Hukum internasional 005

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkatNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Hukum Internasional tentang
“Hubungan diplomatik dan konsuler” sebagai lampiran dari tugas mata kuliah Hukum
Internasional.
Makalah ini kami susun berdasarkan pada berdasarkan pada kenyataan bahwa
pentingnya hubungan lintas negara disegala sektor kehidupan seperti politik, sosial,
ekonomi dan lain sebagainya, maka sangat diperlukan hukum yang diharap bisa
menuntaskan segala masalah yang timbul dari hubungan antar negara tersebut dan
Hukum Internasional ialah sekumpulan kaedah hukum wajib yang mengatur hubungan
antara person hukum internasional (Negara dan Organisasi Internasional), menentukan
hak dan kewajiban badan tersebut serta membatasi hubungan yang terjadi antara person
hukum tersebut dengan masyarakat sipil.
Makalah ini disusun dengan menggunakan bahasa yang sesederhana mungkin, sehingga
dapat dipahami oleh para pembaca. Namun, penulis juga menyadari bahwa tidak ada hal
yang sempurna . sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dn saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan makalah selanjutnya.
Surabaya, 28 Mei 2014
Penyusun


Rommy Haryono

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….2
HUKUM INTERNASIONAL…………………………………………………………..3
A. Pengertian Hukum Internasional…………………………………………………..3
B. Sumber-sumber Hukum Internasional…………………………………………….3
C. Tanggung Jawab Internasional…………………………………………………….4
D. Hukum Internasional dan Hukum Dunia………………………………………….4
E. Masyarakat dan Hukum Internasional.....................................................................5
HUBUNGAN DIPLOMASI..............................................................................................7
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

I.
J.
K.
L.

Definisi Diplomasi..................................................................................................7
Unsur Pokok Diplomasi..........................................................................................7
Pengertian umum diplomasi……………………………………………………...8
Tujuan Diplomasi…………………………………………………………...…… 8
Kegiatan Kultural dan Diplomasi………………………………………………...9
Tugas Diplomas…………………………………………………………………..9
Pekerjaan/bidang Diplomasi……………………………………………………...9
Pelaksana Diplomasi……………………………………………………………...9
Hubungan Bilateral……………………………………………………………...10
Platform Pelaksanaan Diplomasi………………………………………………..10
Penutupan Hubungan Diplomatik……...………………………………………..10
Pembukaan Hubungan Diplomatik……………………………………………...11

HUBUNGAN DIPLOMATIK DAN HUBUNGAN INTERNASIONAL..………….. 12
A. Tipe-Tipe Diplomasi Menurut ………………………………………………….12

B. Negosiasi Dalam Diplomasi ……………………………………………………13
PERAN KONSULER………………………………………………………………… 16
PENUTUP……………………………………………………………………………...18
KESIMPULAN………………………………………………………………………...18

HUKUM INTERNASIONAL

A. Pengertian Hukum Internasional
'Hukum internasional' adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas berskala
internasional. Pada awalnya, Hukum Internasional hanya diartikan sebagai perilaku
dan hubungan antar negara namun dalam perkembangan pola hubungan internasional
yang semakin kompleks pengertian ini kemudian meluas sehingga hukum
internasional juga mengurusi struktur dan perilaku organisasi internasional dan, pada
batas tertentu, perusahaan multinasional dan individu.
Hukum internasional mempunyai beberapa segi penting seperti prinsip kesepakatan
bersama (principle of mutual consent), prinsip timbal balik (priniple of reciprocity),
prinsip komunikasi bebas (principle of free communication), princip tidak diganggu
gugat (principle of inciolability), prinsip layak dan umum (principle of reasonable
and normal), prinsip eksteritorial (principle of exterritoriality), dan prinsip-prinsip
lain yang penting bagi hubungan diplomatik antarnegara.

Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan unsur-unsur terpenting dari hukum
internasional:
a. Objek dari hukum internasional ialah badan hukum internasional yaitu negara dan
organisasi internasional.
b. Hubungan yang terjalin antara badan hukum internasional adalah hubungan
internasional dalam artian bukan dalam scope wilayah tertentu, ia merupakan
hubungan luar negeri yang melewati batas teritorial atau geografis negara, berlainan
dengan hukum negara yang hanya mengatur hubungan dalam negeri .
c. Kaedah hukum internasional ialah kaedah wajib, seperti layaknya semua kaedah
hukum, dan ini yang membedakan antara hukum internasional dengan kaedah
internasional yang berlaku dinegara tanpa memiliki sifat wajib seperti life service
dan adat kebiasaan internasional.
B. Sumber-sumber Hukum Internasional
Hukum traktat, yakni hukum yang terbentuk dalam perjanjian-perjanjian
internasional (tractaten-recht) Kesepakatan dan perjanjian international. Seperti
Konvensi Vina, Konvensi New York serta perjanjian serta kesepakatan yang lainnya.
Hukum kebiasaan (costumary), yaitu keajegan-keajegan dan keputusan-keputusan
(penguasa dan warga masyarakat) yang didasarkan pada keyakinan akan kedamaian
pergaulan hidup.
Sumber-sumber hukum internasioanal yang lainnya seperti: dasar umum negara,

