PEDOMAN WAWANCARA FUNGSI DAN MAKNA SIMBOLIK “ATI KEBO SE’UNDUHAN” DALAM
SLAMETAN PERNIKAHAN KELUARGA KETURUNAN DEMANG ARYAREJA, DESA GRANTUNG, KEC. KARANGMONCOL, KAB.
PURBALINGGA
Pedoman wawancara penelitian Fungsi dan Makna Simbolik “Ati Kebo
Se’unduhan” dalam Slametan Pernikahan Keluarga Keturunan Demang Aryareja, Desa Grantung, Kec. Karangmoncol, Kab. Purbalingga.
Keturunan Demang Aryareja
Nama :
Alamat :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
A. Gambaran Umum
1. Bagaimana asal-usul dari keluarga keturunan Demang Aryareja?
2. Apakah ada silsilah tentang garis kekerabatan dari keluarga keturunan
Demang Aryareja? 3.
Siapa saja sesepuh dari keturunan Demang Aryareja? 4.
Adakah organisasi dalam keluarga keturunan Demang Aryareja?
5. Apakah sering mengadakan pertemuan antar keluarga keturunan Demang
Aryareja baik yang bertempat tinggal di Desa Grantung maupun yang bertempat tinggal di luar Desa Grantung merantau?
6. Bagaimana cara menentukan alur kekerabatan dalam keluarga keturunan
demang Aryareja? 7.
Bagaimana hubungan antara keluarga keturunan Demang Aryareja dengan masyarakat lainnya?
B. Slametan Pernikahan
1. Bagaimanakah asal-usul dari slametan pernikahan ini?
2. Apa maksud dari dilaksanakannya slametan pernikahan ini?
3. Kapan slametan pernikahan ini dilaksanakan?
4. Dimana slametan pernikahan ini dilaksanakan?
5. Siapa saja yang dapat memimpin slametan pernikahan ini?
6. Adakah persyaratan tertentu yang diperlukan untuk menentukan pemimpin
slametan pernikahan ini? 7.
Bagaiamana tahapan-tahapan yang ada dalam slametan pernikahan ini? 8.
Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan slametan pernikahan ini? 9.
Apa peran dari masing-masing orang yang mengikuti slametan pernikahan ini?
10. Apa saja benda-benda uborampe yang digunakan dalam slametan
pernikahan ini? 11.
Apa makna dari benda-benda yang terdapat dalam slametan pernikahan ini?
12. Mengapa tradisi slametan pernikahan ini masih dipertahankan sampai
sekarang? 13.
Mengapa slametan pernikahan ini wajib dilakukan oleh keluarga keturunan Demang Aryareja?
14. Apa dampak yang diperoleh jika slametan pernikahan ini tidak dilakukan
oleh keluarga keturunan Demang Aryareja? 15.
Apakah perbedaan antara slametan pernikahan yang dilakukan keluarga keturunan Demang Aryareja ini dengan slametan pernikahan lain?
16. Apa ada masyarakat selain keturunan Demang Aryareja yang juga melakukan
slametan pernikahan tersebut? 17.
Adakah batas waktu yang ditentukan dalam melaksanakan slametan pernikahan tersebut?
18. Apakah ada semacam “petungan jawa” untuk menentukan hari pelaksanaan
slametan pernikahan?
C. Ati Kebo Se’unduhan