Buku Siswa Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 101
Bhagawadgita hendaknya dipahami, diterima, dan dirasakan sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh yang menyabdakan Bhagawadgita itu yaitu Shri
Krishna. Bhagawadgita adalah merupakan pengetahuan suci yang abadi, diajarkan oleh Shri Krishna sebagai Awatara Wisnu kepada umat manusia. Ajaran itu diajarkan
berulang dari jaman ke jaman, bila dunia mengalami kegelapan, dimana manusia melupakannya, dan adharma merajalela di dunia ini, demi untuk kesucian jiwa dan
kesempurnaan hidup. Bhagawadgita menekankan pada Tuhan atau Sang Hyang Widhi sebagai Mahadewa yang menciptakan dunia ini. Membaca Bhagawadgita
dapat memberi berkah dan kebahagiaan yang besar pada jiwa kita.
Buatlah kesimpulan dari materi yang telah kamu baca tentang kitab Bhagawadgita. Tulis pada buku kerjamu, bacakan di depan kelas
B. Isi dari Kitab Suci Bhagawadgita
Amatilah kitab suci Bhagawadgita Secara garis besarnya kitab suci Bhagawadgita terdiri dari 18 bab, dan pada
masing-masing bab terdiri dari beberapa seloka yaitu :
Bab I, berisi tentang Arjuna dalam keragu-raguan dan kehilangan harapan, terdiri dari 47 seloka
Meninjau tentara-tentara di medan perang Kuru Ksetra Tentara-tentara kedua belah pihak siap siaga untuk bertempur. Arjuna,
seorang kesatria yang perkasa, melihat sanak keluarga, guru-guru dan kawan-kawannya dalam tentara-tentara kedua belah pihak siap untuk
bertempur dan mengorbankan nyawanya. Arjuna tergugah kenestapaan dan rasa kasih sayang, sehingga kekuatannya menjadi lemah, pikirannya
bingung, dan dia tidak dapat bertabah hati untuk bertempur.
Bab II, berisi tentang teori Samkhya dan Pelaksanaan Yoga, teridiri dari 72 seloka
Arjuna menyerahkan diri sebagai murid kepada Shri Krishna, kemudian Krishna memulai pelajaran-Nya kepada Arjuna dengan menjelaskan
Mengamati Simpulan
Kelas VI SD 102
perbedaan pokok antara badan jasmani yang bersifat sementara dan sang roh yang bersifat kekal. Shri Krishna menjelaskan proses perpindahan
sang roh, sifat pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Kuasa tanpa mementingkan diri sendiri dan ciri-ciri orang yang sudah insaf akan dirinya.
Bab III, berisi tentang karma Yoga, terdiri dari 43 seloka
Semua orang harus melakukan kegiatan di dunia material. Tetapi perbuatan dapat mengikat diri seseorang pada dunia ini atau membebaskan dirinya
dari dunia. Seseorang dapat dibebaskan dari hukum karma dan mencapai pengetahuan rohani tentang sang diri dan Yang Maha Kuasa dengan cara
bertindak untuk memuaskan Yang Maha Kuasa, tanpa mementingkan diri sendiri
Bab IV, berisi tentang jalannya Pengetahuan, terdiri dari 42 seloka
Pengetahuan rohani tentang sang roh, Tuhan Yang Maha Esa, dan hubungan antara sang roh dengan Tuhan – menyucikan dan membebaskan
diri manusia. Pengetahuan seperti itu adalah hasil perbuatan bhakti tanpa mementingkan diri sendiri karma yoga. Krishna menjelaskan sejarah
Bhagawadgita sejak jaman purbakala, tujuan dan makna Beliau ketika menurun ke dunia material, serta pentingnya mendekati seorang guru
kerohanian yang sudah insaf akan dirinya.
Bab V, berisi tentang melepaskan diri dari ikatan, terdiri dari 29 seloka
Perbuatan dalam Kesadaran akan Krishna Orang bijaksana yang sudah disucikan oleh api pengetahuan rohani, secara
lahiriah melakukan segala kegiatan tetapi melepaskan ikatan terhadap hasil perbuatan dalam hatinya. Dengan cara demikian, orang bijaksana
dapat mencapai kedamaian, ketidakterikatan, kesabaran, penglihatan rohani dan kebahagiaan
Bab VI, berisi tentang Yoga yang Sejati, terdiri dai 47 seloka
Astangga-yoga, jenis latihan meditasi lahiriah, pengendalian pikiran dan indria-indria dan memusatkan perhatian kepada Paraman Roh yang
utama yang bersemayam di dalam hati. Puncak latihan ini adalah samadhi. Samadhi berarti kesadaran sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Bab VII, berisi tentang Tuhan dan Dunia, terdiri dari 30 seloka
Shri Krishna adalah Kepribadian Yang Paling Utama, Penyebab yang paling utama dan kekuatan yang memelihara segala sesuatu, baik material
maupun rohani. Roh-roh yang sudah maju menyerahkan diri kepada Krishna dalam pengabdian suci bhakti, sedangkan roh yang tidak saleh
mengalihkan pikirannya kepada obyek-obyek sesembahan yang lain.