Kerangka Berfikir Hipotesis Penelitian

Pengertian menceritakan kembali juga diperkuat oleh pendapat dari Tina Koch 1998: 1182 dalam jurnalnya yang berjudul Telling Stories: Narrative Approaches in Qualitative Research menyatakan bahwa Story telling has been used for centuries as a powerful vehicle for communication. Kutipan jurnal tersebut menyatakan bahwa menceritakan kembali atau bercerita telah digunakan sejak lama sebagai alat komunikasi. Bertitik tolak dari pengertian bercerita maupun menceritakan, secara utuh pengertian menceritakan kembali teks legenda dapat disimpulkan sebagai kegiatan berkomunikasi untuk menuturkan cerita mengenai teks legenda kepada orang lain baik kepada individu, kelompok kecil, maupun kelompok besar. Sesuai dengan penelitian ini, pengertian menceritakan kembali difokuskan pada kegiatan menyampaikan ulang sebuah cerita secara lancar, runtut, lengkap dan jelas dari siswa sebagai pencerita kepada guru dan teman-temannya di dalam kelas dalam kegiatan belajar mengajar.

2.2. Kerangka Berfikir

Setiap orang percaya bahwa lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar seorang anak di sekolah, khususnya lingkungan teman sebaya. Oleh karena itu, kebiasaan seorang anak menggunakan bahasa Jawa dengan teman di sekolahnya juga akan mempengaruhi kegiatan belajar di sekolah khususnya dalam kegiatan menceritakan kembali teks legenda. Sebab, seorang anak yang terbiasa menggunakan bahasa Jawa secara continue bahkan ketika berkomunikasi dengan teman di sekolah maka akan semakin membantu kelancaran penggunaan bahasa Jawa ketika penilaian menceritakan kembali teks legenda. Penelitian ini didasari oleh adanya asumsi bahwa semakin anak terbiasa menggunakan bahasa Jawa maka akan semakin baik pula penguasaan bahasa Jawa. Sehingga dapat membantu kelancaran dalam kegiatan menceritakan kembali teks legenda. Sebagai gambaran penelitian ini, dibuat kerangka berpikir sebagai berikut. Gambar 1. Kerangka Berfikir Penggunaan bahaa Jawa dengan teman di sekolah Kebiasaan berbicara Aspek kebiasaaan berbicara Aspek kegiatan menceritakan kembali teks legenda Proses pembelajaran dan kegiatan menceritakan kembali teks legenda Hubungan kebiasaan menggunakan bahasa Jawa dengan teman terhadap kemampuan menceritakan kembali teks legenda

2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian terbagi menjadi dua, Hipotesis pertama H o adalah berupa asumsi “tidak adanya hubungan antara kebiasaan menggunakan bahasa Jawa dengan teman terhadap kemampuan menceritakan kembali teks legenda.” Hipotesis kedua H 1 yaitu berupa “adanya hubungan antar kebiasaan menggunakan bahasa Jawa dengan teman terhadap kemampuan menceritakan kembali teks legenda. 25

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk desain penelitian korelasi. Penelitian korelasi merupakan penelitian untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan beberapa variabel lain yang dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi dan keberartian signifikansi secara statistik. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa metode penelitian korelasi memiliki lebih dari satu variabel untuk dicari hubungannya, dua variabel yang terdapat dalam penelitian ini yaitu variabel bebas X dan vaiabel terikat Y. Variabel X dalam penelitian ini adalah kebiasaan menggunakan bahasa Jawa dengan teman, sedangkan variabel Y dalam penelitian ini adalah kemampuan menceritakan kembali teks legenda. Pola hubungan variabel bebas X dan variabel terikat Y dapat dilihat pada gambar berikut ini. Variabel Bebas X Variabel Terikat Y Gambar 2. Pola hubungan variabel x dan variabel y Kebiasaan menggunakan bahasa Jawa dengan teman Kemampuan menceritakan kembali teks legenda