Sampel Populasi dan Sampel Penelitian .1 Populasi

liii 3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua kelayan wanita penderita hipertensi usia 60 tahun ke atas di Panti Wredha Pucang Gading sebanyak 52 orang.

3.6.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi tingkat 1 di Panti Wredha Pucang Gading. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan pencuplikan kuota quota sampling, merupakan teknik pencuplikan non-random dimana peneliti membagi populasi ke dalam kategori strata, lalu memberikan jatah jumlah subyek untuk masing-masing strata tersebut Bhisma Murti, 2003:146. Subyek dalam masing-masing kategori dipilih menggunakan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Populasi dalam penelitian ini adalah 52 orang, yang memenuhi syarat menjadi sampel adalah 30 orang. kriteria inklusi dan kriteria eksklusi adalah sebagai berikut: Kriteria inklusi: 1. Hipertensi tingkat 1 tekanan darah 140-159 90-99 mmHg. 2. Tidak mengkonsumsi obat antihipertensi obat farmakologis. 3. Tidak mengkonsumsi kopi. 4. Tidak mengkonsumsi rokok. 5. Tidak mengalami obesitas. 6. Menandatangani informed consent. liv Kriteria eksklusi: 1. Tidak bersedia menjadi responden dalam penelitian. 2. Responden memiliki penyakit yang dapat mempengaruhi hipertensi. 3. Subyek bersedia menjadi sampel tetapi pada kenyataannya drop out. Berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi dari 52 orang yang memenuhi syarat menjadi sampel sebanyak 30 orang, yang tidak memenuhi syarat menjadi sampel sebanyak 22 orang. Ada 3 ruangan bangsal khusus kelayan wanita, yaitu bangsal A Anggrek, B Bougenvil, dan C Cempaka. 3.6.2.1 Sampel Perlakuan Eksperimen Jumlah sampel eksperimen dalam penelitian ini berjumlah 15 orang. Sampel eksperimen diambil dari bangsal A Anggrek sebanyak 12 orang yang memenuhi syarat , dan bangsal B Bougenvil sebanyak 3 orang yang memenuhi syarat. 3.6.2.2 Sampel Kontrol Pembanding Jumlah sampel kontrol dalam penelitian ini berjumlah 15 orang. Sampel kontrol diambil dari bangsal B Bougenvil sebanyak 7 orang yang memenuhi syarat dan 8 orang dari bangsal C Cempaka yang memenuhi syarat. Untuk mengetahui kepatuhan sampel, maka ada pendamping minum mengkudu yaitu peneliti dan petugas Panti Wredha Pucang Gading yang bertugas menyiapkan minuman . 38 lv

3.7 Sumber Data Penelitian

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS ANTARA TERAPI MUSIK KLASIK DAN TERAPI TERTAWA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH TINGGI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS SANANWETAN BLITAR

6 53 30

PENGARUH TERAPI SEFT (SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI PANTI WERDHA LAWANG

3 12 28

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKANHORTICULTURAL THERAPY DI RAAL(RUMAH ASUH ANAK DAN LANSIA) GRIYA ASIH LAWANG

4 49 33

PENGARUH TERAPI MUSIK KOMBINASI HUMOR (SIKKOMO) TERHADAP TEKANAN DARAH DAN DENYUT JANTUNG PENDERITA HIPERTENSI DI KELURAHAN MERSI PURWOKERTO

1 1 9

1 PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI ESENSIAL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Tri Murti

0 0 7

PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI RELAKSASI BENSON PADA PASIEN HIPERTENSI (Studi Kasus Di Wilayah Kerja Puskesmas Karangayu Semarang)

0 0 7

PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI IMAJINASI TERBIMBING PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS KROBOKAN SEMARANG

1 1 8

PENGARUH TERAPI LINTAH TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI KLINIK TERAPI LINTAH MEDIS PURBA KAWEDUSAN KEBUMEN

0 0 6

PERUBAHAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN AROMA TERAPI PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATI KABUPATEN KUDUS

0 1 18

1 PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI SEBELUM DAN SESUDAH DI BERIKAN TERAPI MUSIK INSTRUMENTAL DI PANTI WERDA PENGAYOMAN PELKRIS KOTA SEMARANG Mike Yevie Nafilasari

0 0 10