hukum peradilan internasional, fiqh internasional, kaedah keadilan, serta keputusan-

keputusan organisasi internasional.
C. Tanggung Jawab Internasional
Hukum Internasional ada untuk mengatur segala hubungan internasional demi
berlangsungnya kehidupan internasional yang terlepas dari segala bentuk tindakan
yang merugikan negara lain. Oleh sebab itu negara yang melakukan tindakan yang
dapat merugikan negara lain atau dalam artian melanggar kesepakatan bersama akan
dikenai implikasi hukum, jadi sebuah negara harus bertanggung jawab atas segala
tindakan yang telah dilakukannya.
Pengertian tanggung jawab internasional itu sendiri itu adalah peraturan hukum
dimana hukum internasional mewajibkan kepada person hukum internasional pelaku
tindakan yang melanggar kewajiban-kewajiban internasional yang menyebabkan
kerugian pada person hukum internasional lainnya untuk melakukan kompensasi.
Suatu negara dapat dimintai pertanggung jawabannya secara internasional bila telah
memenuhi syarat sebagai berikut:
Negara tersebut telah benar-benar melakukan tindakan yang merugikan, tindak
positif ataupun negative.Tindakan yang merugikan ini timbul dari person hukum
internasional yang meliputi negara dan organisasi internasional.Yang terakhir yaitu
tindakan yang merugikan itu sendiri, bila tidak ada kerugian yang timbul dari person

hukum internasional pertanggungjawaban internasional tidak dapat di
terapkanTindakan yang merugikan ini dapat timbul dari perangkat badan
internasional itu sendiri, yaitu badan legislatif, eksekutif dan pula yudikatif
Hukum Internasional terdapat beberapa bentuk perwujudan atau pola perkembangan
yang khusus berlaku di suatu bagian dunia (region) tertentu :
a. Hukum Internasional regional : Hukum Internasional yang berlaku/terbatas daerah
lingkungan berlakunya, seperti Hukum Internasional Amerika / Amerika Latin,
seperti konsep landasan kontinen (Continental Shelf) dan konsep perlindungan
kekayaan hayati laut (conservation of the living resources of the sea) yang mulamula tumbuh di Benua Amerika sehingga menjadi hukum Internasional Umum.
b. Hukum Internasional Khusus : Hukum Internasional dalam bentuk kaedah yang
khusus berlaku bagi negara-negara tertentu seperti Konvensi Eropa mengenai HAM
sebagai cerminan keadaan, kebutuhan, taraf perkembangan dan tingkat integritas
yang berbeda-beda dari bagian masyarakat yang berlainan. Berbeda dengan regional
yang tumbuh melalui proses hukum kebiasaan.
D. Hukum Internasional dan Hukum Dunia

Hukum Internasional didasarkan atas pikiran adanya masyarakat internasional yang
terdiri atas sejumlah negara yang berdaulat dan merdeka dalam arti masing-masing
berdiri sendiri yang satu tidak dibawah kekuasaan lain sehingga merupakan suatu
tertib hukum koordinasi antara anggota masyarakat internasional yang sederajat.

Hukum Dunia berpangkal pada dasar pikiran lain. Dipengaruhi analogi dengan
Hukum Tata Negara (constitusional law), hukum dunia merupakan semacam negara
(federasi) dunia yang meliputi semua negara di dunia ini. Negara dunia secara hirarki
berdiri di atas negara-negara nasional. Tertib hukum dunia menurut konsep ini
merupakan suatu tertib hukum subordinasi.
E. Masyarakat dan Hukum Internasional
1. Adanya masyarakat-masyarakat Internasional sebagai landasan sosiologis hukum
internasional.
a. Adanya suatu masyarakat Internasional Adanya masyarakat internasional
ditunjukkan adanya hubungan yang terdapat antara anggota masyarakat
internasional, karena adanya kebutuhan yang disebabkan antara lain oleh pembagian
kekayaan dan perkembangan industri yang tidak merata di dunia seperti adanya
perniagaan atau pula hubungan di lapangan kebudayaan, ilmu pengetahuan,
keagamaan, sosial dan olah raga mengakibatkan timbulnya kepentingan untuk
memelihara dan mengatur hubungan bersama merupakan suatu kepentingan bersama.
Untuk menertibkan, mengatur dan memelihara hubungan Internasional inilah
dibutuhkan hukum dunia menjamin unsur kepastian yang diperlukan dalam setiap
hubungan yang teratur. Masyarakat Internasional pada hakekatnya adalah hubungan
kehidupan antar manusia dan merupakan suatu kompleks kehidupan bersama yang
terdiri dari aneka ragam masyarakat yang menjalin dengan erat.

