia di tengah persaingan global ini.

F. KERANGKA KONSEPTUAL

1. Kurikulum pendidikan nasional indonesia

Secara etimologi kurikulum berarti berasal dari bahasa yunani yaitu curir yang artinya berlari dan curere yang berarti tempat berpacu.

Dalam UU sisdiknas no.20 tahun 2003, kurikulum didefinisikan sebagai seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan pendidikan.9

Menurut Oemar Hamalik kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan sekolah bagi peserta didik.10 2. Pembelajaran PAI

Pembelajaran atau pengajaran adalah suatu kegiatan yang menyangkut pembinaan anak mengenai segi kognitif dan psikomotorik semata mata, yaitu supaya anak lebih banyak pengetahuannya, lebih cakap berpikir kritis, sistematis dan objektif, serta terampil dalam

9Zainal Arifin,Pengembangan, h. 35 10Ibid, h. 37


(18)

mengerjakan sesuatu, misalnya menulis, membaca, lari cepat, loncat tinggi, berenag membuat pesawat radoi, dan sebagainya.11

Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan ynang diberikan kepada seseorang terhadap seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai ajaran islam.12

3. Pengembangan kurikulum pendidikan nasional dengan kurikulum muatan lokal.

Yang dimaksudkan disini adalah pengembangan kurikulum yang dilaksanakan di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo meliputi kurikulum pembelajaran PAI yang mengacu pada Kurikulum Pendidikan Nasional Indonesia yang dikembangkan dengan kurikulum PAI yang mengacu pada kurikulum kementerian Agama serta kurikulum yang dikelola oleh lembaga tersebut dengan menekankan keagamaan yang lebih.

G. Sistematika Pembahasan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang tata urutan penelitian ini, maka peneliti mencantumkan sistematika laporan penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

11Ahmad Tafsir,Metodologi, h. 6-7 12Ahmad Tafsir, Ilmu, h. 43


(19)

10

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, batasan masalah, definisi operasional, sistematika pembahasan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tinjauan tentang kurikulum yang meliputi: pengertian kurikulum, pengembangan kurikulum, prinsip pengembangan kurikulum, pendekatan pengembangan kurikulum, model pengembangan kurikulum dan kurikulum dalam lembaga pendidikan islam. Pendidikan Agama Islam yang meliputi: pengertian pendidikan islam tujuan pendidikan islam.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang bab ini berisi tentang jenis penelitian, pendekatan penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data.

BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi tentang:

A. Profil SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo, meliputi: sejarah berdirinya SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo, letak geografis SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo, visi-misi dan susunan pengurus SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo, program kegiatan SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang


(20)

Sidoarjo, keadaan sarana dan prasarana SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo, keadaan para guru SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo.

B. Penyajian data, meliputi data tentang kurikulum pendidikan agama islam, proses pembelajaran agama islam di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang berkenaan dengan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan daftar pustaka, dan lampiran-lampiran.


(21)

BAB II KAJIAN TEORI A. Kurikulum Pendidikan Nasional Indonesia

Kurikulum memiliki beberapa tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum. Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yaitu curriculae yang berarti jarak yang arus ditempuh oleh seorang pelari1. Dari Macam-macam devinisi yang diberikan tentang kurikulum, lazimnya kurikulum dipandang senagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar dibawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya15.

Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran yang harus ditempuh dan harus dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mata ajaran/ subject matter tersebut mengisi materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa, sehingga memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan yang berguna baginya. Semakin banyak penemuan maka semakin banyak pula mata ajaran yang harus disusun dalam kurikulum dan arus dipelajari siswa16.

Kurikulum sebagai rencana pembelajaran . kurikulum adalah suatu program pendidikan yang diadakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan

15Nasution,Kurikulum Dan Pengajaran(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), h. 5


(22)

pendidikan dan pembelajaran. Oleh sebab itu kurikulum harus disusunsedemikian rupa agar maksud tersebut dapat dicapai. Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran tertentu saja, tetapi meliputi setiap sesuatu yang bisa mempengaruhi siswa, seperti : bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan, perpustakaan gambar-gambar, halaman dan lain sebagainya yang menunjang pembelajaran efektif. Semua kesempatan dan kegiatan yang akan dan perlu dilakukan oleh siswa direncanakan dalam suatu kurikulum.

Kurikulum sebagai pengalaman belajar, yakni kurikulum merupakan serangkaian pengalaman belajar yang tidak terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan juga mencakup kegiatan di luar kelas. Jadi, kurikulum pada umumnya adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraaan proses kegiatan belajar mengajar. Isi kurikulum berupa susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan pembelajaran17.

Menurut Saylor, Alexander, dan Lewis (1974) kurikulum merupakan segala upaya sekolah untuk mempengaruhi siswa agar dapat belajar, baik dalam ruangan kelas maupun diluar sekolah. Sementara itu,Harold B. Alberty

(1965) memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan siswa di bawah tanggung jawab sekolah.18 Selain itu, kurikulum juga sebagai

17Oemar Hamalik, Kurikulum, h. 18


(23)

14

seperangkat perencanaan dan media untuk mengantar lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan. Kurikulum dapat diartikan menurut fungsinya sebagaimana dalam pengertianberikut ini:

1. Kurikulum sebagai program studi. Merupakan seperangkat mata pelajaran yang mampu dipelajari oleh peserta didik di sekolah atau di institusi pendidikan lainnya.

2. Kurikulum sebagai konten. Merupakan data atau informasi yang tertera dalam buku-buku kelas tanpa dilengkapi dengan data atau informasi lain yang memungkinkan timbulnya belajar.

3. Kurikulum sebagai kegiatan terencana. Merupakan kegiatan yang direncanakan tentang hal-hal yang akan diajarkan dan dengan cara bagaimana hal itu dapat diajarkan dengan berhasil.

4. Kurikulum sebagai hasil belajar. Merupakan seperangkat tujuan yang utuh untuk memperoleh suatu hasil tertentu tanpa menspesifikasi caracara yang dituju untuk memperoleh hasil tersebut, atau seperangkat hasil belajar yang direncanakan dan diinginkan.

5. Kurikulum sebagai reproduksi kultural. Merupakan transfer dan refleksi butir-butir kebudayaan masyarakat, agar dimiliki dan dipahami anak-anak generasi muda masyarakat tersebut.

6. Kurikulum sebagai pengalaman belajar. Merupakan keseluruhan pengalaman belajar yang direncanakan dibawah pimpinan sekolah.


(24)

7. Kurikulum sebagai produksi. Merupakan seperangkat tugas yang harus dilakukan untuk mencapai hasil yang ditetapkan terlebih dahulu.

Menarik kesimpulan bahwa pertimbangan-pertimbangan para ahli pendidikan Islam dalam menentukan/memilih kurikulum adalah segi akhlak/budi pekerti dan berikutnya segi kebudayaan dan manfaat19. Dalam kata lain bearti kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan.20

Di dalam undang-undang sistem pendidikan nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 19 dijelaskan bahwa, Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengatuaran mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional"21

Kurikulum adalah sebagai suatu sistem yang didalamnya terdapat komponen-komponen yang saling berhubungan dan bergantung. Beberapa komponen dalam kurikulum antara lain:

1. Komponen tujuan

19Nur Uhbiyati; Abu ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h. 187. 20Zainal Arifin,Konsep dan Model pengembangan Kurikulum(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2012), h. 1.

21Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, (Jakarta: Depdiknas, 2003), h. 9


(25)

16

Tujuan merupakan hal yang ingin dicapai oleh sekolah secara keseluruhan, meliputi tujuan domain kognitif, domain afektif dan

domain psikomotor.Hal ini dicapai dalam rangka mewujudkan lulusan dalam satuan pendidikan sekolah yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan yang berkaitan dengan aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor) disebut tujuan lembaga (institusional). Sedangkan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu lembaga pendidikan yang berkaitan dengan setiap bidang studi (misalnya: Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan lain sebagainya) disebut tujuan kurikuler. Secara hierarkis tujuan pendidikan tersebut dapat diurutkan sebagai berikut:

a) Tujuan Pendidikan Nasional b) Tujuan Institusional

c) Tujuan Kurikuler

d) Tujuan instrusional, yang terdiri dari: 1) Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan 2) Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

2. Komponen materi

Isi kurikulum atau bahan yaitu memuat tentang sejumlah materi yang memang sesuai untuk dikonsumsi oleh siswa pada tingkat kemampuan tertentu. Struktur program yaitu menjelaskan


(26)

tentang pengaturan/struktur materi atau sejumlah program yang tepat untuk kelas-kelas tertentu.

3. Komponen Media (sarana dan prasarana)

Media merupakan sarana perantara dalam pengajaran. Media merupakan perantara untuk menjabarkan isi kurikulum agar lebih mudah dipahami oleh peserta didik. Oleh karena itu, pemanfaatan dan pemakaian media dalam pengajaran secara tepat terhadap pokok bahasan yang disajikan pada peserta didik akan mempermudah peserta didik dalam menanggapi, memahami isi sajian guru dalam pengajaran.

4. Komponen strategi

Strategi pelaksanaan suatu kurikulum tergambar dari cara yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaran, mengadakan penilaian, melaksanakan bimbingan dan penyuluhan dan cara dalam mengatur kegiatan sekolah secara keseluruhan. Dengan strategi yang baik akan bisa membangkitkan motivasi belajar anak. 22 Motivasi adalah

22


(27)

18

kekuatan tersembunyi didalam diri kita untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas.23

5. Komponen Proses Belajar Mengajar

Komponen ini sangat penting dalam sistem pengajaran, sebab diharapkan melalui proses belajar mengajar akan terjadi perubahan-perubahan tingkah laku pada diri peserta didik. Keberhasilan pelaksanaan proses belajar mengajar merupakan indikator keberhasilan pelaksanaan kurikulum.

Kemampuan guru dalam menciptakan suasana pengajaran yang kondusif, merupakan indikator kreativitas dan efektivitas guru dalam mengajar. Dan hal tersebut dapat dicapai bila guru dapat:

a) Memusatkan pada kepribadian anak dalam mengajar b) Menerapkan metode mengajarnya

c) Memusatkan pada proses dan produk

d) Memusatkan pada kompetensi yang relevan.24

Seperti yang dikemukakan di media massa, bahwa melalui pengembangan Kurikulum 2013 dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif, melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini

23Ivor. K. Davies,Pengelolaan Belajar(Jakarta, Rajawali, 1991), h. 214. 24Subandijah,Pengembangan, h.6.


(28)

pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik.

Beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi adalah25:

a) Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif.

b) Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu.

c) Kemampuan(skill), adalah sesuatu yang dimiliki oleh iindividu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebeankan kepadanya.

d) Nilai(value),adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. e) Sikap (attitude), yaitu perasaan atau reaksi terhadap suatu

rangsangan yang datang dari luar.

f) Minat (interest), merupakan kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan.

Terkait dengan kompetensi tersebut diatas, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan yang tercakup dalam kurikulum, antara lain adalah Tujuan, program, metode dan strategi serta evaluasi dan


(29)

20

tindak lanjut. Agar kurikulum berjalan dengan lancar maka hal – hal tersebut harus saling berkaitan dan saling mendukung.25

B. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Istilah pendidikan adalah terjemahan dari bahasa Yunani Paedagogie yang berarti “pendidikan” dan Paedagogia yang berarti “pergaulan dengan

anak-anak”. Sementara itu, orang yang tugas membimbing atau mendidik

dalam pertumbuhannya agar dapat berdiri sendiri disebut Paedagogos. Istilah

paedagogos berasal dari kata paedos (anak) dan agoge (saya membimbing, memimpin). Pengertian Pendidikan dari segi bahasa adalah sebagai berikut:

1. Tarbiyah, berarti proses menumbuhkan dan mengembangkan potensi (fisik, intelektual, sosial, estetika, dan spiritual) yang terdapat pada peserta didik, sehingga dapat tumbuh dan terbina dengan optimal, melalui cara memelihara, mengasuh, merawat, memperbaiki, dan mengaturnya secara terencana, sistematis, dan berkelanjutan.26

2. Al-Ta’lim, menurut H. M Quraisy Shihab adalah mengajar yang intinya tidak lain kecuali mengisis benak anak didik dengan pengetahuan yang berkaitan dengan alam metafisika serta fisika.27

3. Al-Ta’dib, menurut al-Naquib al-Attas adalah pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang

25E. Mulyasa,Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013,(Bandung: Remaja Rosdakarya,

2013), h. 66-68.

26Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: Kencana, 2010), h. 8. 27Ibid., h. 11.


(30)

tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan kekuatan dan keagungan Tuhan.28

4. Al-Mau’idzah, adalah pendidikan dengan cara memberikan penyadaran dan pencerahan batin agar timbul kesadaran untuk berubah menjadi orang yang baik.29

5. Al-Tadris, berarti pengajaran, yakni menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik yang selanjutnya memberi pengaruh dan menimbulkan perubahan pada dirinya.

Sedangkan Pengertian Pendidikan Agama Islam menurut para ahli adalah sebagai berikut:

1. Menurut Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam, bahwa Pendidikan agama Islam ialah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life).30

2. Pendidikan agama Islam ialah pendidikan yang dilaksanakan berdasar ajaran Islam.

3. Pendidikan agam Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, 28Ibid., h. 14.

29Ibid., h. 17.


(31)

22

menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.

4. A. Arifin mengartikan Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses sistem pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah (anak didik) dengan berpedoman pada ajaran Islam.31

5. Ahmad D. Marimba mengartikan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu konsep berupa bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Islam.

Adapun tujuan pendidikan Islam adalah membina manusia agar menjadi hamba Allah yang shaleh dalam seluruh aspek kehidupannya.32 Pada tataran ini manusia sebagai subjek dan objek pendidikan sangat diharapkan untuk melibatkan seluruh potensi kemanusiaannya yang bermuara pada pengabdian dirinya kepada Tuhan. Dalam hal ini Allah mensinyalir dalam Al-quran surah Adz-Dzariyat (51) ayat 56:

Artinya:Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

31Sri Minarti,Ilmu Pendidikan Islam Fakta Teoritis-Filosofis & Aplikatif-Normatif, (Jakarta: Amzah, 2013), h. 31.


