18
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian berbagai media pakan buatan secara in vitro diperoleh data kepadatan populasi NEP pada masing-masing media pakan sangat bervariasi.
Data kualitatif yang diperoleh yaitu perubahan warna, aroma dan bentuk media pakan NEP Tabel 2 dan pengukuran intensitas cahaya, suhu dan kelembaban di
ruang pembiakan NEP Lamp 1-2.
Tabel 2. Perubahan Warna, Aroma dan Bentuk Media Pakan NEP Media
Perubahan Warna Aroma
Bentuk Awal
Akhir Awal
Akhir Awal
Akhir A
Kecoklatan Coklat
Kehitaman Segar
Berbau Menyengat
Semi padat Cair
B Kuning
Muda Kuning
Gelap Segar
Berbau Busuk
Semi padat Semi padat C
Coklat muda
Kecoklatan Segar
Tidak Berbau
Semi padat Cair
D Coklat
Gelap Coklat
Kehitaman Segar
Bau Sangat Menyengat
Semi padat Semi padat E
Coklat Muda
Coklat Kehitaman
Segar Sedikit
Berbau Semi padat
Cair F
Kuning Kecoklatan
Coklat Kehitaman
Segar Tidak
Berbau Semi padat Semi padat
G Kuning
Muda Coklat
Muda Segar
Tidak Berbau
Semi padat Semi padat Keterangan : A ekstrak yeast; B kuning telur; C usus ayam; D campuran
A+B; E campuran A+C; F campuran B+C; G campuran A+B+C.
Berdasarkan Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa terjadi perubahan warna, aroma dan bentuk pada semua media pakan NEP antara kondisi awal dan akhir
pembiakan NEP.
Pengukuran pH pada masing-masing media pakan NEP tersaji pada Tabel 3. pH awal diukur sebelum media di autoklaf dan pengukuran pH akhir merupakan
hasil media pada minggu terakhir.
Tabel 3. Pengukuran pH pada Media Pakan NEP
Media pH
Awal Akhir
A 5
7 B
5.5 7
C 6
7 D
5.5 7
E 5.5
7 F
6 7
G 5.5
7
Keterangan : A ekstrak yeast; B kuning telur; C usus ayam; D campuran A+B; E campuran A+C; F campuran B+C; G campuran
A+B+C.
Berdasarkan Tabel 3 dapat dijelaskan bahwa terjadi perubahan pada semua media pembiakan NEP dengan pH awal 5-6 menjadi pH akhir 7.
Hasil jumlah rata-rata kepadatan populasi NEP pada berbagai media pakan buatan disajikan dalam bentuk histogram pada Gambar 6.
A B
C D
E F
G Minggu I
468 10872
21660 14040
41652 16020
9156 Minggu II
420 31296
9012 20400
15024 24876
14568 Minggu III
13092 1068
9324 636
12936 7728
Minggu IV 7236
72 5556
2904 1428
5000 10000
15000 20000
25000 30000
35000 40000
45000
Rata -r
at a
Ju ml
ah N
EP JI
ml
Media Pakan
Kepadatan Populasi NEP Pada Berbagai Media Pakan Buatan
Keterangan : A ekstrak yeast; B kuning telur; C usus ayam; D campuran A+B; E campuran A+C; F campuran B+C; G campuran
A+B+C. Gambar 6. Histogram Rata-rata Jumlah NEP Pada Berbagai Media Pakan
Gambar 6 menunjukkan bahwa kepadatan populasi NEP terjadi pada semua media pembiakan NEP dengan menghasilkan jumlah populasi NEP pada masing-
masing media bervariasi.
Hasil penghitungan populasi NEP pada berbagai media pakan buatan pada masing-masing media pakan setiap minggunya disajikan dalam bentuk histogram
pada Gambar 7, 8, 9, 10, 11, 12 dan 13.
Gambar 7. Histogram Rata-rata Jumlah NEP Media Pakan A ekstrak yeast.
Gambar 7 menunjukkan bahwa populasi NEP pada media pakan A dengan komposisi ekstrak yeast pada minggu pertama dan kedua mengalami adanya
penurunan jumlah populasi. Selanjutnya, pada minggu berikutnya minggu ketiga dan keempat, media ini tidak menggambarkan adanya populasi NEP yang masih
hidup pada media.