b. Asas hukum yang bersamaan sebagai unsur masyarakat hukum internasional.
Suatu kumpulan bangsa untuk dapat benar-benar dikatakan suatu masyarakat Hukum
Internasional harus ada unsur pengikat yaitu adanya asas kesamaan hukum antara
bangsa-bangsa di dunia ini. Betapapun berlainan wujudnya hukum positif yang
berlaku di tiap-tiap negara tanpa adanya suatu masyarakat hukum bangsa-bangsa
merupakan hukum alam (naturerech) yang mengharuskan bangsa-bangsa di dunia
hidup berdampingan secara damai dapat dikembalikan pada akal manusia (ratio) dan
naluri untuk mempertahankan jenisnya.
2. Kedaulatan Negara : Hakekat dan Fungsinya Dalam Masyarakat Internasional
Negara dikatakan berdaulat (sovereian) karena kedaulatan merupakan suatu sifat atau

ciri hakiki negara. Negara berdaulat berarti negara itu mempunyai kekuasaan
tertentu. Negara itu tidak mengakui suatu kekuasaan yang lebih tinggi daripada
kekuasaannya sendiri dan mengandung 2 (dua) pembatasan penting dalam dirinya:
(1) Kekuasaan itu berakhir dimana kekuasaan suatu negara lain mulai. (2) Kekuasaan
itu terbatas pada batas wilayah negara yang memiliki kekuasaan itu.
Konsep kedaulatan, kemerdekaan dan kesamaan derajat tidak bertentangan satu
dengan lain bahkan merupakan perwujudan dan pelaksanaan pengertian kedaulatan
dalam arti wajar dan sebagai syarat mutlak bagi terciptanya suatu masyarakat
Internasional yang teratur.

3. Masyarakat Internasional dalam peralihan: perubahan-perubahan dalam peta bumi
politik, kemajuan teknologi dan struktur masyarakat internasional
Masyarakat Internasional mengalami berbagai perubahan yang besar dan pokok ialah
perbaikan peta bumi politik yang terjadi terutama setelah Perang Dunia II. Proses ini
sudah dimulai pada permulaan abad XX mengubah pola kekuasaan politik di dunia.
Timbulnya negara-negara baru yang merdeka, berdaulat dan sama derajatnya satu
dengan yang lain terutama sesudah Perang Dunia II.
Perubahan Kedua ialah kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi berbagai alat
perhubungan menambah mudahnya perhubungan yang melintasi batas negara.
Perkembangan golongan ialah timbulnya berbagai organisasi atau lembaga
internasional yang mempunyai eksistensi terlepas dari negara-negara dan adanya
perkembangan yang memberikan kompetensi hukum kepada para individu. Kedua
gejala ini menunjukkan bahwa disamping mulai terlaksananya suatu masyarakat
internasional dalam arti yang benar dan efektif berdasarkan asas kedaulatan,
kemerdekaan dan persamaan derajat antar negara sehingga dengan demikian terjelma
Hukum Internasional sebagai hukum koordinasi, timbul suatu komplek kaedah yang
lebih memperlihatkan ciri-ciri hukum subordinasi.

HUBUNGAN DIPLOMASI
A. Definisi Diplomasi

Definisi diplomasi menurut Tonny d’effendi (Tjhan Fuk Yin):
a. Bahasa Yunani “Diploun” berarti melipat
b. Surat jalan perjalanan dari logam yang dilipat pada mjasa Romawi dan disebut
Diplomasi
c. Abad XVIII diplomasi diartikan sebagai pelaksanaan politik luar negeri
Definisi Diplomasi
a. Oxford Dictionary : manajemen hubungan internasional melalui negosiasi; dimana
hubungan ini diselaraskan dan diatur duta besar dan para wakil; bisnis atau seni para
diplomat
b. Chamber’s Tweentieth Century Dictionary: the art of negotiation, especially of
treaties between states; political skill
c. Sir Ernest Satow dalam Guide to DIplomatic practice : application of intellegence
and tact to conduct of official relations between the government of independent states
d. KM Panikkar dalam The principle and practice of diplomacy : diplomasi dalam
hubungan dengan politik internasional adalah seni mengedepankan kepentingan
suatu negara dalam hubungannya dengan negara lain
Definisi diplomasi menurut Harold Nicholson:
1. politik luar negeri
2. negosiasi


