PERMASALAHAN TINDAK PIDANA ASAL PREDICATE OFFENCE
DALAM UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
MONEY LAUNDERING
Muhammad Rizal Rachman
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jember Jl. Gajah Mada IV No. 1834 Jember.Telp. 0823 3001 8989
muhammadrizalrachmanyahoo.co.id
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Semakin berkembang teknologi, maka semakin berkembang pula jenis-jenis kejahatan. Dahulu kita hanya mengenal kejahatan tradisional seperti
pencurian, pembunuhan dan lainnya yang telah dikriminalisasi dengan berlakunya Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP. Tapi sekarang kita
mengenal sebuah fenomena kejahatan baru, seperti tindak pidana korupsi, perdagangan narkotika dan psikotropika, penyuapan, dan terorisme. Misalnya
saja tindak pidana korupsi, kejahatan yang dilakukan oleh para pejabat negara yang mempunyai jabatan pemerintahan ini sering juga disebut kejahatan krah
putih white collar crime. Kejahatan yang hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu saja. Tak tanggung-tanggung, para koruptor mencuri uang negara
hingga milyaran atau bahkan triliunan rupiah. Uang yang tidak sedikit bila digunakan untuk bantuan sarana pendidikan, kesehatan dan perluasan lapangan
pekerjaan. Harta kekayaan yang berasal dari kejahatan atau tindak pidana tersebut
biasanya tidak langsung dibelanjakan atau digunakan oleh para pelaku kejahatan karena apabila langsung digunakan, akan mudah dilacak oleh
penegak hukum mengenai sumber diperolehnya harta kekayaan tersebut. Biasanya para pelaku kejahatan terlebih dahulu mengupayakan agar harta
kekayaan yang diperoleh dari kejahatan tersebut masuk ke dalam sistem keuangan, terutama ke dalam sistem perbankan. Dengan cara demikian, asal
usul harta kekayaan tersebut diharapkan tidak dapat dilacak oleh penegak hukum. Apalagi didukung oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi telah menyebabkan terintegrasinya sistem keuangan termasuk sistem perbankan dengan menawarkan mekanisme lalu lintas dana dalam skala
nasional maupun internasional dapat dilakukan dalam waktu yang relatif singkat. Keadaan demikian dapat dengan mudah dimanfaatkan oleh sebagian
orang untuk menyembunyikan atau mengaburkan asal usul dana yang diperoleh dari hasil illegal yang dapat dikategorikan sebagai tindak pidana.
Tindak pidana pencucian uang merupakan hasil tindak pidana yang berupa harta kekayaan yang diperoleh dari tindak pidana korupsi dan beberapa tindak
pidana lainnya. Ini mengindikasikan bahwa tindak pidana pencucian uang mempunyai hubungan yang sangat erat dengan tindak pidana yang lainnya
termasuk di dalamnya korupsi sebagai tindak pidana asal predicate crime. Semua harta kekayaan yang diduga berasal dari hasil kejahatan yang
disembunyikan atau disamarkan merupakan pidana pencucian uang. Baru-baru ini, masyarakat dihebohkan dengan kasus korupsi atau
penyuapan mulai dari Ahmad Fathanah, Djoko Susilo dan kasus terbaru M. Akil Mochtar yang ternyata juga melakukan praktik pencucian uang.
Modusnya beragam, mulai dari mentransfer ke rekening anggota keluarganya, membuat perusahaan gadungan, membeli mobil-mobil atau barang mewah,
membagi-bagikan ke koleganya dan lain-lain. Dimana kejahatan pencucian uang itu tidak dapat berdiri sendiri, sebab praktik pencucian uang itu adalah
kegiatan menyamarkan uang hasil kejahatan asalnya. Jadi tepat sekali pendapat bahwa tidak akan ada money laundering kalau tidak ada kejahatan
yang menghasilkan uangharta kekayaan “no crime no money laundering”. Tindak pidana asal dalam pencucian uang semakin diperluas kategorinya di
dalam Undang-undang, sebab dengan modus-modus operandi yang berbeda- beda mengakibatkan aparat penegak hukum semakin sulit memberantas
kejahatan yang merupakan nadi dari kejahatan terorganisir ini. Maka dari itu, berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik menulis sebuah makalah
dengan judul
“PERMASALAHAN TINDAK PIDANA ASAL PREDICATE
OFFENCE DALAM UPAYA TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
MONEY LAUNDERING”
.
1.2. Rumusan Masalah