Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Defnisi Operasional

G. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan skripsi yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini dipaparkan tentang pendahuluan yang berisi tentang latar, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian , alasan memilih judul, definisi operasional, keterbatasan penelitian serta sitematika pembahasan.

BAB II KAJIAN TENTANG KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

Dalam bab ini menguraikan tentang uraian teoritis yang meliputi diskripsi tentang pengertian kegiatan ekstrakurikuler, dasar hokum kegiatan ekstrakurikuler, nilai dan kegunaan ektrakurikuler, asas pelaksanaan kegiatan ektrakurikuler, fungsi dan manfaat kegiatan ekstrakurikuler, tujuan dan ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler, jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler, dan sasaran kegiatan ekstrakurikuler. Serta deskripsi mengenai pengertian karakter, nilai-nilai karakter, unsur-unsur karakter, factor pembentukan karakter, kedudukan dan pentingnya pembentukan karakter, juga dipaparkan mengenai tahapan pembentukan dan pengembangan karakter.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai jenis penelitian, subyek penelitian, metode pengumpulan data, juga dijelaskan mengenai teknik analisis data.

BAB IV LAPORAN HASI PENELITIAN

Dalam bab ini berisi tentang deskripsi data yaitu tentang gambaran umum obyek penelitian, meliputi sejarah berdirinya sekolah, letak geografis sekolah, struktur organisasi sekolah, keadaan guru, peserta didik, karyawan, saran dan prasarana sekolah, penyajian dan analisis data.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari seluruh pembahasan ini sekaligus saran-saran. 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler

1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan

Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam PAI di sekolah harus menjadi landasan moral, etik, dan spiritual yang kuat dalam membentuk pribadi siswa agar menjadi muslim yang taat beribadah. Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam PAI dapat ditempuh melalui berbagai jenis kegiatan, baik yang bersifat intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Menurut Kamus umum Bahasa Indonesia, kegiatan diartikan sebagai aktivitas, keaktifan: usaha yang sangat giat Poerwodarminto: 2002. Ekstrakurikuler dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, mempu nyai arti kegiatan yang bersangkutan di luar kurikulum atau diluar susunan rencana pelajaran Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1989. Ekstrakurikuler adalah merupakan kegiatan belajar yang dilakukan diluar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah untuk memperluas wawasan atau kemampuan yang telah dipelajarai dari berbagai mata pelajaran. 1 1 Ibid., h. 271. Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan, di luar struktur program yang pada umumnya merupakan kegiatan pilihan. 2 Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar jam pelajaran baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki peserta didik dari berbagai bidang studi. 3 Menurut direktorat pendidikan menengah kejuruan, ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dari kurikulum yang ada di sekolah. 4 Ekstrakurikuler merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan siswa di luar jam tatap muka, dilaksanakan di sekolah maupun di luar jam sekolah. 5 Secara sederhana, istilah kegiatan ekstrakurikuler mengandung pengertian yang menunjukkan segala macam aktivitas di sekolah atau lembaga pendidikan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran. Menurut A. Hamid Syarief 1995, kegiatan ekstrakurikuler ialah kegiatan yang 2 Ibid., h. 271. 3 Moh. Uzar Usman dan Lilis Setyowati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Bandung: Posdakarya, 1993, h. 22. 4 B. Suryo Subroto, Proses Belajar, Ibid. h. 271. 5 Dewa Ketut Sukardi dan Desak Made Sumiati, Pedoman Praktis Bimbingan dan Penyuluhan, Jakarta: Rineka Cipta, 1990, h. 98.