3. mekanisme pelaksanaan negosiasi tersebut
4. cabang dinas Luar Negeri
Definisi diplomasi menurut Ivo D Duchacek: diplomasi biasanya didefinisikan
sebagai praktek pelaksanaan PLN suatu negara dengan cara negosiasi dengan negara
lain
Definisi diplomasi menurut Clausewitz : perang merupakan kelanjutan dari
diplomasi dengan melalui sarana lain.
B. Unsur Pokok Diplomasi
a. Negosiasi
b. Mengedepankan kepentingan negara
c. Menjaga dan memajukan kepentingan nasional sejauh mungkin bisa dilaksanakan
dengan cara damai
d. Suatu teknik diplomasi yang sering dipakai sebagai untuk menyiapkan perang
e. Berhubungan dengan PLN suatu negara
f. Diplomasi modern dihubungkan dengan sistem negara
g. Diplomasi tidak bisa dipisahkan dari perwakilan negara
C. Pengertian umum diplomasi
Diplomasi yang sangat erat dihubungkan dengan hubungan antar negara, adalah seni
mengedepankan kepentingan suatu negara melalui negosiasi dengan cara damai
apabila mungkin, dalam berhubungan dengan negara lain. Jika cara damai gagal
untuk memperoleh tujuan yang diinginkan, diplomasi mengizinkan penggunaan
ancaman atau kekuatan nyata sebagai cara untuk mendapatkan tujuannya
D. Tujuan Diplomasi
Tujuan diplomasi menurut Kautilya, diplomat India Kuno :
1. Acquisition (perolehan)
2. preservation (pemeliharaan)
3. Augmentation (penambahan)
4. proper distribution (pembagian yang adil)
Tujuan utama diplomasi:
Pengamanan kepentingan negara sendiri. Diplomasi yang baik atau efektif adalah
untuk menjamin keuntungan maksimum negara sendiri. Kepentingan terdepannya
adalah pemeliharaan keamanan
Tujuan Politik Diplomasi
a. Pengamanan kebebasan politik dan integritas teritorialnya

b. Mencegah engara-negara lain bergabung melawan suatu negara tertentu
c. Memobilisasi pendapat umum dunia kedalam pihaknya untuk membenarkan
tindakannya
d. Tujuan politik harus seimbang dengan sumberdaya dan powernya
e. Efektifitas diplomasi bergantung pada kekuatannya
f. Tujuan politik diplomasi adalah mencapai tujuan secara damai
g. When diplomacy stops war starts
Tujuan ekonomi diplomasi
a. Menaikkan bargaining power
b. Memperoleh keuntungan yang lebih besar negosiasi diplomatik digunakan untuk
meningkatkan kepentingan dagang dan ekonomi
c. Diplomasi modern mengembangkan mekanisme khusus yang sama sekali berbeda
dengan konsulat lama
E. Kegiatan Kultural dan Diplomasi
a. Memamerkan keagungan kebudayaan suatu negara dan apabila mungkin
mempengaruhi pendapat umum negara yang didatangi
b. imperialisme budaya merupakan suatu usaha untuk menaklukkanNapoleon dan
menguasai jiwa serta sebagai sebuah instrumen untuk mengubah hubungan power
antara kedua negara
bentuk dunia,c. JW Fulbright satu generasi sesudah ini, akan lebih dipengaruhi
oleh seberapa baik kita mengkomunikasikan nilai-nilai masyarakat kita kepada
negara lain.
F. Tugas Diplomasi
Tugas diplomasi menurut Morgenthou
a. membentuk tujuan dalam rangka kekuatan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan
tersebut
b. Mengadakan penilaian tujuan dan kekuatan dari negara-negara lain
c. menentukan dalam hal apaperbedaan dalam tujuan itu dapat cocok satu sama lain
d. menggunakan cara-cara yang pantas dan sesuai seperti kompromi, bujukan dan
bahkan ancaman kekerasan untuk mencapai tujuannya
G. Pekerjaan/bidang Diplomasi
a. Keterwakilan murni termasuk penyerahan surat kepercayaan, protokol,
keikutsertaan dalam kegiatan diplomatik

