59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Letak Geografis
Gambar 4.1.1 Peta letak demografi RS Paru dr Ario Wirawan Salatiga
Kondisi geografis daerah Ngawen Salatiga yang memiliki ketinggian kurang lebih 800 meter dari
permukaan air laut dengan suhu udara berkisar antara 18 – 29 C. Kondisi tersebut dianggap sangat ideal sebagai
tempat petirahan bagi masyarakat Belanda yang
terganggu kesehatan parunya oleh karena wilayah Salatiga, Ambarawa dan sekitarnya banyak ditinggali oleh
warga negara Belanda, mengingat kota Salatiga dan sekitarnya merupakan daerah konsentrasi militertentara
60 Belanda dengan status sebagai daerah gemeentekota
praja.
4.1.2 Profil Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga
Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan didirikan pada tahun 1934 dengan nama RSTP Ngawen Salatiga. Saat itu
RSP dr. Ario Wirawan berfungsi sebagai tempat petirahansanatorium yaitu sebagai fasilitas medis untuk
penyakit jangka panjang, terutama tuberkulosis. Pendirian Sanatorium ini tidak lain dilatar belakangi oleh kondisi
geografis daerah Ngawen Salatiga yang memiliki ketinggian kurang lebih 800 meter dari permukaan air laut
dengan suhu udara berkisar antara 18 – 29 C.
Pada tahun 1978, dengan dikeluarkannya SK Menteri
Kesehatan RI,
maka ditetapkan
Struktur Organisasi yang lebih jelas, tugas pokok dan fungsi dari
rumah sakit ini yaitu sebagai rumah sakit khusus yang menyelenggarakan pelayanan terhadap penderita penyakit
TB paru, dengan sebutan RSTP.Kemudian pada tanggal 26 September 2002, dengan dikeluarkanny6a SK Menteri
Kesehatan RI, nomor 1208MenkesSKIX2002, akhirnya RSTP “Ngawen” Salatiga berubah nama menjadi Rumah
Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, dan merupakan satu- satunya rumah sakit paru di Provinsi Jawa Tengah.
61 Dengan ini diharapkan Rumah Sakit Paru dr. Ario
Wirawan Salatiga mampu berkembang menjadi rumah sakit, dengan cakupan wilayah yang lebih luas yaitu
wilayah Jawa Tengah dan Provinsi lain yang tidak memiliki RSTP.
4.1 Gambaran Responden dan Partisipan Penelitian