Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka Pemikiran

1.4.2.3.2 Bagi Pemerintah

Diharapkan dapat memberikan informasi dan evaluasi dalam meningkatkan keindahan wilayah dan kenyamanan masyarakat dengan adanya pengemis, dan mempertimbangkan keberadaannya melalui penanggulangan pengemis yang menjadi salah satu fokus kesejahteraan sosial dengan pembinaan yang sesuai dengan peraturan daerah maupun negara.

1.4.2.3.3 Bagi Pengemis

Diharapkan bisa menjadi evaluasi bagi pengemis, dalam menyikapi realitas sosial yang ada, bukan menyudutkan diri mereka sebagai gambaran yang buruk. Serta pengelolaan komunikasi yang lebih natural, bukan kepura-puraan.

1.5 Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini sebagai ranah pemikiran yang mendasari peneliti tersusunlah kerangka pemikiran baik secara teoritis maupun praktis. Adapun kerangka pemikiran secara teoritis dan praktis, sebagai berikut :

1.5.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Dalam suatu kehidupan terdapatnya sesuatu yang tampak dari realitas sosial. Menurut Engkus Kuswarno dalam bukunya Metode Penelitian Fenomenologi, menurutnya Fenomenologi yang berasal dari bahasa Yunani Phainomai ya ng berarti “menampak”, maka fenomena tiada lain adalah fakta yang disadari, dan masuk ke dalam pemahaman manusia. Kuswarno, 2009:1 Adapun menurut Stephen W. Little Jhon dalam bukunya Theories of Human Communication, menurutnya : “Fenomenologi berasumsi bahwa orang-orang secara aktif mengintrepretasi pengalaman-pengalamannya dan mencoba memahami dunia dengan pengalaman pribadinya. ” Little Jhon Foss, 2009:57 Pengertian fenomenologi menjelaskan akan apa yang terjadi dan tampak dalam kehidupan dengan mengintrepretasikan sesuatu yang dilihatnya. Dengan demikian fenomenologi membuat pengalaman nyata sebagai data pokok sebuah realitas. Apa yang menjadi realitas sosial tersebut dapat dilihat salah satunya melalui Pengelolaan komunikasi karena pada dasarnya pengelolaan komunikasi merupakan pengelolaan pesan melalui kesan- kesan yang disepakati. Pengelolaan komunikasi itu sendiri sebagai upaya yang disadari dan dilakukan oleh komunikator untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dan dalam prosesnya tersebut tak luput dari latar belakang yang mendukung atau membentuk proses tersebut dilakukannya. Latar Belakang , merupakan suatu hal yang terdiri tiga unsur, yaitu, Kondisi ideal, kondisi saat ini dan solusi atau suatu hal untuk mengatasi antara kondisi saat ini dengan kondisi ideal. 11 Suatu latar belakang mempengaruhi segala proses, yang tak luput pula pada komunikasi dimana proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan, dan dengan sifat komunikasi yang disampaikannya pun memiliki pesan-pesan tersendiri. Adapun menurut Jalaluddin Rakhmat dalam buku Psikologi Komunikasi, dalam komunikasi nonverbal terdapatnya pesan-pesan nonverbal yang tersirat didalamnya, diantaranya sebagai berikut : 1. Pesan kinesik, merupakan pesan yang muncul dari komunikasi nonverbal dalam bentuk gerakan tubuh. Dalam pesan kinesik ini terdiri dari tiga komponen utama, yaitu : a. Pesan fasial, menggunakan air mata untuk menyampaikan makna tertentu. Menurut Leathers 1976:3 dalam buku Jalaluddin Rakhmat, menyimpulkan dalam penelitian tentang wajah sebagai berikut : 1. Wajah mengkomunikasikan penilaian dengan ekspresi senang dan tak senang, yang menunjukkan apakah komunikator memandang objek penelitiannya baik atau jelek. 2. Wajah mengkomunikasikan berminat atau tak berminat pada orang lain atau lingkungan. 11 Admin Hdn.or.idmenulis latar belakang http:www.hdn.or.idindex.phpartikel2006menulis_latar_belakang dikutip pada hari Kamis, 30 September 2010 pukul 18.45 wib 3. Wajah mengkomunikasikan intesitas keterlibatan dalam suatu situasi. 4. Wajah mengkomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap pernyataannya sendiri. 5. Wajah barangkali mengkomunikasikan adanya atau kurangnya pengertian. Rakhmat, 2008: 289-290 b. Pesan gestural, menunjukkan gerakan sebagian anggota badan. Menurut Galloway dalam buku Jalaluddin Rakhmat, pesan gestural digunakan untuk mengungkapkan sebagai berikut : 1. Mendorong atau membatasi 2. Menyesuaikan atau mempertentangkan 3. Responsif atau tak responsif 4. Perasaan positif atau negatif 5. Memperhatikan atau tidak memperhatikan 6. Melancarkan atau tidak reseptif, 7. Menyetujui atau menolak. Rakhmat, 2008:290 c. Pesan postural, gerakan-gerakan dari keseluruhan anggota badan. Menurut Mehrebian menyebutkan tiga makna yang disampaikan melalui postur, yaitu : 1. Immediacy, merupakan ungkapan kesukaan atau ketidaksukaan terhadap individu yang lain. 2. Power, mengungkapkan status tinggi pada komunikator. 3. Responsiveness, pengungkapan bila bereaksi secara emosional pada lingkungan, secara positif dan negatif. Rakhmat, 2008: 290 2. Pesan artifaktual, pengungkapan-pengungkapan melalui penampilan dalam menunjukkan identitas diri. Menurut Kefgen dan Touchie - Specht 1971:10-11 dalam buku Jalaluddin Rakhmat, menyatakan : “Pada umumnya pakaian kita yang dipergunakan untuk menyampaikan identitas kita, untuk mengungkapkan kepada orang lain siapa kita “. Rakhmat, 2008:292 Pesan-pesan nonverbal diatas menjadi petunjuk makna yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikannya. Namun, pesan- pesan nonverbal tersebut tidak tersirat sendirinya melainkan perlu proses pengelolaan dalam penyampaian pesannya. Menurut Michael Kaye dalam buku Engkus Kuswarno, menyatakan : “Pengelolaan Komunikasi tiada lain adalah pengelolaan pesan melalui kesan makna yang disepakati bersama. Kuswarno, 2009:216 Melalui kesan-kesan yang timbul membentuk suatu persepsi baik buruknya suatu hal. Karena itu merupakan bagian dari pengelolaan pesan yang diciptakan oleh pelaku komunikasi. Dari kerangka pemikiran secara teoritis diatas, peneliti hanya mengambil beberapa dari bagian pesan-pesan nonverbal sebagai ranah pemikirian peneliti kedepannya serta subfokus-subfokus terpilih lainnya yang ikut dijadikan kerangka pemikiran dalam penelitian ini.

1.5.2 Kerangka Pemikiran Praktis