b. Tindakan untuk mendengarkan dan memantau
c. Meletakkan dasar kerja atau mempersiapkan dasar bagi suatu kebijakan atau
prakarsa baru
d. Jika terjadi konflik bilateral, diplomasi diupayakan mengurangi ketegangan atau
melicinkan roda dalam rangka hubungan bilateral, multilateral
e. Menyumbangkan perubahan yang aman dan tertib
f. Menciptakan, merumuskan dan mengadakan perubahan terhadap perangkat aturan
internasional mengenai jenis peraturan dan norma yang memberikan bentuk dalam
sistem internasional
H. Pelaksana Diplomasi
a. Duta Besar
b. Minister Councellor
c. Councellor
d. First Secretary
e. Second Secretary
f. Third Secretary
g. Atasche
I. Platform Pelaksanaan Diplomasi
a. Forum bilateral dan multilateral
b. Forum regional, ex : ASEAN
c. Forum inter-regional, ex. ASEM
d. Forum multilateral/global, ex: PBB
J. Hubungan Bilateral
Vienna Cinvention of the Representation of STates in Their Relations with
International Organization of a universal Character, 14 Mei 1975 pasal 5 mengakui
hak suatu negara untuk membuka perwakilan tetap suatu organisasi internasional
Pembicaraan bilateral dapat timbul :
a. Seketika : bila ada hal mendesak yang harus dibicarakan atas permintaan salah
satu pihak
b. Terjadwal : pertemuan bergilir, ex : KTT atau Sidang Majelis Umum PBB
Instrumen Diplomasi
a. sama (perdamaian atau negosiasi),Kautilya dana (hadiah/konsesi), danda
(menciptakan perselisihan), bedha( menggunakan kekuatan nyata)

cooperation, accomodation dan oppositionb. Diplomat modern
K. Pembukaan Hubungan Diplomatik
a. Konvensi Wina 1961 : pembukaan hubungan diplomatik dan pembukaan
perwakilan tetap diplomatik dilakukan atas dasar saling kesepakatan
b. Dasar pembukaan hubungan diplomatik : memperkuat tali persahabatan dan
kerjasama berbagai bidang
Tata cara pembukaan hubungan diplomatik :
masing-masing negara mengusulkan nama calon DUbes secara tertutup oleh Menlu
kepada Kepala Negara penerima
a. Jika diterima, Dubes akan dikirim dengan disertai Letter of Credence
b. Jika ditolak negara penerima akan memberitahukan penolakan tanpa harus
memberitahu alasannya
L. Penutupan Hubungan Diplomatik
Sebab pemutusan hubungan diplomatik :
Berakhirnya misi diplomatik, Dubes pulang dengan letter de rappel dari Dubes
kepada Kepala Negara dan dibalas dengan letter de recreance
Pemutusan Hubungan Diplomatik,
a. Down grading : kepala perwakilan dan staf diplomatik ditarik pulang dan yang
tinggal adalah charge’d’affairs
b. Penangguhan/pembekuan hubungan diplomatik : perwakilan negara ke tiga
diminta mewakili negara yang mengadakan pembekuan pemutusan hubungan
diplomatik
c. Hilangnya negara pengirim atau penerima
Persona Non Grata, pasal 9 Konvensi Wina 1961 menyebutkan bahwa tanpa
memberikan alasan terlebih dahulu negara penerima kapanpun dapat melakukan
persona non grata staff diplomatik (hal ini biasanya terjadi karena spionase atau
mencampuri urusand alam negeri negara penerima)

HUBUNGAN DIPLOMATIK DAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
A. Tipe-Tipe Diplomasi Menurut
Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas bahwa Diplomasi yang sangat erat
dihubungkan dengan hubungan antar negara, adalah seni mengedepankan
kepentingan suatu negara melalui negosiasi dengan cara damai apabila mungkin,
dalam berhubungan dengan negara lain. Jika cara damai gagal untuk memperoleh
tujuan yang diinginkan, diplomasi mengizinkan penggunaan ancaman atau kekuatan
nyata sebagai cara untuk mendapatkan tujuannya.
Namun perlu disadari bahwa terdapat beberapa jenis tipe-tipe diplomasi, seperti
berikut ini:
Tipe-Tipe Diplomasi Menurut Tonny d’effendi
(Tjhan Fuk Yin)
Diplomasi Komersial
a. Diplomasi borjuis/sipil : penyelesaian kompromis melalui negosiasi lebih
menguntungkan daripada penghancuran total musuhnya (cara damai)
b. Shop-keeper diplomation
c. Kekuatan suatu negara sebagian besar tergantung pada sumberdaya ekonomi
d. Bantuan ekonomi dan sanksi ekonomi sebagai instrumen
Pentingnya ekonomi dalam diplomasi
a. Ancaman perang nuklir menjadi deteren bagi penggunaan kekuatan untuk
menyelesaikan persoalan : menghindari konflik bersenjata
b. Pasca PD II negara kolonial kehilangan kekuatan, negara post kolonial