(32)

Melihat posisi sentral manusia dalam proses pendidikan yang melibatkan potensi fitrah, rasa ketuhanan, hakikat, serta wujud manusia menurut pandangan Islam, maka tujuan pendidikan Islam adalah untuk aktualisasi dari potensi-potensi kemanusiaan tersebut.33

Dalam Undang – undang No. 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Pengertian tersebut senada dengan pendapatnya Muhaimin bahwa mengenai Pendididkan Agama Islam, yaitu sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.34

Drs. Ahmad D. Marimba mengemukakan dua macam tujuan pendidikan Islam yaitu tujuan sementara dan tujuan akhir.

1. Tujuan Sementara

Yaitu sasaran sementara yang harus dicapai oleh umat Islam yang melaksanakan pendidikan Islam. Tujuan sementara di sini yaitu tercapainya berbagai kemampuan seperti kecakapan jasmaniah, pengetahuan membaca, menulis, pengetahuan ilmu-ilmu

33Sri Minarti,Ilmu, h. 35.

34Muhaimin et.al.,Paradigma Pendidikan Islam : Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2002), h. 76.


(33)

24

kemasyarakatan, kesusilaan, keagamaan, kedewasaan jasmanai-rohani dan sebagainya.35

2. Tujuan Akhir

Adapun tujuan akhir pendidikan Islam yaitu terwujudnya kepribadian muslim. Sedangkan kepribadian muslim di sini adalah kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya merealisasikan atau mencerminkan ajaran Islam.

Menurut Drs Ahmad D. Marimba aspek-aspek kepribadian dapat digolongkan ke dalam 3 hal, yaitu:

a) Aspek-aspek kejasmaniahan; meliputi tingkah laku luar yang mudah nampak dan ketahuan dari luar.36

b) Aspek-aspek kejiwaan; meliputi aspek-aspek yang tidak segera dilihat dan ketahuan dari luar.

c) Aspek-aspek kerohanian yang luhur; meliputi aspek-aspek kejiwaan yang lebih abstrak yaitu filsafat hidup dan kepercayaan.

Berpijak dari istilah diatas, pendidikan bisa diartikan sebagai usaha yang dilakukan orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk membimbing atau memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan. Atau dengan kata lain, pendidikan kepada anak-anak dalam

35Nur Uhbiyati & Abu Ahmadi,Ilmu Pendidikan Islam, h. 30. 36Ibid, h. 31.


(34)

pertumbuhannya, baik jasmani maupun rohani agar berguna bagi diri sendiri dan masyarakat.

Dalam bahasa Inggris, kata yang menunjukkan pendidikan adalah

Education yang berarti pengembangan atau bimbingan. Sementara itu,

pengertian agama dalam kamus bahasa Indonesia yaitu: “Kepercayaan kepada

Tuhan (Dewa dan sebagainya) dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu.”

Pengertian agama menurut Frezer dalam Aslam Hadi yaitu:

”menyembah atau menghormati kekuatan yang lebih agung dari manusia yang

dianggap mengatur dan menguasai jalannya alam semesta dan jalannya peri

kehidupan manusia.”

Menurut M. A. Tihami pengertian agama yaitu:

1. Al-din(agama) menurut bahasa terdapat banyak makna, antara lain al-Tha'at(Ketaatan), al-Ibadat (Ibadah), al-Jaza(Pembalasan), al-Hisab

(perhitungan).

2. Dalam pengertian syara', al-din (agama) adalah keseluruhan jalan hidup yang ditetapkan Allah melalui lisan Nabi-Nya dalam bentuk ketentuan-ketentuan (hukum). Agama itu dinamakanal-dinkarena kita (manusia) menjalankan ajarannya berupa keyakinan (kepercayaan) dan perbuatan. Agama dinamakan al-Millah, karena Allah menuntut ketaatan Rasul dan kemudian Rasul menuntut ketaatan kepada kita (manusia). Agama juga dinamakan syara' (syari'ah) karena Allah


(35)

26

menetapkan atau menentukan cara hidup kepada kita (manusia) melalui lisan Nabi SAW.

Dari keterangan diatas dan pendapat, dapat disimpulkan bahwa agama adalah peraturan yang bersumber dari Allah SWT, yang berfungsi untuk mengatur kehidupan manusia, baik hubungan manusia dengan Sang Pencipta maupun hubungan antar sesamanya yang dilandasi dengan mengharap ridha Allah SWT untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Kemudian pengertian Islam itu sendiri adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW berpedoman pada kitab suci Al-Qur'an, yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SWT. Agama Islam merupakan sistem tata kehidupan yang pasti bias menjadikan manusia damai, bahagia,dan sejahtera.

Pengertian Pendidikan Agama Islam sebagaimana yang diungkapkan Zakiyah Daradjat, yaitu:

1. Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar setelah selesai dari pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life).

2. Pendidkan Agama Islam adalah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran Islam.

3. Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam yang telah diyakini


(36)

menyeluruh, serta menjadikan keselamatan hidup di dunia dan di akhirat kelak.

Sedangkan M. Arifin mendefinisikan pendidikan Agama Islam adalah proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang lebih baik dan yang mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarannya (pengaruh dari luar). Jadi, Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak selesai pendidikannya dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam, serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan, baik pribadi maupun kehidupan masyarakat.37

Selain itu tentunya pendidikan agama islam memiliki tujuan, Tujuan merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta mengarahkan usaha yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain. Tujuan pendidikan Islam harus berorientasi pada hakikat pendidikan yang meliputi beberapa aspek, misalnya:

1. Tujuan dan tugas hidup manusia. Manuisa hidup bukan karena kebetulan dan sia-sia. Ia diciptakan dengan membawa tujuan dan tugas hidup tertentu. Tujuan diciptakan manusia hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT. Indikasi tugasnya barupa ibadah dan tugas sebagai wakil-Nya dimuka bumi.

37Aat Syafaat; Sohari Sahrani; Muslih,Peranan Pendidikan Agama Islam,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 11-16


(37)

28

2. Memerhatikan sifat-sifat dasar manusia, yaitu konsep tentang manusia sebagai makhluk unik yang mempunyai beberapa potensi bawaan, seperti fitrah, bakat, minat, sifat, dan karakter, yang berkecenderungan pada al-hanif (rindu akan kebenaran dari Tuhan) berupa agama Islam sebatas kemampuan, kapasitas, dan ukuran yang ada.

3. Tuntutan masyarakat. Tuntutan ini baik berupa pelestarian nilai-nilai budaya yang telah melembaga dalam kehidupan suatu masyarakat, maupun pemenuhan terhadap tuntutan kebutuhan hidupnya dalam mengantisipasi perkembangan dunia modern.

4. Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam. Dimensi kehidupan ideal Islam mengandung nilai yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di dunia untuk mengelola dan memanfaatkan dunia sebagai bekal kehidupan di akhirat, serta mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk meraih kehidupan diakhirat yang lebih membahagiakan, sehingga manusia dituntut agar tidak terbelenggu oleh rantai kekayaan duniawi atau materi yang dimiliki.38

C. Pengembangan kurikulum nasional dalam pembelajaran pendidikan agama islam di SMP

Kurikulum merupakan wahana belajar mengajar yang dinamis sehingga perlu dinilai dan dikembangkan secara terus menerus dan berkelanjutan sesuai dengan perkembangan yang ada dalam

38Abdul Mujib; Jusuf Mudzakkir,Ilmu Pendidkan Islam,(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), h. 71-72


(38)

masyarakat. Sedangkan pengembangan kurikulum merupakan upaya lebih lanjut agar mendapat nilai tambah menuju peningkatan proses dan kualitas pendidikan di sekolah. Pengembangan yang dimaksud mencakup seluruh unsur atau komponen pembelajaran yang meliputi tujuan, isi, metode dan evaluasi.39

Pengembangan kurikulum di sini mengarah pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian program pendiddikan. Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa pengembangan kurikulum adalah upaya kegiatan edukatif yang dilakukan oleh sekolah untuk menumbuh kembangkan seluruh potensi siswa dengan merencanakan, melaksanakan, dan menilai apa yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Sebelum melaksanakan kegiatan pengembangan kurikulum, terlebih dahulu harus mengenal komponen atau unsur-unsur dalam pengembangan kurikulum yang didasari oleh landasan pengembangan kurikulum. Dasar tersebut terdapat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat:

1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untukk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.


(39)

30

2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik.

3. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: peningkatan iman dan taqwa peningkatan akhlak mulia, peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik, keragaman potensi daerah dan lingkungan dan seterusnya.40

Adapun komponen-komponen kurikulum yakni antara lain: tujuan, materi atau pengalaman belajar, organisasi dan evaluasi.41

1. Tujuan

Tujuan sebagai sebuah komponen kurukulum merupakan kekuatan-kekuatan fundamental yang peka sekali, karena hasil kurikuler yang diinginkan tidak hanya sangat mempengaruhi bentuk kurikulum, tetapi memberikan arah dan fokus untuk seluruh program pendidikan, sehingga arah dan tujuan pengembangan kurikulum di sini harus jelas, yaitu harus mengacu ke arah pencapaian tujuan pendidikan nasional.

2. Materi

40Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, (Jakarta: Depdiknas, 2003), hlm. 9

41D imyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Renika Cipta, 2006), Cet. 3, hlm. 268


(40)

Materi kurikulum pada hakikatnya adalah isi kurikulum. Isi atau materi kurikulum adalah semua pengetahuan, ketrampilan, nilai- nilai dan sikap yang terorganisasi dalam mata pelajaran atau bidang studi. Dengan demikian jelaslah bahwa baik materi atau isi kurikulum harus

dipikirkan dan dikaji serta diorganisasikan dalam

pengembangankurikulum.42Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya yang berjudul Kurikulum dan Pembelajaran bahwa isi kurikulum dikembangkan dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a) Materi kurikulum berupa bahan pembelajaran yang terdiri dari bahan kajian atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses belajar dan pembelajaran.

b) Materi kurikulum mengaju pada pencapaian tujuan masing-masing satuan pendidikan. Perbedaan dalam ruang lingkup dan urutan bahan pelajaran disebabkan oleh perbedaan tujuan satuan pendidikan tersebut.

c) Materi kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam hal ini tujuan pendidikan nasional merupakan target tertinggi yang hendak dicapai melalui pencapaian materi kurikulum.43

3. Metode

42Ibid.,hlm. 273-275


(41)

32

Metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Metode atau strategi pembelajaran menepati fungsi yang penting dalam kurikulum, karena memuat tugas yang perlu dikerjakan peserta didik maupun guru, sehingga dalam penyusunannya berdasarkan analisa yang mendalam yang mengacu pada tujuan kurikulum.

4. Organisasi

Dalam proses belajar tentunya berbeda antara belajar disekolah dengan belajar dikehidupan masyarakat, yang mana belajar disekolah memerlukan pengorganisasian yang sistematis. Seperti halnya kurikulum merupakan suatu rencana belajar, maka isi dan pengalaman belajar memerlukan pengorganisasian sedemikian rupa sehingga dapat berguna bagi tujuan-tujuan pendidikan. Namun perlu kita sadari bahwa pengorganisasian kurikulum merupakan kegiatan yang sulit dan kompleks, sehingga perlu adanya kerjasama dengan pihk-pihak yang terkait.

5. Evaluasi

Evaluasi pada dasarnya ditujukan untuk mengetahuai sejauh mana keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran, yang meliputi


(42)

tiga ranah yaitu: afektif, kognitif dan spikomotorik.44 Namun secara luas evaluasi bisa ditujukan untuk mengevaluasi semua komponen-komponen yang terkait dengan pengembangan kurikulum. sehingga kedudukan evaluasi di sini sangatlah penting karena akan memberikan informasi baik tentang perkembangan belajar siswa maupun keefektifan kurikulum dan pembelajaran, sehingga dapat dijadikan putusan dalam proses pembelajaran dan pendidikan secara tepat.

44M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 3.


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode dalam pembahasan ini merupakan langkah yang berkaitkan dengan cara kerja dalam pencapaian sasaran yang diperlukan bagi peneliti, sehingga dapat memahami obyek sasaran yang dikehendaki dalam upaya mencapai sasaran atau tujuan pemecahan. Sedangkan penelitian adalah usaha untuk mencari apa yang dilakukan dengan suatu metode tertentu dengan cara hati-hati, sistematis, serta sempurna terhadap permasalahan sehingga dapat digunakan untuk menyelesaikan atau menjawab problemnya46. Oleh karena itu, dalam pembahasan ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, pendekatan penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam

46

Joko Subagyo,Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Cet.4, h. 1-2.


(44)

penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai

bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”.

Penelitian kualitatif jauh lebih subjektif daripada penelitian atau survei kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda dari mengumpulkan informasi, terutama individu, dalam menggunakan wawancara secara mendalam dan grup fokus. Sifat dari jenis penelitian ini adalah penelitian dan penjelajahan terbuka berakhir dilakukan dalam jumlah relatif kelompok kecil yang diwawancarai secara mendalam.

Peserta diminta untuk menjawab pertanyaan umum, dan interviewer atau moderator group periset menjelajah dengan tanggapan mereka untuk mengidentifikasi dan menentukan persepsi, pendapat dan perasaan tentang gagasan atau topik yang dibahas dan untuk menentukan derajat kesepakatan yang ada dalam grup. Kualitas hasil temuan dari penelitian kualitatif secara langsung tergantung pada kemampuan, pengalaman dan kepekaan dari interviewer atau moderator group.

Jenis penelitian yang sering kurang dilakukan dari survei karena mahal dan sangat efektif dalam memperoleh informasi tentang kebutuhan komunikasi dan tanggapan dan pandangan tentang komunikasi tertentu.


