Biomasa Pohon Penaksiran Biomasa

Keterangan : Pohon Besar DBH 30 cm di dalam atau di luar sub-plot utama : Tanaman dengan DBH 5 – 30 cm di dalam atau di luar sub-plot utama : Tanaman dengan DBH 5 cm di dalam atau di luar sub-plot utama : Sub-Plot pengambilan contoh tumbuhan bawah dan serasah Gambar 2. Sketsa Pembuatan plot pengukuran seluruh komponen cadangan karbon per lahan.

3. Penaksiran Biomasa

a. Biomasa Pohon

Pengukuran biomasa pohon dapat dilakukan dengan menaksir volume pohon tanpa melakukan perusakan atau non destructive. Volume pohon dapat ditaksir dari ukuran diameter batangnya, yang diukur setinggi dada diameter at breast height - DBH atau 1.3 m dari permukaan tanah. Perhitungan biomasa pohon dilakukan dengan menggunakan rumus alometrik yang dikemukakan oleh A. Komiyama et al. 2008. Rumus alometrik tersebut dapat dilihat dibawah berikut : Above-ground tree weight W top in kg Avicennia germinans W top = 0.140DBH 2.40 r 2 = 0.97, n = 45, Dmax = 4 cm Fromard et al.,1998 W top = 0.0942DBH 2.54 r 2 = 0.99, n = 21, Dmax = unknown Imbert and Rollet, 1989 Avicennia marina W top = 0.308DBH 2.11 r 2 = 0.97, n = 22, Dmax = 35 cm Comley and McGuinness, 2005 Laguncularia racemosa W top = 0.102DBH 2.50 r 2 = 0.97, n = 70, Dmax = 10 cm 60 m 40 m 5 m 15 m Sub-Plot Utama 0.5m X 0.5m Sub-Plot Sub-Plot Utama Universitas Sumatera Utara Fromard et al.,1998 W top = 0.209DBH 2.24 r 2 = 0.99, n = 17, Dmax: unknown Imbert and Rollet, 1989 Rhizophora apiculata W top = 0.235DBH 2.42 r 2 = 0.98, n = 57, Dmax = 28 cm Ong et al., 2004 Rhizophora mangle W top = 0.178DBH 2.47 r 2 = 0.98, n = 17, Dmax: unknown Imbert and Rollet, 1989 Rhizophora spp. W top = 0.128DBH 2.60 r 2 = 0.92, n = 9, Dmax = 32 cm Fromard et al.,1998 W top = 0.105DBH 2.68 r 2 = 0.99, n = 23, Dmax = 25 cm Clough and Scott, 1989 Bruguiera gymnorrhiza W top = 0.186DBH 2.31 r 2 = 0.99, n = 17, Dmax = 25 cm Clough and Scott, 1989 Bruguiera parviflora W top = 0.168DBH 2.42 r 2 = 0.99, Dmax = 25 cm, n = 16 Clough and Scott, 1989 Ceriops australis W top = 0.189DBH 2.34 r 2 = 0.99, n = 26, Dmax = 20 cm Clough and Scott, 1989 Xylocarpus granatum W top = 0.0823DBH 2.59 r 2 = 0.99, n = 15, Dmax = 25 cm Clough and Scott, 1989 Common equation W top = 0.251pD 2.46 r 2 = 0.98, n = 104, Dmax = 49 cm Komiyama et al., 2005 W top = 0.168pDBH 2.47 r 2 = 0.99, n = 84, Dmax = 50 cm Chave et al., 2005 Perhitungan biomassa untuk tanaman non mangrove dilakukan dengan menggunakan persamaan allometrik seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Persamaan Allometrik Penutupan Lahan Rumus Allometrik Sumber Hutan Sekunder Y = 21.297 – 6.953D + 0.740 D 2 Brown 1997 dalam Sutaryo 2009 Hutan Mangrove Y = 0.2064 D 2.34 Dharmawan dan Siregar 2009 dalam Masripatin et al 2010 Hutan Rawa Y = 0.19 D 2.37 Istomo 2002 dalam Hairiah et al 2004 Agroforesri Y = 0.2902 D 2.313 Istomo 2002 dalam Hairiah et al 2004 Kelapa Sawit Y = 0.0976T + 0.0706 ICRAF 2009 dalam Hairiah et al 2011 Universitas Sumatera Utara Below-ground tree weight W R in kg Avicennia marina W R = 1.28DBH 1.17 r 2 = 0.80, n = 14, Dmax = 35 cm Comley and McGuinness, 2005 Bruguiera spp . W R = 0.0188D 2 H 0.909 r 2 = unknown, n = 11, Dmax = 33 cm Tamai et al., 1986 c.f., H = D0.025D + 0.583 Bruguiera exaristata W R = 0.302DBH 2.15 r 2 = 0.88, n = 9, Dmax = 10 cm Comley and McGuinness, 2005 Ceriops australis W R = 0.159DBH 1.95 r 2 = 0.87, n = 9, Dmax = 8 cm Comley and McGuinness, 2005 Rhizophora apiculata W R = 0.00698DBH 2.61 r 2 = 0.99, n = 11, Dmax = 28 cm Ong et al., 2004 c.f., Wstilt = 0.0209DBH 2.55 r 2 = 0.84, n = 41 Rhizophora stylosa W R = 0.261DBH 1.86 r 2 = 0.92, n = 5, Dmax = 15 cm Comley and McGuinness, 2005 Rhizophora spp. W R = 0.00974D 2 H 1.05 r 2 = unknown, n = 16, Dmax = 40 cm Tamai et al., 1986 c.f., H = D0.02D + 0.678 Xylocarpus granatum W R = 0.145DBH 2.55 r 2 = 0.99, n = 6, Dmax = 8 cm Poungparn et al., 2002 Common equation W R = 0.199p 0.899 D 2.22 r 2 = 0.95, n = 26, Dmax = 45 cm Komiyama et al., 2005 Pengukuran biomasa di bawah permukaan tanah untuk jenis tanaman non mangrove dapat menggunakan rumus berikut ini : Bbp = NAP X Bap Keterangan : - Bbp adalah biomasa di bawah permukaan tanah - NAP adalah nilai nisbah akar pucuk - Bap adalah nilai biomasa di atas permukaan tanah Universitas Sumatera Utara Data nisbah akar pucuk pada beberapa tipe hutan disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Nisbah akar pucuk Tipe hutan Nisbah akar pucuk Contoh Lokasi Hutan hujan tropis 0.37 Hutan campuran Dipterocarpa di kalimantan Hutan yang menggugurkan daun 0.20 Hutan Jati 0.24 Hutan daerah kering tropis 0.56 Hutan Savana di NTT 0.28 Semak tropis 0.40 Hutan Bekas Kebakaran Hutan pegunungan tropis 0.27 0.27-0.28 Hutan dataran tinggi Sumber : IPCC 2006