memerlukan Persekutuan politik harus ditopang dengan dengan suplai militer dan
pinjaman ekonomi (pasca perang jumlahnya meningkat tajam)
c. Dingin membawa penerapan berbagai tindakan ekonomi sebagai taktik diplomasi
Diplomasi Demokratis
Diplomasi terbuka
Awalnya kontrol terhadap diplomasi hanya kepada wakil rakyat dan bersifat rahasia
diplomasi dibawah kontrol publik
Faktor terpenting adalah ratifikasi perjanjian oleh legislatif
Kelemahan Diplomasi Demokratis
Adanya keraguan dari pemerintah dan legislatif yang mempengaruhi tingkat
keberhasilana.
b. Sikap masa bodoh legislatif
Waktu lama karena rentan penundaanc.
Rentan ketidaktepatan karena keraguan yang menyebabkanrentan berubahnya
kebijakand.
Persoalan dalam Diplomasi Demokratis
a. Masalah publisitas, pers-diplomat
b. Masalah hubungan politikus-diplomat
Pendidikan publik tentang tugas dan wewenang negara sebagai anggota masyarakat
internasionalc.
Diplomasi Totaliter
a. Nasionalisme ekstrim, nasionalisme ekonomi dan pertimbangan ideologis
b. Nasionalisme ekstrim : pemujaan patriotisme dan loyalitas kepada negara
berapapun harga pengorbanannya
c. Nasionalisme ekonomi : pemerintah masuk dalam kehidupan ekonomi rakyat yang
mengacu pada nasionalisme
d. Ideologi : meningkatnya peranan negara dan penambahan tuntutan yang dibuat
oleh negara tentang kesetiaan dan pengabdian rakyat

Contoh : Fasisme Italia, Nazisme Jerman, Fasisme Franco Spanyol dll
Perbandingan Diplomasi Totaliter dan Demokratis
a. Kelebihan DT : karena diawasi oleh penguasa tunggal yang tidak tunduk kepada
pengawasan lembaga yang lebih besar, diplomat mengetahui dengan tepat seberapa
jauh ia bisa memberi atau mengakomodasi pandangan pihak lain
Kelemahan DT: diplomat kurang memiliki kesempatan untuk bertindak luwes dalam
melakukan pendekatan saat perundinganb.
B. Negosiasi Dalam Diplomasi
dalam hubungan dipplomasi sangat diperlukan adanya negosiasi yang dilakukan para
diplomat sebagai wakil dari negaranya masing-masing. Menurut Tonny d’effendi
(Tjhan Fuk YIn)
Peran Diplomat dalam Negosiasi
Peran diplomat vital tidak hanya menyelesaikan masalah sekarang tapi juga
antisipasi masalah dimasa mendatanga.
b. Komite perumus: ditunjuk dalam konferensi multilateral, merumuskan naskah
persetujuan, rekomendasi ke sidang pleno, rancangan final,penandatanganan
perjanjian
Klasifikasi dalam Negosiasi
a. Negosiasi yang menyangkut perpanjangan persetujuan (extension agreement). Ex :
persetujuan hal pesawat untuk mendarat, persetujuan tentang tarif, mandat pasukan
pemeliharaan perdamaian PBB, sewa pangkalan militer asing dll
b. Negosiasi persetujuan tentang normalisasi (normalisation agreement) untuk
mengakhiri konflik melalui gencatan senjata, perjanjian perdamaian, pemulihan hub
diplomatik dll
c. Negosiasi untuk normalisasi yang melibatkan derajat substansi dari pembagian
kembali (redistribution). Perubahan dalam negosiasi dalam status quo atau
pengaturan yang ada diusahakan dalam kaitannya dengan perbatasan wilayah, hak
suara dalam organisasi intl, kontribusi anggaran dll
Negosiasi untuk pencapaian tujuan dengan pertimbangand. perubahan baru. Para
pihak menciptakan kewajiban yang berbeda. Dapat juga penyerahan tingkat kekuatan

hukum dan politik kepada lembaga dengan pengaturan baru. Ex : lembaga
International Seabed Authority, Persetujuan 1984 tentang masa depan Hong Kong
sebagai special Administration Region di RRC
e. Negosiasi untuk memberikan akibat sampingan (side effect). Satu pihak atau lebih
mencari tujuan yang tidak berhubungan dengan pencapaian persetujuan. Ex : usaha
untuk memasukkan pernyataan sikap, propaganda, mendapatkan informasi tentang
sikap selama negosiasi dalam dokumen resmi, kekuatan dan kelemahan dari pihak
lain atau merongrong penyelesaian lawan
f. Negosiasi untuk menyetujui perumusan komunike bersama (joint communique)
khususnya menyangkut naskah, cara penafsiran dan substansinya, tempat
pembicaraan, agenda pertemuan, protokoler, persiapan rancangan pasal dalam suatu
kelompok kerja dari suatu konferensi multilateral