(45)

36

Dalam hal ini sering metode pilihan dalam kasus di mana pengukuran atau survei kuantitatif tidak diperlukan.

Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, artinya, prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data yang dinyatakan verbal dan klasifikasinya bersifat teoritis, tidak diolah melalui perhitungan matematik dengan berbagai rumus statistik. Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan yang dibawa oleh peneliti masih bersifat sementara, maka teori yang digunakan dalam penyusunan proposal penelitian kualitatif juga masih bersifat sementara, dan akan berkemban setelah peneliti memasuki lapangan atau konteks sosial. Dalam kaitannya dengan teori, kalau dalam penelitian kuantitatif itu bersifata menguji hipotesis atau teori, sedangkan dalam penelitian kualitatif bersifat menemukan teori.

Dalam penelitian kualitatif bertujuan untuk mendeskripsikan apa yang saat ini berlaku. Didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Dengan kata lain penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini, dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada. Penelitian ini tidak menguji hipotesa atau tidak menggunakan hipotesa, melainkan hanya mendedkripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti. Penelitian semacam ini sering dilakukan oleh pejabat-pejabat guna mengambil kebijakan


(46)

atau keputusan untuk melakukan tindakan-tindakan dalam melakukan tugasnya.47

Dalam penelitian kuantitatif jumlah teori yang digunakan sesuai dengan jumlah variabel yang diteliti, sedangkan dalam penelitian kualitatif yang bersifat holistik atau menyeluruh, jumlah teori yang harus dimiliki oleh peneliiti kualitatif jauh lebih banyak karena harus disesuaikan dengan fenomena yang berkembang dilapangan.48

B. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Metode Wawancara

Metode interview dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data melalui tanya jawab, dialog secara lisan baik langsung maupun tidak langsung. Dalam metode ini teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada si peneliti.49

Adapun dalam penelitian ini teknik wawancara yang digunakan adalah teknik wawancara semi terstruktur. Dalam pelaksanaan peneliti tidak terpaku pada pedoman wawancara, sehingga peneliti lebih leluasa dalam menggali informasi secara lebih terbuka dari informan. Pedoman

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 26 8Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 2009), h. 213 49


(47)

38

wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.50

2. Metode observasi

Metode observasi merupakan cara pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan dengan sistematik tentang fenomena-fenomena yang diselidiki, baik secara langsung maupun tidak langsung51.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode observasi partisipatif. Yang mana peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang siamati atau digunakan sebagai sumberdata penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumberdata. Daam observasi partisipasif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengar apa yang diucapkan, dan berpartisipasi dalam aktifitas mereka52.

Sehingga akan mendapatkan data profil SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo dan proses belajar mengajar berdasarkan kurikulum pembelajaran PAI yang digunakan di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo.

3. Dokumentasi

50Sugiyono,Metode, h. 233

51Sutrisno hadi,metodologi research II, (yogyakarta: andi offset, 1997), h. 136 52Sugiono,metode, h. 227


(48)

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable atau catatan, transkip, buku, suratkabar, majalah, peraturan, kebijakan dan sebagainya. Pada teknik pengumpulan dookumentasi bahan-bahan pustaka digunakan sebagai sumber informasi untuk menjelaskan pengembanga kurikulum yang digunakan di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo.

Metode dokumentasi ini merupakan pelengkap dari metode wawancara dan observasi. Dokumen yang berbentuk gambar, tabel, bagan sketsa sebagai struktur organisasi guru dan karyawan, kegiatan belajar mengajar sebagai bentuk gambar dan lain-lain.

C. Jenis data

a. Data primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatatat untuk pertama kali. Dalam pengumpulan data primer ini dapat dilakukan dengan cara wawancara. diperoleh secara langsung dari sumbernya untuk diamati dan dicatat dalam bentuk pertama kalinya dan merupakan bahan utama peneliti, yaitu sumber yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data lewat orang lain atau lewat dokumen.53

53


(49)

40

Dalam hal ini yang menjadi sumber data primer yaitu profil SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo, kurikulum pembelajar pendidikan agama islam di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo

b. Data sekunder

Yaitu data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh dari peneliti sendiri. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang tersedia.54Sumber data sekunder ini adalah buku-buku, artikel, jurnal dan bahan –bahan kapustakaan lainnya

yang ada relevansinya dengan penelitian ini.

D. Sumber data

a. Informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberi informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Dalam penelitian ini informan mempunyai beberapa kriteria yang dianggap dapat memberikan informasi tentang kurikulum yang digunakan di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo seperti kepala sekolah, wakil kepala kurikulum dan staf guru

b. Sumber tertulis


(50)

Sumber tertulis dapat dikatakan sebagai sumber kedua yang berasal dari luar sumber kata-kata dan tindakan. Dapat berupa buku, skripsi, majalah ilmiah dan lainnya.

E. Analisis Data

1. Tekhnik Analisis Data

Analisis data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data kedalam pola atau kategori dan uraian satuan dasar sehingga lebih muda untuk dibaca dan di interpretasikan55. Analisis data bertujuan untuk menelaah data secara sistematika yang diperoleh dari berbagai teknik pengumpulan data yang antara lain: observasi wawancara dan dokumentasi. Setelah data terkumpul selanjutnya adalah data diklasifikasikan sesuai dengan kerangka penelitian kualitatif deskriptif yang berupaya menggambarkan kondisi latar belakang penelitan secara menyeluruh dan data tersebut ditarik suatu temuan penelitian.

Dalam penelitian kualitatif dikenal dua strategi analisis data yang sering digunakan bersama atau terpisah, strategi analisis data yang sering digunakan bersama-sama atau terpisah, strategi tersebut yaitu analisis deskriptif kualitatif dan verikatif kualitatif56. Adapun dala penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif ini berupa kata-kata atau paragraf yang dinyatakan dalam bentuk narasi yang bersifat

55Sugiono, metodeh. 240 56Ibid, h. 244


(51)

42

deskriptif mengenai peristiwa-peristiwa nyata yang terjadi dalam lokasi penelitian.

Sedangkan bodgan menyatakan bahwa analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami dan temuannya daat diinformasikan kepada orag lain.

Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa analisis data adalah proses mencari menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori tertentu, menjabarkan dalam setiap unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedaam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Data-data yang sudah terkumpul tersebut kemudian dianalisis menurut beberapa tahapan sebagai berikut:

a. Pengolahan data dengan cara diting, yaitu dengan memeriksa kembali data-data yang sudah dikumpulkan,

b. Pengorganisasian data, yaitu menyusun dan mensistematikan kembali data-data yang diperoleh kedalam kerangka paparan yang telah direncanakan.

c. Penemuan hasil, yaitu dengan melakukan analisa lanjutan secara kualitatif terhadap hasil pengorganisasian data dengan cara


(52)

menggunakan kaidah-kaidah, teori-teori, serta daalil-dalil untuk memperoleh kesimpulan, atau dengan istilah lain merupakan cara berpikir deduktif.