1200
468 420
200 400
600 800
1000 1200
1400
1 2
3 4
R ata
-r ata
Ju m
lah NE
P JI
m l
Minggu
Media Pakan A
Gambar 8. Histogram Rata-rata Jumlah NEP Media Pakan B kuning telur. Media pakan B disajikan pada Gambar 8 yaitu media kuning telur
menunjukkan adanya peningkatan dan penurunan jumlah populasi NEP. Minggu pertama populasi NEP pada media kuning telur mengalami peningkatan jumlah
populasi sampai dengan minggu kedua. Setelah mengalami peningkatan pada minggu kedua, pada minggu ketiga populasi NEP pada media ini mengalami
penurunan jumlah populasi hingga minggu keempat. Akan tetapi, media kuning telur masih dapat mempertahankan jumlah populasi NEP lebih besar dari jumlah
awal yang di inokulasi ke media.
Gambar 9. Histogram Rata-rata Jumlah NEP Media Pakan C usus ayam.
1200 10872
31296
13092 7236
5000 10000
15000 20000
25000 30000
35000
1 2
3 4
R ata
-r ata
Ju m
lah NE
P JI
m l
Minggu
Media Pakan B
1200 21660
9012 1068
72
5000 10000
15000 20000
25000
1 2
3 4
R ata
-r ata
Ju m
lah NE
P JI
m l
Minggu
Media Pakan C
Media pakan C dapat dilihat pada Gambar 9 yaitu media usus ayam menunjukkan bahwa pada saat inokulasi jumlah NEP awal, pada minggu pertama
mengalami peningkatan jumlah populasi NEP yang sangat tinggi. Berbeda dengan media pakan A yaitu ekstrak yeast Gambar 7, media langsung mengalami
penurunan jumlah populasi hingga populasi NEP yang masih hidup lebih sedikit. Media usus ayam pada minggu kedua banyak mengalami penurunan populasi.
Minggu ketiga jumlah populasi NEP semakin menurun hingga minggu keempat dengan jumlah populasi lebih rendah dari jumlah populasi awal yang di
inokulasikan ke media.
Gambar 10. Histogram Rata-rata Jumlah NEP Media Pakan D campuran media A ekstrak yeast dan B kuning telur.
Populasi NEP pada media pakan D dapat dilihat pada Gambar 10 yaitu campuran dari media A ekstrak yeast dengan B kuning telur menunjukkan
bahwa minggu pertama media ini mengalami peningkatan jumlah populasi yang cukup tinggi. Berbeda dengan media A ekstrak yeast apabila tidak di kombinasi
dengan kuning telur, saat minggu pertama langsung mengalami adanya penurunan. Minggu kedua pada media ini, terlihat masih menunjukkan adanya
jumlah peningkatan populasi yang lebih besar. Sama seperti halnya dengan media B kuning telur, media pakan campuran dari kedua bahan mengalami penurunan
jumlah populasi hingga pada minggu keempat. Histogram yang terbentuk pada media pakan D memperlihatkan bahwa pada media ekstrak yeast lebih baik bila di
1200 14040
20400 9324
5556
5000 10000
15000 20000
25000
1 2
3 4
R ata
-r ata
Ju m
lah NE
P JI
m l
Minggu
Media Pakan D
kombinasi dengan kuning telur yang mengalami peningkatan jumlah populasi sampai dengan minggu keempat dari jumlah populasi awal dibanding hanya
media ekstrak yeast saja.
Gambar 11. Histogram Rata-rata Jumlah NEP Media Pakan E campuran media A ekstrak yeast dan C usus ayam
Gambar 11 menunjukkan bahwa media pakan E dengan campuran media A ekstrak yeast dan C usus ayam menunjukkan bahwa saat minggu pertama
mengalami jumlah populasi yang sangat tinggi. Akan tetapi, sama seperti pada media usus ayam saja mengalami penurunan pada minggu kedua. Sehingga,
populasi semakin menurun terjadi pada minggu ketiga dan berikutnya sampai memperlihatkan tidak adanya populasi NEP yang masih hidup.
Gambar 12. Histogram Rata-rata Jumlah NEP Media Pakan F campuran media B kuning telur dan C usus ayam.