Negosiasi berdasarkan substansi
a. Negosiasi politik : perumusan komunike bersama, perumusan rancangan resolusi,
perjanjian ekstradisi, persetujuan kebudayaan, perubahan perbatasan, pertukaran
tawanan perang, pembajakan udara, pembukaan hub diplomatik, mediasi,
normalisasi dll
Negosiasi pembangunan :b. pembuatan pinjaman, bantuan bilateral, keuangan
proyek, pinjaman pasar modal intl, investasi, transfer modal, penjadualan kembali
hutang dll
c. Negosiasi tentang kontrak : hak eksplorasi lepas pantai, penjualan/pembelian
minyak, gas, pengiriman TKI
d. Negosiasi ekonomi : pembuatan persetujuan tentang perdagangan, tarif, anti
dumping, persetujuan tentang kuota, redistribusi perdagangan, sanksi ekonomi dll
e. Negosiasi keamanan : transit, lintas udara, pembentukan komisi perbatasan antar
negaram pembelian senjata, pembuatan pakta keamanan bilateral, mandat pasukan
pemelihara perdamaian, persetujuan tentang pangkalan militer asing dan pengawasan
senjata
f. Negosiasi tentang pengaturan baru : perumusan konvensi untuk menentang
penggunaan tentara bayaran, hukum laut, pelayanan udara, perikanan, lingkungan

WTO, persetujuan tentang komoditas internasional, pelayaran, kesehatan dan
narkotika
g. Negosiasi adminisratif : persoalan tanah dan bangunan untuk kedutaan besar asing,
pembukaan misi perdagangan asing, persetujuan visa, tuan rumah atau markas
organisasi internasional, penutupan organisasi regional atau internasional dll
Proses Negosiasi
Sikap nasional, tempat negosiasi, mata acara dalam agenda, pada tingkat apa
negosiasi diadakana.
b. Konfirmasi surat kepercayaan, menetapkan tujuan dan status pembicaraan.
Persiapan bahasa dokumentasi seperti ada tidaknya waktu istirahat, bahasa yang
dipalai, aturan cara, naskah dan catatan baik ringkasan (summary record) maupun
catatan lengkap (verbatin record)
Konfirmasi perubahan agenda jika ada dan penjelasan rinci mengenai sikap awalc.
d. Perundingan substansi, mempelajari perbedaan dan hal mana yang dapat disetujui
Perlu tidaknya penangguhan negosiasi dalam putaran selanjutnya jika dipandang
layake.
f. Kerangka persetujuan yang telah dicapai
Penyelesaian selanjutnya secara hukum dan rancangan amandemen yang masih
tertinggalg.
h. Penandatanganan persetujuan terakhir
Perlu tidaknya pernyataan atau komunike bersama mengenai penyelenggaraan
pertemuani.

Teknik Dasar dalam Negosiasi
a. Menciptakan Kepercayaan Bersama (mutual confidence). Sikap saling
menghormati dan menghindarkan emosi
b. Usaha Untuk mencari kejelasan masalah. Menghindarkan interogasi, pertanyaan
tertutup yang menimbulkan jawaban “ya” atau “tidak” dan pertanyaan terbuka
seperti “mengapa”, “bagaimana” dll tapi bukan “apakah”
Menciptakan Saling Pengertian (mutual understanding).c. Membedakan persepsi
dari permasalahannya. (1) semua masalah substantif yang obyektif harus dijabarkan

dan dimengerti dengan baik (2) persepsi yang negatif dan sikap masing-masing pihak
harus dikemukakan dan didengar
Pelaksanaan penyelesaian masalah. Menyusun prioritas urutan masalah dan tingkat
krusialnyad.