Pada analisis data kualitatif dalam hal ini dilakukan terhadap data yang berupa informasi, uraian dalam bentuk bahasa prosa kemudian dikaitkan dengan data lainnya untuk mendapatkan kejelasan terhadap suatu kebenaran atau sebaliknay, sehingga memperoleh gambaran baru ataupun menguatan suatu gambaran yang sudah ada atau sebaliknya. Jadi bentuk analisis ini dilakukan merupakan penjelasan-penjelasan, bukan berupa angka-angka statistik atau bentuk angka lainnya57.

Adapun untu kepereluan analisis data digunakan berbagai metode analisis data sebagai berikut :

a. Analisis konten yaitu suatau teknik untuk mengambil kesimpulan dengan mengidentifikasi berbagai karkteristik secara objektif, sistematis dan generalis58. Objektif berarti menurut aturan atau prosedur yang apabila dilaksanakan oleh peneliti lain dapat menghasilkan kesimpulan yang serupa. Sistematis artinya penetapan isi atau kategori dilakukan menurut aturan yang ditetapkan secara konsisten, meliputi penjaminan seleksi dan pengkodingan data agar tidak bisa. Generalis artinya penemuan harus memiliki refrensi teoritis. Informasi yang yang didapatkan dari analiis isi dapat dihubungkan

57Joko subagyo,metode, h. 106

58http://www.andreyuris.blogspot.com/2009/09/mudauntukindonesia.analisiskonten.htm, diakses pada tanggal 29 juli 2017


(53)

44

dengan atribut lain dari dokumen dan mempunyai relevansi teoritis yang tinggi. Analisis konten merujuk pada metode analisis yang integratif dan lebih konseptual yang menemukan, mengidentifikasikan, mengolah dan menganalisis dokumen untuk memahami makna, signifikansi dan relevansinya. Sehingga merupakan suatu analisis mendalam yang dapat menggunakan teknik kuantitatif ataupun kualitatif terhadap pesan-pesan menggunakan metode ilmiah da tidak terbatas pada jenis variable yang dapat diukur atau konteks tempat pesan-pesan diciptakan atau disajikan.

b. Metode deskriptif, yaitu bertujuan menggunakan fakta secara secara sistematis, faktual dan cermat, dengan kata lain bertujuan untuk menguraikan secara teratur59. Data yang diuraikan berupa penjelasan yang menggambarkan keadaan, peristiwa ataupun proses.


(54)

HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Profil sekolah

a. Nama Sekolah : SMP Bahaudin

b. NSS/NDS/NIS/NPNS :

204050214090/E.03142005/200900/20501671

c. NPWP Sekolah : 00 366 270 7 617 000

d. Nama Kepala Sekolah : Drs. H. Muhammad NuhSholeh

e. No. Telp/ HP : (031) 70308194

f. Nama Yayasan : YayasanPendidikanBahauddin

g. Alamat Yayasan : Ngelom I/123 Taman

h. No. Telp. Yayasan : (031) 7873296

i. No. Akte Pendirian Yayasan : No.22,Tanggal 23 Oktober 1983

j. Kepemilikan Tanah : Yayasan

k. Status tanah : Hak Milik

l. Luas tanah : 939 m2

m. Status Bangunan : Yayasan


(55)

46

2. Sejarah Berdiri dan Berkembangnya SMP Bahaudin Ngalom Sepanjang Sidoarjo

SMP Bahauddin berlokasi di Desa Ngelom Taman, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, berdiri sejak tahun 1989. SMP Bahauddin dibangun atas inisiatif ketua yayasan yang dimana beliau ingin mendirikan Madrasah Aliyah Bahauddin untuk mewadahi masyarakat dan santri – santri yang berada di Pondok Pesantren di Desa Ngelom yang ingin melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama.

SMP Bahauddin ini berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Bahauddin (YAPIB) yang dipimpin oleh KH. Sholeh Qosim atas usulan beliau, mulailah didirikan SMP di Desa Ngelom dan berkat dukungan masyarakat, SMP Bahauddin terus berjalan dan berkembang sesuai zamannya. Dan pada tahun 2003 SMP Bahauddin mendaftarkan diri ke Lembaga

Pendidikan Ma’arif NU Sidoarjo, untuk dijadikan salah satu sekolah yang ada di bawah pengawasan dan pengelolaan.

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan mengenai beberapa tujuan di dalam mendirikan SMP Bahauddin, antara lain :

a. Untuk membantu masyarakat dalam masalah pendidikan.

b. Untuk menghimpun dan membina anak – anak usia sekolah dalam taraf usia yang sejajar.

c. Untuk memperdalam penegtahuan umum sekaligus pengetahuan agama yang memadahi.


(56)

d. Untuk meningkatkan kwalitas pendidikan anak – anak agar menjadi muslim yang berpengetahuan luas dan bertanggung jawab.

e. Serta memberikan wadah dalam pendidikan dan akhlak bagi santri dan masyarakat.

Sasaran pembangunan Humas SMP Bahauddin adalah :

a. Memfasilitasi dan memberdayakan Komite Sekolah sebagai perwujudan pelibatan masyarakat terhadap perkembangan sekolah.

b. Mencarai dan mengelola dukungan masyarakat ( dana, pemikiran, moral, dan tenaga ).

c. Menyusun rencana dan program pelibatan orangtua siswa dan masyarakat dalam kegiatan pengembangan sekolah.

d. Mempromosikan sekolah kepada masyarakat.

e. Membina kerjasama dengan pemerintah setempat dan lembaga terkait. f. Membina hubungan yang harmonis dengan orangtua siswa.

g. Menyelesaikan masalah – masalah administrasi sekolah yang ada hubungannya dengan pemerintah setempat.

h. Menyusun program kerja dan anggaran Humas. i. Membantu komite dalam pengembangan sekolah.

j. Memfasilitasi hubungan antar warga sekolah dan komite. k. Melaksanakan promosi sekolah.

l. Mengkoordinasikan pelaksanaan praktek kerja industri m. Mengkoordinasikan pelaksanaan ujian kompetensi produktif. n. Mengkoordinasikan penelusuran lulusan.


(57)

48

3. Visi, Misi dan Tujuan

Sebelum suatu lembaga pendidikan melaksanakan program –

programnya, terlebih dahulu lembaga tersebut haruslah mengerti akan Visi, Misi dan Tujuan daripada lembaga tersebut didirikan. Adapun visi, misi dan tujuan dari Madrasah Aliyah Bahauddin adalah :

a. Visi SMP Bahauddin

“Terwujudnya insan bernalar dan berbudi berdasarkan iman dan taqwa”. Indikator dari visi tersebut antara lain :

a) Mampu bernalar dengan sistematis dan logis b) Memiliki kedisplinan dan budi pekerti yang baik c) Memiliki sikap dan perilaku keagamaan yang baik d) Memiliki kepedulian sosial yang tinggi

b. Misi SMP Bahauddin

a) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.

b) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga


(58)

c) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran Islam sehingga dapat ditumbuhkan pribadi ditumbuhkan pribadi yang beriman, bertaqwa dan berakhlaqul karimah.