b. Biomasa Tumbuhan Bawah Understorey

Dokumen yang terkait

Analisis Penggunaan Lahan dan Perubahan Tutupan Lahan Tahun 2006 dan 2012 Serta Identifikasi Lahan Kritis di Desa Jaring Halus Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat

2 55 49

Keanekaragaman Jenis dan Pendugaan Cadangan Karbon yang Tersimpan pada Hutan Sekunder dan Tambak di Desa Pulau Sembilan, kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara

2 39 114

Keanekaragaman Jenis dan Pendugaan Cadangan Karbon yang Tersimpan pada Hutan Sekunder dan Tambak di Desa Pulau Sembilan, kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara

0 0 54

Cover Perkembangan Suku Banjar Di Desa Jaring Halus Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat

0 0 12

Abstract Perkembangan Suku Banjar Di Desa Jaring Halus Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat

0 1 1

Analisis Penggunaan Lahan dan Perubahan Tutupan Lahan Tahun 2006 dan 2012 Serta Identifikasi Lahan Kritis di Desa Jaring Halus Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat

0 0 8

ANALISIS PENGGUNAAN LAHAN DAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN TAHUN 2006 DAN 2012 SERTA IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS DI DESA JARING HALUS KECAMATAN SECANGGANG KABUPATEN LANGKAT

0 0 12

Pendugaan Cadangan Karbon dan Emisi Gas CO2 Pada Perubahan Tutupan Lahan Hutan Mangrove Sekunder dan Permukiman Di Desa Jaring Halus Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat

1 0 82

Pendugaan Cadangan Karbon dan Emisi Gas CO2 Pada Perubahan Tutupan Lahan Hutan Mangrove Sekunder dan Permukiman Di Desa Jaring Halus Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat

0 0 9

Pendugaan Cadangan Karbon dan Emisi Gas CO2 Pada Perubahan Tutupan Lahan Hutan Mangrove Sekunder dan Permukiman Di Desa Jaring Halus Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat

0 0 12