PERAN KONSULER
Yang dimaksud dengan Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan
Hukum Indonesia (BHI) adalah Fungsi dan tugas Perwakilan Konsuler dalam
melaksanakan kepentingan nasional dan warga negaranya sebagaimana yang diatur
dalam Konvensi Wina Tahun 1963 tentang Hubungan Konsuler (UU No. 1 Tahun
1982 Tanggal 25 Januari 1982) yaitu :
a. Pasal 5 tentang Fungsi-fungsi konsuler, ayat (a) :
protecting in the receiving State the interests of the sending State and of its nationals,
both individuals and bodies corporate, with in the limits permitted by international
law
melindungi kepentingan-kepentingan negara pengirim dan kepentingan-kepentingan
warganegaranya yang berada di negara penerima, baik perseorangan maupun badanbadan hukum, dalam batas-batas yang dibenarkan oleh Hukum Internasional;
dan ayat (e) : helping and assisting nationals, both individuals and bodies corporate,
of the sending State
menolong dan membantu warga negara negara pengirim baik perseorangan maupun

badan-badan usaha.
b. Pasal 36 tentang Komunikasi dan Mengadakan Hubungan dengan Warganegara
dari Negara Pengirim, ayat (1b) :
if he so requests, the competent authorities of the receiving State
shall, without delay, inform the consular post of the sending State
if, within its consular district, a national of that State is
arrested or committed to prison or to custody pending trial or is
detained in any other manner. Any communication addressed to the
consular post by the person arrested, in prison, custody or detention
shall also be forwarded by the said authorities without delay. The
said authorities shall inform the person concerned without delay of
his rights under this sub-paragraph
yaitu apabila pejabat konsuler menghendaki, maka instansi-instansi yang berwenang
negara penerima harus memberitahukan kepada perwakilan Konsuler dari negara
Pengirim secepatnya apabila, diwilayah konsulernya, ada seorang warganegara
pengirim ditangkap atau dimasukkan penjara atau ditaruh dibawah pengawasan
menunggu sampai diadili atau dengan suatu cara lain ditahan.
c. UU no. 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri Bab. V tentang
Perlindungan kepada Warganegara Indonesia, khususnya Pasal 19 ayat (b) yaitu :
Perwakilan Republik Indonesia berkewajiban memberikan pengayoman,
perlindungan dan bantuan hukum bagi warganegara dan badan hukum Indonesia di
luar negeri, sesuai dengan peraturan perundang-undangan nasional serta hukum dan
kebiasaan internasional.

PENUTUP

Setelah sedikit banyak kita mengkaji hukum mulai dari pengertian hukum itu sendiri
lalu segala aspek yang mendukung terjadinya kaedah hukum serta pembidangan
hukum itu tersebut dan lain sebagainya, kini kita akan mencoba mengupas satu dari
pengklasifikasian hukum-hukum tersebut yaitu Hukum International atau hukum
antar negara dan antar organisasi internasional, atau bisa kita sebut hukum
transnasional, termasuk didalamnya hukum diplomatik dan konsuler, kali ini kita
akan mencoba sedikit menelaah hubungan internasional antar negara yang mana
telah diatur oleh hukum internasional, politik yang genjar selalu menjadi background
tiap praktisi negara untuk mencapai interest tiap-tiap negara, hubungan hukum
internasional dengan politik internasional menjadi kata kunci untuk menjelaskan
permasalahan pokok yang berkaitan dengan masalah efektifitas hukum internasional

dalam menjamin kepatuhan negara terhadap aturan main yang ada pada level
antarnegara. Hukum internasional itu sendiri hadir dari beberapa konvensi dan juga
resolusi-resolusi PBB, dengan satu tujuan suci tiada lain ialah membina masyarakat
internasional yang bersih dari segala hal yang berbau merugikan sesuatu negara,
dengan demikian dapat mempererat terjalinnya hubungan internasional atau
hubungan antar negara secara sehat, dinamis dan harmornis.

KESIMPULAN
Apa yang menjadi kepentingan hukum internasional adalah memberikan batasan
yang jelas terhadap kewenangan negara dalam pelaksanaan hubungan antarnegara.
Hal ini bertolak belakang dengan kepentingan penyelenggaraan politik internasional
yang bertujuan untuk mempertahankan atau memperbesar kekuasaan. Karena itu,
hukum bermakna memberikan petunjuk operasional perihal kebolehan dan larangan
guna membatasi kekuasaan absolut negara.
Pembahasan tentang hukum internasional tidak akan pernah berakhir itu disebabkan
eksistensi hukum internasional bersinggungan langsung dengan peristiwa
internasional yang selalu menimbulkan hal-hal baru, kedaulatan sesuatu negara
selalu menjadi polemik tiada henti dalam aplikasi hukum internasional itu sendiri.
Hukum internasional mempunyai lahan yang sangat luas ini dikarenakan
menyangkut pelbagai macam aspek kehidupan seperti ekonomi, sosial, politik dan
sebagainya. Hukum internasional juga mencakup hukum laut dan udara yang bukan
teritorial negara tertentu, dan juga hukum pada waktu perang serta lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

1. www.hukum internasional.com
2. www.hubungan internasional.com

3. www.hubungan diplomasi dan konselor.com
4. www.hukum diplomatic dan konsuler.com