c. Motto dan Tujuan Madrasah Aliyah Bahauddin

“ Berprestasi, Luhur Budi, Mampu Berkompetisi”. Tujuan SMP Bahauddin antara lain :

a) Lulusan SMP Bahauddin memiliki sikap dan perilaku yang terpuji, memiliki penalaran yang baik, serta memiliki kepeduliaan social yang tinggi.

b) Lulusan SMP Bahauddin dapat mempraktikkan shalat dengan benar

dan membaca Al Qur’an dengan lancer.

c) Rata–rata ujian Nasional mencapai 6,0.

d) Lulusan Madrasah Aliyah Bahauddin dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

4. Data siswa 5 tahun terakhir

Tabel 4.1

Data siswa 5 tahun terakhir

Tahun Pelajaran

Kelas VII

Kelas

VIII KelasIX Jumlah


(59)

50

2012/

2013 193 229 240 662

2013/

2014 267 187 224 678

2014/

2015 278 263 176 717

2015/

2016 270 247 256 773

2016/

2017 245 234 247 726

5. Struktur Organisasi

a. Ketua Yayasan : KH. Sholeh qosim

b. Komite sekolah :Drs. Ichwan Tojib

c. Kepala sekolah :Drs. H. Muhammad Nuh Sholeh

d. Wakil kepala sekolah :Ratna Sari Dewi, S.Pd

e. Unit perpustakaan :Nuryati, S.Pd

f. Unit Tata usaha :M. Khoirul Anam, S.Pd.I

g. Waka kurikulum :Ratna Sari Dewi, S.Pd

h. Waka sarpras :Nurul Huda, S.Ag

i. Waka kesiswaan :Fitroh Yulaga, S.Pd

j. Waka humas :Farihul Umam, S.H.I

k. Wali kelas 7 :

a) Nuryati, S.Pd


(60)

c) Nur Aini, S.Pd

d) Dini Widyati, S.Pd

e) Uswatun H, S.Pd

f) Menik As, S.Pd

l. Wali kelas 8 :

a) L Mahbubah, S.Ag b) Ratna Sari D, S.Pd c) Titin A, S.Pd d) Fitroh Y, S.Pd e) Ninik Ch, S.Pd f) Elok J, S.Pd

m. Wali kelas 9 :

a) S Subaidah, S.Pd

b) Samirah, S.Pd c) Nina Nur M, S.Pd d) Dra. Saimah e) Kuswatul H, S.Pd f) Diyah K, S.Pd

6. Keadaan Guru dan Karyawan

Guru merupakan penentu terhadap keberhasilan suatu kegiatan belajar mengajar, harus menjadi perhatian bagi sebuah Institusi pendidikan, guru


(61)

52

akan menunaikan tugasnya dengan baik atau dapat bertindak sebagai tenaga pengajar yang efektif, jika padanya terdapat berbagai kompetensi keguruan dan melaksanakan fungsinya sebagai guru.

Untuk mengetahui keadaan guru di SMP Bahauddin, dapat dilihat tabel :

Tabel 4.2

Data Keadaan Guru Dan Karyawan

No. Nama Guru Jabatan

1. H. Choiruddin, Sh Guru

2. Drs. H. MUHAMMAD NUH Ka. Madrasah

3. Sabbaha Lillah, S. Sas Guru / wali kelas

4. Purnomo,S. Pd Guru / wali kelas

5. Khoirul Anam Guru

6. Dyah Kusumarini, S. Pd Guru

7. Syihabuddin, S. Ag Guru / wali kelas

8. Titin Agustin, S. Pd Guru

9. Muhammad Farihul Umam,S.Hi Guru / wali kelas

10. Iis Rusiandaru,S.Pd Guru

11. Drs.H.CHUSNUL HUDA Guru

12. Indah Mufarrocha,S.Psi Bk


(62)

7. Fasilitas Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana di sekolah ikut memiliki peran yang penting dalam proses belajar-mengajar. Sama halnya di MA Bahauddin Sepanjang, sekolah ini juga menyediakan beberapa sarana dan prasarana dalam proses belajar mengajar dengan tujuan agar hasil belajar tercapai dengan maksimal.60

Adapun sarana dan prasarana yang ada di SMP Praja Mukti Surabaya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

60Wawancara dengan Waka sarpras SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo, M. Khoirul Anam,, 3 maret 2017 pukul 12.00 WIB

14. Zaenal Arifin, S.Pd Guru / wali kelas

15. Kuswatul Chasanah,S.Pd Guru

16. Machmudah,S.Si Guru / wali kelas

17. Samirah, S. Pd Guru

18. Nur Aini, S.Si Guru

19. Abdulloh Fuad, S. Si Guru

20. Hartini, S.Pd Guru

21. Dini Widyati, S.Pd Guru

22. Abidatul A’la,S.Ag Guru


(63)

54

Data Fasilitas Sarana Prasarana

No Je nis Pras aran Juml ah Rua ng R u a n Rua ng Tida k Kategori Kerusakan Luas m2 Rusa k Rus ak Rus ak

1 RuangKelas 13 - 13 - - - 904

2 Perpustakaan 1 - 1 - - - 72

3 R. Lab. IPA 1 - 1 - - - 72

4 R. Lab. 1 - 1 - - - 72

5 R. Lab.

Komputer

1 - 1 - - - 72

6 R. Konseling 1 - 1 - - - 12

7 R.

KepalaSekol

1 - 1 - - - 72

8 R. Guru 1 - 1 - - - 72

9 R. Tata 1 - 1 - - - 16

10 R. OSIS 1 - 1 - - - 16

11 R. Staf 1 - 1 - - - 72

12 KM/WC

Guru


(64)

8. Prinsip pengembangan kurikulum SMP Bahaudin

Kurikulum SMP Bahaudin dikembangkan sesuai dengan relevansinyab oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dibawah koordinasi dan supervise dinas pendidikan kabupaten sidoarjo

Pengembangan kurikulum mengacu pada SI dan SKL, serta berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang mengacu pada BSNP serta memperhatikan pertimbangan komite sekolah.

Kurikulum di SMP Bahaudin dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip antara lain :

a. Berpusat pada potensi, perkembangan kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan

13 KM/WC

Siswa Putra

3 - 3 - - - 12

14 KM/WC

SiswaPutri

3 - 3 - - - 12

15 TempatIbada h

1 - 1 - - - 225


(65)

56

pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan. b. Beragam dan terpadu

Kurikulum di SMP Bahaudin dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya, dan adat istiadat seta status sosial, ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, pengembangan diri secara terpadu, disusun dalam keterkaitan, berkesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.

c. Tanggap terhadap pengembangan IPTEK

Memperoleh pelayanan untuk perbaikan dan pengayaan sesuai dengan potensi dan tahap perkembangannya, dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi yang berdimensi ketuhana, individu, sosial dan moral.