1200 41652
15024 636
10000 20000
30000 40000
50000
1 2
3 4
R ata
-r ata
Ju m
lah NE
P JI
m l
Minggu
Media Pakan E
1200 16020
24876 12936
2904 10000
20000 30000
1 2
3 4
Ra ta
-ra ta Ju
m lah
NEP JIm
l
Minggu
Media Pakan F
Media pakan F dapat dilihat pada Gambar 12 yaitu dengan campuran media B kuning telur dan C usus ayam menunjukkan bahwa minggu pertama media
ini mengalami peningkatan populasi yang tinggi. Minggu kedua menunjukkan media dari minggu pertama mengalami peningkatan yang lebih tinggi. Di lihat
dari media usus ayam saja, apabila di kombinasi dengan kuning telur memperlihatkan jumlah populasi yang lebih baik hingga minggu kedua.
Selanjutnya, minggu ketiga media F mengalami penurunan dengan hasil tidak berbeda jauh dari minggu kedua dan semakin menurun jumlah populasi pada
minggu keempat. Media dengan campuran kuning telur dan usus ayam lebih baik dalam mempertahankan jumlah populasi daripada media dengan campuran
ekstrak yeast.
Gambar 13. Histogram Rata-rata Jumlah NEP Media Pakan G campuran media A ekstrak yeast, B kuning telur dan C usus ayam.
Populasi NEP pada Gambar 13 menunjukkan bahwa media pakan G dengan campuran ekstrak yeast, kuning telur dan usus ayam terlihat bahwa minggu
pertama adanya peningkatan tidak jauh dari jumlah populasi awal. Pada minggu kedua mengalami peningkatan kembali dengan bertambahnya jumlah populasi
hingga pada minggu ketiga dan keempat mengalami penurunan populasi.
1200 9156
14568 7728
1428
5000 10000
15000 20000
1 2
3 4
R ata
-r ata
Ju m
lah NE
P JI
m l
Minggu
Media Pakan G
Perbanyakan NEP pada berbagai media pakan selama empat minggu, menghasilkan data yang berbeda-beda tiap minggunya. Pada minggu pertama,
enam media menunjukkan pertambahan populasi dan satu media mengalami penurunan populasi NEP. Minggu kedua, empat media menunjukkan
pertambahan populasi dan tiga media mengalami penurunan populasi NEP. Minggu ketiga dan keempat, semua media mengalami penurunan populasi NEP.
Kepadatan populasi NEP yang di analisis hanya pada minggu keempat dengan alasan media dapat mempertahankan perkembangbiakan jumlah populasi NEP
saat nutrisi di dalam media semakin habis. Data kepadatan populasi NEP antar media pada minggu keempat di analisis
menggunakan uji normalitas Shapiro-wilk secara berurutan media B, C, D, F dan G menunjukkan nilai Sig. P sebesar 0.138; 0.054; 0.579; 0.837; 0.360
Lamp 5. Data
yang digunakan dalam penelitian ini dapat dinyatakan terdistribusi normal, karena nilai P 0,05.
Setelah memenuhi syarat dengan distribusi normal, dilakukan uji ANOVA satu arah. Hasil uji ANOVA satu arah dengan taraf 5
diperoleh nilai F = 10.168; df = 34 dengan menunjukkan nilai Sig. sebesar 0.00. Nilai Sig. yang diperoleh P 0.05, maka H
ditolak berarti populasi NEP pada berbagai media pakan pada minggu keempat berbeda nyata Lamp 6. Setelah uji
ANOVA dilanjutkan uji lanjut menggunakan uji Tukey Lamp 7. Perbanyakan NEP pada berbagai media pakan selama empat minggu
dilanjutkan analisis dengan menggunakan uji Tukey. Analisis data kepadatan populasi NEP pada media pembiakan NEP terbaik dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Analisis data “Homogeneous Subset” uji Tukey data rata-rata jumlah
NEP masing-masing media pada minggu keempat adalah sebagai berikut.
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05 1
2 3
Media A 5
.00 Media E
5 .00
Media C 5
72.00 Media G
5 1428.00
Media F 5
2904.00 2904.00
Media D 5
5556.00 5556.00
Media B 5
7236.00 Sig.
.309 .413
.849 Keterangan : Angka yang terdapat dalam
“kolom subset” yang sama menunjukkan perlakuan media yang tidak berbeda nyata pada taraf 5, berbeda
nyata apabila angka terdapat pada kolom subset yang berbeda.
B. Pembahasan