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Kurikulum SMP Bahaudin dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat

dengan prinsip “ing ngarso sung tulodho ing madya magun karsa tut wuri handayani”

e. Menyeluruh dan berkesinambungan

Kurkulum dilaksanakan dengan mengunakan pendekatan multi strategi dan multi media, sumber belajar dan teknologi yang memadai, serta


(66)

memanfaatkan lingkungan sekitar dan alam semesta untuk dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan, serta dilaksanakan dalam situasi yang tertib, kondusif dan menyenangkan.

f. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum di SMP Bahaudin dilaksanakan dengan mendayagunakan dan memberdayakan kondisi sumberdaya manusia, alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Diselenggarakan dalam substansi keseimbangan, keterkaitan, keterpaduan dan kesinambungan yang relevan dan memadai antar kelas, mata pelajaran, jenis dan jenjang pendidikan dalam konteks keberagamaan.

9. prinsip pelaksanaan kurikulum

Dalam pelaksanaan kurikulum di SMP bahauddin Taman menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya

b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar yaitu: a. Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa. b. Belajar untuk memahami dan menghayati.


(67)

58

c. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif. d. Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain.

e. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses pembelajaran yang efektif aktif kreatif dan menyenangkan

c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan pengayaan dan kondisi peserta didik dengan tetap berdimensi ketuhanan, keindividualan, kesosialan dan moral

d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka dan hangat dengan prinsip “tut wuri handayani ing madya mangun karsa ing ngarsa sung tuladha” yang artinya: di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan.

e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multi strategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar, serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan.


(68)

f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya, serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.

g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan.

10. Struktur Dan Muatan Kurikulum SMP Bahaudin

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.

Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk pengembang kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas, berdasarkan hal tersebut kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:

a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan


(69)

60

kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik. Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.

b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofis ini prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan


(70)

makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.

c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu. Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama mata pelajaran yang sama dengan disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.

d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial kepedulian dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik. Berdasarkan makna dari filosofi ini kurikulum 2013, bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang baik, dengan demikian kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas


(71)

62

dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat bangsa dan umat manusia.

Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori pendidikan berdasarkan standar dan teori kurikulum berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar, menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian. Pendidikan kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan dan bertindak. Kurikulum 2013 menganut pembelajaran yang dilakukan guru dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas dan masyarakat dan pengalaman belajar langsung peserta didik sesuai dengan latar belakang karakteristik dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

landasan yuridis kurikulum 2013 adalah undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, undang-undang nomor 20 tahun 2003


(1)

73

Sementara dalam aspek Alqur’an, sekolahan ini mengembangkan kurikulum lokal yakni dengan mengembangkan mata pelajaran kekhasan

yaitu mata pelajaran Baca Tulis Qur’an. Sehingga segala aspek ke-PAI-an dapat dicapai dengan memperhitungkan tuntutan masyarakan dan lingkungan sekitar.


(2)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian secara mendalam tentang Integrasi kurikulum yang digunakan di SMP Bahaudin Ngalom Sepanjang Sidoarjo, peneliti daapat menyimpulkan bahwa :

1. Konsep kurikulum di SMP Bahauddin Ngelom Sepanjang Sidoarjo dalam pembelajaran PAI, sama seperti kurikulum yang digunakan pada sekolah pada umumnya yaitu dengan menggunakan kurikulum yang mengacu pada kurikulum yang disusun oleh departemen pendidikan nasional sebagai perangkat rencana dan pengatuaran mengenai tujuan, isi, dan

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan nasional

2. Eksistensi kurikulum pendidikan nasional indonesia di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo dalam pembelajaran PAI hanya sebatas formalitas saja, karena dalam implementasinya kurikulum yang dipakai lebih menekankan pada kurikulum yang telah dikembangkan oleh lembaga tersebut.

3. Pengembangan kurikulum yang diterapkan di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo menggunakan pengembangan kurikulum dengan


(3)

75

memecah pelajaran PAI menjadi 4 mata pelajaran yaitu fiqih, aqidah

akhlaq, sejarah keislaman dan BTQ (Baca Tulis Qur’an) dengan

menghilangkan aspek bahasa arab dan hadis yang terkandung didalam matapelajaran PAI

B. Saran

Demi perbaikan dan kesempurnaan serta peningkatan kualitas

pendidikan khususnya dalam matapelajaran pendidikan agama Islam di SMP Bahaudin Ngalom Sepanjang Sidoarjo, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Kepala sekolah bekerjasma dengan guru sebaliknya melakukan penyempurnaan secara berkesinambungan dengan membuka peluang kerjasama antara sekolahan termasuk dengan madrasah dan

lembaga pendidikan ma’arif NU, serta selalu memonitor, memantau

dan mngevaluasi dan mendiskusikan permasalahan yang timbul untuk melakukan perubahan-perubahan yang lebih baik.

2. Peserta didik harus bekerja sama dengan mengikuti pembelajaran dengan baik. Sehingga segala aspek ke-PAI-an dapat dicapai dengan memperhitungkan tuntutan masyarakan dan lingkungan sekitar.

3. Pendidik setidaknya menambah kreativitas dalam pembelajaran

dengan mempelajari model-model baru dan menggunakan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah secara maksimal


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad M.,Pengembangan Kurikulum, Bandung: Pustaka Setia, 1998

Arifin Zainal, Konsep dan Model pengembangan Kurikulum , Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2012.

---, Pengembangan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan Islam, Jogjakarta:

Diva Press 2012

Azwar Saifuddin,Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001

Bakker Anton, A. Charis Zubair,Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Kanisius, 2000

Dakir H.,Perencanaan dan Pengembangan kurikulum,Jakarta: Rineka Cipta, 2010

Davies Ivor. K.,Pengelolaan Belajar, Jakarta, Rajawali, 1991

Hadi Sutrisno,Metodologi Research II, Yogyakarta: Andi Offset, 1997

Hamalik Oemar,Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013

http://www.andreyuris.blogspot.com/2009/09/mudauntukindonesia.analisiskonten.ht m, diakses pada tanggal 29 juli 2017

Idi Abdullah, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek, Yogyakarta: Ar-Ruzz,

2007

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara,

1995

Minarti Sri, Ilmu Pendidikan Islam Fakta Teoritis-Filosofis & Aplikatif-Normatif,


(5)

Muhaimin et.al., Paradigma Pendidikan Islam : Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah, Bandung : Remaja Rosda Karya, 2002

Mulyasa E., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Sebuah Panduan Praktis,

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008

---, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2013

Mujib Abdul; Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidkan Islam, Jakarta: Kencana Prenada

Media, 2006

Nasution,Kurikulum Dan Pengajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010

Nasution S.,Asas-Asas Hukum, Jakarta: Bumi Aksara, 2008

Nata Abudin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2010

---,Kapita Selekta Pendidikan Islam, Bandung: Angkasa, 2003

Nurdin Syafruddin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi

Kurikulum,Jakarta: Ciputat Press, 2002

Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003,

Jakarta: Depdiknas, 2003

Rusman,Manajemen kurikulum, Bandung: PT Rajagrafindo Persada, 2009

Subagyo Joko, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta,

2004

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,

2009

Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta: PT RajaGrafindo


(6)

Syafaat Aat; Sohari Sahrani; Muslih, Peranan Pendidikan Agama Islam,Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008

Tafsir Ahmad,Ilmu Pendidikan IslamiBandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013